Anda di halaman 1dari 2

10:01

BANGIL, "DAERAH EMAS" BAGI BELANDA

(serial tulisan ttg Kantjil Mas & Bangil ~02)

Ngomongin Bangil tempo doeloe berarti ngomong Bangil yang bukan sebesar kecamatan seperti
sekarang ini. Karena Bangil menjadi kota yang mempunyai balai kantor wedana (kawedanan) yang
sekarang jadi toko2 dan toilet umum. (sayang ya...). dan bahkan admin menemukan artikel dan foto
RSUD Kab. Bangil yang wilayahnya sampai Lawang.

Jaman cilik dulu, kita bisa temukan plang nama sebuah sekolah atau kalender sekolah yang dibagian
advertisingnya bertulis seperti ini : SMP Yaspai - Jl. Gondanglegi Gempol - Bangil.

atau orang2 tua yang mengenalkan diri ketika merantau jauh di luar kota, selalu mengaku orang bangil.

ketika ditanya : "Bangil mana pak? saya juga asli bangil"

yang ditanya : "bangil, gununggangsir"

begitu juga orang2 di kecamatan yang domisilinya di sekitar Bangil.

itu sama dengan anak muda Bangil di jaman sekarang kalo ditanya di luar kabupaten, akan mengatakan
dari kab. pasuruan. ketika ditanya detailnya : barulah menyebut Bangil. yakni bangil sebagai kecamatan.

Saat menemani mas ghozali, seniman yogya yang bermaksud menelusuri sejarah kantjil mas tempo
doeloe itu, admin bilang : "kalo njenengan mau tau kantjil mas, tentu harus tau bangil-nya juga".

"iya tentu saja"

dan ketika admin ajak ke lumpang bolong untuk menemui salah satu nara sumber, admin ceritakan
daerah tersebut bernama lumpang bolong, di dulu di pertigaan kampung ada gambar dan juga ALAT
LUMPANG DAN ALU-NYA.

lalu beliau "nyandak" :

" ini berarti daerah sini adalah daerah subur, mas" katanya.
lalu, admin cerita juga tentang brosur LOKER jaman Belanda yang mencari tenaga untuk jadi centeng,
dimana selain digaji gulden juga diberikan Beras Putih Bangil di setiap bulannya sebagai tunjangan.

Padahal centeng yang nanti diterima, akan dipekerjakan di daerah Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera
Batam, Soerabaja, Djakarta en Riaoeeiland.

yang artinya Beras Putih Bangil di jaman itu distribusinya sudah sampai jauh ke luar pulau.

Bahkan mas ghozali juga sudah menelusuri tentang Candi Gununggangsir. (yang jaman itu tentu
Gununggangsir masuk wilayah Bangil).

Katanya : "dengan menggunakan batu bata merah, artinya peradaban sudah demikian maju. karena
batu sudah dibuat. berupa batu bata merah. sedang di tempat lain (di jawa tengah), orang membuat
candi dengan menggunakan batu alam yang ada yang "cuman" dibentuk sedemikian rupa dan ditata.

bahkan di puncak candi gunung gangsir itu ada lambang KALPATARU-nya yang menandakan di daerah
tersebut adalah daerah yang subur, loh jinawi.

konon, di puncak candi tersimpan juga emas dan batu mulia, yang oleh pemerintah jepang diambil lalu
dijadikan ongkos perang bagi tentaranya.

Diantara tanda-tanda lain, bisa ditemukan dengan adanya tatanan kota di sekitar alun-alun. ada
pengadilan, ada rumah tahanan, kantor pos, stasiun kereta api percabangan, masjid jami' dan lain-lain.

adanya rumah tahanan dan pengadilan menandakan sudah ada peradaban yang mana masyarakat
warga kota bisa jadi berselisih hukum dan harus diselesaikan di pengadilan.

padahal jarak bangil (sekarang ini) tidak jauh dari pasuruan yang juga mempunyai alun2 dan tanda2 kota
besar.

alhasil, Bangil mempunyai arti tersendiri bagi pemerintahan belanda di masa itu, sampai-sampai beras
putih dari bangil dipakai sebagai bahan pokok yang berharga sebagai tunjangan bagi pegawai-
pegawainya.

(bersambung)

Anda mungkin juga menyukai