Topics:
1. Insurance
2. Intellectual Property Rights
3. Introduction to Company Law
4. Fiction Theory apa anying
5. Competition DKK
6. Market Structure
7. Introduction to Banking Law
8. Persyaratan Formil Wesel, Cek, Surat Sanggup, Bilyet Giro
1. History of Insurance
2 types of economies:
a. non-monetary economy: barter and trade (without any standardized set of financial
instrument)
b. monetary economy: market (currencies and financial instrument)
Asuransi sebagai Lembaga Peralihan Tujuan diadakan asuransi secara umum adalah untuk
mengalihkan kemungkinan risiko yang diderita oleh tertanggung kepada penanggung dan
penanggung segera mengganti kerugian apabila terjadi peristiwa tidak pasti. Dalam asuransi
dikenal dengan risk transfer (pengalihan risiko).
asuransi diatur dalam Pasal 246 KUHD
5 Insurance Principle
a. Insurable interest
requiring the policy holder to possess an insurable interest in the property (at the time
the policy takes effect and at the time of losses). the person who possesses an
insurable interest in a property is the one who suffers a financial loss.
- a husband can insured his spouse with life insurance
- due to property insurance, you have to prove your ownership of a property to
claim the interest.
b. utmost good faith
the principle of good faith doesn't have to be proved! according to b.w, tiap orang
dianggap memiliki itikad baik.
c. Indemnity
The insurance company should give compensation to the party who suffers the loss
based on their polis and agreement. the amount of “claim” should be the same with
the money that has been promised. The insured receives only the amount that will
indemnify the actual loss, not an additional windfall above this amount.
d. subrogation
This doctrine enables an insurer that has paid an insured loss pursuant to a property
insurance policy to recoup the payment from the party responsible to the loss. This
principle prevents the insurer from obtaining 2 payments from different parties at the
same time. for ex: the insurer has to choose which insurance company will pay for his
losses.
e. proximate cause
“causa proxima non remota spectatur” means the insurer can recover the loss if its
proximate caused by something that has been agreed in the polis.
Pasal 255 KUHD menyatakan bahwa suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam
suatu akta yang dinamakan polis untuk mengatur pelaksanaan hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak yang timbul dari adanya perjanjian asuransi tersebut. Keharusan adanya
polis dalam perjanjian asuransi dapat disimpangi atau ditiadakan oleh Pasal 256-261 KUHD.
2 tipe polis:
1. konvensional: mengatur apa saja yang ditanggung
2. polis sistem semua resiko: terdiri atas bahaya apa yang tidak ditanggung, selebihnya
ditanggung
objek di poin ke 3 pasal 1320 bw tentang “memuat perjanjian terntentu” refers to objek
bahaya yang ditanggung asuransi
Dalam Pasal 249 KUHD, bahwa ada 3 hal yang dimana penanggung bebas dari tanggung
jawabnya, yaitu:
❖ Kerusakan atau kerugian diakibatkan oleh cacat barang itu sendiri.
❖ Barang busuk sendiri.
❖ Sifat umumnya pada barang tersebut.
Reasuransi adalah jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi lainnya. Secara umum,
reasuransi berarti mengasuransikan kembali apa yang telah diasuransikan oleh Tertanggung
kepada perusahaan reasuransi. tujuannya agar dapat membagi dampak ekonomi perusahaan
asuransi kepada perusahaan reasuransi.
Pemilik atau pemegang HKI akan memiliki hak eksklusif, yaitu hak yang hanya
diperuntukkan bagi pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak
tersebut tanpa izin dari pencipta. Jika seseorang menggunakan HKI orang lain tanpa izin,
maka yang bersangkutan akan terkena sanksi baik pidana ataupun perdata. Hak eksklusif ini
bersifat monopoli
product, etc.
- Design Tata Letak Sirkuit Terpadu / Integrated Chip (UU No. 32/2000) →
- Hak Cipta / Copyright (UU No. 28/2014) → music, movie, thesis, books, arts, etc.
Business Entity
PT adalah badan hukum yang lebih kuat, harus pembukuan bersih, daddy meskipun pemilik
PT, tetap digaji oleh PT tersebut dengan potongan pajak sekian persen.
1. PT harus didaftarkan dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan Ham
(Kemenkumham) sebagai badan hukum. TIDAK BOLEH NAMA PT SAMA.
2. pendirian PT juga minimal dua orang yang memiliki bagian saham, tetapi dibolehkan
salah satunya merupakan WNA. Apabila kedua pendiri adalah WNA, berarti
perusahaan itu disebut Perusahaan Milik Asing (PMA) sehingga harus mengikuti
aturan terkait PMA yang berlaku.
3. Hanya pemegang saham yang ditunjuk sebagai direksi lah yang berwenang mengurus
PT, lainnya tidak karena ada rapat jajaran direktur utama dengan pemegang saham
utama.
4. aset perusahaan ada pada saham yang terbagi dalam masing-masing pemilik saham
yang nantinya mendapat keuntungan berupa dividen. Maka, objek pajak dalam PT
adalah dividen.
5. Melakukan transaksi atas nama PT.
6. Memiliki nomor rekening atas nama PT.
7. Dapat berkedudukan sebagai penggugat atau tergugat di Pengadilan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota. Yayasan tidak bersifat profit oriented sehingga tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan, melainkan lebih merupakan sarana dan wahana untuk
melaksanakan kegiatan sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
UD / usaha dagang, daddy tetap membayar 0.5 persen dari hasil pendapatan. misalnya
setahun dapat 4.8 miliar, dipotong 0.5%.
CV/ Commanditaire Vennootschap (persekutuan komanditer) kalo gak bayar pajak, bisa
disita barang pribadi pemilik. keuntungannya: bisa ambil prive untuk kepentingan pribadi
tanpa dipotong pajak. CV wajib membayar 11% dari total pendapatan CV.
1. CV atas nama sendiri atau 2 orang dengan adanya sleeping investor.
2. CV hanya butuh didaftarkan pada Sistem Administrasi Badan Usaha Kemenkumham.
ada kemungkinan nama cv sama.
3. CV, kekayaan pribadi dihitung sebagai aset perusahaan yang juga menghasilkan
keuntungan. Maka dari itu, objek pajak dalam CV adalah laba usaha.
ada dua aliansi dalam bisnis CV yang merupakan sekutu aktif dan sekutu pasif, sekutu aktif
merupakan sekutu yang bertanggung jawab menjalankan bisnis.
UD/ Usaha Dagang: alone
based on article 1320 bw, the requirements of a valid contract should be consisted of
(accumulative)
1. both parties agreed to it
2. capability to conduct a contract
3. regulating a specific thing
4. halal
if point 1 and 2 are breached, the contract is voidable (dapat dibatalkan/ existed till the court
decision established) if point 3 and 4 are breached, the contract is void (batal demi hukum/
considered as never existed)????
Pasal 2 UU No. 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa pelaku usaha di Indonesia dalam
menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum. Asas ini merupakan
penjabaran Pasal 33 UUD 1945.
Adapun tujuan dari UU No. 5 Tahun 1999 sebagaimana diatur dalam Pasal 3 adalah untuk:
➢ Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
➢ Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha
yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama
bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil.
➢ Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
ditimbulkan oleh pelaku usaha.
➢ Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
General Definition/s:
- UU No. 5/1999 → Business Actor is referred to as “undertakings”
consumers and eliminate the competitor then sets a high price afterward to make
prices).
Market Structure:
1. Monopoly → When a single Undertaking takes control of the entire market,
dominating the whole market, and consumers only go to them to obtain that
3. Perfect Competition → Many Sellers and Many buyers and the product is
homogenous.
Anti-Competition:
- An example of anti-competitive conduct is market sharing done by only very limited
dominant businesses.
- Regulation on competition is purposed to protect consumers.
- There are Regulations and there is an authority to protect called as:
- KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)→ National Competition
Authority (NCA)
6. Further Anti-Competition
Oligopsony
Prohibited Conduct
1. Monopoly
2. Bid Rigging
Prinsip Perbankan
a. Prinsip Kepercayaan (Fiduciary Principle)
Diatur dalam Pasal 29 ayat (4) UU Perbankan. Kepercayaan menjadi hal yang fundamental
karena kepercayaan nasabah terhadap bank merupakan keyakinan bahwa bank dapat
melaksanakan pelayanan jasa di bidang keuangan yang baik bagi nasabah.
b. Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality Principle)
Diatur dalam Pasal 40 sampai Pasal 47A UU Perbankan. Bank wajib merahasiakan segala
keterangan nasabah yang berhubungan dengan penyimpanan dan simpanannya, kecuali
ditentukan lain dalam UU, seperti pajak, utang piutang bank, kepentingan pengadilan, dsb.
c. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle) Diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) UU
Perbankan.
Bank harus bersikap hati-hati dalam melaksanakan kegiatannya sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat agar keuangan bank selalu dalam keadaan sehat dan bank dapat
melaksanakan kegiatannya dengan baik serta dapat mematuhi peraturan perundang-undangan
terkait.
d. Prinsip Mengenal Nasabah (Know How Customer Principle) Diatur dalam Peraturan BI
No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Diterapkan oleh bank
untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, mengidentifikasi transaksi nasabah, dan
melaporkan setiap transaksi yang dianggap mencurigakan.
Nasabah/ client /customer:
1. kreditor
Nasabah yang menyimpan dana atau nasabah deposan
Analisa 5 C (The Five C’s of Credit) adalah sebagai berikut:
1. Watak (Character)
Menganalisis dari segi kepribadian atau karakter nasabah calon
peminjam/debitur.
2. Kemampuan (Capacity)
Menilai kemampuan nasabah calon debitur dalam mengelola usaha yang
dimilikinya (lebih ditekankan pada kemampuan manajerial nasabah calon
debitur).
3. Modal (Capital)
Kemampuan terkait kondisi aset dan kekayaan atau aset investasi lainnya yang
dimiliki oleh nasabah calon debitur.
4. Agunan (Collateral)
Satu-satunya unsur jaminan yang memiliki nilai ekonomis secara langsung
sebab ketika debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam
mengembalikan pinjaman, maka pihak bank dapat menyita aset yang telah
dijaminkan.
5. Prospek Usaha (Condition)
Analisis terhadap faktor di luar diri nasabah calon debitur.
2. debitor
Nasabah yang meminjam dana dari bank
Supervisor of Commercial Bank in Indonesia : OJK and BI
BIS / bank for international settlement: international bank supervisor to banks around the
world.
Prudence principle: The prudence of bank operational business by referring to central bank
regulations and bank internal regulations.
the nature of banking: the collection of money by receiving deposits upon loan, repayable, …
gak lengkap hehe
8. SURAT BERHARGA
Pasal 1 angka 11 UU No. 10 Tahun 1998, Surat Berharga adalah surat pengakuan utang,
wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau
suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal
dan pasar uang
persyaratan formil bilyet giro (surat keputusan direksi bank indonesia no. 28/32/kep/dir.
tahun 1995
should consist:
- nama dan nomor bilyet giro
- nama tertarik
- perintah tanpa syarat pemindahbukuan
- nama dan nomor rekening pemegang
- nama bank penerima
- jumlah dana yang dipindahbukukan
- tempat dan tanggal penarikan
- tanda tangan penarik
peralihan dan peminjaman
peralihan surat berharga sesuai dengan klausula yg ada, yakni:
a. atas pengganti (aan order)= dilakukan dengan endosemen /ps 110-119 kuhd. endosemen
harus tanpa syarat
bentuk endosemen:
-Untuk saya kepada Tuan Amir atau pengganti
( tanda tangan Hasan)
-Kepada Tuan Ahmad atau pengganti ( tanda tangan Umar)
-Bayarlah kepada Bank BNI 46 Unair atau pengganti (tanda tangan Direktur)
macam-macam endosemen:
1.Endosemen biasa= Yang paling umum terjadi.
Dimuat nama endorsi dan endosan, serta tanda tangan endosan.
Endosemen ini melegitimasi endorsi sebagai orang yang berhak penuh atas tagihan, dan
sebagai pemegang yang sah
2.Endosemen blanko= Menurut pasal 112 ayat 2 KUHD, endosemen bisa diselenggarakan
tanpa menyebutkan nama nama orang yang menerima peralihan (endorsi) atau dengan tanda
tangan endosan saja. pasal 113 (2)
-Mengisi blanko itu baik dengan namanya sendiri, maupun dengan nama orang lain.
-Mengendosemenkan surat wesel itu lagi dalam blanko kepada orang lain.
-Menyerahkan surat wesel itu kepada orang ketiga tanpa mengisi blanko tadi dan tidak
mengendosemenkan pulan.
3.Endosemen incasso= Menurut Pasal 117 ayat 1 KUHD, apabila dalam endosemen itu
dimuat kata-kata “harga untuk ditagih” atau kata “incasso” atau “dalam pemberian kuasa”
atau kata-kata lain yang berarti memberi perintah untuk menagih semata mata, maka
pemegang dapat melaksanakan semua hak yang timbul dari surat wesel, tetapi ia tidak boleh
mengendosemenkan kepada orang lain, kecuali dengan cara memberi kuasa. Dalam
endosemen incasso, pemegang surat wesel itu hanya berposisi sebagai penerima kuasa untuk
menagih sejumlah uang atas nama endosan.
4.Endosemen jaminan= Menurut pasal 118 ayat 1 KUHD, apabila dalam sendosemen itu
dimuatkan kata-kata “harga untuk jaminan” atau “harga sebagai gadai” atau kata-kata lain
yang artinya memberi jaminan gadai, maka pemegang dapat melaksanakan segala haknya
yang timbul dari surat wesel, tetapi setiap endosemen yang dilakukannya hanya berlaku
sebagai endosemen pemberian kuasa belaka.
pasal 180 kuhd =Setiap surat cek harus diterbitkan seorang bankir yang mempunyai dana
dibawah pengawasannya guna kepentingan penerbit, dana mana menurut perjanjian, tegas
atau diam-diam, penerbit berhak menggunakannya dengan menerbitkan cek. Dalam pada itu,
apabila ketentuan-ketentuan tersebut tidak diindahkan, alas hak itupun selaku surat cek tetap
berlaku juga.
b. atas tunjuk (an toonder), tidak mencantumkan nama yang berhak atas surat berharga itu
sendiri sehingga mudah dipindahtangankan.
cek bisa diterbitkan kapan saja dan jika tidak ada duitnya berarti bukan berarti tidak sah,
melainkan tetap sah tapi pencairannya tunggu ada duit.