Bab Ii
Bab Ii
id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) yang menjelaskan mengenai gejala-gejala alam yang bersifat fisik yang
dapat dipelajari melalui pengamatan, eksperimen, serta teori (Kurniawan, H.
E., 2011: 27).
Kurniawan, E. S. (2011) menyatakan bahwa supaya pembelajaran
Fisika lebih bermakna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran Fisika, yaitu :
(1). Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus, konsep,
atau prinsip dalam Fisika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa
melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. (2). Dalam setiap
pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasaan materi
prasyarat yang diperlukan. (3). Pendekatan pemecahan masalah
merupakan fokus dalam pembelajaran Fisika, yang mencakup masalah
tertutup (mempunyai solusi tunggal), dan masalah terbuka (masalah
dengan berbagai cara penyelesain) (hlm. 110-11).
2. Pendekatan PAILKEM
PAILKEM merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik. PAILKEM bukan merupakan
commit to user
tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
3. Pembelajaran a. Konkret
Berbasis b. Memanfaatkan hal – hal yang ada di lingkungannya
Lingkungan menjadi sumber belajar
c. Memungkinkan siswa untuk berimajinasi
11
12
13
berbasis cetak, (2). bahan ajar yang berbasis teknologi, (3). bahan ajar yang
digunakan untuk praktik atau proyek, dan (4) bahan ajar yang dibutuhkan
untuk keperluan interaksi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan
jarak jauh), misalnya telepon (2011: 40-43).
Bahan ajar sekolah merupakan sarana untuk mengkomunikasikan
ilmu pengetahuan, berarti bahan ajar yang digunakan di sekolah baik
oleh guru maupun siswa harus jelas, lengkap, akurat, dan dapat
mengkomunikasikan informasi, konsep, serta pengetahuan
proseduralnya. Dengan demikian setiap bahan ajar harus memiliki
standar yang sesuai dengan tujuan dari buku pelajaran tersebut, yaitu
sesuai dengan jenjang pendidikan, psikologi perkembangan siswa,
kebutuhan dan tuntutan kurikulum, serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Ariyanti, 2011: 22).
14
15
16
Buku teks sendiri terbagi menjadi dua, yaitu buku teks utama dan
commit to user
buku teks pelengkap. Buku teks utama berisikan bahan-bahan pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
suatu bidang studi yang digunakan sebagai buku pokok untuk peserta didik
dan pendidik sendiri. Sedangkan buku teks pelengkap merupakan buku yang
sifatnya membantu atau merupakan tambahan bagi buku teks utama
(Prastowo, 2011: 168).
Keberadaan buku teks merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran dalam suatu instansi pendidikan. Hal ini
dibuktikan dengan pemakaian buku teks pelajaran di setiap instansi
pendidikan mulai dari jenjang paling rendah hingga jenjang paling tinggi.
Fungsi, tujuan dan kegunaan dari penggunaan buku teks sendiri
menurut Nasution (1997) di antaranya :
(1). Fungsi Buku Teks Pelajaran.
Beberapa fungsi buku teks diantaranya: (a) sebagai bahan
referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik, (b) sebagai bahan
evaluasi, (c) sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan
kurikulum, (d) sebagai salah satu penentu metode atau teknik
pengajaran yang akan digunakan pendidik, dan (e) sebagai sarana
untuk peningkatan karier dan jabatan.
(2). Tujuan Buku Teks Pelajaran
Tujuan buku teks sendiri diantaranya: (a) memudahkan pendidik
dalam menyampaikan materi, (b) memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari
pelajaran baru, dan (c) menyediakan materi pembelajaran yang
menarik bagi peserta didik.
(3). Kegunaan Buku Teks Pelajaran
Beberapa kegunaan dari buku teks diantaranya: (a) membantu
pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun
berdasarkan kurikulum yang berlaku, (b) menjadi pegangan guru
dalam menentukan metode pengajaran, (c) memberi kesempatan
bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari
pelajaran baru, (d) memberikan pengetahuan bagi peserta didik
maupun pendidik, (e) menjadi penambah nilai angka kredit untuk
mempermudah kenaikan pangkat dan golongan bagi pendidik,
serta (f) menjadi sumber penghasilan, jika diterbitkan. (Prastowo,
2011: 169-170)
18
(2). Penyusunan buku teks pelajaran memiliki dua misi utama, yaitu
optimalisasi pengembangan pengetahuan deklarasi dan
prosedural, serta pengetahuan tersebut harus menjadi target utama
dari buku pelajaran yang digunakan di sekolah.
(3). Buku teks pelajaran dikembangkan oleh penulis dan penerbit
buku tertentu sesuai dengan ketentuan Departemen Pendidikan
Nasional. Ketentuan tersebut diantaranya: (a) buku pelajaran
harus mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang
berlaku, (b) berorientasi pada keterampilan proses dengan
menggunakan pendekatan kontekstual, teknologi masyarakat,
serta demmonstrasi dan ekperimen, serta (c) memberikan
gambaran secara jelas tentang keterpaduan atau keterkaitan
dengan disiplin ilmu lainnya.
(4). Buku teks memiliki beberapa keuntungan bagi pendidik dan
peserta didik, seperti diungkapkan sebelumnya.
19
20
21
22
23
24
e- e- e-
+ I + I + I
e- e- e-
+ I + I + I
(a)
Peralatan
listrik
Arus listrik
Aliran
(I)
elektron
+-
(b)
Gambar 2.1. (a) Arah Arus Listrik (I) dari Potensial Tinggi ke
Potensial Rendah, sedangkan Aliran Elektron
(Muatan Negatif) dari Potensial Rendah ke Potensial
Tinggi. (b) Arus Listrik dalam Rangkaian Tertutup.
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus
listrik (I) adalah
dengan :
commit to user
I = kuat arus listrik (ampere atau A)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
dengan :
V = beda potensial listrik (volt atau V)
W = energi listrik (joule atau J)
Q commit atau
= muatan listrik (coulomb to user
C)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
3) Hukum Ohm
Hukum Ohm ditemukan oleh George Simon Ohm (1826) yang
dinyatakan sebagai berikut : “Besar kuat arus listrik yang mengalir dalam
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung
penghantar, jika suhu penghantar tetap”
Perbandingan antara beda potensial (V) dengan kuat arus listrik (I)
adalah tetap dan dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan
satuan ohm (). Secara umum, Hukum Ohm dirumuskan sebagai :
dengan
V = beda potensial atau tegangan (volt atau V)
I = kuat arus listrik (ampere atau A)
R = hambatan listrik (ohm atau )
4) Hambatan Suatu Penghantar
Besarnya hambatan listrik suatu penghantar bergantung pada : hambatan
jenis kawat (), panjang kawat (ℓ) dan luas penampang kawat (A). secara
matematis hubungan tersebut dapat ditulis :
ℓ
dengan :
R = hambatan listrik (ohm atau )
= hambatan jenis kawat (ohm-meter atau m)
ℓ = panjang kawat (meter atau m)
A = luas penampang kawat (m2)
27
dengan :
= hambatan jenis kawat pada suhu T oC (ohm-meter atau m)
0 = hambatan jenis kawat pada suhu T0 oC (ohm-meter atau m)
= koefisien suhu (oC-1)
T = suhu akhir (oC)
T0 = suhu awal (oC)
T = perubahan suhu (oC)
5) Rangkaian Hambatan Listrik
a) Rangkaian Hambatan Seri
, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
atau
6) Jembatan Wheatstone
Rangkaian jembatan Wheatstone digunakan untuk menyederhanakan
susunan hambatan yang semula tidak dapat disederhanakan secara seri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
R1 R4
R1 R4
R5
R5
R2 R3 R2 R3
(a) (b)
R1
R2 R5 R4
R3
(c)
Gambar 2.4. Susunan Hambatan Jembatan Wheatstone
Cara menentukan hambatan pengganti dan susunan hambatan
jembatan Wheatstone adalah sebagai berikut :
(a) Jika perkalian silang atara R1 dan R3 sama dengan R2 dan R4 (R1 R3 =
R2 R4), maka hambatan yang di tengah (R5) tidak berfungsi. Jadi
rangkaiannya menjadi lebih sederhana, seperti terlihat pada Gambar
2.5.
R1 R4
R2 R3
30
(b) Jika perkalian silang atara R1 dan R3 tidak sama dengan R2 dan R4 (R1
R3 R2 R4), maka hambatan-hambatan itu harus diganti dengan
hambatan baru, sehingga susunan hambatannya menjadi seperti
Gambar 2.6.
R4
R1
Rb
Ra R5
Rc
R2 R3
(a)
R4
Rb
Ra
Rc R3
(b)
Gambar 2.6. Penyederhanaan Gambar 2.5. Jika R1 R3 R2 R4
R1, R2, dan R5 diganti dengan Ra, Rb, dan Rc, sehingga susunan
hambatan tersebut seperti Gambar 2.6. (b). Dengan besar Ra, Rb, dan
Rc masing – masing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
7) Hukum Kirchoff
a) Hukum I Kirchoff
b) Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff berkaitan dengan rangkaian listrik tertutup yang
menyatakan bahwa : “jumlah beda potensial pada semua elemen di
sekeliling loop rangkaian tertutup sama dengan nol”. Secara
matematis Hukum II Kirchoff dapat dituliskan :
32
suatu sumber tegangan setelah dialiri arus. Hubungan antara GGL dan
tegangan jepit adalah:
dengan :
Vjepit = tegangan jepit (volt atau V)
= Gaya Gerak Listrik atau GGL (volt atau V)
I = kuat arus listrik (ampere atau A)
r = hambatan dalam sumber (ohm atau )
9) Energi dan Daya Listrik
Besar energi listrik sama dengan usaha yang dilakukan sumber tegangan
untuk memindahkan muatan q selama waktu t akibat beda potensial V.
Besar energi listrik dapat dinyatakan sebagai :
dengan :
W = energi listrik (joule atau J)
V = tegangan listrik (volt atau V)
I = kuat arus listrik (ampere atau A)
R = hambatan (ohm atau )
t = waktu (sekon atau s)
Sedangkan daya listrik adalah energi listrik yang dilepaskan muatan
listrik tiap satuan waktu. Secara matematis daya listrik (P) dapat
dituliskan sebagai :
dengan :
commit
P = daya listrik (joule/detik to user
= watt)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
(a) (b)
Gambar 2.8. (a) Pemasangan Amperemeter Secara Seri, (b)
PemasanganVoltmeter secara Pararel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
35
36
pokok bahasan yaitu mengenai alat ukur listrik dan besarannya di tiga sekolah
yaitu SMA Negeri 1 Kraksaan, SMA Negeri 1 Paiton, dan SMA Negeri 1
Gending. Uji kelayakan dilakukan oleh tiga guru Fisika dari sekolah tersebut.
Uji keterbacaan dilakukan oleh 83 siswa kelas X SMA, yaitu 30 siswa SMA
Negeri 1 Kraksaan, 18 siswa SMA Negeri 1 Paiton, dan 35 Siswa SMAN 1
Gending.
Hasil validasi ini bahan ajar untuk siswa dan untuk guru menunjukkan
bahan ajar berbasis STM sebesar 95.72 % dan 96.29 % pada criteria penilaian
valid. Hasil uji kelayakan bahan ajar untuk siswa dinilai sangat layak dengan
rata-rata kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian secara berturut-turut sebesar
3.40; 3.81; dan 3.48. Bahan ajar untuk guru dinilaisangat layak dengan
kelayakan ini sebesar 3.84, kelayakan bahasa sebesar 3.67, dan kelayakan
penyajian sebesar 3.81. Hasil uji keterbacaan siswa adalah sangat layak dengan
nilai rata-rata 3.42.
4. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Sukarmin & Asrofiyah (2012)
dengan judul “The Development of Billingual Interactive e-book with
Contextual Teaching and Learning Oriented in Electrolysis Sub Tropic”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan E-Book berdasarkan
penilaian guru yang meliputi kelayakan kesesuaian dengan komponen CTL,
materi, penyajian ilustrasi, dan bahasa. Metode penelitian ini menggunakan
metode Research and Development (R & D) dan pada tahap pengembangan
menggunakan 4D (define, design, develop disseminate) namun hanya terbatas
pada tahap develop. Instrument yang digunakan adalah lembar telaah dan
lembar validasi. Telaah dilakukan oleh 3 dosen kimia dan 1 guru kimia.
Validasi dari 3 guru kimia terhadap e-book yang dikembangkan memperoleh
prosentase 81,58 % termasuk kategori sangat layak.
5. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Sanjaya & Wirawan (2012)
yang berjudul “The Development of International Standard Curriculum
Interactive Chemistry E-Book On Acids, Bases and Salts Topic at Grade VII of
SMP”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan e-book kimia
commitbertaraf
interaktif mengacu pada kurikulum to user international pada materi asam,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
C. Kerangka Berfikir
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang memadukan kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Berdasarkan kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran di dalam kelas
dilaksanakan dengan pendekatan Scientific Approach (Observing, Questioning,
Experimenting, Associating, Networking). Guru bertugas merancang kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, dan buku ajar yang digunakan sudah disediakan oleh
pemerintah dan guru bertugas mengembangkan konten yang ada di dalam buku
yang sudah disediakan dengan disesuaikan dengan kondisi setiap wilayah.
Faktanya, buku ajar yang digunakan belum mengalami perubahan dan masih
menggunakan buku yang diterbitkan oleh penerbit lama, meskipun sudah berlabel
kurikulum 2013. Selain itu, kemampuan siswa dalam memahami konsep Fisika
masih kurang, salah satunya pada materi pokok Listrik Dinamis.
Strategi PAILKEM bertujuan untuk pengorganisasian materi
pembelajaran, menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan
mengelola pembelajaran di dalam kelas dan sesuai dengan pendekatan Scientific
Approach. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan buku ajar dengan
pendekatan PAILKEM (Pemebelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Efektif,
Menarik).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Kurikulum 13
Fakta di Lingkungan
Peneliti
Sesuai dengan
Kajian Strategi
pendekatan
Teoritis PAILKEM
Scientific Approach
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan
pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan bahan ajar Fisika SMK
kelas XI materi pokok Listrik Dinamis yang berupa buku ajar dengan pendekatan
PAILKEM yakni: apakah bahan ajar Fisika SMK kelas XI materi pokok Listrik
Dinamis yang dikembangkan memenuhi kriteria baik pada aspek materi, bahasa
dan gambar, penyajian, dan kegrafisan?
commit to user