KABUPATEN KENDAL
2022
LKjIP
“Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah”
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya Pembangunan
Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah , yang
diorganisir oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu,
keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan
kesehatan ditentukan oleh kontribusi dari semua sektor, berdasarkan fungsi
dan perannya masing- masing. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Peningkatan derajat
kesehatan yang terus diupayakan oelh Pemerintah dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Perwujudan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan melalui
upaya kesehatan dengan pendekatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Kendal mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kendal yang
telah disusun berdasarkan pada sasaran prioritas tingkat Kabupaten dan
Standar Pelayanan Mininal ( SPM ) Bidang Kesehatan. Dinas kesehatan
Kabupaten Kendal pada tahun 2022 telah melaksankan program dan kegiatan
dalam rangka mencapai tujuna pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal,
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkam melalui Rencana Strategik
( Renstra ) maupun Rencana Kerja Tahunan ( RKT ) tahun 2022. Sebagai
wujud pertanggungjawaban terhadap kinerja kegiatan pembangunan kesehatan
di Kabupaten Kendal maka disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP).
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. VISI
Visi Bupati dan Wakil Bupati periode 2021-2026 adalah Visi
pembangunan jangka menengah Kabupaten Kendal Tahun 2021 - 2026 adalah
sebagai berikut: "KENDAL, HANDAL, UNGGUL, MAKMUR DAN
BERKEADILAN"
a. HANDAL, adalah Menjadikan kendal sebagai pusat industri dan pariwisata
Jawa Tengah yang mandiri, berprestasi, berdaya saing, berketahanan
lingkungan.
b. UNGGUL, SDM Berkualitas religius, berbudaya, sehat jasmani dan rohani
serta berdaya saing dalam menghadapi revolusi industri 4.0
c. MAKMUR, Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dengan upaya
mendorong pertumbuhan, fasilitasi dan perlindungan bagi pelaku ekonomi,
industri kreatif, UMKM berbasis potensi local.
d. BERKEADILAN, Pemerataan pembangunan berbasis pengembangan
wilayah yang ditopang tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan,
melayani dan partisipatif).
B. MISI
Dalam mewujudkan visi tersebut ditetapkan lima misi sebagai berikut :
a. Pusat industri dan pariwisata di Jawa Tengah dengan mengoptimalkan
potensi dan keunggulan daerah, untuk mendorong kemandirian ekonomi
daerah, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi angka pengangguran
dan kemiskinan, penguatan industri, kecil dan menengah/UMKM,
pengembangan pariwisata serta, mendorong berkembangnya ekonomi
kreatif (start up).
b. Mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas, sehat jasmani dan rohani,
berbudi pekerti luhur, dan memiliki daya saing dalam rangka menyambut
revolusi industri 4.0.
c. Mewujudkan kehidupan beragama yang harmonis, inklusif, ditunjang
dengan tatanan masyarakat yang aman, nyaman, tenteram dalam relasi
seimbang antara berbagai komponen masyarakat dan stakeholder
pembangunan.
d. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang mantap, merata dan
berkeadilan dengan memperhatikan daya dukung dan kelestarian
lingkungan.
D. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan adalah indikator kinerja sesuai tujuan pembangunan
kesehatan Kabupaten Kendal dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, maka beberapa indikator kinerja yang
dicapai adalah sebagai berikut :
Tabel indikator kinerja utama
2022
No IKU OPD Satuan Realisasi
Target %
Capaian
Urusan
Pemerintahan
Bidang Kesehatan
1. AKI AKI / 100.000 82 137,31 167,45
Penduduk
E. PROGRAM KEGIATAN
Jumlah program Tahun 2022 ada 5 (lima) program, sebagai berikut:
(1) Program penunjang urusan pemerintahan daerah
Program penunjang urusan pemerintahan daerah terdiri dari 6 (enam)
Kegiatan dan 15 (lima belas) sub kegiatan.
1. Kegiatan Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
a. Sub kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan
Perangkat Daerah
Penyusunan dokumen perencanaan sebanyak 5 dokumen
2. Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
a. Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN
Penyediaan Gaji ASN selama tahun 2022 dilingkungan
Dinas Kesehatan dan Penyediaan Tambahan Penghasilan
berdasarkan beban kerja PNS (TPP) serta Penyediaan Jasa
Pelayanan Kesehatan bagi ASN
b. Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/Verifikasi
Keuangan SKPD
Penyediaan Honorarium Penanggungjawaban Pengelola
keuangan, Penyediaan Honorarium Pengadaan
Barang/Jasa, Belanja Bahan/alat untuk kegiatan kantor
F. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah
atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada
kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk
kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga
mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal pada Tahun 2022 telah menyusun Perjanjian Kinerja
dengan Bupati Kendal untuk mewujudkan target kinerja sesuai lampiran
perjanjian ini.
Tabel Perjanjian Kinerja Tahun 2022
Indikator Target Kinerja
Tujuan Sasaran
Sasaran 2022
Meningkatkan kualitas Usia Harapan
74.43 tahun
kesehatan masyarakat Hidup
AKI 82/100.000 KH
Meningkatnya AKB 7.9/1000 KH
derajat Prevalensi
17 %
kesehatan Stunting
masyarakat Rata-rata
100 %
capaian SPM
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Dari 14 indikator kinerja kunci yang ada, semua indikator secara status
capaian sudah tercapai dimana 4 indikator tercapai dengan status
capaian tinggi dan 10 indikator tercapai dengan status capaian sangat
tinggi. Akan tetapi untuk indikator kinerja kunci yang berkaitan dengan
standar pelayanan minimal (SPM) secara keseluruhan belum mencapai
target yang sudah di tentukan akan tetapi secara indeks pencapaian
Capaian
No IKU OPD
2021 2022
Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan
Jika dilihat capaian kinerja tahun ini, maka secara umum rata-rata capaian
kinerja pada semua sasaran strategis ini mengalami peningkatan pada
% Capaian
% Capaian
Sasaran Program Efisiensi
Realisasi
Realisasi
Target
Target
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program
pemenuhan upaya
Rp 71.054.972.395
Rp 64.099.238.395
kesehatan
perorangan dan
92,50%
92,50%
90,21%
upaya kesehatan
9,79%
100%
masyarakat
Program
Rp 1.011.317.390
Rp 494.648.072
peningkatan
kapasitas sumber
Meningkatnya
115,38%
48,91%
51,09%
daya manusia
derajat
65%
75%
Kesehatan
Kesehatan
Program sediaan
masyakarat
Rp 488.821.400
Rp 463.249.000
farmasi, alat
kesehatan dan
100,67%
88,80%
89,40%
94,77%
makanan
5,23%
minuman
Rp 2.493.898.000
Rp 2.393.266.230
Program
pemberdayaan
masyarakat bidang
106,35%
90,40%
95,96%
4,04%
kesehatan
85%
Pada tahun 2022 realisasi anggaran untuk semua program adalah Rp.
79.813.342.694, sementara target biaya untuk semua program yaitu Rp.
88.174.153.635. Dengan rumus efisiensi diatas, diperoleh persentase
efisiensi biaya pada level program adalah 9,48%. Persentase efisiensi
ini secara teori sangat baik, sehingga dapat diasumsikan bahwa pada
tahun 2022 secara umum terdapat efisiensi yang signifikan dari
penggunaan sumber daya biaya. Upaya efisiensi penggunaan sumber
daya manusia telah dilaksanakan melalui pelibatan multipihak dalam
1) Tindak lanjut
- Anggaran lanjutan Rehabilitasi gedung dinas kesehatan
dialokasikan kembali di tahun 2023
(7) Program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat
Anggaran : Rp. 71.054.972.395,-
Serapan : Rp. 64.099.238.395,- ( 90,21 %)
efisiensi / silpa : Rp. 6.955.734.000, - (9,79 %)
Analisis pelaksanaan program :
1. Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk UKM dan
UKP kewenangan daerah Kabupaten/Kota
Anggaran : Rp. 22.868.877.305,-
Serapan : Rp. 21.259.988.441,-(92,96%)
Efisiensi / silpa : Rp. 1.608.888.864,-(7,04%)
h) Pembangunan Puskesmas
Anggaran : Rp. 255.000.000,-
Serapan : Rp. 251.660.000,- ( 98.69 %)
efisiensi / silpa : Rp. 3.340.000, - (1.31 %)
1) Hasil yang dicapai
- Pengurugan tanah Puskesmas Kendal 02
- Pembangunan talud Puskesmas Patean
2) Kendala
- Kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan rencana
- Pembangunan talud sempat terkendala perubahan
desain tetapi tetap dapat dilaksanakan dan selesai
sesuai rencana.
3) Tindak lanjut
i) Pengadaan Sarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Anggaran : Rp. 5.777.384.400,-
Serapan : Rp. 5.492.357.300,- (95.07%)
Efisiensi/Silpa : Rp. 285.027.100,- (4.93%)
1) Hasil yang dicapai
- Pengadaan 1 (satu) unit genset untuk Instalasi
Perbekalan Farmasi
- Pemeliharaan bangunan Gudang farmasi
- Pengadaan 1 (satu) unit Biological Safety Cabinet
Puskesmas Kaliwungu
- Pengadaan 2 (dua) unit Vaksin Refrigerator
2) Kendala
- Pihak Penyedia Obat tidak dapat menyediakan obat di
karenakan Pabrik sedang tidak Produksi dikarenakan
kosongnya bahan baku, atau gagal memproduksi
Obat.
- Terjadi perubahan harga disetiap item obat di waktu
berjalan dan ada beberapa obat yang belum ready
saat batas pembuatan kontrak.
3) Tindak lanjut
- Meminta Kejelasan dari Penyedia terkait tidak bisa
menyediaakan obat
- Pengusulan kembali obat yang tidak bisa terpenuhi di
anggaran tahun 2023
m) Pengadaan Bahan Habis Pakai
Anggaran : Rp. 8.165.421,880,-
3) Tindak lanjut
- Meningkatkan Kewaspadaan Dini terhadap terjadinya
bncana dan penyakit Yang timbul pada saat terjadi
bencana, serta meningkatkan kapasitas petugas
surveilans yang terlatih.
rr) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat
Anggaran : Rp. 5.174.798.465,-
Serapan : Rp. 4.963.093.214- ( 95,91%)
efisiensi / silpa : Rp. 211.705.251, - ( 4,09 %)
1) Hasil yang dicapai
- PMT diberikan untuk 160 ibu hamil KEK, 200 balita
wasting, 110 balita stunting.
- Terlaksananya kegiatan yang mendukung upaya
percepatan penurunan stunting.
- Penyediaan Alat Antropometri Kit.
- Sosialisasi Pemberian Suplementasi Gizi
2) Kendala
2) Kendala
- Tenaga nakestrad yang ada statusnya masih Tenaga
Penunjang Kegiatan (TPK) sehingga beresiko apabila
tidak mau memperpanjang kontraknya
- Promosi pelayanan tradisional di Griya Sehat masih
kurang
3) Tindak lanjut
- Mengoptimalkan tenaga kestrad yang ada untuk
meningkatkan pelayanan di Griya Sehat Kendal
- Meningkatkan promosi pelayanan kesehatan
tradisional dengan bekerjasama lintas sektor
ww) Pengelolaan Surveilans Kesehatan
Anggaran : Rp. 130,054,000,-
Serapan : Rp. 81,959,000,- (63,02 %)
Efisiensi / silpa : Rp. 48,095,000,- (36,98 %)
1) Hasil yang dicapai
- 30 puskesmas di kabupaten Kendal yang
melaksanakan surveilans terpadu
2) Kendala
- Kegiatan Kegiatan Pengelolaan Surveilans Kesehatan
dapat dilaksanakan dengan baik, permasalahan yang
terjadi karena monitoring dan evaluasi dilakukan hanya
pada Puskesmas yang mempunyai kendala atau
permasalahan sehingga petugas perlu datang untuk
melaksanakan koordinasi dan membantu
menyelesaikan permasalahan yang timbul. Untuk itu,
kunjungan ke faskes yang lain bisa dilakukan pada
saat rapat koordinasi tingkat Kabupaten.
3) Tindak lanjut
- Memaksimalkan komunikasi aktif dengan media,
pelaporan sesuai dengan sistem surveilans.
xx) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Anggaran : Rp. 225.000.000,-
Serapan : Rp. 220.842.600,- (98,1 %)
Efisiensi / silpa : Rp. 4.157.400,- ( 1,9 %)
1) Hasil yang dicapai
- Targetnya adalah seluruh penderita orang dengan
gangguan jiwa berat terlayani 100 %
2) Kendala
- Rekruitmen tenaga IT
- Kerjasama dengan lintas sector terutama Diskominfo.
- Monitoring untuk peningkatan mutu pelayanan
Telemedicine
2) Kendala
- Investigasi Awal Kejadian Tidak Diharapkan (Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi dan Pemberian Obat Massal)
dapat dilaksanakan dengan baik. Permasalahan tidak
terserap nya anggran ini kareana bersifat penyediaan
apabila terkasi Kejadian KIPI, dan Kesakitan yang
muncul setelah pelaksanaan vaksinasi biasanya
dikaitkan dengan vaksinasi (KIPI).
3) Tindak lanjut
- Apabila dilakukan tindakan (pengobatan) belum sesuai
maka dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan dari kesakitannya apakah
kesakitan yang timbul karena vaksinasi atau bukan
dari tenaga medis yang berwenang
hhh) Pelaksanaan Kewaspadaan Dini dan Respon Wabah
Anggaran : Rp. 50,000,000,-
3) Tindak lanjut
- Koordinasi dengan Diskominfo untuk rekuitmen secara
mandiri petugas di commando center 112
- Mengadakan mengevaluasi aplikasi Sisrute kepada
semua fasilitas kesehatan
- Monitoring peningkatan mutu untuk RS
- Meningkatkan RS terakreditasi di wilayah Kabupaten
Kendal sebesar 100 %
- Tersedianya tempat tidur (TT) di RS 1/1.000 penduduk
- Mendorong pembangunan RS di daerah Sukorejo
(8) Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia Kesehatan.
Anggaran : Rp. 1.011.317.390,-
Serapan : Rp. 494.648.072,- ( 48,91 %)
Efisiensi / silpa : Rp. 516.669.318,- ( 51.09 % )
Analisis pelaksanaan program :
b) Pemberian Izin Praktik Tenaga Kesehatan Di Wilayah
Kabupaten/Kota
Anggaran : Rp 44.200.000,-
2) Kendala
- Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana
3) Tindak la
c) Fasilitasi pemenuhan Komitmen izin Apotek, Toko Obat,
Toko Alat Kesehatan, dan Optikal, Usaha Mikro Obat
Tradisional (UMOT)
Anggaran : Rp 33.875.400,-
Serapan : Rp. 33.649.700,- ( 99,33 %)
efisiensi / silpa : Rp. 225.700, - (0,67 %)
1) Hasil yang dicapai
- Penerbitan Sertifikat Standart Apotek dan Toko Obat
2) Kendala
- Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana
3) Tindak lanjut
- Sosialisasi Proses perijinan satu pintu
6. Penerbitan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga dan Nomor P-IRT sebagai Izin Produksi, untuk
Produk Makanan Minuman tertentu yang Dapat Diproduksi
oleh Industri Rumah Tangga
Anggaran : Rp 176.195.000,-
Serapan : Rp. 164.518.800,- ( 93,37 %)
efisiensi / silpa : Rp. 11.676.200, - (6,63 %)
b) Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut
Pengawasan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga dan Nomor P-IRT sebagai Izin Produksi, untuk
Produk Makanan Minuman Tertentu yang dapat Diproduksi
oleh Industri Rumah Tangga
Anggaran : Rp 176.155.000,-
Serapa : Rp. 164.518.800,- ( 93,37 %)
efisiensi / silpa : Rp. 11.676.200, - (6,63 %)
1) Hasil yang dicapai
- Verifikasi Pemenuhan Komitmen Produsen PIRT
2) Kendala
- Peralihan proses perijinan satu pintu
- Peralihan proses perijinan online
3) Tindak lanjut
- Sosialisasi Proses perijinan satu pintu secara online
36 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 187.984.050 167.200.000 88,94 81,66
37 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita 250.000.000 216.352.700 86,54 83,58
38 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar 135.400.000 123.397.000 91,14 83,52
39 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 276.329.000 240.054.500 86,87 97,19
40 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut 175.000.000 162.125.000 92,64 94,22
41 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 75.000.000 67.820.500 90,43 100
42 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis 185.212.950 162.095.400 87,52 91,21
43 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi 333.625.000 304.160.700 91,17 92,36
HIV
44 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk pada Kondisi 809.167.700 691.210.500 85,42 85,26
Kejadian Luar Biasa (KLB)
45 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis 250.000.000 157.079.000 62,83 62,83
Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana
46 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat 5.174.798.465 4.963.093.214 95,91 90,12
47 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga 203.342.000 183.766.900 90,37 7,79
48 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan 673.366.900 583.708.823 86,69 5,47
49 Pengelolaan Pelayanan Promosi Kesehatan 250.000.000 227.727.200 91,09 88,17
50 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Akupuntur, Asuhan 271.584.000 254.745.281 93,8 99,91
Mandiri, dan Tradisional Lainnya
51 Pengelolaan Surveilans Kesehatan 130.054.000 81.959.000 63,02 57,46
52 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA 225.000.000 220.842.600 98,15 98,91
53 Pengelolaan Upaya Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan dan Pasca 410.000.000 265.648.000 64,79 60,96
Krisis Kesehatan
54 Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular 576.054.975 502.171.800 87,17 98,62
55 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 26.695.312.000 25.323.835.462 94,86 100
56 Pengambilan dan Pengiriman Spesimen Penyakit Potensial KLB ke 50.000.000 24.960.838 49,92 -
Laboratorium Rujukan/Nasional
83 PROGRAM SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN MAKANAN 488.821.400 463.249.000 94,77 47,38
MINUMAN
84 Pemberian Izin Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan dan Optikal, 156.965.400 155.354.700 98,97 41,24
Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)
85 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan
Perizinan Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan, dan Optikal, Usaha 64.780.000 63.851.000 98,57 38,52
Mikro Obat Tradisional (UMOT)
86 Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan dan Tindak Lanjut
Pengawasan Izin Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan, dan 58.310.000 57.854.000 99,22 19,52
Optikal, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)
87 Fasilitasi Pemenuhan Komitmen Izin Apotek, Toko Obat, Toko Alat
Kesehatan, dan Optikal, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) 33.875.400 33.649.700 99,33 83,81
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran evaluasi dan analisis pencapaian
sasaran strategi yang telah melalui proses penyesuaian dan penajaman
terhadap sasaran yang dapat diperoleh hasil evaluasi kinerja secara mandiri
menunjukkan bahwa dari sasaran pembangunan tahun 2022 sebagai berikut :
1. Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mendukung sasaran strategis dalam
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mendukung sasaran strategis dalam
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 sebanyak 4 indikator dengan 2
indikator dengan status capaian sangat tinggi dan 1 indikator lainnya
dengan status capaian tinggi dan 1 indikator dengan capain rendah yaitu
angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
2. Dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja Secara umum Dinas Kesehatan
Tahun 2022 dapat dikemukakan bahwa sebagian besar sasaran-sasaran
strategis yang telah ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih
terdapat sasaran strategis yang belum mencapai target yang diharapkan
tahun 2022 dapat di capai sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
3. Dari 14 indikator kinerja kunci yang ada, semua indikator secara status
capaian sudah tercapai dimana 4 indikator tercapai dengan status capaian
tinggi dan 10 indikator tercapai dengan status capaian sangat tinggi. Akan
tetapi untuk indikator kinerja kunci yang berkaitan dengan standar
pelayanan minimal (SPM) secara keseluruhan belum mencapai target yang
sudah di tentukan akan tetapi secara indeks pencapaian indeks pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM) sudah mencapai indeks tuntas.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata – mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, melainkan sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.
Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau mengandung arti bahwa salah satu
tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
Pada tahun 2022 realisasi anggaran untuk semua program adalah Rp.
79.813.342.694 sementara target biaya untuk semua program yaitu Rp.
88.174.153.635 atau sebesar 90,52 % dengan efisiensi / silpa sebesar Rp.
8.360.810.941 ( 9,48%)