Anda di halaman 1dari 20

BAB 2

PROFIL KABUPATEN BANGKALAN

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI


Gambaran geografis dan administratif wilayah memberikan gambaran umum mengenai
wilayah administratif kabupaten Kabupaten Bangkalan, sebagai dasar pengembangan kawasan dan
infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Ditinjau dari aspek luas wilayah, Kabupaten Bangkalan mendiskripsikan kondisi wilayah
dengan luas mencapai 1.260,14 Km², dimana dalam areal dimaksud, berada dalam batas-batas
sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan : Laut Jawa
Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Sampang
Sebelah Barat berbatasan dengan : Selat Madura
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Selat Madura
Selain dari pada itu, dapat dikemukakan posisi Kabupaten Bangkalan dari tinjauan letak
geografis, dimana secara eksistensial, berada dikawasan pulau Madura dengan titik koordinat berada
pada posisi 112°40’.06” - 113° 08’ 04” Bujur Timur dan 6° 51’ 39” - 7° 11’ 39” Lintang Selatan. Lebih
jelasnya, dapat diperhatikan peta berikut.

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 1
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Gambar 2. 1 Administratif Kabupaten Bangkalan

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 2
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Tabel 2. 1 Jumlah Kecamatan di Kabupaten Bangkalan

No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2)


1. Kamal 41,4
2. Labang 35,23
3. Kwanyar 47,81
4. Modung 78,79
5. Blega 92,82
6. Konang 81,09
7. Galis 120,56
8. Tanah Merah 68,56
9. Tragah 39,58
10. Socah 53,82
11. Bangkalan 35,02
12. Burneh 66,1
13. Arosbaya 42,46
14. Geger 123,31
15. Kokop 125,75
16. Tanjung Bumi 67,49
17. Sepulu 73,25
18. Klampis 67,1
Jumlah 1.260,14
Sumber: RTRW Kab Bangkalan

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANGKALAN


2.2.1 Potensi Pertanian
A. Pertanian Tanaman Pangan
Sumberdaya pertanian di Kabupaten Bangkalan dapat dikatakan sangat potensial
didukung dengan kondisi alam dan musim. Pertanian tanaman pangan di Kabupaten
Bangkalan meliputi jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai.
Potensi pertanian tanaman pangan Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 2 Potensi Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bangkalan

No Tanaman Pangan Kecamatan


1 Jagung Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung
Bumi, Sepulu, Klampis
2 Kedelai Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung
Bumi, Sepulu, Klampis
3 Kacang Tanah Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 3
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Tanaman Pangan Kecamatan
Bumi, Sepulu, Klampis
4 Kacang Hijau Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi,
Sepulu, Klampis
5 Ubi Kayu Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung
Bumi, Sepulu, Klampis
6 Ubi Jalar Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tragah, Socah,
Bangkalan, Burneh, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan,Hortikultura, Dan Perkebunan
B. Perkebunan
Sumber daya perkebunan di kabupaten Bangkalan, adalah perkebunan kelapa, kapuk,
jambu mente, tebu cone. Potensi perkebunan Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2. 3 Potensi Perkebunan Kabupaten Bangkalan

No Tanaman Perkebunan Kecamatan


1 Kelapa Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung
Bumi, Sepulu, Klampis
2 Kapuk Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung
Bumi, Sepulu, Klampis
3 Jambu Mente Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah,
Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung
Bumi, Sepulu, Klampis
4 Tebu Cone Labang, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah,
Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Dan Perkebunan

C. Buah-Buahan
Produksi buah-buahan di kabupaten Bangkalan meliputi mangga, durian, jeruk, pisang,
jambu biji, salak, rambutan, lainnya. Potensi produksi buah-buahan di Kabupaten
Bangkalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 4 Potensi Produksi Buah-Buahan Kabupaten Bangkalan

No Tanaman Kecamatan
Buah-Buahan
1 Mangga Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
2 Durian Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop
3 Jeruk Kwanyar, Modung, Blaga, Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah, Geger, Sepulu,

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 4
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Tanaman Kecamatan
Buah-Buahan
Klampis
4 Pisang Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
5 Jambu Biji Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
6 Salak Kamal, Modung, Galis, Tanah Merah, Socah, Bangkalan, Arosbaya, Geger, Sepulu
7 Rambutan Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Galis, Tanah Merah, Tragah, Socah, Bangkalan,
Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Klampis
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Dan Perkebunan
D. Perikanan
Potensi perikanan di Kabupaten Bangkalan adalah budidaya di perikanan laut, perikanan
umum. Potensi kegiatan perikanan di Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. 5 Potensi Kegiatan PerikananKabupaten Bangkalan

No Kegiatan Perikanan Kecamatan


1 Perikanan Laut Kamal, Labang, Kwanyar, Socah, Bangkalan, Arosbaya, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
2 Perikanan Umum Kwanyar, Modung, Blaga, Bangkalan, Burneh, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis
Sumber: Dinas Perikanan, 2018
E. Peternakan
Dengan kondisi lahan yang kurang subur komoditi peternakan di wilayah Kabupaten
Bangkalan umumnya adalah sebagai bagian dari investasi keluarga. Sejak lama terkenal
dengan komoditi peternakannya berupa sapi potong, kambing/domba, dan sapi perah.
Selain dari komoditi ternak tersebut, ternak lain yang ada adalah sapi, kuda, babi, ayam,
dan itik. Potensi peternakan Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 6 Potensi Peternakan Kabupaten Bangkalan

No Komoditas Peternakan Kecamatan


1 Sapi Perah Bangkalan
2 Sapi Potong Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis
3 Kerbau Kamal,Bangkalan, Burnah, Arosbaya
4 Kuda Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Burneh, Arosbaya, Geger, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis
5 Kambing Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Blaga, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Socah, Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Geger, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu,
Klampis

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 5
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Komoditas Peternakan Kecamatan
6 Domba Kamal, Labang, Kwanyar, Modung, Konang, Galis, Tanah Merah, Tragah,
Bangkalan, Burneh, Arosbaya, Kokop, Tanjung Bumi, Sepulu, Klampis
Sumber: Dinas Peternakan, 2018
Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Kabupaten Bangkalan sebesar. 6.076.986,69 pada tahun 2008, selanjutnya pada tahun 2009 juga
terjadi peningkatan menjadi sebesar Rp. 6.695.862,60, begitu juga terjadi peningkatan menjadi sebesar
Rp. 7.466.074,28 pada tahun 2010. Pada tahun 2011, PDRB Kabupaten Bangkalan menjadi sebesar
Rp. 8.368.466,95, Adapun pada tahun 2012, PDRB Kabupaten Bangkalan menjadi sebesar Rp.
9,502.950,28.

Kontribusi sektor pertanian sebesar 32,46% pada tahun 2008, sebesar 32,52% pada tahun
2009 dan sebesar 31,92% pada tahun 2010 sebesar 30,45% pada tahun 2011. serta sebesar 28,90%
pada tahun 2012.

Adapun sektor berikutnya yang memiliki kontribusi peringkat kedua, adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran, dimana secara berturut-turut menunjukkan angka sebesar 25,24%
pada tahun 2008, sebesar 25,79% pada tahun 2009, dan sebesar 26,40% pada tahun 2010,sebesar
26,88% pada tahun 2011. serta sebesar 27,62% pada tahun 2012. Sedangkan pada sektor jasa, data
di atas menunjukkan dominasi sektor yang berada pada peringkat ketiga dengan angka sebesar
14,97% pada tahun 2008, sebesar 14,93% pada tahun 2009 dan sebesar 15,14% pada tahun 2010,
sebesar 15,51% pada tahun 2011. serta sebesar 15,66% pada tahun 2012 Hal ini menggambarkan
bahwa ditinjau dari struktur ekonomi, Kabupaten Bangkalan merupakan masyarakat agragis dengan
ditandai oleh dominasi sektoral berada pada sektor pertanian.

2.2.2 Potensi Pariwisata


Ditinjau dari karakteristik dan potensi obyek-obyek wisatanya, sektor kepariwisataan di
Kabupaten Bangkalan dapat dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu kawasan wisata alam,
wisata religi, dan wisata minat khusus/budaya. Selanjutnya pengembangan pariwisata di Kabupaten
Bangkalan ini dapat dikembangkan melalui pembentukan zona wisata, yaitu :

 Zona Pesisir Selatan, meliputi obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Kwanyar, Labang dan
Kamal (Pantai Rongkang, Wisata Bahari Kawasan Kaki Jembatan Suramadu, Wisata gua
Kecamatan Labang)

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 6
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
 Zona Kota Bangkalan, meliputi obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Socah, Bangkalan
dan Burneh (Wisata pemandian Jokotole di Kecamatan Socah, Mercusuar Sembilangan di
Kecamatan Bangkalan, Wisata kebun salak dan kolam laggundih di Desa Kramat, Wisata
budaya Makam Syaichona Kholill di Kecamatan Bangkalan, wisata sejarah benteng Belanda
dan museum purbakala di Kecamatan Bangkalan dan wisata budaya pagelaran Kerapan sapi
di desa Bancaran Kecamatan Bangkalan, serta kawasan wisata minat khusus disekitar
interchange morkepek)

 Zona pesisir utara, meliputi obyek wisata di Kecamatan Arosbaya, Sepulu dan Tanjungbumi
(Wisata budaya makam Aer Mata Ebuh di Kecamatan Arosbaya, wisata pantai Maneron di
Kecamatan Sepulu, wisata Pantai Sereng Kemoneng di Kecamatan Tanjungbumi, wisata batik
madura di Kecamatan Tanjung Bumi)

 Zona Gunung Geger, meliputi obyek wisata Gunung Geger yang terdapat di Kecamatan Geger
Elevasi 125M dpl dengan suhu rata-rata 28 C pada siang hari, suhu rata-rata 24°C pada
malam hari, kecepatan angin kurang lebih 10 knot, merupakan satu-satunya daerah sejuk di
Kabupaten Bangkalan dan merupakan daerah yang tertinggi di Pulau Madura. Sebuah arca
yang menyerupai Duarapala dengan memegang tongkat, terpahat pada salah satu bagian
tebing kapur. Kemungkinan besar masih banyak peninggalan purbakala yang belum ditemukan
ataupun terkubur. Peninggalan budaya sejarah masa lalu yang tak ternilai harganya Dua buah
gua yang berada di dekat makam RA Tunjung Sekar, dinamakan gua putra dan gua putri. Pintu
masuk kecil dan merupakan satu-satunya masuk ke gua dengan cara membungkuk. Gua ini
dibentuk dan dindingnya halus, tidak terdapat stalaktit maupun stalakmit. Pada bagian dasar
gua terdapat lobang besar dan lebih menyerupai sebuah bentuk makam.

2.3 Demografi dan Urbanisasi


Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang
mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, data penduduk sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk serta kepadatan penduduk Kabupaten
Bangkalan dapat dilihat pada tabel berikut.

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 7
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Tabel 2. 7 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bangkalan Tahun 2018

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
(Jiwa) (Per Km2)
1. Kamal 41,4 48969 1182,83
2. Labang 35,23 34445 977,72
3. Kwanyar 47,81 43090 901,28
4. Modung 78,79 44500 564,79
5. Blega 92,82 52484 565,44
6. Konang 81,09 49762 613,66
7. Galis 120,56 76914 637,97
8. Tanah Merah 68,56 58329 850,77
9. Tragah 39,58 28042 708,49
10. Socah 53,82 55425 1029,82
11. Bangkalan 35,02 85187 2432,52
12. Burneh 66,1 60197 910,7
13. Arosbaya 42,46 42469 1000,21
14. Geger 123,31 67754 549,46
15. Kokop 125,75 72287 574,85
16. Tanjung Bumi 67,49 52399 776,4
17. Sepulu 73,25 40287 549,99
18. Klampis 67,1 50233 748,63
Jumlah 1.260,14 962773 764,02
Sumber: Kabupaten Bangkalan dalam Angka Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa luas wilayah terluas di Kabupaten Bangkalan
adalah Kecamatan Kokop yaitu 125,75 km2 sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Bangkalan
yaitu 35,02 km2. Jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Bangkalan yaitu 85,187 jiwa sedangkan
jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Tragah yaitu 28,042 jiwa. Wilayah yang memiliki
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Ngasem yaitu 2.880 jiwa/km 2 sedangkan kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Ngancar yaitu 468 jiwa/km2.
Gambaran kependudukan di Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada gambar berikut.

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 8
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Gambar 2. 2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bangkalan Tahun 2018

Tabel 2. 8 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Bangkalan Tahun 2018

Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex


No. Kecamatan Total
Laki-Laki Perempuan Ratio
1. Kamal 23682 25287 48969 93,62
2. Labang 16270 18175 34445 89,52
3. Kwanyar 20376 22714 43090 89,71
4. Modung 21054 23446 44500 89,8
5. Blega 25487 26997 52484 94,41
6. Konang 24320 25442 49762 95,59
7. Galis 36815 40099 76914 91,81
Tanah
8. 58329
Merah 27499 30830 89,2
9. Tragah 13222 14820 28042 89,22
10. Socah 26291 29134 55425 90,24
11. Bangkalan 41246 43941 85187 93,87
12. Burneh 29049 31148 60197 93,26
13. Arosbaya 20052 22417 42469 89,45
14. Geger 31305 36449 67754 85,89
15. Kokop 35388 36899 72287 95,91
16. Tanjung 25154 27245 52399 92,33

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 9
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex
No. Kecamatan Total
Laki-Laki Perempuan Ratio
Bumi
17. Sepulu 19225 21062 40287 91,28
18. Klampis 23341 26892 50233 86,8
Jumlah 459776 502997 962773 91,41
Sumber: Kabupaten Bangkalan dalam Angka Tahun 2018

Gambar 2. 3 Sex Ratio Kabupaten Bangkalan Tahun 2016

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Sex ratio
Kabupaten Bangkalan adalah sebesar 91,41, hal ini berarti dalam 100 penduduk perempuan di
Kabupaten Bangkalan terdapat 92 penduduk laki-laki.
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian dan migrasi. Manfaat proyeksi penduduk yaitu
mengetahui keadaan penduduk pada masa kini yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan
kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat
pelayanan yang ideal, mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang yaitu
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, serta mengetahui pengaruh berbagai kejadian
tehadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Proyeksi penduduk
Kabupaten Bangkalan tahun 2017-2025 dapat dilihat pada tabel berikut.

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 10
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
Tabel 2. 9 Proyeksi Penduduk Kabupaten Bangkalan Tahun 2019-2027

No Kecamatan Jumlah Penduduk 2017-2018 (Jiwa) Proyeksi Penduduk 2019-2027 (Jiwa)


2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Kamal 48551 48969 49388 49808 50229 50651 51074 51498 51923 52349 52776
2 Labang 34296 34445 34595 34746 34898 35051 35205 35360 35516 35673 35831
3 Kwanyar 42913 43090 43268 43447 43627 43808 43990 44173 44357 44542 44728
4 Modung 44453 44500 44548 44597 44647 44698 44750 44803 44857 44912 44968
5 Blega 52471 52484 52498 52513 52529 52546 52564 52583 52603 52624 52646
6 Konang 49004 49762 50521 51281 52042 52804 53567 54331 55096 55862 56629
7 Galis 76289 76914 77540 78167 78795 79424 80054 80685 81317 81950 82584
8 Tanah Merah 58137 58329 58522 58716 58911 59107 59304 59502 59701 59901 60102
9 Tragah 27830 28042 28255 28469 28684 28900 29117 29335 29554 29774 29995
10 Socah 55071 55425 55780 56136 56493 56851 57210 57570 57931 58293 58656
11 Bangkalan 83784 85187 86591 87996 89402 90809 92217 93626 95036 96447 97859
12 Burneh 59522 60197 60873 61550 62228 62907 63587 64268 64950 65633 66317
13 Arosbaya 42134 42469 42805 43142 43480 43819 44159 44500 44842 45185 45529
14 Geger 66978 67754 68531 69309 70088 70868 71649 72431 73214 73998 74783
15 Kokop 71028 72287 73547 74808 76070 77333 78597 79862 81128 82395 83663
16 Tanjung Bumi 51823 52399 52976 53554 54133 54713 55294 55876 56459 57043 57628
17 Sepulu 40086 40287 40489 40692 40896 41101 41307 41514 41722 41931 42141
18 Klampis 49975 50233 50492 50752 51013 51275 51538 51802 52067 52333 52600

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 11
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
No Kecamatan Jumlah Penduduk 2017-2018 (Jiwa) Proyeksi Penduduk 2019-2027 (Jiwa)
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Jumlah 954345 962773 971219 979683 988165 996665 1005183 1013719 1022273 1030845 1039435
Sumber: Hasil Perhitungan, 2019

LAPORAN AKHIR
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) II - 12
Kabupaten Bangkalan 2019-2024
2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN
RTRW KABUPATEN BANGKALAN
2.4.1 Kondisi Fisik Dasar
Kabupaten Bangkalan dengan luas daratan mencapai 1.386,05 km 2 memiliki topografi wilayah
yang beragam dengan rata-rata ketinggian 2-100 m dpl. Berdasarkan topografinya Kabupaten
Bangkalan dibagi menjadi 4 (empat) golongan dari luas wilayah, yaitu ketinggian di atas 0-10 meter dpl
membentang seluas 52,86%, ketinggian di atas 11-40 meter dpl membentang seluas 9,58%,
ketinggian di atas 40-75 meter dpl membentang seluas 17,80%, ketinggian di atas 76 meter dpl
membentang seluas 19,76%.
Morfologi/kemiringan lahan di Kabupaten Bangkalan tidak menunjukkan pola yang ekstrim.
Kemiringan lahan > 40 % tidak ada , sehingga dapat dikatakan bahwa lahan di Kabupaten Bangkalan
adalah kawasan dengan morfologi Sub Satuan dataran rendah.
Tabel 2. 10 Jenis Batuan Induk Kabupaten Bangkalan

No Uraian Luas (Ha) %


1 Alluvium 24.294 19,28
2 Elistosin, Fasies, Sedimen 36.030 28,59
3 Fliose, Fasies Batu Gamping 47.874 37,99
4 Miosen, Fasies Sedimen 17.816 14,14
Jumlah 126.014 100,00
Sumber Data : Bangkalan Dalam Angka 2018

Secara geologis karakteristik wilayah Kabupaten Bangkalan dapat diklasifikasikan menjadi


beberapa bagian, yaitu:
 Aluvium; Kerakal, kerikil, pasir, lempung, dan setempat pecahan cangkang fosil.

 Formasi Pamekasan; Batupasir coklat kemerahan, bercak-bercak kelabu, lunak, berbutir kasar,
batulempung kelabu, mengandung pecahan cangkang moluska, konglomerat, komponen
utama batu gamping, terpilah buruk, lunak.

 Formasi Kabuh; Batu pasir, setempat kerikilan, kelabu muda, berbutir kasar, berstruktur
perairan dan silang siur, konglomerat, terpilah buruk, kemas terbuka, berstruktur lapisan
bersusun

 Formasi Pucangan; Bagian bawah : batu pasir tufan berlapis baik, bersisipan konglomerat dan
batu lempung, kaya akan fosil moluska dan plangton. Bagian atas: Batu pasir tufan berlapis
baik, umumnya berstruktur perairan dan silang siur.
 Formasi Lidah; Batu lempung biru, setempat kehitaman, kenyal, pejal dan keras bila kering,
miskin fosil; lensa tipis batu lempung pasiran

 Formasi Madura; Bagian atas; Batugamping terumbu, putih, pejal, berongga halus, setempat
berlapis buruk, mengandung foram besar dan pecahan ganggang, tanahnya kecoklatan atau
kehitaman. Bagian bawah; Batugamping kapuran, sangat ringan, agak keras, putih
kekuningan, pejal, setempat berlapis buruk, mengandung moluska, foram besar dan pecahan
ganggang.

 Formasi Sonde; Napal tufan, putih kekuningan, mengandung diatome, setempat bintal
gampingan

 Formasi Watukoceng; Bagian atas; Selang seling napal pasiran dengan batu gamping. Bagian
bawah : batu pasir kuarsa bersisipan batu gamping orbitoid dan batu pasir berlapis tipis.
Setempat perlapisan batugamping kalkarenit.

 Formasi Tawun; Bagian atas; Napal pasiran bersisipan batu gamping dan batu pasir
gampingan. Bagian bawah : Batu lempung gampingan berbintal gampingan

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bangkalan teriri dari 3 (tiga) lelompok, yaitu:
 Alluvial
Jenis tanah ini sempadan dengan jenis tanah fluvisol (versi FAO/UNESCO – 1974) atau entisol
inceptisol (versi USDA Soil Taxonomy – 1975). Tanah alluvial ini merupakan tanah yang berasal
dari endapan baru, berlapis-lapis, bahan organic jumlahnya berubah tidak teratur denga
kedalaman. Hanya terdapat epipedon ochrik, histik atau sulfuric.
Tanah ini juga disebut sebagai tubuh tanah endapan, atau recent deposits yang belum memiliki
perkembangan profil yang baik. Tanah berwarna kekelabuan sampai kecoklatan. Tekstur tanahnya
liat atau liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50 – 60%. Strukturnya pejal atau tanpa
struktur, kosistensinya keras waktu kerung dan teguh waktu lembab.
Kandungan unsur haranya relatif kaya dengan reaksi tanahnya yang bervariasi dari asam netral
sampai basa. Permeabilitas umumnya lambat atau drainase rata-rata sedang dan cukup peka
terhadap gejala erosi.
Secara keseluruhan tanah ini mempunyai sifat fisik yang kurang baik sampai sedang, sifat
kimianya sedang sampai baik, sehingga produktivitas tanahnya rendah sampai tinggi. Daerah
penyebaranya terdapat di dataran rendah dengan bentuk wilayahnya datar sampai agak
bergelombang. Tanah ini juga ditemukan di dataran, pelembahan, cekungan dan di daerah aliran
sungai.
 Grumusol
Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam/tebal (100 – 200 cm), berwarna kelabu
sampai hitam, dengan tekstur lempung berliat sampai liat, struktur tanahnya adalah keras di
lapisan atas dan gumpalan di bagian bawah dengan konsistensinya teguh atau keras kalau kering.
Keadaan tanah pada waktu hujan mengembang dan lekat sekali dan pada musim kemarau/kering,
tanah akan retak dengan lebar retakan sekitar 25 cm dengan kedalaman 60 cm serta berbongkah-
bongkah.
Tanah ini mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, antara 1 – 3,5% dan semakin ke
bawah semakin menurun. Tanah ini bersifat asam agak alkalis, daya menahan air cukup baik,
permeabilitasnya cukup lambat dan sangat peka terhadap bahaya erosi. Secara umum tanah ini
mempunyai sifat fisik dan kimia yang agak jelek sampai sedang. Nilai produktivitasnya rendah
sampai sedang.
Perkembangan tanah ini di daerah tipe iklim (Koppen) dengan tipe hujan (Sehmidt & Ferguson) C,
D dan E, dengan curah hujan 1.000 – 2.750 mm per tahun dengan bulan kering lebih dari 4 bulan,
tanah ini berada di ketinggian tidak kurang dari 200 m di atas permukaan laut.
 Kompleks Mediteran.
Tanah ini mempunyai warna coklat sampai merah. Teksturnya agak bervariasi dari lempung
sampai liat, dengan struktur gumpal-gumpal bersudut, konsistensinya adalah gembur sampai
teguh. Kandungan bahan organic umumnya rendah sampai sangat rendah, pada lapisan tanah
atas mengandung paling tinggi 3%. Kadar unsur hara yang terkandung umumnya tinggi. Tanah ini
juga disebut tanah kapur merah atau red lateritic limestone soil, daya menahan air dan
permeabilitasnya adalah sedang. Kepekaan terhadap bahaya erosi sedang sampai besar. Tanah
ini mempunyai sifat fisik sedang sampai baik, demikian pula sifat kimianya.
Keadaan iklim di Wilayah Kabupaten Bangkalan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
daerah-daerah lainnya di Indonesia yaitu beriklim tropis dengan:
a. Suhu maksimum rata-rata 30,7°C pada musim kemarau dan minimum rata-rata 23,8°C pada
musim penghujan, atau rata-rata 27,2°C
b. Kelembaban udara rata-rata 85,5 % pertahun, kelembaban nisbi antara 74 % - 86 %
c. Kecepatan angin rata-rata pada musim kemarau antara 12 – 13 knots dan pada musim penghujan
antara 17 – 20 knots
d. Musim kemarau berlangsung antara 6 – 7 bulan (Mei – Nopember) setiap tahunnya dan musim
penghujan antara 4 – 5 bulan (Desember – April) setiap tahunnya
e. Curah hujan rata-rata per tahun 130 – 150 mm, dengan jumlah hari hujan rata-rata 6 – 15 hari
2.4.2 Kondisi Perekonomian
Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu
daerah. PDRB memberikan gambaran mengenai volume ekonomi, struktur ekonomi dan
perkembangannya serta kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB.
Penghitungan yang digunakan adalah tahun dasar 2014 dengan menggunakan 17 lapangan usaha.
Penghitungan PDRB terdiri atas dasar harga konstan dan atas harga berlaku, dimana PDRB atas
dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan suatu daerah sedangkan PDRB
atas dasar harga berlaku digunakan untuk menunjukkan kemampuan sumber-sumber ekonomi dalam
suatu wilayah. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan dalam periode tahun
2016sampai dengan tahun 2018 adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 11 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangkalan Tahun 2016 - 2018

No Uraian 2016 2017 2018


1 PDRB ADH Berlaku (Juta Rp) 21.708.648,10 19.198.939,90 19.985.807,30

2 PDRB ADH Konstan (Juta Rp) 17.369.226,2 16.906.844,5 17.018.646,6

Sumber: Kabupaten Bangkalan dalam Angka, Tahun 2019

Sedangkan distribusi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2010-2016 menurut pengeluaran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 12 Distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Tahun 2010-2016

Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga


Komponen PDRB
Berlaku Menurut Pengeluaran (Persen)
Pengeluaran
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Konsumsi Rumah
52.30 51.60 55.40 56.50 55 65.80 67.20
Tangga
Konsumsi LNPRT 0.60 0.70 0.80 0.90 0.90 1.10 1
Konsumsi Pemerintah 6.50 6.70 7.70 7.90 7.40 9.30 8.50
Pembentukan Modal
19.10 19.40 22.70 23.30 23.20 28.40 29.40
Tetap Bruto
Perubahan Inventori 1.10 0.10 0.90 0.90 2 1 0.90
Ekspor Barang Jasa 58.80 60.40 59 61.20 62.40 55 50
Impor Barang Jasa 38.50 38.80 45.50 49.80 50.80 60.50 57.10
PDRB 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: Kabupaten Bangkalan dalam Angka,2018


Gambar 2. 4 Distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Harga Berlaku Menurut
Pengeluaran Tahun 2014-2016

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 yang memiliki pengeluaran paling besar ialah sektor ekspor barang
dan jasa dan Konsumsi Rumah Tangga yang melebihi 50% dalam jangka 3 tahun. Dan yang paling
rendah selama 2014-2016 ialah sektor perubahan inventori dan juga konsumsi LNPRT.

Tabel 2. 13 Distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran
Tahun 2010-2016

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran


Komponen PDRB
(Juta Rupiah)
Pengeluaran
2013 2014 2015 2016
Konsumsi Rumah Tangga 9601723.60 10119836,8 10632214,4 11104408,3
Konsumsi LNPRT 138798.10 150177,3 143705,7 143427,5
Konsumsi Pemerintah 1184480.60 1215927,6 1245402,3 1147540,7
Pembentukan Modal Tetap
3808038.60 3980347,9 4260746,8 4517310,8
Bruto
Perubahan Inventori 1078.50 294262,5 127355,6 113452,2
Ekspor Barang Jasa 9391196.30 10284691,4 9259766,9 8799398,8
Impor Barang Jasa 7921309.50 8676017,1 8762347,2 8806891,7
PDRB 16204006.30 17369226,2 16906844,5 17018646,6
Sumber: Kabupaten Bangkalan dalam Angka
Gambar 2. 5 Distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Menurut
Pengeluaran Tahun 2014-2016

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa distribusi PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 yang memiliki pengeluaran paling besar ialah sektor ekspor barang
dan jasa dan Konsumsi Rumah Tangga yang melebihi 50% dalam jangka 3 tahun. Dan yang paling
rendah selama 2014-2016 ialah sektor perubahan inventori dan juga konsumsi LNPRT.

2.4.3 Isu-Isu Strategis Kabupaten Bangkalan


Isu-isu strategis terkait pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bangkalan
berdasarkan RPJMD Kabupaten Bangkalan 2019-2024 adalah sebagai berikut:
 Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, dengan pokok pokok informasi sebagai
berikut:
o Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangkalan, meningkat dari tahun ke tahun
yaitu, sebesar 59, 35% pada tahun 2003, menjadi sebesar 59,69% pada tahun 2004, sebesar
60,24% pada tahun 2005, hingga pada tahun 2011 meningkat sebesar 65,36%.
o Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif namun demikian dikaitkan dengan
level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level menengah bawah oleh sebab itu,
perlu dilakukan upaya lanjutan dalam rangka menuju level menengah atas.
 Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut:
o Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahunke tahun berada pada sektor
pertanian.
o Hal ini menggambarkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan merupakan struktur
ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang ekonomi relatif lambat.
o Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan tahun 2008 sebesar 4,92% miningkat hingga
6,25% pada tahun 2011
o Kondisi ini merupakan hal positif, namun demikian, dikaitkan dengan laju pertumbuhan masing
masing tahun masih perlu dipacu lebih cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk
menggeserdominasi struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan dapat melaju relatif lebih cepat.
o Perlunya prasarana infrastruktur guna memicu pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
seperti jalan, pelabuhan, terminal dan moda transportasi.
 Kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut:
o Seiring dengan operasionalisasi jembatan Suramadu, dapat diprediksi bahwa kedepan, akan
tumbuh simpul-simpul ekonomi, diantaranya berupa kawasan industri
o Melalui tumbuhnya kawasan industri tersebut, diprediksi akan berpengaruh terhadap
perubahan pola kehidupan masyarakat Bangkalan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi
o Pada sisi lain masyarakat Kabupaten Bangkalan memiliki budaya agamis yang perlu
dipertahankan, untuk itu, dalam merespons kondisi diatas, diperlukan upaya lanjutan untuk
tetap melestarikan masyarakat Bangkalan.
 Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja dengan pokok-pook unformasi sebagai berikut:
o Rasio pencari kerja terhadap angkatan kerja Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 7,2%
dan terjadi penurunan sebesar 5% pada tahun 2009. Hingga pada tahun 20011 terjadi
penurunan sebesar 3,9%
o Kondisi data ini menggambarkan informasi positif, namun demikian, masih diperlukan upaya
lanjutan melalui penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan rangka pengangguran
sekecil mungkin
 Perlunya penanaman investasi berskala besar, dengan pokok-pokok informasi sebagai berikut:
o Struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan yang agraris, merupakan cermin bahwa kondisi sosial
ekonomi masyarakat Bangkalan lebih digerakkan oleh sektor pertanian
o Hal ini menggambarkan bahwa penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit,
sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil, untuk itu diiperlukan upaya lanjutan
guna menarik investasi di Kabupaten Bangkalan
 Perlunya menekan angka kemiskinan, dengan pokok-pokok informasi sebagai berikut:
o Berdasarkan pendataan terakhir, angka kemiskinan di Kabupaten Bangkalan masih
memerlukan upaya untuk ditekan lebih rendah
o Berbagai bantuan untuk masyarakat msikin melalui pelayanan kesehatan, pelayanan
pendidikan, bantuan bahan pangan pokok, serta berbagai hal lainnya, merupakan cermin dari
kontribusi APBD terhadap penanganan masyarakat miskin, namun demikian, dikaitkan dengan
kondisi keterbatasan APBD, belum mampu menangani secara menyeluruh
o Untuk itu, dalam rangka menejan angka kemiskinan, masih diperlukan keterlibatan pihak
selaku ekonomi maupun penguatan usaha mandiri bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai