Anda di halaman 1dari 16

AA

MAKALAH
AKTUALISASI NILAI PANCASILA DALAM MASYARAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PPKn

Dosen pengampu:
Wilza Febrizal, M.Pd.

Disusun Oleh:
Salsabilla (202322027)
Yudha Dwi Alfiansyah (202322023)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah alhamdulillahirabbil’alamin wabihi nasta’in umuriddunya


waddin. wassholatuwassala mu’ala asyrofil’anbiya iwalmursalin ,wa’ala aalihi
washahbihi ajma’in. puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan inayah nya kepada kita semua. Sehingga kita biasa dapat
menyelasaikan Makalah dengan baik. shalawat dan salam marilah kita hadiah kan
kepada junjungan kita baginda Nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di yaumul akhir kelak. Terimakasih kasih ucapkan kepada dosen
pengampuh Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang telah
membimbing dan memberikan kami arahan baik secara moral maupun materi ini.
Saya sangat berharap adanya makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan pelajaran kepada kita semua mengenai Pendidikan Pancasila dan
Kewargaanegaraan agar dapat memberikan pemahaman secara integral dan nilai
nilai yang terkandung di dalamnya.
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Kami yakin ,dalam pembuatan makalah ini sangat
banyak kekurangan yang kami dapatkan. Saran dan kritik dari pendengar sangat
kami butuhkan untuk memperbaiki makalah kami ini.

Lhokseumawe, 3 september 2023

penulis
AA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................ 1
B. RUMUSAN MAKALAH...................................................................
C. TUJUAN MAKALAH.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. PENGERTIAN AKTUALISASI........................................................ 3
B. NILAI-NILAI PANCASILA DIDALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT................................................................................ 5
BAB III PENUTUP...................................................................................... 7
A. KESIMPULAN................................................................................... 7
B. SARAN.............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9
AA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan dan
hasil musyawarah politik para founding fathers ketika negara Indonesia
terlahir dan didirikan.
Terdapat beberapa aspek didalam aktualisasi Pancasila
1. Keharusan moral
2. Subjektif
3. ketaatan moral
4. kesadaran moral
5. internalisasi nilai –nilai moral Pancasila
6. proses pembentukan kepribadian Pancasila, dan
7. implementasi nilai-nilai Pancasila.

Pancasila sering mengalami berbagai defiasi dalam aktualisasi nilai-nilai


nya . defiasi tersebut berupa penambahan , pengurangan dan penyimpangan
dari makna yang seharusnya, dan seiring dengan itu sering pula terjadi upaya
penurusan dan penegasan kembalipancasila.
Sering digolongkan kedalam idealogi tengah diantara dua idealogi besar
dunia yang paling berpengaruh . Pancasila bukan paham komunisme dan
bukan paham kapitalisme . Pancasila tidak paham individualisme dan tidak
paham kolektifvisme . bahkan bukan paham prokrasiteokrasi dan bukan
paham sekuler
Sejak November 1945 sampai sebelum dekrib presiden 5 juli 1959
pemerintah Indonesia mengubah arah politik dengan sistem demokrasi liberal .
Kekuatan politik di Indonesia yang berhaluan kiri ( PKI) hal ini tampak
pada kebijaksaan pemerintah yang anti terhadap barat ( KAPITALISME) dan
pro kekiri dengan dengan dibuatnya poros Jakarta speking dan Jakarta
piongyang . puncaknya adalah peristiwa pemberontakan gerakan 320
Semtember 1965.

B. RUMUSAN MAKALAH
1. Bagaimana Anda melihat pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai
Pancasila saat ini?
2. Bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat?
3. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan negara
mencerminkan nilai-nilai Pancasila, terutama nilai persatuan dan
kerakyatan?

C. TUJUAN MAKALAH
Menciptakan Pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila
bervariasi. Beberapa orang memiliki pemahaman yang kuat, sementara yang lain
mungkin kurang memahaminya secara mendalam. Ini bisa dipengaruhi oleh faktor
pendidikan, lingkungan, dan pengalaman pribadi, Nilai-nilai Pancasila tercermin
dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Contohnya,
nilai persatuan dan kerakyatan tercermin dalam kerja sama antarwarga dalam
berbagai kegiatan sosial dan gotong-royong.
Nilai keadilan sosial tercermin dalam upaya pemerintah untuk
menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial bagi seluruh
rakyat.dan juga Partisipasi masyarakat dalam pembangunan negara mencerminkan
nilai-nilai Pancasila dengan menekankan pentingnya kerjasama, musyawarah, dan
kesetaraan. Nilai persatuan tercermin dalam berbagai inisiatif bersama untuk
memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama. Sementara nilai kerakyatan
menggarisbawahi bahwa kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah
seharusnya berdasarkan musyawarah dengan rakyat
AA

BAB II
PEMBAHASAN

A. AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MASYARAKAT


Aktualisasi Pancasila merupakan perilaku atau pergaulan dalam kehidupan
sehari-hari dengan syarat harus di terapkan dan diamalkan sesuai dengan
perkembangan zaman. Contohnya saling tolong menolong, saling
menghormati, dan selalu menjaga sopan santun.
Alfred North White (1864-1947), tokoh utama filsafat proses,bahwa
semua realitas dalam alam mengalami proses atau perubahan , yaitu
kemajuan , kreatif, dan baru. Realitas itu dinamik dan suatu proses yang terus
menerus “menjadi “,walaupun unsur permanensi realitas dan identitas diri
dalam perubahan tidak boleh diabaikan sifat alamiah itu dapat pula dikenakan
pada dialogi pancasial sebagai suatu realitas (pengada).
Moerdiono (1995-1996) menunjukkan adanya 3 tataran nilai dalam
ideology Pancasila. 3 tataran nilai itu adalah :
1. nilai dasar, yaitu suatu nilai yang bersifat abstrak dan tetap, yang terlepas
dari pengaruh perubahan waktu.Nilai dasar merupakan prinsip, yang
bersifat abstrak, bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat,
dengan kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma.
2. nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai
instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar tersebut, yang
merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi
tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan bahkan harus disesuaikan dengan
tuntutan zaman.
3. nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari,
berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai
Pancasila. Nilai praksis terdapat pada demikian banyak wujud penerapan
nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh
cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan
sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi,
oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara
perseorangan. Dari segi kandungan nilainya, nilai praksis merupakan
gelanggang pertarungan antara idealisme dan realitas.

Driyarkara menjelaskan proses pelaksanaan ideologi Pancasila, dengan


gambaran gerak transformasi Pancasila formal sebagai kategori tematis
(berupa konsep, teori) menjadi kategori imperatif (berupa norma-norma) dan
kategori operatif (berupa praktik hidup). Proses tranformasi berjalan tanpa
masalah apabila tidak terjadi deviasi atau penyimpangan, yang berupa
pengurangan, penambahan,dan penggantian (dalam Suwarno, (1993: 110-
111).
Masalah aktualisasi nilai-nilai dasar ideologi Pancasila ke dalam
kehidupan praksis kemasyarakatan dan kenegaraan bukanlah masalah yang
sederhana. Soedjati Djiwandono (1995: 2-3) mensinyalir, bahwa masih
terdapat beberapa kekeliruan yang mendasar dalam cara orang memahami dan
menghayati Negara Pancasila dalam berbagai seginya.
Aktualisasi nilai Pancasila dituntut selalu mengalami pembaharuan.
Hakikat pembaharuan adalah perbaikan dari dalam dan melalui sistem yang
ada. Atau dengan kata lain, pembaharuan mengandaikan adanya dinamika
internal dalam diri Pancasila. Mengunakan pendekatan teori Aristoteles,
bahwa di dalam diri Pancasila sebagai pengada (realitas) mengandung potensi,
yaitu dasar kemungkinan (dynamik). Potensi dalam pengertian ini adalah
kemampuan real subjek (dalam hal ini Pancasila) untuk dapat berubah.
Untuk melihat transformasi Pancasila menjadi norma hidup sehari-hari
dalam bernegara orang harus menganalisis pasal-pasal penuangan sila ke-4
AA

yang berkaitan dengan negara, yang meliputi; wilayah, warganegara, dan


pemerintahan yang berdaulat. Selanjutnya, untuk memahami transformasi
Pancasila dalam kehidupan berbangsa, orang harus menganalisis pasal-pasal
penuangan sila ke-3 yang berkaitan dengan bangsa Indonesia, yang meliputi;
faktor-faktor integratif dan upaya untuk menciptakan persatuan Indonesia.
Sedangkan untuk memahami transformasi Pancasila dalam kehidupan
1
bermasyarakat, orang harus menganalisis pasal-pasal penuangan sila ke-1, ke-
2, dan ke-5 yang berkaitan dengan hidup keagamaan, kemanusiaan dan sosial
ekonomis (Suwarno, 1993: 126).

Dalam aktualisasi Pancasila penjabaran nilai Pancasila dalam bentuk


norma dijumpai dalam bentuk norma hukum kenegaraan dan norma- norma
moral kemudian aktualisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga
negara dalam masyarakat berbangsa dan bernegara serta seluruh aspek
penyelenggaraan negara. Nilai Pancasila terletak pada bangsa Indonesia itu
sendiri pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa :

Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri sehingga bangsa


Indonesia sebagai kuasa materialis nilai tersebut sebagai hasil pemikiran
penilaian kritis serta hasil refleksi fisiologis bangsa Indonesia.

Nilai Pancasila merupakan filsafat atau pandangan hidup bangsa


Indonesia sehingga jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

1
Bakker, Anton.1992. Ontologi atau Metafisika Umum. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Di dalam nilai Pancasila terkandung 7 nilai kerohanian yaitu nilai
kebenaran keadilan, kebaikan, kebijaksanaan etis, estetis dan nilai religius
dengan Budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian
bangsa menurut darmodiharjo tahun 1996.

B. PENERAPAN NILAI – NILAI PANCASILA DI KEHIDUPAN


MASYARAKAT
Ketuhanan Yang Maha Esa: Masyarakat Indonesia memiliki kebebasan
beragama dan berkeyakinan. Aktualisasi nilai ini tercermin dalam berbagai
agama dan kepercayaan yang dihormati dan dianut oleh masyarakat Indonesia.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Nilai ini tercermin dalam sikap
dan perilaku masyarakat yang menghormati hak asasi manusia, menjunjung
tinggi toleransi, dan berusaha menciptakan lingkungan yang adil dan beradab.

Persatuan Indonesia: Walaupun Indonesia memiliki keragaman suku,


budaya, dan bahasa, masyarakat Indonesia telah berhasil memelihara
persatuan dan kesatuan. Aktualisasi nilai ini tercermin dalam semangat gotong
royong, kebersamaan, dan solidaritas antarwarga.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan: Nilai ini tercermin dalam proses demokrasi di
Indonesia, di mana rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka
melalui pemilihan umum dan partisipasi dalam proses pengambilan
keputusan.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat: Aktualisasi nilai ini tercermin


dalam upaya pemerintah untuk mengurangi kesenjangan sosial, memberikan
AA

akses pendidikan dan kesehatan yang layak, serta melindungi hak-hak sosial
ekonomi rakyat.2

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia adalah


suatu proses yang terus menerus. Dengan kesadaran akan nilai-nilai ini, serta
upaya penguatan melalui pendidikan, komunikasi, dan partisipasi masyarakat,
Indonesia dapat terus membangun negara yang adil, makmur, dan
berkepribadian sesuai dengan cita-cita Pancasila. Nilai-nilai ini tetap relevan
dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan politik yang ada di masa
depan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka dapat


disimpulkan saran bahwasannya Kepada anggota pemuda Pancasila
disarankan untuk lebih meningkatkan kesadaran akan menerapkan nilai-nilai
Pancasila agar sikap yang dilakukan para anggota pemuda Pancasila dapat

2
Kendall, G.A. 1981. “Ideology: An Essay in Definition” dalam majalah
Philophy Today No.25, hal. 262

Kattsoff, Louis O.1953. Elements of Philosophy. New York: The Ronald Press
Comp.

Kansil, C.S.T.1971. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: Pradnya


Paramita.
sesuai dengan fisi dan misi dari organisasi pemuda Pancasila, dapat
menciptakan manusia yang berjiwa Pancasila dan senantiasa menjadi pemuda-
pemuda yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Harsja W. (Peny.).1976. Percakapan dengan Sidney Hook tentang


Masalah Filsafat. Jakarta: Jambatan.

Bertens. Kess. 1976. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Yayasan


Kanisius.

Bracher, Karl Dietrich. 1984. The Age of Ideologies. New York: St.Martin’s
Press. Damardjati Supadjar.1990. Konsep Kefilsafatan tentang Tuhan
Menurut Alfred Nort Whitehead. Yogyakarta: Disertasi Doktor di UGM.

Dibyasuharda. 1990.Dimensi Metafisik dalam Simbol: Ontologi mengenai Akar


Simbol. Yogyakarta: Disertasi Doktor di UGM.

Driyarkara, N.1959. Pantjasila dan Religi. Yogyakarta: Makalah disampaikan


pada Seminar Pantjasila I di Yogyakarta tanggal 16 sampai 20 Februari.

1993 (Cet.ke-12).Filsafat Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Habermas,


Jurgen.1990. Ilmu dan Teknologi sebagai Ideologi. Jakarta: LP3ES.

Habib Mustopo, M.1992. Ideologi Pancasila dalam Menghadapi Globalisasi dan


Era Tinggal Landas.
AA

PERTANYAAN

Nama: Nadya Mulia

Kelompok: 2

1.Pada materi yang kalian paparkan terdapat 3 tatanan nilai ideologi Pancasila
salah satunya nilai praktis,berikan contoh penerapan nilai praktis Pancasila tertulis
maupun tidak tertulis oleh cabang eksklusif dan legislative?

Nama: Zaharatul fitri

Kelompok: 4

2.Terdapat 7 aspek didalam aktualisasi Pancasila seperti yang kalian sebutkan.nah


coba berikan 1 contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.?

Nama: Qurrota a’yun

Kelompok: 1

3.Bagaimana proses transformasi Pancasila dari kategori tematis menjadi kategori


imperatif dan kategori operatif, seperti yang dijelaskan oleh Driyarkara?
JAWABAN

1. Contoh penerapan nilai praktis Pancasila oleh cabang eksekutif (tertulis):

 Membangun kabinet yang menggambarkan keberagaman dan


mengutamakan kerja sama tim yang bertujuan mencapai kesejahteraan
bersama.
 Mengembangkan program-program pembangunan yang berlandaskan pada
keadilan sosial dan kesetaraan masyarakat.

Contoh penerapan nilai praktis Pancasila oleh cabang legislatif (tertulis):

 Menyusun undang-undang yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila,


seperti undang-undang yang mengatur tentang kesetaraan hak dan
perlindungan terhadap keragaman budaya.
 Mengawasi kinerja pemerintah dan memastikan pelaksanaan kebijakan
sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila.

Contoh penerapan nilai praktis Pancasila oleh cabang eksekutif (tidak tertulis):

 Menunjukkan integritas dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas-


tugas pemerintahan.

Melakukan keputusan berdasarkan pertimbangan yang adil dan seimbang untuk


kepentingan bersama.

Contoh penerapan nilai praktis Pancasila oleh cabang legislatif (tidak tertulis):

 Mendengarkan aspirasi rakyat dalam proses pembuatan undang-undang.


 Bertindak sebagai wakil rakyat yang mengutamakan kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.

2. Salah satu contoh nyata aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari


adalah melalui kesatuan dan kerukunan antarumat beragama. Di Indonesia,
terdapat berbagai agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat.
AA

Aktualisasi Pancasila dalam konteks ini adalah menjunjung tinggi nilai-nilai


persaudaraan dan toleransi antarumat beragama.

Contohnya, di banyak kota di Indonesia, terdapat berbagai tempat ibadah


yang bersebelahan satu sama lain, seperti masjid, gereja, dan pura. Masyarakat
dengan berbagai latar belakang agama saling menghormati dan berinteraksi
dengan harmonis. Mereka dapat saling membantu dan bekerja sama dalam
berbagai kegiatan lintas agama. Misalnya, ketika terjadi perayaan agama atau
peringatan hari besar agama tertentu, umat dari agama lain seringkali memberikan
dukungan dan upaya gotong-royong kepada umat yang sedang merayakan. Hal ini
menunjukkan adanya sikap saling menghargai dan saling memahami sesama umat
beragama dalam kehidupan sehari-hari, yang merujuk pada nilai-nilai pluralisme
dan toleransi dalam Pancasila.

3. Proses transformasi Pancasila dari kategori tematis menjadi kategori imperatif


dan kategori operatif seperti yang dijelaskan oleh Driyarkara melibatkan
pemahaman bahwa Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai pandangan dunia atau
filsafat, tetapi juga sebagai pedoman tindakan dan instruksi bagi individu dan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kategori tematis,

Pancasila dianggap sebagai pandangan dunia atau filsafat yang berisi nilai-nilai,
norma, dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan
masyarakat. Namun, Driyarkara menjelaskan bahwa Pancasila perlu diubah
menjadi kategori imperatif dan kategori operatif agar bisa diimplementasikan
secara konkret dan menjadi pedoman bagi setiap individu dan masyarakat dalam
tindakan mereka.

Dalam kategori imperatif,


Pancasila dianggap sebagai perintah moral yang harus dipatuhi oleh individu dan
masyarakat. Ini berarti bahwa setiap orang diharapkan untuk mengikuti dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai
suatu kewajiban moral.

Dalam kategori operatif,

Pancasila dianggap sebagai panduan dalam tindakan nyata dan penerapan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Ini melibatkan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan pemerintah, undang-
undang, program pendidikan, dan kegiatan sosial untuk mencapai kesejahteraan
dan keadilan bagi seluruh masyarakat.

Dengan mengubah Pancasila menjadi kategori imperatif dan kategori operatif,


Driyarkara berpendapat bahwa nilai-nilai Pancasila dapat dijadikan pedoman dan
standar moral bagi individu dan masyarakat Indonesia dalam bertindak dan
membangun kehidupan bersama yang adil dan harmonis. Ini juga memungkinkan
Pancasila untuk diimplementasikan secara nyata dalam struktur kehidupan sosial
dan pemerintahan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai