LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 1
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Gambar 2. 1 Administratif Kabupaten Bangkalan
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 2
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Tabel 2. 1 Jumlah Kecamatan di Kabupaten Bangkalan
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 3
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Tanaman Pangan Kecamatan
Bumi, Sepulu, Klampis
4 Kacang Hijau Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi,
Sepulu, Klampis
5 Ubi Kayu Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung
Bumi, Sepulu, Klampis
6 Ubi Jalar Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tragah, Socah,
Bangkalan, Burneh, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan,Hortikultura, Dan Perkebunan
B. Perkebunan
Sumber daya perkebunan di kabupaten Bangkalan, adalah perkebunan kelapa, kapuk,
jambu mente, tebu cone. Potensi perkebunan Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2. 3 Potensi Perkebunan Kabupaten Bangkalan
C. Buah-Buahan
Produksi buah-buahan di kabupaten Bangkalan meliputi mangga, durian, jeruk, pisang,
jambu biji, salak, rambutan, lainnya. Potensi produksi buah-buahan di Kabupaten
Bangkalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 4 Potensi Produksi Buah-Buahan Kabupaten Bangkalan
No Tanaman Kecamatan
Buah-Buahan
1 Mangga Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
2 Durian Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop
3 Jeruk Kwanyar, Modung, Blaga, Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah, Geger, Sepulu,
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 4
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Tanaman Kecamatan
Buah-Buahan
Klampis
4 Pisang Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
5 Jambu Biji Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
6 Salak Kamal, Modung, Galis, Tanah Merah, Socah, Bangkalan, Arosbaya, Geger, Sepulu
7 Rambutan Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah, Bangkalan,
Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Klampis
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Dan Perkebunan
D. Perikanan
Potensi perikanan di Kabupaten Bangkalan adalah budidaya di perikanan laut, perikanan
umum. Potensi kegiatan perikanan di Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. 5 Potensi Kegiatan PerikananKabupaten Bangkalan
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 5
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Komoditas Peternakan Kecamatan
6 Domba Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis
Sumber: Dinas Peternakan, 2018
Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Kabupaten Bangkalan sebesar. 6.076.986,69 pada tahun 2008, selanjutnya pada tahun 2009 juga
terjadi peningkatan menjadi sebesar Rp. 6.695.862,60, begitu juga terjadi peningkatan menjadi sebesar
Rp. 7.466.074,28 pada tahun 2010. Pada tahun 2011, PDRB Kabupaten Bangkalan menjadi sebesar
Rp. 8.368.466,95, Adapun pada tahun 2012, PDRB Kabupaten Bangkalan menjadi sebesar Rp.
9,502.950,28.
Kontribusi sektor pertanian sebesar 32,46% pada tahun 2008, sebesar 32,52% pada tahun
2009 dan sebesar 31,92% pada tahun 2010 sebesar 30,45% pada tahun 2011. serta sebesar 28,90%
pada tahun 2012.
Adapun sektor berikutnya yang memiliki kontribusi peringkat kedua, adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran, dimana secara berturut-turut menunjukkan angka sebesar 25,24%
pada tahun 2008, sebesar 25,79% pada tahun 2009, dan sebesar 26,40% pada tahun 2010,sebesar
26,88% pada tahun 2011. serta sebesar 27,62% pada tahun 2012. Sedangkan pada sektor jasa, data
di atas menunjukkan dominasi sektor yang berada pada peringkat ketiga dengan angka sebesar
14,97% pada tahun 2008, sebesar 14,93% pada tahun 2009 dan sebesar 15,14% pada tahun 2010,
sebesar 15,51% pada tahun 2011. serta sebesar 15,66% pada tahun 2012 Hal ini menggambarkan
bahwa ditinjau dari struktur ekonomi, Kabupaten Bangkalan merupakan masyarakat agragis dengan
ditandai oleh dominasi sektoral berada pada sektor pertanian.
Zona Pesisir Selatan, meliputi obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Kwanyar, Labang dan
Kamal (Pantai Rongkang, Wisata Bahari Kawasan Kaki Jembatan Suramadu, Wisata gua
Kecamatan Labang)
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 6
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Zona Kota Bangkalan, meliputi obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Socah, Bangkalan
dan Burneh (Wisata pemandian Jokotole di Kecamatan Socah, Mercusuar Sembilangan di
Kecamatan Bangkalan, Wisata kebun salak dan kolam laggundih di Desa Kramat, Wisata
budaya Makam Syaichona Kholill di Kecamatan Bangkalan, wisata sejarah benteng Belanda
dan museum purbakala di Kecamatan Bangkalan dan wisata budaya pagelaran Kerapan sapi
di desa Bancaran Kecamatan Bangkalan, serta kawasan wisata minat khusus disekitar
interchange morkepek)
Zona pesisir utara, meliputi obyek wisata di Kecamatan Arosbaya, Sepulu dan Tanjungbumi
(Wisata budaya makam Aer Mata Ebuh di Kecamatan Arosbaya, wisata pantai Maneron di
Kecamatan Sepulu, wisata Pantai Sereng Kemoneng di Kecamatan Tanjungbumi, wisata batik
madura di Kecamatan Tanjung Bumi)
Zona Gunung Geger, meliputi obyek wisata Gunung Geger yang terdapat di Kecamatan Geger
Elevasi 125M dpl dengan suhu rata-rata 28 C pada siang hari, suhu rata-rata 24°C pada
malam hari, kecepatan angin kurang lebih 10 knot, merupakan satu-satunya daerah sejuk di
Kabupaten Bangkalan dan merupakan daerah yang tertinggi di Pulau Madura. Sebuah arca
yang menyerupai Duarapala dengan memegang tongkat, terpahat pada salah satu bagian
tebing kapur. Kemungkinan besar masih banyak peninggalan purbakala yang belum ditemukan
ataupun terkubur. Peninggalan budaya sejarah masa lalu yang tak ternilai harganya Dua buah
gua yang berada di dekat makam RA Tunjung Sekar, dinamakan gua putra dan gua putri. Pintu
masuk kecil dan merupakan satu-satunya masuk ke gua dengan cara membungkuk. Gua ini
dibentuk dan dindingnya halus, tidak terdapat stalaktit maupun stalakmit. Pada bagian dasar
gua terdapat lobang besar dan lebih menyerupai sebuah bentuk makam.
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 7
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Tabel 2. 7 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bangkalan Tahun 2018
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 8
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Gambar 2. 2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bangkalan Tahun 2018
Tabel 2. 8 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Bangkalan Tahun 2018
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 9
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex
No. Kecamatan Total
Laki-Laki Perempuan Ratio
Bumi
17. Sepulu 19225 21062 40287 91,28
18. Klampis 23341 26892 50233 86,8
Jumlah 459776 502997 962773 91,41
Sumber: Kabupaten Bangkalan dalam Angka Tahun 2018
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Sex ratio
Kabupaten Bangkalan adalah sebesar 91,41, hal ini berarti dalam 100 penduduk perempuan di
Kabupaten Bangkalan terdapat 92 penduduk laki-laki.
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian dan migrasi. Manfaat proyeksi penduduk yaitu
mengetahui keadaan penduduk pada masa kini yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan
kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat
pelayanan yang ideal, mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang yaitu
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, serta mengetahui pengaruh berbagai kejadian
tehadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Proyeksi penduduk
Kabupaten Bangkalan tahun 2017-2025 dapat dilihat pada tabel berikut.
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 10
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Tabel 2. 9 Proyeksi Penduduk Kabupaten Bangkalan Tahun 2019-2027
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 11
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Kecamatan Jumlah Penduduk 2017-2018 (Jiwa) Proyeksi Penduduk 2019-2027 (Jiwa)
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Jumlah 954345 962773 971219 979683 988165 996665 1005183 1013719 1022273 1030845 1039435
Sumber: Hasil Perhitungan, 2019
LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 12
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN
RTRW KABUPATEN BANGKALAN
2.4.1 Kondisi Fisik Dasar
Kabupaten Bangkalan dengan luas daratan mencapai 1.386,05 km 2 memiliki topografi wilayah
yang beragam dengan rata-rata ketinggian 2-100 m dpl. Berdasarkan topografinya Kabupaten
Bangkalan dibagi menjadi 4 (empat) golongan dari luas wilayah, yaitu ketinggian di atas 0-10 meter dpl
membentang seluas 52,86%, ketinggian di atas 11-40 meter dpl membentang seluas 9,58%,
ketinggian di atas 40-75 meter dpl membentang seluas 17,80%, ketinggian di atas 76 meter dpl
membentang seluas 19,76%.
Morfologi/kemiringan lahan di Kabupaten Bangkalan tidak menunjukkan pola yang ekstrim.
Kemiringan lahan > 40 % tidak ada , sehingga dapat dikatakan bahwa lahan di Kabupaten Bangkalan
adalah kawasan dengan morfologi Sub Satuan dataran rendah.
Tabel 2. 10 Jenis Batuan Induk Kabupaten Bangkalan
Formasi Pamekasan; Batupasir coklat kemerahan, bercak-bercak kelabu, lunak, berbutir kasar,
batulempung kelabu, mengandung pecahan cangkang moluska, konglomerat, komponen
utama batu gamping, terpilah buruk, lunak.
Formasi Kabuh; Batu pasir, setempat kerikilan, kelabu muda, berbutir kasar, berstruktur
perairan dan silang siur, konglomerat, terpilah buruk, kemas terbuka, berstruktur lapisan
bersusun
Formasi Pucangan; Bagian bawah : batu pasir tufan berlapis baik, bersisipan konglomerat dan
batu lempung, kaya akan fosil moluska dan plangton. Bagian atas: Batu pasir tufan berlapis
baik, umumnya berstruktur perairan dan silang siur.
Formasi Lidah; Batu lempung biru, setempat kehitaman, kenyal, pejal dan keras bila kering,
miskin fosil; lensa tipis batu lempung pasiran
Formasi Madura; Bagian atas; Batugamping terumbu, putih, pejal, berongga halus, setempat
berlapis buruk, mengandung foram besar dan pecahan ganggang, tanahnya kecoklatan atau
kehitaman. Bagian bawah; Batugamping kapuran, sangat ringan, agak keras, putih
kekuningan, pejal, setempat berlapis buruk, mengandung moluska, foram besar dan pecahan
ganggang.
Formasi Sonde; Napal tufan, putih kekuningan, mengandung diatome, setempat bintal
gampingan
Formasi Watukoceng; Bagian atas; Selang seling napal pasiran dengan batu gamping. Bagian
bawah : batu pasir kuarsa bersisipan batu gamping orbitoid dan batu pasir berlapis tipis.
Setempat perlapisan batugamping kalkarenit.
Formasi Tawun; Bagian atas; Napal pasiran bersisipan batu gamping dan batu pasir
gampingan. Bagian bawah : Batu lempung gampingan berbintal gampingan
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bangkalan teriri dari 3 (tiga) lelompok, yaitu:
Alluvial
Jenis tanah ini sempadan dengan jenis tanah fluvisol (versi FAO/UNESCO – 1974) atau entisol
inceptisol (versi USDA Soil Taxonomy – 1975). Tanah alluvial ini merupakan tanah yang berasal
dari endapan baru, berlapis-lapis, bahan organic jumlahnya berubah tidak teratur denga
kedalaman. Hanya terdapat epipedon ochrik, histik atau sulfuric.
Tanah ini juga disebut sebagai tubuh tanah endapan, atau recent deposits yang belum memiliki
perkembangan profil yang baik. Tanah berwarna kekelabuan sampai kecoklatan. Tekstur tanahnya
liat atau liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50 – 60%. Strukturnya pejal atau tanpa
struktur, kosistensinya keras waktu kerung dan teguh waktu lembab.
Kandungan unsur haranya relatif kaya dengan reaksi tanahnya yang bervariasi dari asam netral
sampai basa. Permeabilitas umumnya lambat atau drainase rata-rata sedang dan cukup peka
terhadap gejala erosi.
Secara keseluruhan tanah ini mempunyai sifat fisik yang kurang baik sampai sedang, sifat
kimianya sedang sampai baik, sehingga produktivitas tanahnya rendah sampai tinggi. Daerah
penyebaranya terdapat di dataran rendah dengan bentuk wilayahnya datar sampai agak
bergelombang. Tanah ini juga ditemukan di dataran, pelembahan, cekungan dan di daerah aliran
sungai.
Grumusol
Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam/tebal (100 – 200 cm), berwarna kelabu
sampai hitam, dengan tekstur lempung berliat sampai liat, struktur tanahnya adalah keras di
lapisan atas dan gumpalan di bagian bawah dengan konsistensinya teguh atau keras kalau kering.
Keadaan tanah pada waktu hujan mengembang dan lekat sekali dan pada musim kemarau/kering,
tanah akan retak dengan lebar retakan sekitar 25 cm dengan kedalaman 60 cm serta berbongkah-
bongkah.
Tanah ini mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, antara 1 – 3,5% dan semakin ke
bawah semakin menurun. Tanah ini bersifat asam agak alkalis, daya menahan air cukup baik,
permeabilitasnya cukup lambat dan sangat peka terhadap bahaya erosi. Secara umum tanah ini
mempunyai sifat fisik dan kimia yang agak jelek sampai sedang. Nilai produktivitasnya rendah
sampai sedang.
Perkembangan tanah ini di daerah tipe iklim (Koppen) dengan tipe hujan (Sehmidt & Ferguson) C,
D dan E, dengan curah hujan 1.000 – 2.750 mm per tahun dengan bulan kering lebih dari 4 bulan,
tanah ini berada di ketinggian tidak kurang dari 200 m di atas permukaan laut.
Kompleks Mediteran.
Tanah ini mempunyai warna coklat sampai merah. Teksturnya agak bervariasi dari lempung
sampai liat, dengan struktur gumpal-gumpal bersudut, konsistensinya adalah gembur sampai
teguh. Kandungan bahan organic umumnya rendah sampai sangat rendah, pada lapisan tanah
atas mengandung paling tinggi 3%. Kadar unsur hara yang terkandung umumnya tinggi. Tanah ini
juga disebut tanah kapur merah atau red lateritic limestone soil, daya menahan air dan
permeabilitasnya adalah sedang. Kepekaan terhadap bahaya erosi sedang sampai besar. Tanah
ini mempunyai sifat fisik sedang sampai baik, demikian pula sifat kimianya.
Keadaan iklim di Wilayah Kabupaten Bangkalan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
daerah-daerah lainnya di Indonesia yaitu beriklim tropis dengan:
a. Suhu maksimum rata-rata 30,7°C pada musim kemarau dan minimum rata-rata 23,8°C pada
musim penghujan, atau rata-rata 27,2°C
b. Kelembaban udara rata-rata 85,5 % pertahun, kelembaban nisbi antara 74 % - 86 %
c. Kecepatan angin rata-rata pada musim kemarau antara 12 – 13 knots dan pada musim penghujan
antara 17 – 20 knots
d. Musim kemarau berlangsung antara 6 – 7 bulan (Mei – Nopember) setiap tahunnya dan musim
penghujan antara 4 – 5 bulan (Desember – April) setiap tahunnya
e. Curah hujan rata-rata per tahun 130 – 150 mm, dengan jumlah hari hujan rata-rata 6 – 15 hari
2.4.2 Kondisi Perekonomian
Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu
daerah. PDRB memberikan gambaran mengenai volume ekonomi, struktur ekonomi dan
perkembangannya serta kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB.
Penghitungan yang digunakan adalah tahun dasar 2014 dengan menggunakan 17 lapangan usaha.
Penghitungan PDRB terdiri atas dasar harga konstan dan atas harga berlaku, dimana PDRB atas
dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan suatu daerah sedangkan PDRB
atas dasar harga berlaku digunakan untuk menunjukkan kemampuan sumber-sumber ekonomi dalam
suatu wilayah. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan dalam periode tahun
2016sampai dengan tahun 2018 adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 11 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangkalan Tahun 2016 - 2018
Sedangkan distribusi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2010-2016 menurut pengeluaran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 12 Distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Tahun 2010-2016
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 yang memiliki pengeluaran paling besar ialah sektor ekspor barang
dan jasa dan Konsumsi Rumah Tangga yang melebihi 50% dalam jangka 3 tahun. Dan yang paling
rendah selama 2014-2016 ialah sektor perubahan inventori dan juga konsumsi LNPRT.
Tabel 2. 13 Distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran
Tahun 2010-2016
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 yang memiliki pengeluaran paling besar ialah sektor ekspor barang
dan jasa dan Konsumsi Rumah Tangga yang melebihi 50% dalam jangka 3 tahun. Dan yang paling
rendah selama 2014-2016 ialah sektor perubahan inventori dan juga konsumsi LNPRT.