Anda di halaman 1dari 78

LKIP DINAS KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Provinsi Maluku merupakan wilayah yang berkarakter kepulauan dengan jumlah pulau
sebanyak kurang lebih 1.340 (seribu tiga ratus empat puluh) dan luas wilayah 712.479,69 km2.
Sebagian besar wilayahnya merupakan perairan seluas 658.331,52 km2 (92,4%), sedangkan
luas wilayah daratan hanya sekitar 54.158 km2 (7,6%). dengan panjang garis pantai 10.630 km.
Sementara itu, kenyataan lain menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk pada tahun 2020
sebanyak kurang lebih 1.848.923 jiwa, diketahui sebagian besar di antaranya bermukim di
pulau-pulau kecil. Kondisi objektif wilayah Maluku seperti ini yang tampaknya masih belum pula
didukung oleh ketersediaan infrastuktur transportasi dan komunikasi yang memadai. Seiring
dengan perubahan dinamika penyusunan perencanaan yang semula berorientasi pada money
follow function menjadi money follow program yang tidak hanya diterapkan pada perencanaan
di pusat saja, namun juga penyusunan perencanaan di daerah. Orientasi penyusunan rencana
pembangunan ini didasarkan pada pemahaman bahwa dengan adanya keterbatasan
pendanaan pembangunan, maka anggaran pemerintah harus dialokasikan untuk berbagai
pilihan kegiatan strategis yang dapat memaksimalkan hasil pembangunan.
Sebagaimana tantangan yang dihadapi oleh semua bidang dan sektor pembangunan di
Maluku, Bidang Kesehatan pun menghadapi situasi problematik yang relatif sama. Keinginan
kuat Pemerintah Provinsi Maluku untuk menyediakan “pelayanan kesehatan yang cepat,
murah, dan terjangkau namun tetap berkualitas” kepada seluruh lapisan masyarakat yang
tersebar pada berbagai pulau besar, sedang dan terutama pulau-pulau kecil di wilayah Provinsi
Maluku, masih memerlukan kerja keras dan kerja cerdas untuk mewujudkannya. Untuk itu
diperlukan upaya penyempurnaan dan penguatan, melalui ketersediaan sumber daya internal
organisasi untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Daerah (SKD).
Menurut Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Sistem Kesehatan Daerah
(SKD) yang dimaksudkan dengan SKD adalah tatanan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan Provinsi Maluku terdiri dari komponen upaya kesehatan, penelitian dan
pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen informasi dan regulasi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, perijinan, pembiayaan dan pengawasannya.
Jika dikaitkan dengan perubahan paradigma pembangunan nasional termasuk
perspektif baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat berdasarkan otonomi daerah dan desentralisasi, maka tuntutan
untuk memberikan layanan kesehatan sesuai kapasitas dan kualitas dimaksud, memerlukan
penyesuaian-penyesuaian tertentu termasuk penyesuaian tata organisasi pelaksana di bidang
pelayanan kesehatan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Maluku yang dijabarkan dalam
Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama, Administrator dan Pengawas di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.

Tahun 2021 1
LKIP DINAS KESEHATAN

Agar dapat mencapai tujuan kinerja sebagaimana yang diharapkan, maka Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku harus meningkatkan dan melaksanakan perencanaan yang terpadu
dan berkelanjutan guna mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku setiap
tahunnya menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
kepada Gubernur Maluku. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2021 merujuk pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2019-2024 dan
Penetapan Kinerja Tahun 2021.

II. TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan ini adalah sebagai bentuk
pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan secara tertulis kepada Gubernur atas
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan bidang kesehatan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2021.

III. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Sesuai dengan Peraturan Gubernur maluku Daerah No 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pasal 2 huruf D Point 2 menyatakan bahwa
Dinas Kesehatan adalah tipe A yang bertugas menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
Bidang Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dalam melaksanakan tugas pkok dan fungsinyanya
mengacu pada Peraturan Gubernur nomor 26 tahun 2016 Tentang kedudukan, tugas dan
fungsi, susunan organisasi dan tata kerja dinas daerah Provinsi Maluku.
Unit pelaksana tekhnis daerah (UPTD) dinas Kesehatan mengacu pada Peraturan
Gubernur Nomor 28 Tahun 2016 tentang kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan
tata kerja unit pelaksana teknis dinas daerah dan unit pelaksana tekhnis badan daerah Provinsi
Maluku
1. Dinas Kesehatan Provinsi.
Dinas Kesehatan bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan dan tugas perbantuan yang di tugaskan kepada Daerah
Provinsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud di atas, Dinas Kesehatan
menyelenggarakan Fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang Kesehatan
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan
4) Pembinaan tekhnis di bidang kesehatan
5) Pembinaan unit pelaksana tekhnis dinas
6) Pembinaan kelompok jabatan fungsional.
7) Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya dan
8) Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan
fungsinya.

Tahun 2021 2
LKIP DINAS KESEHATAN

2. Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Ishak Umarella.


Rumah Sakit Umum Daerah dr H Ishak Umarella mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan secara berdaya guna
dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang di
laksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Dalam melaksanaka tugas pokok tersebut diatas Rumah Sakit Umum daerah dr H Ishak
Umarella melaksanakan fungsi:
1) Pelayanan medis
2) Pelayanan penunjang medis dan non medis
3) Pelayanan keperawatan
4) Pelayanan Rujukan
5) Pendidikan dan pelatihan.
6) Penelitian dan pengembangan
7) Pelayanan Administrasi dan keuangan.
3. Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Maluku
Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Maluku mempunyai tugas:
a) Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
b) Melaksanakan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas Rumah Sakit Khusus Daerah
Provinsi Maluku melaksanakan Fungsi:
1) Pelayanan medis dan pengembangan mutu pelayanan.
2) Pelayanan penunjang medis
3) Pelayanan keperawatan
4) Pelayanan Rujukan
5) Pendidikan dan pelatihan
6) Pelayanan administrasi umum dan keuangan
7) Pelayanan sesuai kewajiban rumah sakit yang di atur dalam peraturan
perundangan.
4. Balai Laboratorium Kesehatan
Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi alat kesehatan bertugas membantu kepala
dinas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan tekhnis operasoional dan / atau kegiatan
tekhnis penunjang di bidang pengelolaan Laboratorium Kesehatan dan kalibrasi alat
kesehatan.
Terkait dengan itu, Balai laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Alat Kesehatan Provinsi
Maluku melaksanakan pemeriksaan di bidang:
a) Laboratorium Klinik
Melakukan pemeriksaan di bidang klinik kesehatan dan lingkungan berupa
pemeriksaan: Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, imunologi/ serologi klinik.

Tahun 2021 3
LKIP DINAS KESEHATAN

b) Laboratorium Kesehatan Masyarakat:


Melakukan pemeriksaan di bidang kimia kesehatan dan lingkungan berupa
pemeriksaan: mikrobiologi, fisika, kimia.
Dalam melaksanakan tugas Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Alat kesehatan,
Menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan Laboratorium kesehatan dan kalibrasi alat
kesehatan.
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan Laboratorium kesehatan dan kalibrasi
alat kesehatan.
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan laboratorium kesehatan
dan kalibrasi alat kesehatan.
4) Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan sesuai dengan lingkup tugasnya.
5) Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh kepala Dinas Kesehatan terkait dengan
tugas dan fungsinya.
5. Balai kesehatan Paru Masyarakat.
Balai kesehatan paru masyarakat bertugas membantu kepala dinas kesehatan dalam
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang di bidang
kesehatan paru masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas balai kesehatan paru masyarakat menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang kesehatan paru masyarakat.
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan paru masyarakat.
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan paru Masyarakat,
4) Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan sesuai dengan lingkup tugasnya dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh kepala dinas kesehatan terkait dengan
tugas dan fungsinya.
6. Balai latihan kesehatan Provinsi Maluku
Balai kesehatan paru bertugas membantu kepala dinas kesehatan dalam melaksanakan
kegiatan tekhnis operasional dan / atau kegiatan teknis penunjang di bidang pelatihan dan
penelitian kesehatan.
Dalam melaksanaka tugas tersebut, balai pelatihan dan penelitian kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang pelatihan dan penelitian kesehatan.
2) Pelaksanaan kebijakanaan di bidang pelatihan dan penelitian kesehatan.
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan dan penelitian kesehatan.
4) Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh kepala dinas Kesehatan terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Tahun 2021 4
LKIP DINAS KESEHATAN

IV. STRUKTUR ORGANISASI


D.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2022

Tantangan yang dihadapi, terkait perbedaan struktur organisasi antara provinsi dengan
kabupaten/kota, yang memerlukan langkah-langkah koordinatif dalam mengintegrasikan dan
mensinergikan berbagai kebijakan baik yang bersifat vertikal (antara Pusat dengan Provinsi,
Provinsi dengan Kabupaten/Kota) maupun secara horizontal (diantara sesama
Kabupaten/Kota). Perbedaan struktur dimaksud dapat dipandang sebagai hal yang wajar
mengingat otonomi masing-masing Kabupaten/Kota dalam merumuskan dan memutuskan
kebijakan struktur organisasi yang dipandang sesuai dengan realitas kebutuhannya.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, terdiri dari:
A. Kepala Dinas;

B. Sekretariat, terdiri dari:


1) Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Hukum;

2) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; dan

3) Sub Bagian Keuangan dan Aset.


C. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:
1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;

2) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan

3) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga.


87-` D. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari:
1) Seksi Surveilans dan Imunisasi;

2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan

3) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

Tahun 2021 5
LKIP DINAS KESEHATAN

E. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:


1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
3) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional.
F. Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari:
1) Seksi Kefarmasian;

2) Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga; dan

3) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.


G. Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Dinas
1) Rumah Sakit Umum Daerah dr Ishak Umarella
2) Rumah sakit Khusus Daerah Provinsi Maluku
3) Balai pelatihan dan pendidikan Kesehatan.
4) Balai kesehatan Paru Masyarakat
5) Laboratorium kesehatan
H. Kelompok Jabatan Fungsional.

D.2. Sutruktur Organisasi Rumah Sakit Provinsi


a) Struktur Organisasi RSUD dr. H. I. Umarella

DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIS


FUNGSIONAL

KASUBAG KASUBAG
KEPEGAWAIAN & PERENCANAAN &
UMUM KEUANGAN

KABID PELAYANAN & KABID PROMOSI &


PERAWATAN PENUNJANG MEDIS

KASI PERAWATAN KASI PROMOSI

KASI PELAYANAN KASI PENUNJANG MEDIS

Tahun 2021 6
LKIP DINAS KESEHATAN

b) Struktur Organisasi RS Khusus Daerah

DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAG TATA
USAHA

KA.SIE. PELAYANAN KA.SIE. PERAWATAN


KA.SIE. PENUNJANG MEDIK

D.3. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)


a) Struktur Organisasi UPTD Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalbrasi
Alat Kesehatan

KEPALA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN DAN


KALIBRASI ALAT KESEHATAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA SUB BAGIAN TATA


USAHA

SEKSI LAYANAN LABORATORIUM DAN


KALIBRASI ALAT KESEHATAN

Tahun 2021 7
LKIP DINAS KESEHATAN

b) Struktur Organisasi UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)

KEPALA BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI PELAYANAN DAN PROMOSI KESEHATAN PARU

c) Struktur Organisasi UPTD Balai Pelatihan Kesehatan (BAPELKES)

KEPALA BALAI PELATIHAN KESEHATAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI PELAYANAN DAN PENGENDALIAN MUTU DIKLAT

V. ISU- ISU STRATEGIS


Isu-isu strategis suatu kondisi yang berpotensi menjadi masalah maupun menjadi
peluang masalah di masa datang. Isu strategis lebih berorientasi pada masa depan. Suatu hal
yang belum menjadi masalah saat ini, namun berpotensi akan menjadi masalah daerah. ini
dikategorikan sebagai isu strategis. Selain itu isu strategis juga dapat dimaknai sebagai potensi
yang belum terkelola, dan jika dikelola secara tepat dapat menjadi potensi modal pembangunan
yang signifikan.
Mengacu pada analisis permasalahan kesehatan yang ada, maka Isu strategis Bidang
Kesehatan tahun 2021 dirumuskan sebagai berikut:
1. Akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas masih rendah.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana yang sesuai standar di fasilitas kesehatan..
3. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia kesehatan serta pendayagunaan tenaga
kesehatan yang belum merata.
4. Masih kurangnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
5. Masih rendahnya kualitas yang konsisten untuk pelayanan kesehatan.
6. Kondisi Pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap pelayanan dan capaian program
Bidang Kesehatan.

Tahun 2021 8
LKIP DINAS KESEHATAN

VI. NILAI NILAI STRATEGIS


Nilai Nilai strategis Dinas kesehatan Provinsi Maluku merupakan kondisi aktual hasil
sintesa fakta-fakta permasalahan pembangunan kesehatan yang perlu diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan kesehatan dan berdampak bagi
keberlanjutan pembangunan sesuai tujuan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di masa
yang akan datang. Mengacu pada analisis permasalahan Kesehatan yang ada, maka Nilai Nilai
strategis Bidang Kesehatan tahun 2020 dirumuskan sebagai berikut:
1. Peningkatan Akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terintegrasi.
2. Peningkatan sarana dan prasarana di fasilitas Kesehatan yang sesuai standar
3. Pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan pendayagunaan Tenaga Kesehatan
yang berkompeten di bidang nyaserta memilik kooperatifitas dan mampu berkolaborasi..
4. Peningkatan promosi kesehatan dan pembedayaan masyarakat yang menyeluruh.
5. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang berstandar paripurna.
6. Penanggulangan Pandemi Covid–19 yang optimal.

VII. SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia merupakan faktor penting dan strategis bagi sutu organisasi
termasuk bagi lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Terdapat 11 (sebelas) kategori
tenaga kesehatan yang diperlukan untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan khususnya di
Provinsi Maluku, yaitu:
1. Dokter, Dokter Umum dan Dokter Spesialis termasuk dalam hal ini adalah dokter dengan
status PNS, Nusantara Sehat (NS), dan swasta.
2. Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis, meliputi dokter gigi dengan status PNS, NS, dan
swasta.
3. Perawat, yang terdiri atas lulusan S1 Keperawatan Profesi (NS), S1 Keperawatan, D-III
Keperawatan, dan SPK/SPR.
4. Bidan, terdiri dari lulusan S1 Kebidanan Profesi, SI Kebidanan dan D-III Kebidanan.
5. Perawat Gigi, terdiri dari pendidikan SPRG dan AKG.
6. Farmasi, yang meliputi tenaga SMAF, D-III Farmasi, S1 Farmasi dan S1 Farmasi Profesi
(Apoteker).
7. Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas), meliputi tenaga dengan pendidikan SKM, MKM,
M.Kes, dan lain-lain.
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan (Kesling), terdiri dari pendidikan APK/AKL dan SPPH.
9. Tenaga Gizi, terdiri atas Sarjana (S1) Gizi dan D-III Gizi.
10. Keterapian Fisik, meliputi tenaga fisioterapi, okupasi terapi dan terapi wicara.
11. Keteknisian Medis, terdiri atas tenaga Radiografer, teknisi Elektromedis, analis kesehatan,
Refraksionis Optisien, Teknisi Transfusi, perekam medis, dan penata anestesi.

Tahun 2021 9
LKIP DINAS KESEHATAN

Selain 11 (sebelas) kualifikasi tenaga kesehatan yang diperlukan sebagaimana disebutkan di


atas, ada pula kebutuhan sejumlah tenaga dengan kualifikasi lain seperti, Sarjana Non-Kesehatan
yang terdiri dari D-III Akuntansi/Ekonomi, S1 Ekonomi, SI Informatika maupun S2 Non-Kesehatan.
Bagi Provinsi yang berkarakter kepulauan seperti Maluku, tentu tidak mudah untuk
memperoleh dan menempatkan kebutuhan tenaga kesehatan secara merata di seluruh wilayah
Provinsi Maluku sesuai kualifikasi yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, dalam kurun waktu
kedepan, diperlukan perencanaan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan yang
sesuai dengan realitas kebutuhan di Provinsi Maluku.

Tabel 1.1 Jumlah ASN Dinas Kesehatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

JUMLAH
NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH DEFINITIF
TITIPAN
1 SD - 1
2 SMP/ SEDERAJAT 2 1

3 SMA/ SEDERAJAT 23 14

4 D1 1 -

5 D2 - -

6 D3 11 2

7 S1 66 5

8 S2 13 1

9 S3 1 -

Jumlah 117 24

Dalam rangka mendukung pencapaian Indikator Kinerja, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
didukung oleh Rumah Sakit dan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD). Adapun gambaran SDM
pada Rumah Sakit dan UPTD Provinsi Maluku dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 1.2 Jumlah ASN


RSUD dr. H. Ishak Umarella Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan ASN Kontrak
1 SD 6 -

2 SMP/SEDERAJAT 3 -

3 SMA/SEDERAJAT 29 -

4 D1 2 -

5 D3 86 -

6 D4 4 -

7 S1 97 -

8 S2 6 -
Jumlah
233 -

Tahun 2021 10
LKIP DINAS KESEHATAN

Tabel 1.3 Jumlah ASN


RS Khusus Daerah Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan ASN Kontrak
1 SD - 3
2 SMP/SEDERAJAT 4 1
3 SMA/SEDERAJAT 11 16
5 D3 45 43
6 D4 5 1
7 S1 33 19
8 S2 9 1
Jumlah 107 84

Tabel 1.4 Jumlah ASN


Laboratorium Kesehatan Daerah Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO PENDIDIKAN JUMLAH TENAGA

1 SMA/SMK 9
2 D1 1
3 D3 13
4 S1 24
5 S2 3
Jumlah 50

Tabel 1.5 Jumlah ASN


Balai Kesehatan Paru Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH


1 SMA/SMK 19
2 D1 1
3 D3 10
4 D4 4
5 S1 11
6 S2 2
Jumlah 47

Tabel 1.6 Jumlah ASN


Balai Pelatihan Kesehatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan ASN Kontrak


1 SMA/SEDERAJAT 3 -

2 D1 1 -

3 DIII 1 -

4 S1 9 -

5 S2 5 -

Jumlah 19 -

Tahun 2021 11
LKIP DINAS KESEHATAN

VIII. LANDASAN HUKUM


Penyusunan Laporan Kinerja Instansi pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
Tahun 2021 didasarkan pada:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistim Kesehatan Nasional
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal;
6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP);
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi birokrasi Republik
Indonnesia Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja
dan tata cara review atas laporan kinerja.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 02 Tahun 2009 tentang RPJPD Provinsi Maluku Tahun
2005-2025;
11. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 02 Tahun 2014 tentang Sistem Kesehatan Daerah;
12. Peraturan Guberniur Nomor 26 tahun 2016 tentang kedudukan tugas dan fungsi susunan
organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Provinsi Maluku.
13. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Susunan Organisasi dan Tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah dan Unit Pelaksana
Teknis Badan Daerah Provinsi Maluku;
14. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Uraian Tugas Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama, Administrator dan Pengawas di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
15. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Gugus
Pulau..

Tahun 2021 12
LKIP DINAS KESEHATAN

IX. SISTEMATIKA PELAPORAN


Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2021 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan gambaran umum kondisi kesehatan di Provinsi
Maluku, dengan penekanan kepada aspek strategis Dinas Kesehatan Provins Maluku
serta permasalahan utama ( isu strategis ) yang sedang dihadapi Dinas kesehatan.

Bab II Perencanaan Kinerja. Bab ini menjelaskan ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja tahun
2021.
Bab III Akuntabilitas Kinerja. Yang terbagi dua yaitu capaian kinerja organisasi dan realisasi
anggaran. Capaian kinerja Dinas Kesehatan untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis Dinas

Kesehatan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi. Realisasi
anggaran yang di gunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja Dinas Kesehatan tahun 2021.

Bab IV Penutup. Bab ini memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021 serta langkah di masa yang akan datang, yang
akan di lakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Maluku untuk meningkatkan kinerjanya.

Lampiran terdiri dari perjanjian kinerja tahun Dinas Kesehatan dengan UPT, RS, eselon 3
dan eselon 4 serta dokumen-dokumen pendukung, Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2021.

Tahun 2021 13
LKIP DINAS KESEHATAN

BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN STRATEGIS

Dokumen perencanaan yang menjadi dasar bagi perencanaan kinerja Dinas kesehatan
Provinsi Maluku dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bidang Kesehatan adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2019 - 2024, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2019-2024 dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku Tahun 2019-2024.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif yang memuat program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung
oleh Dinas Kesehatan untuk kurun waktu tahun 2019-2024, dengan penekanan pada
pencapaian sasaran prioritas Nasional,dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam Renstra
Dinas Kesehatan memuat Visi, Misi, tujuan, nilai-nilai, kebijakan, program, sasaran strategis,
dan indikator kinerja pada rentang waktu tersebut.

1. Visi Pemerintah Provinsi Maluku :


Visi merupakan pandangan obsesif yang mengandung harapan (ekspektasi) tentang
kondisi tertentu yang ingin dicapai di masa mendatang. Dalam konteks pembangunan, Visi
yang dikembangkan untuk kurun waktu ke depan, tentu tidak bisa dilepas-pisahkan dengan
apa yang sudah atau pernah dan sementara dilakukan, karena hakekat pembangunan
adalah sebuah on-going process. Oleh sebab itu, merujuk pada Visi Pemerintah Daerah
yang terkandung dalam RPJM Provinsi Maluku 2019-2024, yaitu “Maluku yang terkelola
secara jujur, bersih dan melayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas
gugusan kepulauan”. Terdapat 6 misi untuk mencapai Visi Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Maluku yaitu:
1. Mewujudkan Birokrasi yang Dinamis, Jujur, Bersih dan Melayani
2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan, Murah dan Terjangkau
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
4. Peningkatan Infrastruktur dan Konektivitas Gugus Pulau
5. Meningkatkan Suasana Kondusif, untuk Investasi, Budaya dan Pariwisata
6. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Profesional, Kreatif, Mandiri dan Berprestasi
Dari keenam agenda utama tersebut di atas, maka peran sector kesehatan dalam
pencapaian visi menjadi sangat sentral dan secara tidak langsung juga dapat berpengaruh
pada poin yang lain. Hal ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi sektor
kesehatan untuk menjadi “main stream” dalam pembangunan daerah Provinsi Maluku.
Selain itu, sebagai bagian integral dari Pemerintah Provinsi Maluku maka Tujuan,
Saran, Staregis dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan 5 (lima) tahun ke depan pun harus
mengacu pada Visi Pemerintah Daerah seperti yang terdapat dalam dokumen RPJM
dimaksud, Salah satu Misi yang tampak terkait dengan aspek kesehatan adalah Misi kedua,
yaitu Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Murah dan Terjangkau.

Tahun 2021 14
LKIP DINAS KESEHATAN

Dalam perspektif Misi ini, pembangunan Maluku dalam jangka waktu lima tahun ke
depan, diorientasikan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Maluku dalam berbagai
aspek termasuk kesehatan. Dengan tercapainya kualitas hidup sehat masyarakat Maluku,
diharapkan produktivitas masyarakat akan semakin berkembang dan mengarah pada
meningkatnya taraf kesejahteraan mereka.
Berdasarkan Visi Pemerintah Daerah Provinsi Maluku sebagaimana tertuang di
dalam RPJM Tahun 2019-2024, maka untuk mendukung terwujudnya visi tersebut, Misi
Dinas Kesehatan tercantum pada Misi yang kedua yaitu Meningkatkan Kualitas
Pendidikan dan Kesehatan Murah dan Terjangkau.
Misi ini adalah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan baik guru maupun
murid, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta memastikan tata kelola
penyelenggaraan pendidikan berbiaya murah dan terjangkau secara merata di seluruh
wilayah Maluku. Demikian halnya dengan sektor kesehatan, dengan misi ini diarahkan untuk
mewujudkan ketersediaan dokter dan tenaga medis serta sarana dan prasarana kesehatan
secara merata, disamping itu berbiaya murah dapat dimaknai ki sebagai bentuk upaya
kesehatan yang lebih mengutamakan pada preventif dan promotif, dan terjangkau di seluruh
wilayah Kepulauan Maluku dengan dukungan tata kelola penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang baik, akan memberikan dampak terhadap meningkatnya kualitas SDM serta
kesejahteraan masyarakat

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pembangunan kesehatan di Provinsi Maluku adalah, Meningkatkan
Kualitas Kesehatan Murah dan Terjangkau.
b. Tujuan Khusus
Bertolak dari Tujuan Umum di atas, dan dengan mempertimbangkan Visi dan Misi, maka
Tujuan Khusus pembangunan kesehatan di Provinsi Maluku adalah:
a. Meningkatnya kesehatan Ibu dan Anak yang didukung oleh peningkatan akses
pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat secara berkualitas, dengan pendekatan
Gugus Pulau
b. Terkendalinya Penyakit Menular maupun Tidak Menular, melalui pelayanan kesehatan
yang merata dan berkualitas.
c. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan yang
memadai dan sesuai standar.
d. Tercapainya peningkatan kualitas manajemen dan jaminan pembiayaan kesehatan,
sistem informasi [KIE] serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Tercapainya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan berprilaku hidup
bersih dan sehat.
f. Tercapainya peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan
keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, perbekalan kesehatan dan makanan.

Tahun 2021 15
LKIP DINAS KESEHATAN

3. SASARAN
Adapun sasaran pembangunan kesehatan untuk mewujudkan kualitas hidup sehat
masyarakat Maluku dalam berbagai aspek secara berkesinambungan, adalah:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan pendistribusian tenaga kesehatan yang berkualitas di setiap gugus
kesehatan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan
4. Meningkatkan upaya promotif dan preventif

4. STRATEGI
Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024, adalah:
1. Optimalisasi implementasi pelayanan kesehatan gugus pulau di kabupaten/kota
2. Penguatan Fungsi Pusat Gugus Pelayanan Kesehatan
3. Peningkatan ketersediaan SDM Kesehatan yang berkualitas
4. Peningkatan ketersediaan sarana, prasarana, obat dan alat kesehatan sesuai standar
5. Penguatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

5. ARAH KEBIJAKAN
Adapun Kebijakan Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024 adalah:
1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau
2. Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia menuju sumber daya manusia
yang unggul.

6. RENCANA PROGRAM
Rencana Program Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020-2024 pada Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku, meliputi:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Kesehatan
6. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
8. Progam Upaya Kesehatan Masyarakat
9. Program Upaya Kesehatan Perorangan
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.
12. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
13. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
14. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana rumah sakit/rumah sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
15. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2021 16
LKIP DINAS KESEHATAN

16. Program Pengawasan Obat dan Makanan


17. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
18. Program Sumber Daya Kesehatan
19. Pogram Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
20. Program Manajemen Pembangunan Kesehatan
21. Program Standardisasi Pelayanan Kesehatan

7. KEGIATAN
Mengacu pada program-program pelayanan kesehatan yang telah teridentifikasi di atas,
maka berbagai kegiatan sebagai implikasi penjabaran program dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang terdiri dari kegiatan:
a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
b. Penyediaan jasa kebersihan kantor
c. Penyediaan alat tulis kantor
d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
e. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
f. Penyediaan makanan dan minuman rapat
g. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
h. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/teknis perkantoran
i. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan:
a. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
b. Pengadaan Peralatan Kantor
c. Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas
d. Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
f. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
g. Pemeliharaan rutin/berkala Jaringan Siknas Online Bidang Kesehatan
h. Rehabilitasi sedang/berat Gedung kantor
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Pengujian Kesehatan Aparatur
4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan yang terdiri dari kegiatan:
a. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Instalasi Farmasi
c. Distribusi obat, vaksi, BMHP dan bahan lainnya dari provinsi ke kabupaten/kota.
5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari kegiatan:
a. Orientasi Pergerakan Fisik ASN
b. Bimbingan Teknis Kesehatan Kerja dan Olahraga
c. Pengadaan APD K3 Penanganan Covid 19

Tahun 2021 17
LKIP DINAS KESEHATAN

6. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
b. Penguatan Pangkalan Saka bhakti Husada Tingkat Provinsi
c. Sosialisasi Perilaku Hidup sehat dan pemberdayaan masayarakat ditingkat provinsi
d. Pengembangan Desa percontohan PHBS dan desa Siaga
7. Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang terdiri dari kegiatan:
a. Orientasi tata laksana gizi buruk di wilayah locus stunting
b. Pelatihan PMBA
c. Konvergensi lintas program lintas sektor untuk penurunan stunting
d. Bimbingan teknis ketiga Kabupaten locus stunting
e. Pertemuan koordinasi terpadu dalam rangka percepatan penurunan stunting
f. Pengadaan makanan tambahan bagi Bumil KEK dan balita kurus
g. Pertemuan monitoring evaluasi, koordinasi dalam daerah dan koordinasi luar daerah
dalam rangka percepatan penurunan stunting di 6 kabupaten locus (SBB, Maluku
Tengah, Aru, SBT, Maluku Tenggara dan MBD)
h. Road Show Edukasi Gizi Seimbang di Masyarakat untuk Pencegahan Covid 19
i. Sosialisasi KIE Gizi Seimbang Dalam Rangka Pencegahan Covid 19
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, terdiri dari kegiatan:
a. Orientasi/sosialisasi dan OJT bagi petugas kesehatan dalam pelayanan KTS di pusat
gugus pulau
b. Orientasi penatalaksanaan diagnosis malaria tingkat Provinsi Maluku
c. Pengembalian spesimen carrier ke Provinsi
d. Workshop CBMS dan PD3I lainnya
e. Penyelidikan epidemiologi kasus dicarded campak, AFP dan PD3I lainnya
f. Assistensi teknis kewaspadaan dini respon KLB
g. Orientasi manajemen terpadu dan surveillance faktor resiko PTM
h. Sosialisasi lintas sektor dan lintas program tentang penyakit kusta dan frambusia
i. Orientasi peningkatan kapasitas SDM TBC
j. Bimbingan teknis pencatatan dan pelaporan program kesehatan jiwa tingkat
kabupaten/kota
k. Orientasi dalam rangka pelaksanaan imunisasi rutin
l. Pertemuan sosialisasi komite ahli Provinsi Maluku dalam rangka penanggulangan
penyakit AFP, Difteri dan PD3I lainnya
m. Sosialisasi penyakit infeksi emerging tingkat Provinsi
n. Pengembalian, pengirimann spesimen campak/rubella, AFP dan PD3I lainnya ke
laboratorium nasional
o. Bimbingan teknis pencatatan dan pelaporan program P2 Hepatitis dan PISP tingkat
Kabupaten/Kota
p. Surveilans aktif RS dan Yankes mingguan, surveilans campak, AFP dan PD3I lainnya
q. Pengadaan Media Informasi Kesehatan Jiwa untuk Pencegahan Covid 19
r. OJT Tenaga Laboratorium & Petugas Surveilans Dinas Kab/Kota.

Tahun 2021 18
LKIP DINAS KESEHATAN

9. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari kegiatan:


a. Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat (BPJS) PNS / TNI / POLRI / Mandiri.

10. Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak


a. Orientasi ANC Terpadu dan PNC
b. Orientasi kadar kesehatan, guru PAUD/TK/RA tentang buku KIA dan stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
c. Orientasi PKPR dan manajemen terpadu pelayanan kesehatan remaja
d. Pengadaan APD Kesehatan Keluarga untuk Pencegahan Covid 19
e. Pengadaan Media Informasi Kesehatan Keluarga untuk Pencegahan Covid 19

11. Program Manajemen Pembangunan Kesehatan yang terdiri dari kegiatan:


a. Bimbingan teknis DAK dan SPM bidang kesehatan
b. Konsultasi/Konsulidasi DAK ke Pusat

12. Program Upaya Kesehatan Perorangan yang terdiri dari kegiatan:


a. Pengembangan kesehatan tradisional
b. Kemampuan Teknis Tim BPRS di Rumah Sakit dan puskesmas
c. Pertemuan evaluasi PIS- PK tingkat Provinsi
d. Sewa rumah singgah untuk pasien rujukan luar provinsi
e. OJT Tata Kelola Pasien di Ruang Isolasi Dalam Rangka Penanganan Covid 19

8. KELOMPOK SASARAN
Kelompok sasaran Rencana Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku tahun 2020 – 2024,
adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan kepada bayi, Balita, Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan kelompok
beresiko tinggi.
2. Masyarakat miskin terutama di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
3. Masyarakat luas yang memerlukan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan
berkualitas.
4. Sarana dan prasarana di Rumah Sakit dan Puskesmas serta jaringannya.

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama, maka dalamo
rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas instansi
pemerintah, setiap instansi pemerintah perlu menetapkan indikator Kinerja Utama (IKU).
Dari sejumlah target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kesehatan
Tahun 2019 - 2024, maka ditetapkan 13 (tiga belas) Indikator Kinerja Utama (IKU).
Penetapan IKU secara formal, dapat memberikan informasi kinerja yang penting dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik serta diperolehnya ukuran keberhasilan
dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis, yang dapat digunakan untuk perbaikan
kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

Tahun 2021 19
LKIP DINAS KESEHATAN

Adapun indikator kinerja utama Dinas Kesehatan Provinsi Maluku untuk mendukung
pencapaian visi dan misi berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
tahun 2020 yaitu :
Indikator Kinerja Utama :
1. Angka Kematian Ibu
2. Angka Kematian Neonatal
3. Prevalensi Gizi Kurang pada Balita
4. Temuan Kasus Baru TB (%)
MENINGKATKAN 5. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
DERAJAT KESEHATAN 6. Persentase merokok pada penduduk usia 10 - 18 Tahun
MASYARAKAT
7. Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%)
8. Krisis Kesehatan (%)
9. Jumlah Puskesmas yang terakreditasi Madya
10. Jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi Utama

C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021


Perjanjian kinerja adalah lembar/ dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang di sertai dengan indikator kinerja. Terwujudnya komitmen penerima
amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang di
sepakati tidak dibatasi pada kinerja yang di hasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi
termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang
dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya sehingga terwujud kesinambungan kinerja
setiap tahunnya. Berikut perjanjian kinerja dinas kesehatan provinsi dan UPT serta Rumah
sakit :

TABEL 2.1.
PERJANJIAN KINERJA
DINAS KESEHATAN 2021

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2021


Menurunkan Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu per
1 Menjadi 116/100.000 KH di Tahun 123/ 100.000 KH
100.000 kelahiran hidup
2024
Menurunkan angka kematian Angka Kematian Neonatal
2 Neonatal menjadi 4/1000 KH di tahun (AKN) per 1000 kelahiran 4/1.000 KH
2024 hidup
Menurunnya prevalensi balita gizi Prevalensi balita gizi kurang
3 7%
kurang menjadi ≤5% di tahun 2024 (%)
Meningkatnya Persentase Penemuan
kasus Baru TB (Case Detection
4 Temuan Kasus Baru TB (%) 80%
Rate_ Tuberkulosis) menjadi 90%
pada tahun 2024

Meningkatnya cakupan Imunisasi


5 Dasar Lengkap menjadi 95.50% di Imunisasi Dasar Lengkap (%) 94%
tahun 2024

Tahun 2021 20
LKIP DINAS KESEHATAN

Menurunnya persentase merokok


Persentase merokok pada
6 pada penduduk usia 10 - 18 tahun 9,0%
penduduk usia 10 - 18 Tahun
menjadi 8,7 % di Tahun 2024
Cakupan Desa/ Kelurahan
Meningkatnya persentasi KLB yang
mengalami KLB yang
7 di tangani < 24 jam menjadi 100% 100%
dilakukan penyelidikan
di tahun 2024
epidemiologi < 24 jam (%)
Meningkatnya persentase korban
krisis kesehatan yang mendapatkan
8 Krisis Kesehatan (%) 100%
pelayanan kesehatan menjadi 100%
di Tahun 2024
Meningkatnya jumlah Puskesmas Meningkatnya jumlah
9 yang terakreditasi Madya menjadi Puskesmas yang 148
170 di Tahun 2024 terakreditasi Madya
Meningkatnya jumlah Rumah Sakit Meningkatnya jumlah Rumah
10 yang terakreditasi Utama menjadi 15 Sakit yang terakreditasi 5
di Tahun 2024 Utama

Tabel 2.2.
Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja dan Target 2021
Target
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
2021
Meningkatnya Meningkatnya 123 /
ANGKA KEMATIAN IBU PER
Kualitas Kesehatan Kualitas 100.000
100.000 KH
Murah dan Pelayanan KH
Terjangkau Kesehatan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
54%
(PF)
Cakupan pelayanan ANC (K4) 79%
Cakupan kunjungan nifas (KF) 75%
Cakupan penanganan komplikasi
45%
obstetri (PK)
Cakupan pelayanan Keluarga
70%
Berencana
ANGKA KEMATIAN NEONATAL 4 / 1.000
(AKN) PER 1000 KH KH
6 / 1.000
Angka Kematian Bayi
KH
7 / 1.000
Angka Kematian Balita
KH
Cakupan kunjungan neonatal
69%
lengkap (KNL)
Cakupan kunjungan bayi 76%
Cakupan penanganan komplikasi
35%
neonatal (PKN)
Cakupan kunjungan balita 55%

Tahun 2021 21
LKIP DINAS KESEHATAN

MENURUNKAN PREVALENSI
7%
BALITA GIZI KURANG
Prevalensi balita gizi buruk <0,8%
Prevalensi balita stunting 23%
Cakupan vitamin A pada bayi dan
82%
balita
Cakupan pelayanan balita (D/S) 69%
Prevalensi ibu hamil dengan
16%
kekurangan energi kalori
Prevalensi ibu hamil anemi 18%

Cakupan ASI eksklusif 56%


Cakupan RT Konsumsi garam
83%
beryodium
MENINGKATNYA ANGKA
80%
TEMUAN KASUS BARU TB
Success Rate 90%
Slide Positivity Rate (SPR) % < 5%
KEJADIAN LUAR BIASA 100%
1,15 /
Annual Paracite Incidence
1000 pddk
Kabupaten/Kota yang melakukan
7
deteksi dini penyakit kanker
Prevalensi HIV dan AIDS dari total
<0,2%
populasi
ODHA yang mendapat pengobatan
40%
ARV
Desa/Kelurahan yang melaksanakan
540 Desa
STBM
Pengawasan Sarana air bersih 66%
Keluarga menggunakan jamban
74%
memenuhi syarat kesehatan
Kabupaten/kota sehat 22%
KRISIS KESEHATAN 100%
Sistem Kewaspadaan Dini 80%

Tahun 2021 22
LKIP DINAS KESEHATAN

PRESENTASI MEROKOK PADA


9.0
USIA ≤ 18 TAHUN
Meningkatnya jumlah Kab/Kota yang
7
memiliki Perda KTR
Meningkatnya Kabupaten/Kota
dengan Puskesmas yang
7
menyelenggarakan layanan Upaya
Berhenti Merokok (UBM)
Jumlah Kabupaten/Kota dengan
cakupan deteksi dini Faktor Risiko 7
PTM
Meningkatnya Kabupaten/Kota
dengan Puskesmas yang
7
melaksanakan deteksi dini
gangguan indera
Kabupaten/Kota yang melakukan
7
deteksi dini penyakit kanker
Presentasi Program yang tercapai
100%
OPD Dinas Kesehatan
Jumlah Puskesmas dengan luas
275
wilayah administrasi pemerintahan
Jumlah Puskesmas Pembantu
dengan luas wilayah administrasi 530
pemerintahan
Ketersediaan Alkes 42,79
Sarana Prasarana Alat Kesehatan di
63,74
Fasyankes
Pengunaan obat generik di
97%
Puskesmas
Pelayanan kefarmasian di
40%
Puskesmas Rawat Inap
Penggunaan obat rasional 76%
Pos Kesehatan Desa 44%
Kecamatan dengan indikator
4
keluarga sehat
Kebijakan yang mendukung PHBS 11

Tahun 2021 23
LKIP DINAS KESEHATAN

Organisasi masyarakat 16

Aparatur pemerintahan desa 46%

Alkes dan PKRT 89%

Makanan jajajan anak sekolah 77%

Industri Rumah Tangga Pangan 92%

Cakupan puskesmas mampu


11
pelayanan kesehatan jiwa (%)

Puskesmas yang melaksanakan


tatalaksana program ISPA sesuai 65
standar (%)
RS YANG TERAKREDITASI
5 unit
UTAMA
Rumah Sakit dengan Pelayanan 5
Kesehatan Tradisional

Pengelolaan Limbah Medis RS yang 47,5%


memenuhi syarat Kesehatan

Rasio Tempat Tidur RS dengan 48%


jumlah penduduk Kab/Kota

Rasio dokter spesialis dengan 8: 100.000


penduduk

Rasio dokter dengan penduduk 38: 100.000

Rasio dokter gigi dengan penduduk 13: 100.000

Rasio bidan dengan penduduk 97: 100.000

Rasio perawat dengan penduduk 225: 100.000

Rasio apoteker dengan penduduk 17: 100.000

Rasio sarjana kesmas dengan 37: 100.000


penduduk

Pengunaan obat generik di Rumah 74%


Sakit

Pelayanan kefarmasian di Rumah


50%
Sakit

Tahun 2021 24
LKIP DINAS KESEHATAN

Pendistribusian
Meningkatnya Rasio dokter 8:100,000
tenaga kesehatan
spesialis dengan penduduk
yang berkualitas di
setiap gugus pulau
Meningkatnya Rasio dokter dengan 38: 100,000
penduduk

Meningkatnya Rasio dokter gigi 13:100,000


dengan penduduk

Meningkatnya Rasio bidan dengan 97:100.000


penduduk

Meningkatnya Rasio perawat 225:100.000


dengan penduduk

Meningkatnya Rasio apoteker 17:100,000


dengan penduduk

Meningkatnya Rasio sarjana 37:100,000


kesmas dengan penduduk
Meningkatkan
IMUNISASI DASAR LENGKAP 94%
Upaya Promotif dan
Prevfentif
Desa UCI 72,5%

Campak dosis kedua 61,9%

Angka Acute Flaccid Paralysis >2 /


(AFP) 100.000

Tahun 2021 25
LKIP DINAS KESEHATAN

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Dinas kesehatan Provinsi Maluku.

kuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalah perwujudan kewajiban suatu instansi


pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan dalam mengelola sumber
daya sesuai dengan mandat yang diterima melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang
merupakan penjabaran dari sasaran melalui instrument pertanggungjawaban secara periodik,
yaitu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).
Instrumen pertanggungjawaban tersebut antara lain meliputi pengukuran, penilaian,
evaluasi dan analisis kinerja, serta akuntabilitas keuangan yang dilaporkan secara menyeluruh
dan terpadu untuk memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, sasaran, tujuan, serta misi dan visi
organisasi. Adapun capaian kinerja sasaran strategis yang merupakan Perjanjian Kinerja Dinas
Kesehatan dengan Kepala Daerah Provinsi Maluku dapat dilihat pada tabel berikut dengan.

I. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)


Tabel 3.1.
Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis Dnas Kesehatan Provinsi Maluku
Tahun 2021

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah
Angka Kematian Ibu per 100,000
1 123 Kematian Ibu -
kelahiran hidup
63
Angka Kematian Neonatal (AKN)
2 4 6 66,7
per 1000 Kelahiran Hidup

3 Prevalensi balita gizi kurang (%) 7 7 100

4 Temuan Kasus Baru TB (%) 80% 38,2% 44,9


Persentasi Merokok pada
5 9,0% 9,0% 100
Penduduk Usia 10 - 18 Tahun
Cakupan Desa/ Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
6 100% 100% 100
penyelidikan epidemiologi < 24
jam (%)
7 Krisis Kesehatan (%) 100% 100% 100
Meningkatnya jumlah puskesmas 148
8 89 71,20
yang terakreditasi Madya
Meningkatnya jumlah RS yang
9 5 0 0
terakreditasi Utama
10 Imunisasi Dasar Lengkap (%) 94% 56,8% 60,42

Tahun 2021 26
LKIP DINAS KESEHATAN

Tabel 3.2
Perbandingan Realisasi Capaian Tahun ini dengan Tahun sebelumnya
(Indikator Kinerja Utama)

2019 2020 2021


Indikator Kinerja
Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian
Angka
Kematian Ibu
1 per 100,000 114 111 149 83 - -
kelahiran
hidup
Angka
Kematian
Neonatal
2 (AKN) per - - 3 133,3 6 66,7
1000
Kelahiran
Hidup
Prevalensi
3 balita gizi 5% 160% 5,7% 131,5 4,8 145,8
kurang (%)
Temuan
4 Kasus Baru 51% 72,88% 11% 14,66 36,2% 80
TB (%)
Persentasi
Merokok pada
5 Penduduk 8,8% 103,41 8,8% 103,41% 9,0% 9,0%
Usia 10 - 18
Tahun
Cakupan
Desa/
Kelurahan
mengalami
6 KLB yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <
24 jam (%)
Krisis
7 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kesehatan (%)
Meningkatnya
jumlah
puskesmas
8 - - 89 71,20 89 60,13%
yang
terakreditasi
Madya
Meningkatnya
jumlah RS
9 yang - - 2 100 2 40
terakreditasi
Utama

Imunisasi
10 Dasar 54,5% 60,56% 42,9% 42,88% 56,8% 60,4%
Lengkap (%)

Tahun 2021 27
LKIP DINAS KESEHATAN

Analisa Capaian Indikator Kinerja Utama:


1. Menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 116 per 100.000 kelahiran hidup di Tahun
2024
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan angka kematian ibu per 100.000 Kelahiran
Hidup”, Pada tahun 2019 AKI mencapai 114 per 100.000 Kelahiran Hidup dari target yang
ditetapkan sebesar 127 per 100.000 kelahiran hidup atau 111,4% capaiannya di tahun
2020 menjadi 149 per 100.000 KH dari target yang ditetapkan sebesar 125 per 100.000 KH
dengan realisasi 149/100.000 KH dari target 125.100.000 KH. Pada tahun 2021 AKI tidak
dapat dihitung karena Jumlah Kelahiran Hidup di Maluku tidak mencapai 100.000 KH,
namun jumlah kematian ibu di tahun 2021 adalah 63 kasus kematian ibu, menurun
dibandingkan dengan jumlah kematian ibu di tahun 2020 sebanyak 70 kasus kematian ibu.

Tabel 3.3. CAKUPAN ANGKA KEMATIAN IBU DI PROVINSI MALUKU


TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Menurunkan angka Target


kematian ibu per Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
100.000 Kelahiran
Hidup 127 114 125 149 123 - 116
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

2. Menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 4 per 1000 Kelahiran Hidup di
Tahun 2024
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan angka kematian neonatal per 1000
Kelahiran Hidup”, pada tahun 2019 tidak ada indikator menurunkan angka kematian
neonatal. Sehingga tidak dapat di ukur proses pencapaiannya 3 tahun terakhir. Pada tahun
2020 kematian neonatal adalah 3 per 1000 kelahiran hidup dari target 4 per 1000 Kelahiran
Hidup atau pencapaiannya sebesar 133,3%, dan pada tahun 2021 kematian neonatal
adalah 5 per 1000 kelahiran hidup dari target 4 per 1000 kelahiran hidup atau
pencapaiannya 80%.
3. Menurunkan Prevalensi Balita Gizi Kurang menjadi ≤ 5 % di Tahun 2024
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi balita gizi kurang”, Tahun 2019
mencapai 5 % dari target yang ditetapkan sebesar 8 % atau pencapaian 160 %, tahun
2020 realisasi 5,7%, dari target sebesar 7,5% dengan capaian 131,5%, dan di tahun 2021
capaiannya 4,8% dari target 7% atau capaiannya 145,8%. Indikator ini merupakan indikator
negatif sehingga hasilnya diharapkan lebih menurun.
Tercapainya target Hal ini disebabkan karena adanya Penginputan data kedalam
aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

Tahun 2021 28
LKIP DINAS KESEHATAN

Adapun menurunnya prevalensi balita gizi kurang sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4. PREVALENSI BALITA GIZI KURANG TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
prevalensi balita RPJMD
gizi kurang 8 5 7,5 5,7 7 4,8 ≤5
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

4. Meningkatkan Angka Temuan Kasus Baru TB menjadi 90 % di Tahun 2024


Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan angka temuan kasus baru TB”. Dalam
RENSTRA 2019-2024 mulai terdapat indikator ini, dimana tahun 2019 realisasinya 51%
dari target sebesar 70% atau pencapaian 72,88%, pada tahun 2020 meningkatkan angka
Temuan Kasus Baru TB realisasinya menurun menjadi 11%, dari target sebesar 79%
dengan capaian 14,66%. Pada tahun 2021 Temuan Kasus Baru TB realisasinya hanya
mengalami sedikit peningkatan menjadi 38,2%, dari target sebesar 80% dengan capaian
47,75%. Indikator ini merupakan indikator positif dimana makin banyak kasus TB yang
ditemukan, semakin baik untuk proses pengobatan.
Belum tercapainya target disebabkan karena ada beberapa pengelola program yang
tidak memiliki sarana prasarana, laporan tidak tepat waktu karena masalah jaringan pada
saat input secara online, pencarian kasus kontak kerumah-rumah tidak dilaksanakan
karena petugas sibuk dengan vaksinasi, pencatatan dan pelaporan dari sistem SITT ke
SITB terkendala karena sebagian petugas belum dilatih karena pergantian petugas di
fasilitas kesehatan.
Adapun Data Meningkatkan angka temuan kasus baru TB sejak tahun 2019 sampai
dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. ANGKA TEMUAN KASUS TB TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Target
Meningkatkan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
angka temuan
kasus baru TB 70 51 79 11 80 38,2 90

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 29
LKIP DINAS KESEHATAN

5. Menurunnya Persentasi Merokok pada Penduduk Usia 10 - 18 Tahun menjadi 8,7 % di


Tahun 2024

Pada Indikator Kinerja “Menurunnya persentase merokok pada usia 10 – 18


tahun”. Mulai di tahun 2019 dengan realisasi 8,8% dari target 9,1% atau pencapaian
103,41%. Pada tahun 2020 menurunnya persentase merokok pada usia 10-18 tahun
realisasi 8,8% dari target 9,1% atau pencapaiannya 103,41%, sedangkan pada tahun 2021
realisasinya 9,0% dari target 9,0% atau pencapaian 100%.
Indikator adalah indikator negative, semakin rendah realisasi adalah suatu
keberhasilan. Tercapainya target disebabkan di fasilitasinya kegiatan-kegiatan terkait
pengendalian konsumsi rokok pada usia 10-18 tahun, perlu di tingkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi rokok, perlunya Penetapan dan
implementasi kebijakan KTR menjadi prioritas daerah. Data base merokok usia 10-18
tahun masih menggunakan data hasil riskesdas, belum ada indikator pengukuran secara riil
di lapangan. Adapun menurunnya presentase merokok pada usia 10-18 sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. PERSENTASE MEROKOK PADA USIA 10-18 TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Menurunnya Target
persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
merokok pada
usia 10 – 18 9,1 8,8 9,1 8,8 9,0 9,0 8,7
tahun
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

6. Meningkatkan Persentase KLB yang Ditangani < 24 Jam menjadi 100 % di Tahun 2024

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase KLB yang ditangani <24 jam”,
realisasi pada tahun 2019 sampai 2021 adalah 100% dari target 100% atau capaian
100%. Tercapai 100% 3 tahun berturut turut adalah karena indikator tersebut merupakan
indikator Standar pelayanan minimal (SPM) Provinsi yang merupakan kewajiban
Pemerintah Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah No. 2 tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal.

7. Meningkatkan Persentase Korban Krisis Kesehatan yang Mendapatkan Pelayanan


Kesehatan menjadi 100% di Tahun 2024

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan persentase korban krisis kesehatan yang


mendapatkan pelayanan kesehatan”, realisasi pada tahun 2019 sampai 2021 adalah
100% dari target 100% atau capaian 100%. Tercapai 100% 3 tahun berturut turut adalah
karena indikator tersebut merupakan indikator Standar pelayanan minimal (SPM) Provinsi
yang merupakan kewajiban Pemerintah Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Daerah No. 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Tahun 2021 30
LKIP DINAS KESEHATAN

8. Meningkatkan Jumlah Puskesmas yang Terakreditasi Madya menjadi 170 di Tahun


2024
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan jumlah puskesmas terakreditasi madya”,
Pada tahun 2019 terkait sasaran indikator ini tidak ada, di tahun 2020 targetnya adalah 125
puskesmas yang terakreditasi madya, dengan realisasi sebesar 89 Puskesmas atau
71,20% dari target yang ingin dicapai, terdiri dari 79 puskesmas yang terakreditasi madya
dan 10 puskesmas yang terakreditasi lebih tinggi dari madya yakni paripurna. Pada tahun
2021 dari target 148 puskesmas yang terakreditasi madya realisasinya 89 Puskesmas atau
capaiannya 60,14%.
Tidak mencapainya target dari segi kuantitas jumlah Puskesmas yang terakreditasi
madya, karena pada tahun 2020 dan 2021 berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan
Kesehatan Kemenkes RI terkait Penundaan kegiatan Akreditasi Puskesmas dan RS
selama masa Pandemi covid-19, sehingga Survei Akreditasi tidak dilaksanakan. Selain itu
masih terdapat indicator penjamin mutu dan pelayanan puskesmas, seperti tenaga medis,
sarana dan fasilitas medis pendukung lainnya yang belum dapat dipenuhi kelengkapan dan
kecakapannya serta masih banyak SOP yang belum menjadi budaya puskesmas.

9. Meningkatkan Jumlah RS yang Terakreditasi Utama menjadi 15 di Tahun 2024


Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi
utama”, sasaran indicator ini pada tahun 2019 tidak ada, pada tahun 2020 targetnya
adalah 2 RS dan realisasinya 2 RS atau capaiannya 100%. Di tahun 2021 targetnya 5 RS,
realisasinya sebesar 0 RS. Tidak mencapainya target dari segi kuantitas jumlah, karena
pada tahun 2020 dan 2021 berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan
Kemenkes RI terkait Penundaan kegiatan Akreditasi Puskesmas dan RS selama masa
Pandemi covid-19, sehingga Survei Akreditasi tidak dilaksanakan.
Di Provinsi Maluku belum ada Rumah Sakit yang terakreditasi utama sesuai dengan
target yang ditetapkan. Tetapi ada dua RS yang terakreditasi lebih tinggi dari Utama Yakni
Paripurna yaitu RS khusus Daerah (RSKD) dan RS Dr. J. E. Latumeten. Tercapainya
target karena terdapat indicator penjamin mutu dan dan pelayanan rumah sakit, seperti
tenaga medis, sarana dan fasilitas medis pendukung lainnya yang perlu ditingkatkan
kelengkapan dan kecakapannya. Selain itu masih perlu penguatan SOP untuk menjadi
budaya Rumah Sakit.
10. Meningkatkan Imunisasi Dasar Lengkap menjadi 95,5 % di Tahun 2024
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap”,
Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja memasukkan zat kekebalan
tubuh pada bayi agar bayi terlindung dari berbagai penyakit, diantaranya Hepatitis B,
BCG, DPT, Polio dan Campak. Bayi dikatakan memperoleh imunisasi dasar lengkap
apabila ke-5 imunisasi ini. Lima imunisasi dasar ini dapat diperoleh di posyandu,
puskesmas, rumah sakit atau klinik bersalin. Adapun manfaat imunisasi antara lain;
1. Agar terhindar dari penyakit
2. Agar tidak mengalami cacat
3. Mencegah kematian pada bayi

Tahun 2021 31
LKIP DINAS KESEHATAN

Hal lain yang harus diperhatikan adalah setelah imunisasi BCG mungkin akan
menimbulkan bekas kemerahan seperti luka kecil, namun itu tidak berbahaya karena
akan hilang dengan sendirinya. Selain itu setelah imunisasi DPT bayi akan mengalami
demam tetapi akan hilang setelah 1-2 hari setelah diberi obat penurun panas. Demikian
juga halnya dengan imunisasi campak.
Dari tabel pencapaian imunisasi dasar lengkap Tahun 2019 realisasi mencapai
54,5% dari target sebesar 90% atau pencapaian 60,56%. Pada tahun 2020 cakupan
imunisasi dasar lengkap menurun menjadi 76,5 %, dari target 93,5% dengan capaian
81%. Sedangkan pada tahun 2021 cakupan imunisasi dasar lengkap menurun menjadi
56,8% dari target 94% dengan capaian 60,43%.

Tidak tercapainya target disebabkan tidak aktifnya posyandu pada masa pandemic
Covid-19 dan masih kurang aktifnya petugas dalam memberikan pelayanan kepada
sasaran yang tidak datang ke posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya yang dikenal
dengan Drop Out Follow Up (DOFU). Serta adanya budaya setempat dimana bayi berusia
0 – 7 hari tidak dibolehkan dibawa keluar rumah, sehingga imunisasi Hepatitis B-0 (HB0)
tidak dapat diberikan. Dengan demikian akan berpengaruh pada cakupan Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL). Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan kerjasama
dengan Tokoh Agama (TOGA), Tokoh Masyarakat (TOMA), PKK, maupun organisasi
masyarakat lainnya dalam membangun strategi komunikasi yang mendukung
peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap. Adapun meningkatkan cakupan imunisasi
dasar lengkap sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7. CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
jumlah puskesmas Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
terakreditasi
madya 90 54,5 93,5 76,5 94 56,8 95,5
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

II. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI PADA INDIKATOR KINERJA ANTARA

Indikator kinerja antara merupakan indikator yang mempengaruhi capaian realisasi dari
indikator utama, karena indikator antara sebagai faktor pendukung dalam pencapaian target
kinerja tahunan yang ditetapkan dalam RENSTRA 2019 – 2024 capaian tersebut didukug dari
berbagai sumber dana yang ada diantaranya APBD (DBH, Hibah, Bansos) APBN (DAK, BOK)
berikut capaian target realisasi program dan penjelasan indikator dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tahun 2021 32
LKIP DINAS KESEHATAN

TABEL. 3.8
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “ANGKA KEMATIAN IBU”

Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021


Indikator Kinerja 2020 Tar Reali- Capai- Tar Realis Capai Targ Reali- Capai-
get sasi an get asi an et sasi an

Angka Kematian Ibu (AKI) Menurunkan Angka Kematian Ibu Menjadi 125/100.000 KH di tahun 2020
Persalinan di Fasilitas
48% 30% 62,5% 51% 50% 98,03% 54% 66,03% 122,3%
Kesehatan (PF)

Cakupan pelayanan ANC


75% 46,4% 61,87% 77% 72% 93,50% 79% 77,51% 91,4%
(K4)

Cakupan kunjungan nifas


65% 32% 49,23% 70% 57% 81,42% 75% 53,83% 81,43%
(KF)

Cakupan penanga-nan
35% 15% 42,86% 40% 25% 62,5% 45% 32% 62,50%
komplikasi obstetri (PK)

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan persalinan di fasilitas kesehatan”,


Peningkatan mutu persalinan di fasilitas kesehatan persalinan tidak hanya oleh tenaga
kesehatan tetapi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan. Pada
tahun 2019 realisasi 30% dari target 48% atau capaian 62,5%. Tahun 2020 realisasi persalinan
di fasilitas kesehatan sebesar 50% dari target 51% atau capaian sebesar 98,03%, dan pada
tahun 2021 realisasi persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 66,03% dari target 54% atau
capaian sebesar 122,3%. Terlihat adanya peningkatan cakupan persalinan di fasilitas
kesehatan pada tahun 2021 beberapa faktor penyebabnya meningkatnya adalah pertolongan
bidan di tempat persalinan bidan mandiri, dikategorikan sebagai persalinan di fasilitas
kesehatan, perlunya penguatan permenkes 97 tahun 2014 tentang persalinan di fasilitas
kesehatan, penguatan Antenal Care (ANC) terpadu yang semakin berkualitas dan dilaksanakan
secara optimal, Edukasi kepada keluarga tentang pentingnya persalinan di tolong tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pertolongan
persalinan, mengaktifkan program kemitraan antara bidan dukun dengan melibatkan organisasi
masyarakat yang ada di wilayah setempat, serta mengadvokasi program Jaminan persalinan
(Jampersal) bagi stekholder untuk peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Adapun Cakupan Persalinan Di Fasilitas Kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.9

Tabel 3.9. CAKUPAN PERSENTASE PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN


TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
persalinan di 48 30 51 98,03 54 122,3 63
fasilitas kesehatan
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 33
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan pelayanan ANC (K4)”, tahun 2019 turun
menjadi 46,4% dari target sebesar 75% atau pencapaian 61,87%. Tahun 2020 cakupan pelayanan
- pelayanan ANC menjadi meningkat 72%, dari target sebesar 77% dengan capaian 93,80%. Pada
Tahun 2021 cakupan pelayanan - pelayanan ANC menjadi meningkat 77,51 %, dari target sebesar
79% dengan capaian 91,4%. Masih belum tercapainya target disebabkan karena keadaan
pandemic Covid-19, ibu hamil takut memeriksakan kehamilan difasilitas kesehatan sehingga
pelayanan Antenatal care yang dilakukan secara terpadu belum optimal, serta masih tingginya
budaya masyarakat untuk memeriksakan kehamilan pada “dukun beranak” atau “mama biang”.
Untuk itu perlu adanya peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalan pelayanan kesehatan ibu
dan anak secara terpadu serta dibangun kemitraan antara bidan dan dukun. Adapun Cakupan
Pelayanan ANC sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.10 di
bawah ini.
Tabel 3.10 CAKUPAN PELAYANAN ANC TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
pelayanan ANC
(K4) 75 46,4 77 72 79 77,51 91,4
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan kunjungan nifas (KF)”, tahun 2019
cakupannay 32% dari target sebesar 65% atau pencapaian 49,23%, tahun 2020 cakupan
kunjungan nifas meningkat 57% dari target sebesar 70% dengan capaian 81,42%. Pada tahun
2021 cakupan kunjungan nifas menurun menjadi 53,83% dari target sebesar 75% dengan capaian
71,77%. Masih belum tercapainya target Hal ini disebabkan karena kunjungan nifas pertama (6–
42 jam) dan kunjungan neonatus pertama (6-48 jam) masih dijalankan secara terpisah, dengan
demikian perlu dipadukan antara kunjungan nifas dan kunjungan neonatus selain itu juga karena
kondisi pandemic covid-19 banyak ibu yang melahirkan tidak di fasilitas kesehatan. Adapun
Cakupan Kunjungan Nifas sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel
3.11 dibawah ini.

Tabel 3.11. CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
kunjungan nifas
(KF) 65 32 70 57 75 53,83 90
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 34
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi obstetric


(PK)”, Tahun 2019 capaiannya 15% dari target sebesar 35% atau pencapaian 42,86%. Pada
tahun 2020 cakupan penanganan komplikasi obstetric meningkat 25%, dari target sebesar 40%
dengan capaian 62,5%, dan pada tahun 2021 cakupan penanganan komplikasi obstetric
meningkat 32% dari target sebesar 45% dengan capaian 71,11% Masih belum tercapainya target
hal ini disebabkan karena masih terbatasnya sarana prasarana yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar, dan belum semua puskesmas mampu melaksanakan Penanganan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED), serta sulitnya akses ke fasilitas kesehatan. Dengan
demikian maka semua fasilitas kesehatan perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Adapun Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetric tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.12

Tabel 3.12. CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI OBSTETRIC TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
penanganan
komplikasi 35 15 40 25 45 32 90
obstetric (PK)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

TABEL 3.13 INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “ANGKA KEMATIAN NEONATAL”


Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Indikator Kinerja 2020


Tar- Reali- Capai- Tar- Reali- Capai- Ta- Reali- Capai-
get sasi an get sasi an rget sasi an
Angka Kematian Neonatal
Menurunkan angka kematian Neonatal menjadi 4/1000 KH di Tahun 2020
(AKN) Per 1000 KH
6/ 5/ 6/ 6/ 6/ 6/
Angka Kematian Bayi 1000 1000 120% 1.000 1.000 100% 1.000 1.000 100%
KH KH KH KH KH KH

7/ 1/ 7/ 6/ 7/ 1/
Angka Kematian Balita 1000 1000 700% 1.000 1.000 116,6% 1000 1000 700%
KH KH KH KH KH KH

Cakupan kunjungan
65% 35% 53,85% 67% 57% 85,07% 68 78,17 114,95
neonatal lengkap (KNL)

Cakupan kunjungan bayi 70% 20% 41,43% 73% 63% 86,30% 76 45,1 59,34

Cakupan penanganan
31% 17% 54,84% 33% 23% 69,69% 35 1,32 3,77
komplikasi neonatal (PKN)

Cakupan kunjungan balita 45% 20% 44,44% 50% 56% 112% 55 9,36 17

Tercapainya target turunnya angka kematian neonatal karena peningkatan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat dasar di masyarakat, adanya
pendayagunaan untuk kegiatan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh nakes melalui
kunjungan rumah terkait dengan keadaan pandemic covid-19 saat ini, adanya peningkatan
kapasitas keterampilan bidan-bidan di desa dan kerjasama dengan melibatkan dukun bayi,
keluarga dan masyarakat.

Tahun 2021 35
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja “Menurunkan angka kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup”,
pada tahun 2019 sebesar 5 per 1000 KH dari target sebesar 6 per 1000 KH atau pencapaian
120%. Pada tahun 2020 realisasi 6 per 1000 KH, dari target sebesar 6 per 1000 KH dengan
capaian 100%, dan pada tahun 2021 realisasinya 6 per 1000 KH dari target sebesar 6 per 1000
KH dengan capaian 100%. Sedangkan pada tahun 2021, realisasi 6 dari target 6 atau capaian
100%. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya menurun merupakan
keberhasilan. Tercapainya target hal ini disebabkan karena tenaga yang terlatih saat kelahiran
sudah mencapai 80%, penempatan bidan di kawasan pedesaan yang di ikuti dengan pelatihan
bidan dan tercapainya target imunisasi dan gizi juga berperan penting terhadap penurunan
kematian ibu dan anak. Adapun Menurunnya Angka Kematian Bayi Per 1000 KH tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.15

Tabel 3.15. ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KH TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024


Menurunkan Target
angka kematian Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
bayi per 1000 6 5 6 6 6 6 6
Kelahiran Hidup
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Penurunan angka kematian bayi sangat berpengaruh kepada kenaikan Angka Harapan
Hidup (AHH) waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat terutama pada penurunan angka kematian bayi dan kenaikan AHH.
Meningkatnya AHH secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang peningkatan kualitas
hidup. Untuk capaian Angka Harapan Hidup, Provinsi Maluku berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) dari tahun 2014 s/d 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.16.
Capaian Angka Harapan Hidup Provinsi Maluku Tahun 2014-2020
No Tahun Capaian AHH
1 2014 65
2 2015 65.31
3 2016 65.35
4 2017 65.40
5 2018 65,72
6 2019 65.86
7 2020 65,98
Sumber: BPS Maluku 2020

Penyebab kematian bayi di Provinsi Maluku, juga disebabkan oleh berbagai indikator
antara lain kurangnya kesadaran ibu untuk membawa dan memeriksakan kesehatan ibu dan bayi
di fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor lain yang menjadi kendala dalam mencapai sasaran ini
adalah:
1. Faktor ekonomi
2. Faktor budaya
3. Faktor geografis
4. Faktor transportasi

Tahun 2021 36
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja “Menurunkan angka kematian balita per 1000 Kelahiran Hidup”,
tahun 2019 mencapai 2 per 1000KH dari target yang ditetapkan sebesar 38 per 1000KH atau
3200% capaiannya, di tahun 2019 hanya 1 per 1000KH dari target sebesar 7 per 1000KH atau
pencapaian 700 %. pada tahun 2020 realisasi 6 per 1000KH, dari target sebesar 7 per 1000
KH dengan capaian 116,6%. pada tahun 2021 realisasi 1 per 1000KH, dari target sebesar 7 per
1000 KH dengan capaian 700 %. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya turun
adalah tercapainya target. Hal ini disebabkan karena Adanya Penurunan Jumlah kematian
Neonatal dan Kematian Bayi, Adanya peningkatan cakupan pelayanan yang diterima sejak anak
berada dalam kandungan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas,Persalinan
oleh tenaga kesehatan utamanya di di fasilitas kesehatan, mendapatkan pelayanan kunjungan
neonatal (KNI s.d KNL) dan Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap(IDL), penanganan neonatal,
bayi dan balita sakit sesuai standar di fasilitas pelayanan dasar dan fasilitas rujukan serta
meningkatknya pengetahuan masyarakat dan keluarga akan perawatan di masa kehamilan, pada
masa neonatal, bayi dan balita srta deteksi dini penyakit dan care seeking behavior ke fasilias
pelayanan kesehatan.
Adapun Menurunnya Angka Kematian Balita Per 1000 KH tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17. ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1000KH TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Menurunkan Target
angka kematian Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
balita per 1000 7 1 7 6 7 1 7
Kelahiran Hidup
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan kunjungan neonatal lengkap”, target


Tahun 2019 realisasi 35 % dari target yang ditetapkan sebesar 65 % atau capaiannya 53,85%.i
Tahun 2020 naik menjadi 57 % dari target sebesar 67% atau pencapaian 85 %. Pada tahun 2021
meningkatkan cakupan kunjungan neonatal lengkap meningkat dengan realisasi 78,17 %, dari
target sebesar 68% atau capaian sebesar 87%. Cakupan ANC dan kunjungan Neonatal 2021
sudah melebihi target Provinsi, namun belum mencapai target nasional. Masih belum tercapainya
target nasional disebabkan karena banyak ibu melahirkan di non fasilitas kesehatan sehingga
tidak terlaporkan. Adapun cakupan kunjungan neonatal lengkap sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.18

Tabel 3.18. CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
kunjungan 65 35 67 57 68 78,17 75
neonatal lengkap
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 37
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan kunjungan bayi”, Tahun 2019 realisasi
20 % dari target sebesar 70% atau pencapaianya 41,43 %. pada tahun 2020 cakupan kunjungan
bayi meningkat 63 %, dari target sebesar 73% dengan capaian 86,50%, sedangkan pada tahun
2021 realisasi 45,1% dari target 76% atau capaian sebesar 59,34% Masih belum tercapainya
target Hal ini disebabkan karena kunjungan bayi di posyandu berkurang, masi khawatirnya ibu
membawa bayi ke sarana kesehatan. Adapun cakupan kunjungan bayi sejak tahun 2019 sampai
dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.19.

. Tabel 3.19. CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Cakupan RPJMD
Kunjungan Bayi 70 20 73 63 76 45,1 85
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi neonatal”, ,


Tahun 2019 realisasi sebesar 17 % dari target 31% atau pencapaian 54,84%. Pada tahun 2020
cakupan penanganan komplikasi neonatal meningkat 23 %, dari target sebesar 33% dengan
capaian 69,69%. Pada tahun 2021 cakupan penanganan komplikasi neonatal meningkat 29, dari
target sebesar 35% dengan capaian 82,86%%. Walaupun ada peningkatan, tetapi Masih belum
tercapainya target sesuai yang di harapkan,Hal ini disebabkan karena kunjungan bidan pasca
persalinan masi belum optimal, standar kunjungan dilakukan 3 kali pasca melahirkan tetapi Karena
pandemi Covid 19 dilakukan kurang dari 3 kali dan bidan tidak semuanya tinggal di desa. Adapun
meningkatkan cakupan penanganan komplikasi neonatal sejak tahun 2019 sampai dengan tahun
2021 dapat dilihat pada Tabel 3.19

Tabel 3.19. CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL TAHUN 2018-2024


Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Penanganan 31 17 33 23 35 29 41
Komplikasi
Neonatal
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan kunjungan balita”, Tahun 2019


mencapai 20 % dari target yang ditetapkan sebesar 45% dengan capaian 20%. Di tahun 2020
realisasi 56% dari target sebesar 56% atau pencapaian 112 %. Pada tahun 2021 cakupan
kunjungan balita menurun 9,36% dari target sebesar 55 % dengan capaian 9,36 %. Masih belum
tercapainya target Hal ini disebabkan karena Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
dan SE Ketua Umum TP PKK Nasional yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan Bayi dan
Balita di masa pandemi covid 19, sehingga banyak Posyandu yang tidak melakukan pelayanan,
selain itu Pengetahuan orang tua yang rendah sehingga tidak memantau tumbuh kembang anak di
rumah dan pemahaman masyarakat yang salah bahwa balita akan berkunjung ke fasilitas
kesehatan hanya ketika sakit. Adapun Meningkatkan cakupan kunjungan balita sejak tahun
2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.20.

Tahun 2021 38
LKIP DINAS KESEHATAN

Tabel 3.20.
CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA TAHUN 2018-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024

Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Cakupan RPJMD
Kunjungan Balita 45 20 50 56 55 9,36 70
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

TABEL 3.21
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “PREVALENSI BALITA GIZI KURANG”
Tahun 2019 TAhun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Tar Reali- Capai- Tar Reali- Capai- Tar Reali- Capai-
get sasi an get sasi an get sasi an
Prevalensi balita gizi kurang (%) Menurunnya prevalensi balita gizi kurang menjadi 7% di tahun 2021
Menurunkan prevalensi balita gizi <0,8
1% 0% 100 % 0,2% 400% 0,8% 0,7% 87,5%
buruk %
Menurunnya prevalensi balita
25 % 18 % 37 % 24% 15% 160% 23 10,2 44,34
stunting

Meningkatkan cakupan vitamin A 78 % 70 % 90 % 102,5 82 73 89,02


80% 82%
pada bayi dan balita %
Meningkatkan cakupan pelayanan 86,56
65 % 60 % 93 % 67% 58% 69% 52% 75,36%
balita (D/S) %
Menurunkan prevalensi ibu hamil 26,4 64,39
18 % 20 % 90 % 17% 16% 15% 93,75%
dengan kekurangan energi kalori % %
Menurunkan prevalensi ibu hamil 55,5 34,23 34,18 189,88
20 % 18 % 111 % 19% 18%
anemi % % % %
Meningkatnya cakupan ASI 76,9
50 % 16 % 32 % 53% 145% 56% 49,9 87,5%
eksklusif %
Cakupan RT Konsumsi garam 76,9 73,62
75 % 55 % 73 % 79% 97,3% 83% 88,69%
beryodium % %

Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi balita gizi buruk”, Tahun 2019
mencapai 0% dari target yang ditetapkan kurang dari 1% atau 100% capaiannya baik, di tahun.
2020 prevalensi balita gizi buruk menjadi 25 %, dari target kurang dari 0,8% dengan capaian
0,2%. Pada tahun 2021 prevalensi balita gizi buruk 87,5 %, dari target kurang dari 0,8% dengan
capaian 0,7 %. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya diharapkan lebih
menurun.
Tercapainya target disebabkan karena adanya Penginputan data kedalam aplikasi e-
PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). Adapun Menurunkan
prevalensi balita gizi buruk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 3.22
Tabel 3.22.
PREVALENSI BALITA GIZI BURUK TAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi Balita RPJMD
Gizi Buruk 1 0 0,8 0,2 0,8 0,7 0,8
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 39
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi balita stunting” Tahun 2019 mencapai
72 % dari target yang ditetapkan sebesar 25% atau 18% capaiannya,. Di pada tahun 2020
cakupan prevalensi balita stunting sebesar 62,5%, dari target sebesar 24% dengan capaian 15%.
Pada tahun 2021 cakupan prevalensi balita stunting sebesar 44,34%, dari target sebesar 23%
dengan capaian 10,2%. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya diharapkan
lebih menurun. Tercapainya target ini disebabkan karena adanya Penginputan data kedalam
aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). Adapun
Menurunkan prevalensi balita stunting sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat
dilihat pada Tabel 3.23.

TABEL 3.23.
PREVALENSI BALITA STUNTING TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi Balita RPJMD
Stunting 25 18 24 15 23 10,2 20
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan vitamin A pada bayi dan balita”,
Tahun 2019 mencapai 70 % dari target yang ditetapkan sebesar 78% atau 70% capaiannya, di
tahun 2020 meningkat menjadi 82 % dari target sebesar 80 % atau pencapaian 102,5%. pada
tahun 2021 cakupan vitamin A pada bayi dan balita turun menjadi 89,02 %, dari target sebesar
82% dengan capaian 73 %. Tercapainya target disebabkan karena Petugas kesehatan dan kader
posyandu melakukan sweeping dari rumah kerumah sehingga capaian vitamin A mencapai target.
Adapun Meningkatkan cakupan vitamin A pada bayi dan balita cakupan sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.24.

Tabel 3.24.
CAKUPAN VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
cakupan vitamin A Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
pada bayi dan
78 70 80 82 82 73 88
balita
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan pelayanan balita (D/S)”, pada tahun
2019 tidak ada indikator meningkatkan cakupan pelayanan balita. Dalam renstra 2019-2024 baru
terdapat indicator ini. Dimana tahun 2019 realisai nya 86,56% dari target sebesar 67% atau
pencapaian 58 %. pada tahun 2020 cakupan pelayanan balita realisasinya menurun menjadi
86,66 %, dari target sebesar 75 % dengan capaian 65 %. pada tahun 2021 cakupan pelayanan
balita realisasinya meningkat menjadi 75,36 %, dari target sebesar 69 % dengan capaian 52%.
Masih belum tercapainya target Hal ini disebabkan karena dengan adanya Keputusan Menteri
Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/ 413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan SE Ketua Umum TP PKK No. 17 SKR/PKK/IV/2020
tentang Kegiatan Operasional Posyandu sehingga banyak posyandu yang tidak melakukan
pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.orang tua balita marasa takut
membawa anaknya keposyandu di fasilitas pelayanan kesehatan di masa pandemic covid -19.
Jika bayi sudah mendapati imunisasi lengkap (11 bulan) orang tua sudah tidak ingin membawa

Tahun 2021 40
LKIP DINAS KESEHATAN

anaknya lagi keposyandu atau puskesmas untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan.
Adapun Meningkatkan cakupan pelayanan balita sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.25.
Tabel 3.25.
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN BALITA (D/S) TAHUN 2019-2024

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024


Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Cakupan RPJMD
Pelayanan Balita 67 58 75 65 69 52 60
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi ibu hamil dengan kekurangan energi
kalori”, pada tahun 2019 tidak ada indicator menurunkan prevalensi ibu hamil dengan kekurangan
energi kalori. Dalam renstra 2019-2024 baru terdapat indikator ini. Dimana tahun 2019 realisasinya
26,4 dari target sebesar 17 atau capaiannya 743,5% , pada tahun 2020 realisasi nya 18 %, dari
target sebesar 13 % dengan capaian 138,4 %. Pada tahun 2021 realisasinya 15 %, dari target
sebesar 16 % dengan capaian 93,75%. Masih belum tercapainya target. indikator ini merupakan
indikator negatif sehingga bila menurun adalah tercapainya target. Hal ini disebabkan karena
dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan SE Ketua
Umum TP PKK No. 17 SKR/PKK/IV/2020 tentang Kegiatan Operasional Posyandu sehingga
banyak posyandu yang tidak melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan kehamilan ibu.
Adapun Menurunkan prevalensi ibu hamil dengan kekurangan energi kalori sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.26.

TABEL 3.26
PREVALENSI IBU HAMIL DENGAN KEK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Prevalensi Ibu Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Hamil Dengan
Kekurangan 17 26,4 13 18 16 15 20
Energi Kalori
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020

Pada Indikator Kinerja “Menurunkan Pr7valensi Ibu Hamil Anemi”, pada tahun 2019
tidak ada indikator menurunkan prevalensi ibu hamil anemi. Dalam renstra 2019-2024 baru
terdapat indicator ini. Dimana tahun 2019 realisasinya 20% dari target sebesar 18% atau
pencapaian 111%. pada tahun 2020 realisasinya menjadi 55,5 %, dari target sebesar 19 %
dengan capaian 34,23%, pada tahun 2021 realisasinya menjadi 34,18 %, dari target sebesar 18 %
dengan capaian 189,88% .Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya diharapkan
lebih menurun. Masih belum tercapainya target Hal ini disebabkan karena banyaknya ibu hamil
yang tidak melakukan kunjungan atau memeriksakan kehamilannya di puskesmas
sehingga petugas kesehatan (pemegang program gizi dan bidan) tidak bisa memberikan
edukasi terkait konsumsi tablet tambah darah (FE). Adapun Menurunkan prevalensi ibu
hamil anemi sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.27.

Tahun 2021 41
LKIP DINAS KESEHATAN

Tabel 3.27
PREVALENSI IBU HAMIL ANEMI TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi Ibu RPJMD
Hamil Anemi 18 20 19 55,5 18 34,18 20
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan ASI eksklusif”, pada tahun 2019 tidak
ada indikatorr cakupan ASI eksklusif. Dalam renstra 2019-2024 baru terdapat indicator ini.
Dimana tahun 2019 realisasi nya 16% dari target sebesar 50% atau pencapaian 32 %. Pada
tahun 2020 realisasinya meningkat menjadi 76,9 %, dari target sebesar 53 % dengan capaian
145%. di Tahun 2021 realisasinya menurun menjadi 49,9 %, dari target sebesar 56 % dengan
capaian 49,9% . Tidak tercapainya target disebabkan karena kurangnya pemberian edukasi
terhadap ibu hamil terkait pemberian ASI Eksklusif, sebagian besar petugas kesehatan yang
menolong persalinan belum melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) secara optimal, Pelaksanaan
PP 33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif belum terlaksana dengan baik,Di pelayanan kesehatan
ASI tersedia susu formula, belum adanya perda yang mendukung terkait pemberian ASI Ekslusif.
Adapun Meningkatkan cakupan ASI eksklusif sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2020
dapat dilihat pada Tabel 3.28.

Tabel 3.28
CAKUPAN ASI EKSKLUSIF TAHUN 2020-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Cakupan ASI RPJMD
Eksklusif 50 16 53 76,9 56 49,9 65
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan rumah tangga konsumsi garam


beryodium”, pada tahun 2019 tidak ada indikator meningkatkan cakupan rumah tangga konsumsi
garam beryodium. Dalam renstra 2019-2024 baru terdapat indicator ini. Dimana tahun 2019
realisasinya 73,33% dari target sebesar 75% atau pencapaian 55 %. Pada tahun 2020 cakupan
rumah tangga konsumsi garam beryodium realisasinya meningkat menjadi 97,34%%, dari target
sebesar 79 % dengan capaian 76,9%. Di tahun 2021 cakupan rumah tangga konsumsi garam
beryodium realisasinya menurun menjadi 73,62% dari target sebesar 83 % dengan capaian
73,62%. Penyebab belum mencapai target karena adanya kabupaten yang tidak melakukan
pemeriksaan atau survey garam beryodium dikarenakan tidak tersedianya iodina test dan belum
adanya perda yang mengatur tentang penggunaan garam beriodium. Adapun Meningkatkan
cakupan rumah tangga konsumsi garam beryodium sejak tahun 2019 sampai dengan tahun
2021 dapat dilihat pada Tabel 3.29.
TABEL 3.29.
CAKUPAN RUMAH TANGGA KONSUMSI GARAM
BERYODIUM TAHUN 2020-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
cakupan rumah Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
tangga konsumsi 75 73,33 79 97,34 83 73,62 96
garam beryodium
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020

Tahun 2021 42
LKIP DINAS KESEHATAN

Masih terdapat Indikator pada Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang belum mencapai
target, hal ini disebabkan multi indikator antara lain:
 Indikator ekonomi keluarga,
 Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana mengolah makanan yang sehat,
serta
 Indicator kebersihan dan kesehatan lingkungan yang dapat berpengaruh pada kesehatan.
 Perbaikan gizi masyarakat masih rendah karena dukungan lintas sektor terkait yang belum
memadai.
Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal antara lain:
a. Mengevaluasi kembali pelaksanaan Rencana Aksi Daerah (RAD) tentang perbaikan gizi
masyarakat yang selama ini melibatkan lintas sektor terkait dan dikoordinir oleh Bappeda
b. Melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan hasil evaluasi, mengingat 30 % upaya
perbaikan gizi masyarakat berasal dari sektor kesehatan dan 70 % dari lintas sektor terkait
Adapun pola pelayanan kesehatan di Provinsi Maluku dilaksanakan dengan berbasis gugus
pulau, dimana ada 56 puskesmas pusat gugus pelayanan kesehatan yang tersebar di 11
kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan gugus pulau bertujuan untuk mempermudah akses
masyarakat kepada pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Terbatasnya sarana prasarana
yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, merupakan salah satu
penyebab rendahnya capaian target. Untuk itu berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dimana puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama, perlu diakreditasi agar kualitas dari puskesmas terukur dan terstandar.

TABEL 3.30. INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “TEMUAN KASUS BARU TB”
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Target Reali Capai- Target Reali Capai- Target Reali- Capai
-sasi an -sasi an sasi -an
Meningkatnya Angka Temuan Kasus Baru TB menjadi 75% Penduduk di Tahun
Temuan Kasus Baru TB (%)
2020

> 73,33
Success Rate 59% 61,46% > 90% 19% 21,11% 90% 66%
95% %

Slide Positivity Rate (SPR) % - < 5% 1,.94 48,5% < 5% < 5% 100%

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TB (Succes


Rate)”, tahun 2019 realisasi 59% dari target 95% atau pencapaian 61,46 %. Pada tahun 2020
meningkatnya angka keberhasilan TB menurun menjadi 19% dari target 90% dengan capaian
21,11 %, sedangkan pada tahun 2021 meningkatnya angka keberhasilan pengobatan TB naik
menjadi 66 % dari target 90% dengan capaian 73,33%. Tidak Tercapainya target disebabkan
pandemik covid-19 penemuan pasien TB di faskes menurun, pencarian kasus kontak kerumah
tidak dilaksanakan karena petugas sibuk dengan vaksinasi, ada beberapa petugas program yang
tidak memiliki sarana prasarana, pencatatan dan pelaporan dr sistem SITT ke SITB terkendala
karena petugas belum terlatih dan masalah jaringan sedangkan pelaporan online, adanya
pergantian petugas di fasilitas kesehatan, pencatatan offlline pusat buka bulan November dan
masih menunggu laporan hingga 31 januari. Adapun Meningkatnya Angka Keberhasilan
Pengobatan TB sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.31.
Tahun 2021 43
LKIP DINAS KESEHATAN

Tabel 3.31.
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TB TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Angka RPJMD
Keberhasilan 95 59 90 19 90 66 90
Pengobatan TB
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan jumlah Slide Positivity Rate”, Tahun 2019 tidak
ada sasaran indikator ini. Pada tahun 2020 sasaran meningkatkan jumlah Slide Rate ini baru ada.
Dengan realisasi sebesar 1,94% dari target kurang dari 5%, atau capaian 48,5%. Tahun 2021
realisasi sebesar kurang dari 5%, dari target kurang dari 5%, atau capaian 100%. tercapainya
target disebabkan karena menurunnya tingkat eroret (positif palsu) dalam pemeriksaan slide
malaria dan setiap kasus positif malaria dilakukan PE untuk menentukan asal penularan.
Tabel 3.31. a
MENINGKATKAN JUMLAH SLIDE POSITIVITY RATE TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Target
Meningkatkan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
jumlah Slide
Positivity Rate - - < 5% 1,94 < 5% 100 < 5%

TABEL 3.32.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “KEJADIAN LUAR BIASA”

Tahun 2019 TAhun 2020 Tahun 2021


Indikator Kinerja 2020 Tar Reali- Capai- Tar Reali- Capai- Tar Reali- Capai-
get sasi an get sasi an get sasi an

Kejadian Luar Biasa


Meningkatnya Presentasi KLB yang ditangani < 24 Jam menjadi 100%
(KLB)

3,1/ 0,84/
1,15/ 0,47/
Annual Paracite
1000 1000 369% 1000 1000 40,86% 1,1% 0,39% 35,4%
Incidence
pddk pnddk
Pddk pddk

Kabupaten/Kota yang
melakukan deteksi dini - - - 4 4 100% 7 0 0
penyakit kanker

Prevalensi HIV dan AIDS


<0,2% <0,2% 100% <0,2% <0,2% 100% <0,2% <0,2% 100%
dari total populasi

ODHA yang mendapat 18,45


55% 33,6% 55% 211,7% 384% 55% 40% 72,72%
pengobatan ARV %

Desa/Kelurahan yang 520 672


- - - 167,6% 540 836 154,8
melaksanakan STBM Desa Desa

Pengawasan Sarana air


- - - 63% 62% 98,4% 66% 50% 75,75%
bersih

Keluarga menggunakan
jamban memenuhi syarat 70% 53% 75,71% 72% 57% 79,1% - - -
Kesehatan

Kabupaten/kota sehat 18% 0 0 20% 0 0 - - -

Tahun 2021 44
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja “Menurunkan API per 1000 penduduk”, Tahun 2019 realisasi
mencapai 0,84 /1000 penduduk dari dari target 3,1/1000 penduduk atau pencapaian 369 %. di
tahun 2020 0,47/1000 penduduk dari target 1,15/1000 penduduk, dengan capaian 40,86%. pada
tahun 2021 menurunkan API per 1000 penduduk menjadi 0,39/1000 penduduk dari target 1,1/1000
penduduk, dengan capaian 35, 4%. Ini adalah indicator negative, lebih rendah dari target
merupakan suatu keberhasilan. Tercapainya target disebabkan karena kapasitas tenaga
mikroskopis malaria untuk pemeriksaan slide malaria di tingkat kabupaten kota telah tersedia dan
menurunnya tingkat eroret (positif palsu) dalam pemeriksaan malaria. Adapun Menurunkan API
Per 1000 Penduduk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.33
Tabel 3.33. API PER 1000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan API Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Per 1000 RPJMD
Penduduk 3,1 0,84 1,15 0,47 1,15 0,39 1
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada indikator kinerja “Kabupaten/ Kota yang melakukan deteksi dini penyakit kanker”
Tahun 2019 sasaran indikator ini tidak ada. Tahun 2020 dengan realisasi 4% dari target 4% atau
capaian 100%. Pada tahun 2021 realisasinya 0% dimana belum ada Kabupaten/Kota yang
memenuhi persyaratan indicator yang harus melaksanakan Upaya pencegahan dan pengendalian
kanker perlu ditingkatkan walaupun belum menjadi prioritas. Sistem pembiayaan di perhatikan
kebutuhannya agar layanan deteksi dini IVA di puskesmas berjalan efektif, Kegiatan Deteksi Dini
kanker Leher Rahim dan Payudara dengan upaya Seek And Treat baru dilaksanakan di Kota
Ambon bias di tingkatkan ke kabupaten kota, dan di tingkatkan juga kebutuhan Sarana prasarana
pendukung dan bahan habis pakai pemeriksaan IVA seperti gas N2O/CO2 untuk pemeriksaan
cryoterapi dalam pelaksanaan deteksi dan tindak lanjut dini.
Pada Indikator ”Menurunkan insidens pneumonia pada balita”, target yang ingin dicapai
pada tahun 2021 adalah 92,30%, realisasi yang dicapai adalah 52% dari target 48% yang ingin
dicapai. Tercapainya target karena peran aktif rumah sakit dan puskesmas yang telah ditetapkan
sebagai puskesmas dan rumah sakit percontohan dalam penemuan kasus Influenza like illness
(ILI).
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi HIV dan AIDS dari total populasi”,
Tahun 2019 realisasi kurang dari 0,2% dari target yang ditetapkan kurang dari 0,2% atau
capaiannya baik, di tahun 2020 dan 2021 tetap dengan capaian yang sama yaitu kurang dari 0,2%
dari target kurang dari 0,2% atau pencapaiaannya 100 %. Tercapainya target karena dilakukan
kegiatan mobile VCT ke populasi berisiko. Angka prevalensi HIV dan AIDS dari total populasi
dimana edealnya adalah dengan survey. Tapi kendala survey adalah perlunya sumber daya dan
anggaran yang besar. di Provinsi Maluku tahun 2020 mencapai <0,2%. Angka ini sesuai dengan
target yang ditetapkan yaitu <0,2%. Hal ini berarti, Provinsi Maluku berhasil menekan angka
prevalensi HIV dan AIDS. Sekalipun sudah mencapai target, namun perlu peningkatan kapasitas
petugas dalam pelayanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) terhadap ODHA di
Rumah Sakit maupun puskesmas. Adapun Menurunkan Prevalensi HIV Dan AIDS sejak tahun
2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.34.

Tahun 2021 45
LKIP DINAS KESEHATAN

TABEL 3.34.
PREVALENSI HIV DAN AIDS TAHUN 2019-2024
Indikator
2019 2020 2021 2024
Kinerja
Menurunkan
Menurunkan Prevalensi
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi HIV HIV Dan
Dan AIDS AIDS
0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) yang
mendapat pengobatan ARV”, Tahun 2019 realisasi mencapai 18,45% dari dari target 55% atau
pencapaian 33,6 %, di tahun 2020 meningkatkan ODHA (orang dengan HIV AIDS) realisasi
21,17% dari target 55% atau capaiannya 38,4%. Di tahun 2021 meningkatkan ODHA (orang
dengan HIV AIDS) realisasi 40% dari target 55% atau capaiannya 72,72%. Belum tercapainya
target disebabkan karena belum tersedianya layanan pengobatan di semua Kab/Kota , belum
adanya desentralisasi obat ARV di Kab/Kota, kesiapan ODHA untuk konsumsi ARV dan adanya
infeksi oportinistik. Adapun meningkatkan ODHA yang mendapat pengobatan sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.35

TABEL 3.35.
PENINGKATAN ORANG DENGAN HIV AIDS
YANG MENDAPAT PENGOBATAN ARV TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
ODHA Yang Target Capaian Target Capaian Target Target
RPJMD
Mendapat 55 18,45 55 21,17 40 55
55
Pengobatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ” Meningkatnya Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM”,


target sasaran indikator ini pada tahun 2019 tidak ada. Di tahun 2020 realisasi sebesar 872 desa
dari target 520 desa dengan capaian 167,6%. Pada Tahun 2021 realisasi sebesar 836 desa dari
target 540 desa dengan capaian 154, 8%. Tercapainya sasaran ini karena adanya anggaran DAK
di puksesmas per desa untuk melakukan pemicuan sampai dengan deklarsai ODF/ tidak ada
buang air besar sembarang tempat atau ruang terbuka, di bantu adanya fasilitator kabupaten
STBM dan kerjasama fasilitator Pamsimas guna Penyediaan air minum.

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatnya persentase Pengawasan Sarana air bersih”,


target sasaran indicator ini pada tahun 2019 belum ada. Tahun 2020 realisasinya 62%, dari target
yang dicapai adalah 63 % atau capaian 98,4% . di Tahun 2021 realisasinya 50%, dari target yang
dicapai adalah 66% atau capaian 75,75 % belum tercapainya target ini karena petugas kesling di
kabupaten kota belum maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap sarana air bersih di
masyarakat.
Pada Indikator Kinerja ” Meningkatnya persentase keluarga menggunakan jamban
memenuhi syarat kesehatan”, Tahun 2019 53 % dari target 70% atau pencapaian 75,71 %.
pada tahun 2020 realisasi 57% dari target 72% atau capaian 79,1 %. Tahun 2021 realisasi 70,7%
dari target 74% atau capaian 95,54% . Belum tercapainya target disebabkan karena pola perilaku
masyarakat masih sulit di ubah karena sudah menjadi kebiasaan buang air besar tidak terstandar
dan kurangnya intervensi pemda kabupatan/koa untuk akses jamban sehat. Adapun

Tahun 2021 46
LKIP DINAS KESEHATAN

Meningkatkan Prosentasi keluarga Menggunakan Jamban Yang Memenuhi Syarat


Kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.36.

TABEL 3.36.
PERSENTASE KELUARGA MENGGUNAKAN JAMBAN
YANG MEMENUHI SYARAT TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Prosentaskeluarga Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Menggunakan
Jamban Yang
70 53 72 57 74 70,7 80
Memenihi Syarat
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase Kabupaten/Kota sehat”, Tahun


2019 realisasi kosong dari target 18% atau pencapaian nol persen. Pada tahun 2020
meningkatkan presentase kabupaten/ kota sehat realisasi nol dari target 20% atau capaian
0%. Pada tahun 2021 meningkatkan presentase kabupaten/ kota sehat realisasi nol dari target
22% atau capaian 0%. Tidak Tercapainya target disebabkan karena kurangnya koordinasi antar
lintas sektor terkait sehingga kabupaten kota sehat belum tercapai, belum terbentuknya kelompok
kerja (POKJA) kabupaten/kota sehat dan belum terbentuknya forum kabupaten kota sehat di
kabupaten kota. Adapun Meningkatkan Presentasi Kabupaten Kota Sehat sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.37
TABEL 3.37.
PERSENTASE KAB/KOTA SEHAT TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Prosentasi Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Kabupaten Kota 18 0 20 0 22 0 28
Sehat
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

TABEL 3.38.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “KRISIS KESEHATAN”
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Reali- Capai- Reali- Capai- Targ Reali- Capai-
Target Target
sasi an sasi an et sasi an
Meningkatnya persentase korban krisis kesehatan yang mendapatkan pelayanan
Krisis Kesehatan
kesehatan menjadi 100% di Tahun 2024
Sistem Kewaspadaan 94,27
100% 94,27% 80% 87,1% 108% 80% 87,2% 108%
Dini %

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase signal kewaspadaan dini yang


direspon”, Tahun 2019 realisasi sebesar 94,27% dari target 100% atau pencapaian 94,27%.
Pada tahun 2020 realisasinya menjadi 87,1 % dari target 80% dengan capaian 108%. Pada tahun
2021 realisasinya menjadi 87,2 % dari target 80% dengan capaian 109%. Tercapainya target
disebabkan karena di semua kabupaten/kota sudah ada petugas yang dilatih Early Warning Alert
and Response System sehingga apabila ada kejadian yang menonjol, maka petugas segera
melapor untuk ditindaklanjuti. Adapun Meningkatkan Persentase Signal Kewaspadaan Dini
Yang Di Respon sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.39

Tahun 2021 47
LKIP DINAS KESEHATAN

TABEL 3.39
PERSENTASE SIGNAL KEWASPADAAN DINI YANG DIRESPON 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Signal Target Capaian Target Capaian Target Capaian RPJMD
Kewaspadaan Dini 100 94,27 80 87,11 80 87,2 80
Yang Di Respon
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

TABEL 3.40.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “MEROKOK PADA USIA 10-18 TAHUN”
Tahun 2019 TAhun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Tar- Reali- Capai- Tar- Reali- Capai- Tar- Reali- Capai-
get sasi an get sasi an get sasi an
Merokok Pada Usia 10 –
Meningkatnya Presentasi KLB yang ditangani < 24 Jam menjadi 100%
18 Tahun
Meningkatnya jumlah 4 7
0 kab
Kab/Kota yang memiliki 11 4 36,36% Kab/ 1 25% Kab/ 0
kota
Perda KTR kota kota
Meningkatnya
Kabupaten/Kota dengan
Puskesmas yang
- - - 4 0 0% 7 0 0%
menyelenggarakan
layanan Upaya Berhenti
Merokok (UBM)
Jumlah Kabupaten/Kota 4 3 0 kab
50% 28,9 7
dengan cakupan deteksi 57,8% Kab/ Kab/ 75% 0 kota
Pkm Pkm Kab/
dini Faktor Risiko PTM kota Kota
Meningkatnya 0 kab
Kabupaten/Kota dengan 4 2 kota
7
Puskesmas yang - - - Kab/ Kab/ 50% 0
Kab/
melaksanakan deteksi dini kota Kota
gangguan indera
Kabupaten/Kota yang 4 4 0 kab
7
melakukan deteksi dini - - - Kab/ Kab/ 100% 0 kota
Kab/
penyakit kanker kota Kota

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan jumlah Kabupatan/Kota yang memiliki Perda


KTR”, Tahun 2019 realisasi masiH sama 4 kab/kota dari target 11 kab/kota atau pencapaian
36,6 %. Pada tahun 2020 realisasi 1 kab kota dari target 4 kab/kota,dengan capaian 25%.
Sedangkan pada tahun 2021 realisasi 0 kab kota. Tidak tercapainya target disebabkan karena
belum ada kabupaten/kota yang memenuhi persyaratan indikator yang harus menerapkan perda
atau perkada KTR dengan kriteria sesuai PP 109 Tahun 2012 dengan penilaian kab/kota : telah
memiliki perda atau perkada KTR, telah menerapkan KTR di 7 tatanan, telah ada satgas KTR
yang ditunjuk. Analisis Kendala capaian yaitu : Terdapat 4 (empat) Kabupaten yang belum
memiliki regulasi KTR (Perda) yaitu Kabupaten : Maluku Tenggara, Maluku tengah, tual, dan Aru;
Belum optimalnya implementasi/penerapan kebijakan di daerah yang telah memiliki kebijakan
PERDA KTR; Ketidaktersediaan angaran untuk kegiatan review implementasi kawasan tanpa
rokok di 7 tatanan; Seluruh Kab/Kota belum memiliki satgas KTR (Perwakilan Dinkes, Disdik,
Satpol PP, masyarakat dan lainnya sesuai kebutuhan) ; Masih rendahnya pemahaman dan
kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi rokok; Ketersediaan media KIE dan juga alat
deteksi dini seperti CO Analyzer yang dapat menarik masyarakat agar melakukan upaya berhenti
merokok belum tersedia, peraturan yang dimiliki Kab/Kota adalah Peraturan Bupati/ peraturan
Walikota bukan dalam bentuk Peraturan Daerah maka perlu adanya advokasi mengusulkan untuk

Tahun 2021 48
LKIP DINAS KESEHATAN

dilengkapi menjadi PERDA agar bisa diimplementasikan dan dipantau implementasinya.Adapun


Meningkatnya Jumlah Kabupaten/ Kota Yang Memiliki Perda KTR sejak tahun 2019 sampai
dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.41

TABEL 3.41
JUMLAH KAB/KOTA YANG MEMILIKI PERDA KTR TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Jumlah Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Kabupaten/ Kota
Yang Memiliki 11 4 4 1 7 0 11
Perda KTR
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Indikator Kinerja “Meningkatnya Kabupaten/Kota dengan puskesmas yang


menyelenggarakan layanan upaya berhenti merokok (UBM)”, indikator ini mulai ada pada
tahun 2020 dengan realisasi kosong dari target 4 kabupaten kota atau capaiannya 0% dan pada
tahun 2021 realisasi juga 0% dari target 7 kabupaten kota yang menyelenggarakan upaya
berhenti merokok. Tidak tercapainya sasaran ini karena belum ada kabupaten/kota yang
memenuhi persyaratan indikator Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan konseling UBM di
paling kurang 40% FKTP (dokter praktek mandiri, klinik pratama dan puskesmas) dengan tenaga
terlatih Analisis Kendala capaian yaitu : Belum semua tenaga terlatih konseling UBM di
FKTP, Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi rokok;
Ketersediaan media KIE dan juga alat deteksi dini seperti CO Analyzer yang dapat menarik
masyarakat agar melakukan upaya Kegiatan advokasi dan sosialisasi di daerah dalam
pengendalian konsumsi tembakau pada kab/ kota belum optimal Kegiatan advokasi dan
sosialisasi di daerah dalam pengendalian konsumsi tembakau pada kab/ kota belum optimal
berhenti merokok belum tersedia; Belum semua sekolah mengetahui dan menerapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 tahun 2015 untuk penerapan KTR di lingkungan
sekolah; Implementasi KTR di daerah masih belum optimal; belum semua Puskesmas
mendapatkan pelatihan teknis Upaya Berhenti Merokok (UBM), Kegiatan advokasi dan
sosialisasi di daerah dalam pengendalian konsumsi tembakau pada kab/ kota belum optimal/
kurangnya dukungan stakeholder, belum semua sekolah mengetahui dan menerapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 tahun 2015, Penganggaran daerah yang belum
optimal dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan terkait pengendalian konsumsi rokok, dan Masih
rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya konsumsi rokok.
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan jumlah Kabupaten/Kota dengan deteksi dini
faktor risiko PTM”, Tahun 2019 realisasi 28,9% puskesmas dari target 50% puskesmas atau
pencapaian 57,8% puskesmas. Pada tahun 2020 satuannya adalah Kabupaten/Kota bukan
puskesmas, meningkatkan jumlah kabupaten/ kota dengan deteksi dini resiko PTM realisasi 3
kabupaten/ kota dari target 4 kab kota dengan capaian 75%. Pada tahun 2021 realisasi 0 dari
target 7 kabupaten kota. Tidak tercapainya target disebabkan karena belum ada kabupaten/kota
yang memenuhi persyaratan indikator yang harus melaksanakan deteksi dini faktor risiko meliputi
pengukuran tekanan darah, tinggi badan, berat badan (indeks massa tubuh), lingkar perut, dan
pemeriksaan gula darah sewaktu, pada ≥ 80% populasi usia ≥15 tahun di UKBM dan FKTP.
Analisis Kendala capaian yaitu adanya kondisi Pandemi Covid-19 sehingga terbatasnya pelayanan
secara massal, Pembinaan terhadap posbindu tingkat desa telah berjalan, namun kendala
Tahun 2021 49
LKIP DINAS KESEHATAN

operasional terkait ketersediaan KIT posbindu dan BHP menjadikan kegiatan deteksi dini tidak
berjalan secara rutin dan periodik, Minimnya pemanfaatan dana DAK dan Dana lainnya dalam
menunjang kegiatan Posbindu di daerah, Masih sulitnya menjangkau Sasaran Usia Produktif
karena kebanyakan dari mereka Masih merasa sehat sehingga merasa tidak perlu dilakukan
skrining PTM.
Belum optimalnya sistem pencatatan pelaporan melalui Sistem Informasi Surveilans berbasis
web PTM Pelayanan Pandu saat ini masih dilakukan secara minimal, sehingga perlu peningkatan
kualitas Puskesmas Pandu PTM yang dapat melayani secara maksimal yaitu tidak hanya
membina Posbindu, namun Puskesmas mampu melakukan upaya pencegahan dan
pengendalian hipertensi dan DM terpadu atau PTM lainnya dengan menggunakan cara prediksi
risiko. Adapun Meningkatkan Jumlah Kabupaten Kota Dengan Deteksi Dini Faktor Resiko
PTM sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.42
TABEL 3.42
MENINGKATKAN JUMLAH KAB/KOTA DENGAN DETEKSI DINI
FAKTOR RESIKO PTM TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Jumlah Kabupaten RPJMD
Kota Dengan
Deteksi Dini Faktor 50 28,9 4 3 7 0 11
Resiko PTM
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Kabupaten/Kota dengan puskesmas yang


melaksanakan deteksi dini gangguan indera”, sasaran indikator ini mulai ada pada tahun
2020 dengan realisasi 2 kab/kota dari target 4 kab kota dengan capaian 50%. Pada tahun 2021
realisasi 0 Kabupaten kota dari target 7 kab kota. Tidak tercapainya indikator ini karena belum
ada kabupaten/kota yang memenuhi persyaratan indikator yang harus melakukan deteksi dini
gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran pada ≥ 40% penduduk. Analisis Kendala
capaian yaitu adanya kondisi Pandemi Covid-19 sehingga terbatasnya pelayanan secara massal,
masih minimnya Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku, pembuat dan penentu kebijakan di
daerah dalam upaya pengendalian gangguan Indera (mata dan telinga), sehingga belum menjadi
prioritas dalam perencanaan dan penganggaran kegiatan di daerah, Keterbatasan SDM terlatih
dalam layanan indera di FKTP, Sarana dan Prasarana pendukung deteksi dini yaitu : E-tumbling,
E-chart dan garpu tala belum tersedia.
Kurangnya sumber daya manusia terlatih dalam penanggulangan gangguan
indera.Kurangnya alat kesehatan untuk deteksi gangguan indera yang tersedia di Puskesmas,
Lemahnya sistem pencatatan dan pelaporan rutin penanggulangan gangguan indera dan
Koordinasi antara lintas sektor dan lintas program serta sistem rujukan yang belum maksimal
dalam penanggulangan gangguan indera di daerah.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Kabupaten/Kota yang melakukan deteksi
dini penyakit kanker”, sasaran indikator ini ada pada tahun 2020 dengan realisasi adalah
4 Kab/Kota dari target 4 kab/kota capaian 100% dari target yang ditetapkan. Pada tahun 2021
realisasi 0 kab kota dari target 7 kab/kota. Tidak tercapainya target karena belum ada
kabupaten/kota yang memenuhi persyaratan indikator yang harus melaksanakan deteksi dini
IVA/SADANIS kepada 80% dari populasi perempuan usia 30-50 tahun. Analisis Kendala capaian
yaitu adanya kondisi Pandemi Covid-19 sehingga terbatasnya pelayanan secara massal, belum

Tahun 2021 50
LKIP DINAS KESEHATAN

semua kab/kota tersosialisasi dengan baik sehingga upaya pencegahan dan pengendalian
kanker belum menjadi prioritas di daerah, Kesadaran masyarakat terutama WUS untuk
melakukan pemeriksaan IVA/SADANIS masih rendah; Jumlah dokter dan bidan terlatih masih
terbatas hal ini disebabkan oleh karena tenaga yang sudah dilatih pindah tugas atau dipindah
tugaskan karena promosi jabatan di wilayah lain, Koordinasi lintas sektor dan program serta
sistem rujukan belum berjalan dengan optimal, Sistem pembiayaan yang belum optimal
menyebabkan layanan deteksi dini IVA di Kab/Kota belum berjalan efektif, Sarana dan prasarana
pendukung berupa IVA Kit dan Alat Cryoterapi, bahan habis pakai seperti gas N2O/CO2 dalam
pelaksanaan deteksi dan tindak lanjut dini masih terbatas.
TABEL 3.43
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “AKREDITASI PUSKESMAS MADYA”
Target 2019 Target 2020 Target 2021
Indikator Kinerja 2020 Reali- Capai- Reali- Capai- Reali- Capai-
Target Target Target
sasi an sasi an sasi an
Akreditasi Puskesmas
Meningkatnya Jumlah Puskesmas yang Terakreditasi Madya
Madya
Cakupan puskesmas
mampu melaksanakan - - - 76% 67 88,1% 79% 39,74 50,3%
penjaringan kesehatan
anak usia sekolah
Cakupan puskesmas
mampu pelayanan - - - 65% 65 100% 70% 40 57,14%
Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR)
Cakupan puskesmas
mampu pelayanan - - - 22% 22 100% 24% 41,68 173,6%
Pelayanan Kekerasan
terhadap anak.
Cakupan pelayanan 60 199 331,67% 70% 18 25,72% 80% 25,5 31,87%
kesehatan lanjut usia
Puskesmas dengan
pelayanan kesehatan - - - 25 26 104% 27 21 77,77%
Tradisional
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Dasar - - - 85% 100% 85% 87% 68,56% 78,80%
Masyarakat Miskin
11 11
SIK evidence based 11 11 100% 11 11 100% 100%
Kab/Kota Kab/Kota
Presentasi Program yang
tercapai OPD Dinas 1 1 100% 1 1 100% 1 1 100%
Kesehatan
Jumlah Puskesmas
dengan luas wilayah 246 226 91,86% 250 236 95,2% 275 222 80,72%
administrasi
pemerintahan
Jumlah Puskesmas
Pembantu dengan luas 506 524 103,55% 520 497 95,5% 530 497 93,77%
wilayah administrasi
pemerintahan
41,85
Ketersediaan Alkes 61% 68,61% 62% 38,18 61,5% 85% 63,83% 75,09%
%
Sarana Prasarana Alat - - - 80% 58,82% 73,5% 85% 63,74% 74,98%
Kesehatan di Fasyankes

Tahun 2021 51
LKIP DINAS KESEHATAN

Pengunaan obat generik 95% 95% 100% 96% 96% 100% 97% 97% 100%
di Puskesmas
Pelayanan kefarmasian di 37,50
35% 35% 100% 38% 101,3% 40% 35% 87,5%
Puskesmas Rawat Inap %
Penggunaan obat 70% 71% 101,4% 73% 73% 100% 76% 69% 90,8%
rasional
59,9
Pos Kesehatan Desa 100% 187,19% 36% 27,76% 77,11% 30,09% 13% 43,20%
%
Kecamatan dengan - - - 2 0 0 2 0 0
indikator keluarga sehat
Kebijakan yang - - - 11 11 100% 11 9 81,81%
mendukung PHBS
Organisasi masyarakat 12 8 66,67% 14 14 100% 16 16 100%
Aparatur pemerintahan 45% 45% 100% 43% 43% 100% 46% 46% 100%
desa
Toga, Toma dan Tokoh 5 4 80% 6 7 116%
adat
Alkes dan PKRT 85% 85% 100% 87% 88% 101% 89% 89% 100%
Makanan jajajan anak 75% 75% 100% 75% 75% 100% 79% 79% 100%
sekolah
Industri Rumah Tangga 90% 91% 101,1 % 91% 91% 100% 93% 93% 100%
Pangan
Cakupan puskesmas 354,54
mampu pelayanan - - - 8 39 487% 11 39
%
kesehatan jiwa (%)
Puskesmas yang
melaksanakan - - - 60 30,1% 50, 16% 65 27,27% 41,95%
tatalaksana program
ISPA sesuai standar (%)

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan puskesmas mampu melaksanakan


penjaringan kesehatan anak usia sekolah”, pada tahun 2019 sasaran indikator ini belum ada.
Realisasi tahun 2020 adalah 67%, dari target sebesar 76% atau capaiannya 88,1%, Realisasi
tahun 2021 adalah 39,74%, dari target sebesar 79% atau capaiannya 50,3%, belum tercapainya
karena masa pandemik mempengaruhi aktifitas pelayanan kesehatan social distancing. Dan lebih
di tekankan hanya jika ada keluhan, itupun secara online atau perjanjian sebelumnya.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan puskesmas mampu pelayanan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)”, tahun 2019 sasaran indikator ini belum ada.
Realisasi pada tahun 2020 adalah 65%, dengan target sebesar 65% atau 100%. Realisasi pada
tahun 2021 adalah 40%, dengan target sebesar 70% atau 57,1%. Tidak tercapainya target di
sebabkan karena puskesmas sibuk dengan pencapaian vaksinasi covid.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan puskesmas mampu pelayanan
kekerasan terhadap anak”, tahun 2019 sasaran indicator ini belum ada, realisasi tahun 2020
adalah 22%, dari target sebesar 22% atau capaian 100. Realisasi tahun 2021 adalah 41,68%, dari
target sebesar 24% atau capaian 173,7%. Tercapai karena sudah ada penguatan terkait
pelayanan KTPA di beberapa kabupaten kota oleh kementerian kesehatan sehingga pelayanan
tersebut semakin nyata.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan presentase puskesmas yang melaksanakan
pelayanan Kesehatan lanjut usia”, Tahun 2019 realisasi 199% dari target 60% atau pencapaian
331,67 %. Pada tahun 2020 meningkatkan presentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan
kesehatan lanjut usia realisasi 18% dari target 70% atau capaian 25,72%. Pada tahun 2021
meningkatkan presentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan lanjut usia
realisasi 25,5% dari target 80% atau capaian 31,87%.

Tahun 2021 52
LKIP DINAS KESEHATAN

Tidak Tercapainya target disebabkan karena pada tahun 2020 program kesehatan LANSIA
merupakan program priority sehingga anggaran memadai, pada tahun 2021 menurun karena
kategori resiko tidak boleh keluar rumah/ komorbid dan posyandu lansia ditiadakan selama
pandemic COVID. Adapun Meningkatkan Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat
pada Tabel 3.44

TABEL 3.44.
PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Pskesmas Yang
Melaksanakan
Pelayanan 60 199 70 25,72 80 25,5 100
Kesehatan Lanjut
Usia
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatnya jumlah Puskesmas yang melaksanakan
pelayanan kesehatan Tradisional”, sasaran indicator ini tahun 2019 belum ada pada program ini.
Realisasi target pada tahun 2020 adalah 26, dari target sebesar 25 atau capaiannya 104%. Pada
tahun 2021 Realisasi target menurun adalah 21, dari target sebesar 27 atau capaiannya 77,77%.
Tidak tercapainya target di sebabkan karena tenaga puskesmas banyak yang sedang turun untuk
vaksinasi masyarakat.
Pada Indikator Kinerja” Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin”, pada tahun 2019 sasaran ini belum ada. Realisasi tahun 2020 sebesari
100% dari target 85 % dengan capaian kinerja 117,65%. Di tahun 2021, realisasi sebesar 68,56%
dari target 87% atau capaian sebesar 78,80%. Target tidak tercapai karena terjadi verifaly data
pembersihan data pada DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) yaitu menonaktifkan perserta
penerima bantuan iuran (PBI) program jaminan kesehatan (JKN) bagi masyarakat miskin sejak
1 agustus 2019 oleh Kementerian Sosial RI.

Pada Indikator Kinerja “Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence


based di Provinsi dan 11 Kab/Kota”, pada tahun 2019 target 11 Kab/kota atau capaian 100%,
realisasi tahun 2020 dan 2021 adalah 11 kab/kota dari target 11 kab/kota atau capaian 100%.
Tercapainya target karena kab/kota telah menerapkan sistem informasi kesehatan yang evidence
seperti aplikasi komunikasi data.

Pada Indikator Kinerja “Tersedianya dokumen manajeman pembangunan kesehatan”,


pada tahun 2019 1 dokumen dari target 1 dokumen atau capaian 100%, Tahun 2020 realisasi
adalah 1 dokumen dari target 1 dokumen atau capaian 100% dan tahun 2021 realisasi adalah 1
dokumen dari target 1 dokumen atau capaian 100%. Tercapainya target karena setiap tahun dinas
kesehatan provinsi menyusun dokumen manajemen pembangunan keehatan yang merupakan
hasil monitoring dan evaluasi pembangunan dari kabupaten/kota, guna sinergitas manajemen
pembangunan kesehatan.

Pada Indikator Kinerja ” Meningkatnya jumlah Puskesmas dengan luas wilayah


administrasi pemerintahan”, target Tahun 2019 realisasi mencapai 226 dari target yang
ditetapkan target 246 atau capaiannya 91,86%, di tahun 2020 realisasi 236 dari target 250 atau
Tahun 2021 53
LKIP DINAS KESEHATAN

pencapaian 94,4 %. Pada tahun 2021 realisasi 222 dari target 275 atau capaian 80,72%. Belum
Tercapainya target disebabkan karena Puskesmas yang semula Pustu ditingkatkan menjadi
Puskesmas namun belum terRegristrasi ada yang belum memenuhi syarat kelayakan registarsi
sebagaimana berdasarkan PMK 43 tahun 2019 yang diantaranya sarana prasarana harus
memenuhi syarat dan Sumber daya manusia Kesehatan terpenuhi 9 jenis tenaga minimal,
Perekrutmen tenaga berdasarkan permintaan daerah atau dapat difungsikan tenaga honor daerah
berdasarkan permintaan instansi terkait . proses terRegistrasi juga terhambat dengan adanya
pandemic Covid 19.
Adapun Meningkatnya Jumlah Puskesmas Dengan Luas Wilayah Administrasi
Pemerintahan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.45.

TABEL 3.45
JUMLAH PUSKESMAS DENGAN LUAS WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TAHUN
2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Jumlah Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Puskesmas
Dengan Luas
Wilayah 246 226 250 236 275 222 350
Administrasi
Pemerintahan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ” Meningkatnya jumlah Puskesmas Pembantu dengan luas


wilayah administrasi pemerintahan”, Target Tahun 2019 realisasi mencapai 524 dari target
506 atau capaian 103,55 %. Pada tahun 2020 meningkatnya jumlah puskesmas pembantu
dengan wilayah administrasi pemerintahan yaitu realisasi 497 dari target 520 atau capaian 95,5%.
di tahun 2021 realisasi mencapai 497 dari target 530 atau capaian 93,77%. Belum Tercapainya
target disebabkan karena berkurangnya jumlah Pustu dikarenakan terdapat 6 pustu yang
ditingkatkan status menjadi Puskesmas berdasarkan kemampuan pelayanan dan ijin operasional
daerah yaitu pada Kab. Maluku Tenggara, Maluku Tengah dan Buru Selatan. Adapun
Meningkatnya Jumlah Puskesmas Pembantu Dengan Wilayah Administrasi Pemerintahan
sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.46

TABEL 3.46.
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DENGAN LUAS WILAYAH
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Jumlah Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Puskesmas
Pembantu Dengan
Wilayah 506 524 520 497 530 497 560
Administrasi
Pemerintahan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan ketersediaan alat kesehatan”, target Tahun
2019 realisasi mencapai 41,85 % dari target yang ditetapkan 61% atau capaiannya 68,61 %.
Pada tahun 2020 realisasi 38,18 % dari target 62% atau capaian 61,52%. Di tahun 2021 realisasi
63,83 % dari target 85% atau capaian 75,09%. Belum Tercapainya target disebabkan karena
Terdapat 6 Puskesmas yang belum memiliki akun untuk melaporkan ketersedian Alkes Di

Tahun 2021 54
LKIP DINAS KESEHATAN

Puskesmas disebabakan karena baru mengajukan registrasi tahun 2020 , 61 puskesmas belum
memenuhi standar 60%, tidak update data melalui ASPAK dan 19 RS yang belum mencapai
standar 60% dengan rincian 2 RS pratama Geser dan Namrole yang belum punya akun aplikasi
APAK yang berdampak pada data Sarana Prasarana Alkes di Faskes. Adapun meningkatkan
ketersediaan alat kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 3.47.
TABEL 3.47
KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
ketersediaan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
sarana prasarana
dan alat kesehatan 61 41,65 62 38,18 85 63,83 66
di Fasyankes
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ” Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana Alat Kesehatan


di Fasyankes”, target 2019 belum ada sasaran indicator ini. di tahun 2020 yaitu realisasi 58,82%
dari target 80% atau capaian 73,5%. pada Tahun 2021 yaitu realisasi 63,83% dari target 85% atau
capaian 75,09%. Belum Tercapainya target disebabkan karena Terdapat 6 Puskesmas yang
belum memiliki akun untuk melaporkan ketersedian Alat kesehatan di Puskesmas disebabakan
karena baru mengajukan registrasi tahun 2020 dan 61 puskesmas belum memenuhi standar 60%
serta tidak update data melalui Aplikasi Sarana, Prasana dan Alat Kesehatan (ASPAK) serta 19
RS yang belum mencapai standar 60% dengan rincian 2 RS pratama Geser dan Namrole yang
belum punya akun aplikasi ASPAK yang berdampak pada data Sarana Prasarana dan Alat
kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase penggunaan obat generik di fasilitas


pelayanan kesehatan dasar Kabupaten/Kota”, target tahun 2019 realisasi 95% dari target 95%
atau pencapaian 100%. Pada tahun 2020 meningkatkan persentase penggunaan obat generik di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar kabupaten kota yaitu realisasi 96% dari target 96% atau
capaian 100%. Pada tahun 2021 meningkatkan persentase penggunaan obat generic di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar kabupaten kota yaitu realisasi 97% dari target 97% atau capaian
100%. Tercapainya target disebabkan karena Meningkatnya persentase penggunaan obat generik
di puskesmas dan formularium rumah sakit sudah memasukkan obat generic sebagai prioritas
pelayanan kesehatan rumah sakit. Adapun Meningkatkan Presentase Penggunaan Obat
Generik Di Fasilitas Kesehatan Dasar Kab/Kota sejak tahun 2019 - 2021 dapat di lihat pada
Tabel 3.48

TABEL 3.48
PERSENTASE PENGGUNAAN OBAT GENERIC DI FASILITAS
KESEHATAN DASAR TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Presentase RPJMD
Penggunaan Obat
Generik Di
Fasilitas 95 95 96 96 97 97 100
Kesehatan Dasar
Kab/Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 55
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase puskesmas perawatan yang


melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar di Kabupaten/Kota”, target tahun 2019
realisasi 35% dari target 35% atau pencapaian 100%. Pada tahun 2020 realisasi 38% dari target
37,5% atau capaian 101,3%. Pada tahun 2021 realisasi 35% dari target 40% atau capaian
87,5%.Tercapainya target disebabkan karena Pelayanan kefarmasian yang meliputi pemberian
informasi obat dan konseling meningkat. Adapun ”Meningkatkan Persentase Puskesmas
Perawatan Yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar ”
sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.49.

TABEL 3.49
PERSENTASE PUSKESMAS PERAWATAN YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN
KEFARMASIAN SESUAI STANDAR
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Dokter RPJMD
Spesialis Per
35 35 37,5 38 40 35 47,5
100.000 Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase penggunaan obat rasional di sarana


pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten/Kota, target tahun 2019 realisasi 71% dari target
70% atau pencapaian 101,4 %. pada tahun 2020 meningkatkan persentase penggunaan obat
rasional di sarana pelayanan kesehatan dasar di kabupaten kota yaitu realisasi 73% dari target
73% atau capaian100%. Pada tahun 2021 meningkatkan persentase penggunaan obat rasional di
sarana pelayanan kesehatan dasar di kabupaten kota yaitu realisasi 69% dari target 76% atau
capaian 91%.Tercapainya target disebabkan karena Meningkatnya ketepatan diagnose,
ketepatan indikasi, ketepatan jenis obat, ketepatan dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat
informasi, dengan memperhatikan keterjangkauan harga, kepatuhan pasien dan kewaspadaan
efek samping serta sudah terakreditasinya pelayanan kesehatan, sehingga memamali obat
rasional. Adapun Meningkatkan Persentase Penggunaan Obat Rasional Di Sarana
Pelayanan Kesehatan Dasar Di Kabupaten/Kota sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2024
dapat dilihat pada Tabel 3.50

TABEL 3.50.
PERSENTASE PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Penggunaan Obat
Rasional Di Saran
Pelayanan 70 71 73 73 76 69 85
Kesehatan Dasar
Di Kabupaten/Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Semua desa memiliki pos kesehatan”, target tahun 2019 realisasi
59,9% dari target 100% atau pencapaian 187,15%. Pada tahun 2020 realisasi 27,76% dari target
36% atau capaian 77,11%. Pada tahun 2021 realisasi 13% dari target 30.09% atau capaian
43,20%. Belum Tercapainya target disebabkan karena Adanya Perubahan status dari Poskesdes
menjadi Polindes, Banyaknya bangunan Poskesdes yang tidak berfungsi akibat rusak lagi karena
Tahun 2021 56
LKIP DINAS KESEHATAN

kurangnya perhatian dari aparat Desa untuk pemanfaatan poskesdes dan sejak 2018 poskesdes
bukan faskes sehingga pelayanan kesehatan dasar ada pada fasiltas kesehatan/puskesmas.
Adapun indicator kinerja semua Desa Memiliki Pos Kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2024 dapat dilihat pada Tabel 3.51.

TABEL 3.51.
PERSENTASE DESA MEMILIKI POS KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Target
Desa Memiliki Pos Target Capaian Target Capaian Target Capaian RPJMD
Kesehatan
100 59,9 36 27,76 30.09 13 52
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatnya Kecamatan dengan tatanan keluarga sehat


sasaran kinerja indicator ini pada tahun 2019 belum ada. Realisasi pada tahun 2020 adalah
kosong dari target 2 kecamatan atau pencapaian nol persen. Pada tahun 2021 realisasinya juga
kosong dari target 2 kecamatan atau pencapaian nol persen. Tidak memenuhinya target di
karenakan adanya penambahan kebijakan yaitu Regulasi Rokok (Kota Ambon dan Pojok Asi
Maluku Tenggara).
Pada Indikator Kinerja ”Jumlah Kab/Kota yang mendukung Kebijakan PHBS, realisasi
pada tahun 2020 adalah 11 Kab/Kota, dari target 11 Kab/Kota atau pencapaian 100% sedangkan
tahun 2021 realisasinya 9 Kab/Kota dari target 11 Kab/Kota capaiannya 81,81%. Tidak
tercapainya target karena adanya penambahan kebijakan yaitu Regulasi Rokok ( Kota Ambon dan
Pojok Asi Maluku Tenggara).

Pada Indikator Kinerja “Meningkatnya organisasi masyarakat yang memanfaatkan


sumber daya untuk mendukung kesehatan”, tahun 2019 realisasi 8 Kab/kota dari target 12
Kab/kota atau pencapaian 66,6 %. Pada tahun 2020 realisasi 14 Kab/kota dari target 14 Kab/kota
atau capaian 100%. Pada tahun 2021 realisasi 11 Kab/kota dari target 11 Kab/kota atau capaian
100%. Tercapainya target disebabkan karena adanya kerja sama organisasi-organisasi yang
mendukung kesehatan, salah satunya adalah yayasan pelangi. Adapun Meningkatnya
Organisasi Masyarakat Yang Memanfaatkan Sumber Daya Untuk Mendukung Kesehatan
sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.52

TABEL 3.52
PERSENTASE ORGANISASI MASYARAKAT YANG MEMANFAATKAN SUMBER DAYA
UNTUK MENDUKUNG KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Organisasi Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Masyarakat Yang
Memanfaatkan
Sumber Daya 12 8 14 14 11 11 22
Untuk Mendukung
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk
kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)”, tahun 2019 realisasi 45% dana
desa dari target 45% dana desa atau pencapaian 100%. Pada tahun 2020 realisasi 43% dana
desa dari target 43% dana desa atau capaian 100%. Pada tahun 2021 realisasi 46% dana desa

Tahun 2021 57
LKIP DINAS KESEHATAN

dari target 46% dana desa atau capaian 100%. Tercapainya target disebabkan karena semua
desa lokus stunting diharuskan menggunakan anggarannya untuk stunting, di kementerian dalam
negeri ada menu kesehatan tenaga desa sehingga anggarannya harus digunakan. Adapun
indicator kinerja Persentase Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa 10% Untuk Kegiatan
Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakart (UKBM) sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2024
dapat dilihat pada Tabel 3.53

TABEL 3.53.
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA 10%
UNTUK UKBM TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Persentase Desa Target
Yang Memanfaatkan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Dana Desa 10%
Untuk Kegiatan
Usaha Kesehatan
45 45 43 43 46 46 55
Berbasis
Masyarakart
(UKBM)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase produk alkes dan PKRT yang
memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan manfaat”, target tahun 2019 realisasi 85% dari
target 85% atau pencapaian 100%. Pada tahun 2020 realisasinya 88% dari target 87% atau
capaian 103%. Pada tahun 2021 realisasinya 89% dari target 89% ataucapaian 100%.Tercapainya
target disebabkan karena peredaran alkes dan pkrt di Maluku sebagian besar sudah teregistrasi di
kementerian kesehatan ( memiliki izin edar) sehingga alkes dan pkrt memenuhi standar keamanan,
mutu dan manfaat. Adapun Meningkatkan Persentase Produk Alkes Dan PKRT Yang
Memenuhi Persyaratan Keamanan,Mutu Dan Manfaat sejak tahun 2019

TABEL 3.54
PERSENTASE PRODUK ALKES DAN PKRT TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Produk Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Alkes Dan PKRT
Yang Memenuhi
Persyaratan 85 85 87 88 89 89 95
Keamanan, Mutu
Dan Manfaat
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan makanan jajanan anak sekolah yang memenuhi
persyaratan kesehatan”, target tahun 2019 dan 2020 realisasi 75% dari target 75% atau
pencapaian 100 %. Tahun 2021 realisasi 79% dari target 79% atau pencapaian 100%.
Tercapainya target disebabkan karena telah dilakukan pembinaan makanaan kepada penjual
Makanan jajanan anak sekolah yang memenuhi standar kesehatan. Adapun Meningkatkan
Makanan Jajanan Anak Sekolah Yang Memenuhi Persyaratan Kesehatan sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.55.

Tahun 2021 58
LKIP DINAS KESEHATAN

TABEL 3.55
PERSENTASE MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAHYANG MEMENUHI SYARAT
KESEHATAN TAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Makanan Jajanan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Anak Sekolah
Yang Memenuhi
75 75 75 75 79 79 83
Persyaratan
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Produk industri rumah tangga pangan yang
memenuhi persyaratan kesehatan”, target Tahun 2019 realisasi 91,1% dari target 90% atau
pencapaian 101 %, di tahun 2020 realisasi 91% dari target 91% atau pencapaian 100%. pada
tahun 2021 realisasi 93% dari target 93% atau capaian 100%. Tercapainya target disebabkan
karena industri rumah tangga pangan sudah dilakukan pembinaan terkait persyaratan kesehatan
yang harus terpenuhi. Adapun Meningkatkan Produk Industry Rumah Tangga Pangan Yang
Memenuhi Persyaratan Kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat
pada Tabel 3.56
TABEL 3.56
PERSENTASE PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN
YANG MEMENUHI SYARAT TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Produk Industri Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Rumah Tangga
Pangan Yang
Memenuhi 90 91 91 91 93 93 95
Persyaratan
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Cakupan puskesmas mampu pelayanan


Kesehatan jiwa”, pada tahun 2019 dan 2020 Realisasi 39 puskesmas dari target 42 puskesmas
atau capaiannya 92,8% sasaran indicator kegiatan meningkatkan keswa tidak ada. Ditahun 2021
Realisasi 11% dari target 18,6% atau capaiannya 59,13%. Tidak tercapainya meningkatkan
cakupan puskesma mampu pelayanan keswa karena belum semua petugas dilatih untuk program
pelayanan kesehatan jiwa, belum tersentuhnya masalah kesehatan jiwa pada seluruh level
pelayanan dasar, masih lemahnya pelaksanaan sistem rujukan bagi pasien penderita gangguan
jiwa terutama karena rentang kendali geografis dan pembiayaan, Belum tersedianya /terbatasnya
obat kesehatan jiwa di puskesmas dan Stigma masyarakat yang masih tinggi terhadap penderita
gangguan jiwa.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Puskesmas yang melaksanakan tatalaksana
program ISPA sesuai standar”, tahun 2019 sasaran indikator meningkatkan puskesmas yang
melaksanakan tatalaksana program ISPA sesuai standar tidak ada dan mulai ada di tahun 2020
dengan realisasi 30,1% dari target 60% atau pencapaiannya 50,16 % dari target. Pada tahun 2021
realisasi 27,27% dari target 65% atau pencapaiannya 41,95%.
Tahun 2021 59
LKIP DINAS KESEHATAN

TABEL 3.57.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “RS YANG TERAKREDITASI UTAMA”
Target 2019 Target 2020 Target 2021
Indikator Kinerja
2020 Reali- Capa Reali- Capai- Reali- Capai-
Target Target Target
sasi i-an sasi an sasi an
RS Yang
Meningkatnya Jumlah Rumah Sakit yang Terakreditasi Utama
Terakreditasi Utama
Rumah Sakit dengan
Pelayanan Kesehatan - - - 4 3 75 4 2 50
Tradisional

Pengelolaan Limbah
Medis RS yang 84,21
- - - 47% 55% 117% 47,5% 40%
memenuhi syarat %
Kesehatan

Rasio Tempat Tidur


63,88
RS dengan jumlah 36% 23% 46% 25,23% 54,8% 50% 25% 50%
%
penduduk Kab/Kota
6; 5,6; 8,7:
Rasio Dokter spesialis 8: 100, 8;100.0 11:100.0 137,5
100. 100. 93,3% 100. 91,95
dengan penduduk 000 00 00 %
000 000 000
40; 17,3; 36 : 32,9:
Rasio dokter dengan 43,25 38:100. 25:100.0
100. 100. 100. 100. 88,9 65,78
penduduk % 000 00
000 000 000 000

11; 2,85; 12,40:


Rasio dokter gigi 4,2: 13:100. 4:100.00
100. 100. 25,9% 100. 35 30,76
dengan penduduk 100. 000 0
000 000 000
000
95; 96,1; 133,6:
Rasio bidan dengan 96: 100. 97:100. 141:100.
100. 100. 96,1% 100. 139 145
penduduk 000 000 000
000 000 000
117; 204,9; 220: 329,8:
Rasio perawat 175,1 225:10 345:100.
100. 100. 100. 100. 149,9 153
dengan penduduk % 0.000 000
000 000 000 000
11; 8,9; 12,9: 17:
Rasio apoteker 16: 100. 17: 100.
100. 100. 89% 100. 80,6 100. 100
dengan penduduk 000 000
000 000 000 000
35; 31,15; 36,4: 32,3:
Rasio sarjana kesmas 37:100. 45:100.0
100. 100. 89% 100. 100. 89,7 121
dengan penduduk 000 00
000 000 000 000
Pengunaan obat
101,4
generik di Rumah 70% 71% 72% 72% 100% 74% 74% 100%
%
Sakit
Pelayanan
112,5
kefarmasian di 45% 46% 47,50% 48% 101% 50% 50% 100%
0%
Rumah Sakit

Pada Indikator Kinerja ” Meningkatnya jumlah Rumah Sakit yang melaksanakan


pelayanan kesehatan Tradisional”, Tahun 2019 pada program ini belum terdapat indikator
tersebut. Pada tahun 2020 realisasinya adalah 3 RS, dari target sebesar 4 RS atau capaian 75%
dari target yang ditetapkan, ketiga RS tersebut adalah RSUD Maren Kota Tual, RSUD Karel
Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara dan RSUD Saparua Kabupaten Maluku Tengah. DI
Tahun 2021 realisasinya adalah 2 RS, dari target sebesar 4 RS atau capaian 50% dari target
yang ditetapkan, ketiga RS tersebut adalah RSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten Maluku
Tenggara dan RSUD Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Belum tercapainya target karena
karena belum semua RS tenaga rumah sakit dilatih sehingga sbelum melakukan pelayanan
kesehatan tradisional rumah sakit dan kurang berminatnya tenaga kesehatan terhadap pelayanan
tradisional.

Tahun 2021 60
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja ” Meningkatnya Pengelolaan Limbah Medis RS yang memenuhi


syarat Kesehatan, sasaran indicator ini pada tahun 2019 belum ada. Pada tahun 2020
realisasi sebesar 55%, dari target yang dicapai adalah 47% atau capaian 117%. Pada tahun 2021
realisasi sebesar 40%, dari target yang dicapai adalah 47,5% atau capaian 84,21%. Tercapainya
target ini di sebabkan karena adanya surat edaran menteri lingkungan hidup dan kehutanan RI
Nomor SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020 Tentang pengelolaan limbah infeksius / limbah b3
dan sampah Rumah tangga dari penanganan corona Virus Disease/ COVID-19nuyang di
tindaklanjuti dengan kerjasama pada pihak ke 3 peneglola limbah medis.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio tempat tidur Rumah Sakit dengan jumlah
penduduk kab/kota ”, target Tahun 2019 realisasi mencapai 23% dari target yang ditetapkan
36% atau capaiannya 63,88%, di tahun 2020 realisasi 25,23% dari target 46% atau pencapaian
54,8%. Pada tahun 2021 realisasi 25% dari target 50% atau capaian 50%. Belum tercapainya
target disebabkan karena penyebaran rumah sakit ]swasta atau mandiri tidk merata ada di
kabupaten kota. Adapun Meningkatkan Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Dengan Jumlah
Penduduk Kabupaten Kota sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 3.57

TABEL 3.58.
RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
DENGAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Tempat Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Tidur Rumah Sakit
Dengan Jumlah
36 23 46 25,23 50 25 54
Penduduk
Kabupaten Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Sehubungan dengan indikator program upaya kesehatan perorangan, program pengadaan,


peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas pembantu dan
jaringannya serta program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru/rumah sakit mata, maka rumah sakit sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberian pelayanan
kesehatan guna peningkatan derajat kesehatan masyarakat Pembentukan Rumah Sakit Pratama
merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi ketersediaan rumah sakit dalam
rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin
dan tidak mampu di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan dan tertinggal serta daerah yang
belum tersedia rumah sakit atau rumah sakit yang telah ada, sulit dijangkau akibat kondisi
geografis.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk”,
target Tahun 2019 realisasi mencapai 5,6 per 100.000 penduduk dari target yang ditetapkan 6
atau capaiannya baik, di tahun 2020 realisasi 8,7 per 100.000 penduduk dari target 8 atau
pencapaian 93,3 %. Pada tahun 2021 meningkatkan rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk
yaitu realisasi 11 dari target 8 atau capaian 137,5%. Tercapainya target disebabkan karena dr
spesialis yang melanjutkan pendidikan sudah selesai. Adapun Meningkatkan Rasio Dokter
Spesialis Per 100.000 Penduduk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 3.59

Tahun 2021 61
LKIP DINAS KESEHATAN

TABEL 3.59
RASIO DOKTER SPESIALIS PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Dokter Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Spesialis Per
100.000 6 5,6 8 8,7 8 11 11
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio dokter per 100.000 penduduk”, target
Tahun 2018 realisasi mencapai 17,3 dari ratio 100:100.000 dari target yang ditetapkan 40 atau
capaiannya 43,25, di tahun 2020 realisasi 32,9 dari target 36 atau pencapaian 91,38%. pada
tahun 2021 meningkatkan rasio dokter per 100.000 penduduk yaitu realisasi 25 dari target 38
atau capaian 65,78%. Belum Tercapainya target disebabkan karena kurangnya peminat untuk
bertugas di Kab/Kota dan kurangnya daya tarik daerah lokasi penempatan. Adapun
Meningkatkan Rasio Dokter Per 100.000 Penduduk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun
2021 dapat dilihat pada Tabel 3.60

TABEL 3.60
RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Dokter Per RPJMD
100.000 Penduduk 40 17,3 36 32,9 38 25 41

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021


Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio dokter gigi per 100.000 penduduk”, target
Tahun 2019 realisasi 2,85 dari target 11 atau pencapaiannya 25,9 %. Di tahun 2020 realisasi
4,2 dari target 12 atau capaian 35%. Pada tahun 2021 meningkatkan rasio dokter gigi per 100.000
penduduk yaitu realisasi 4 dari target 13 atau capaian 30%. Belum Tercapainya target disebabkan
karena kurangnya peminat untuk bertugas di kab/kota dan kurangnya daya tarik daerah lokasi
penempatan. Adapun Meningkatkan Rasio Dokter Gigi Per 100.000 Penduduk sejak tahun
2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.61.
TABEL 3.61.
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Dokter Gigi Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Per 100.000 11 2,85 12,40 4,2 13 4 16
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio bidan per 100.000 penduduk”, target Tahun
2019 realisasi mencapai 96,1 dari target 95 dari target yang ditetapkan atau capaiannya

Tahun 2021 62
LKIP DINAS KESEHATAN

101,1 % cukup, di tahun 2020 realisasi 133,6 dari target 96 atau pencapaian 139,9%. Di tahun
2021 meningkatkan rasio bidan per 100.000 penduduk yaitu realisasi 141 dari target 97 atau
capaian 68,79%. Tercapainya target karena adanya program nasional Nusantara Sehat individu
dan Nusantara Sehat Team. Adapun Meningkatkan Rasio Bidan Per 100.000 Penduduk sejak
tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.62

TABEL 3.62.
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Bidan Per RPJMD
100.000 Penduduk 95 96,1 96 133,6 97 141 100
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan rasio perawat per 100.000 penduduk”, target
Tahun 2019 realisasi mencapai 204,9 penduduk dari target yang ditetapkan 117 atau
capaiannya cukup, di tahun 2020 realisasi 329,8 dari target 220 atau pencapaian 149,5%. Pada
tahun 2021 meningkatkan rasio perawat per 100.000 penduduk dengan realisasi 345 : 100.000
penduduk dari target 225 atau capaian 153,33%. Tercapainya target tetapi perlu di perhatikan lagi
penyebaran perawat di provinsi Maluku. Adapun Meningkatkan Rasio Perawat : 100.000
Penduduk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.63.

TABEL 3.63
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Perawat Per RPJMD
100.000 Penduduk 117 204,9 220 329,8 225 345 240
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan rasio apoteker per 100.000 penduduk”, target
Tahun 2019 realisasi mencapai 8,9 ; 100.000 penduduk dari target yang ditetapkan 11 atau
capaiannya cukup, di tahun 2020 realisasi 12,9 dari target 16 % atau pencapaian 80,6%. Pada
tahun 2021 meningkatkan rasio apoteker : 100.000 penduduk yaitu realisasi nya 17 dari target 17
atau capaian 100%. Tercapainya target terbantukan adanya nusantara sehat, rekrutmen apoteker
di fasilitas kesehatan.
Adapun Meningkatkan Rasio Apoteker Per 100.000 Penduduk sejak tahun 2019 sampai
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.64
TABEL 3.64.
RASIO APOTEKER PER 100.000 PENDUDUKTAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Apoteker Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Per 100.000
11 8,9 16 12,9 17 17 20
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio sarjana kesmas per 100.000 penduduk”,
target Tahun 2019 realisasi mencapai 31,15:100.000 penduduk dari target yang ditetapkan 35
atau capaiannya cukup, di tahun 2020 realisasi 32,3 dari target 36,4 atau pencapaian 89,7%.

Tahun 2021 63
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada tahun 2021 meningkatkan rasio sarjana kesmas per 100.000 penduduk yaitu realisasi 45
dari target 37 atau capaian 121 %. Tercapainya target disebabkan karena sudah adanya lulusan
SKM dari fakultas di Maluku serta di lakukannya pengrekrutan SKM di sarana dan fasilitas
kesehatan. Adapun Meningkatkan Rasio Sarjana Kesmas : 100.000 Penduduk sejak tahun
2018 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3.65

TABEL 3.65.
RASIO SARJANA KESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Sarjana Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Kesmas : 100.000 35 31,15 36,4 32,3 37 45 40
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase penggunaan obat generik di fasilitas


pelayanan kesehatan rujukan di Kabupaten/kota”, target Tahun 2019 realisasi mencapai 71%
dari target yang ditetapkan 70% atau capaiannya 101,4 %, di tahun 2020 realisasi 72% dari
target 72% atau pencapaian 100 %. Pada tahun 2021 realisasi 74% dari target 74% atau
capaian 100%. Tercapainya target disebabkan karena formularium rumah sakit yang disusun
rumah sakit sudah memasukan obat generic sebagai prioritas pelayanan kesehatan rumah sakit.
Adapun Meningkatkan Persentase Penggunaan Obat Generic Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Rujukan Di Kabupaten/Kota sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat
dilihat pada Tabel 3.66.

TABEL 3.66.
PERSENTASE PENGGUNAAN OBAT GENERIC DI FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN
TAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Penggunaan Obat
Generic Di Fasilitas
Pelayanan 70 71 72 72 74 74 80
Kesehatan Rujukan
Di Kabupaten/Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase instalasi farmasi Rumah Sakit
pemerintah yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar”, target Tahun 2019
realisasi mencapai 46% dari target yang ditetapkan 45% atau capaiannya 112,5%, di tahun 2020
realisasi 48% dari target 47,50% atau pencapaian 102%. Pada tahun 2021 meningkatkan
persentase instalasi farmasi rumah sakit pemerintah yang melaksanakan pelayanan kefarmasian
sesuai standar yaitu realisasi 50% dari target 50% atau capaian 100%. Tercapainya target
disebabkan karena semua rumah sakit sudah memiliki tenaga apoteker yang memberikan
pelayanan kefarmasian sesuai standar. Adapun Meningkatkan Persentase Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Pemerintah Yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar sejak
tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.67

Tahun 2021 64
LKIP DINAS KESEHATAN

GAMBAR 3.67.
PERSENTASE INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PEMERINTAH YANG MELAKSANAKAN
PELAYANAN KEFARMASIAN
SESUAI STANDAR TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Instalasi Farmasi 45 46 47,5 48 50 50 57,5
Rumah Sakit
Pemerintah Yang
Melaksanakan
Pelayanan
Kefarmasian
Sesuai Standar
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

TABEL 3.68
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “IMUNISASI DASAR LENGKAP”

Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021


Indikator Kinerja
2020 Target Reali- Capai Target Reali- Capai- Target Reali-sasi Capai-
sasi -an sasi an an

Imunisasi Dasar Meningkatnya Cangkupan Imunisasi Dasar Lengkap menjadi 93,5% di Tahun 2020
Lengkap (%)

Desa UCI 69% 60% 87,21% 70,6% 42,9% 60,7% 72,5% 56,8% 60,7%

Campak dosis 51,1% 45,9% 89,82% 56,5% 60,2% 107,1% 61,9% 43% 69,46%
kedua

>2/ 1,24/
>2/
Angka Acute 1/100.0 >2/
Flaccid Paralysis 100. 100. 62% 100.0 50% 5 kasus 250%
00 100.000
(AFP) 00
000 000

Ketersediaan obat 91% 92% 100% 92% 92% 100% 93% 93% 100%
dan vaksin

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI)”, , Tahun 2019 mencapai realisasi menjadi 60 % dari target sebesar 69%
atau pencapaian 87,21 %. Pada tahun 2020 realisasinya 42,9%, dari target 70,6% dengan
capaian 60,7%. Pada tahun 2021 realisasi 56,8% dari target 72,5% atau capaian 60,7%. Tidak
tercapainya target disebabkan karena kurangnya pengetahuan bidan desa mengenai pemberian
imunisasi HB0 (Hepatitis B Nol Hari) pada bayi baru lahir, sementara perhitungan imunisasi dasar
lengkap dihitung dari pemberian imunisasi HB0. Hal yang sama terlihat pada table imunisasi dasar
lengkap. Adapun Meningkatkan persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI)” sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.69.
GAMBAR 3.69.
PERSENTASE DESA YANG MENCAPAI UCI TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
persentase desa RPJMD
yang mencapai
Universal Child 69 60 70,6 42,9 72,5 56,8 78
Immunization (UCI)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 65
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap”, Imunisasi


merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja memasukkan zat kekebalan tubuh pada bayi
agar bayi terlindung dari berbagai penyakit, diantaranya Hepatitis B, BCG, DPT, Polio dan
Campak. Bayi dikatakan memperoleh imunisasi dasar lengkap apabila ke-5 imunisasi ini. Lima
imunisasi dasar ini dapat diperoleh di posyandu, puskesmas, rumah sakit atau klinik bersalin.
Adapun manfaat imunisasi antara lain ;
1. Agar terhindar dari penyakit
2. Agar tidak mengalami cacat
3. Mencegah kematian pada bayi
Hal lain yang harus diperhatikan adalah setelah imunisasi BCG mungkin akan
menimbulkan bekas kemerahan seperti luka kecil, namun itu tidak berbahaya karena akan hilang
dengan sendirinya. Selain itu setelah imunisasi DPT bayi akan mengalami demam tetapi akan
hilang setelah 1-2 hari setelah diberi obat penurun panas. Demikian juga halnya dengan imunisasi
campak.
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan imunisasi campak dosis kedua”, Tahun
tahun 2019 realisasi sebesar 45,9% dari target lebih dari 51,1% atau pencapaian 89,82%. pada
tahun 2020 realisasinya 60,20% dari target 56,5% dengan capaian 106,5%. Pada tahun 2021
realisasinya 43% dari target 61,9% dengan capaian 69,46%. Tidak Tercapainya target disebabkan
karena pelaksanaan sweping/ DOFU (Drop Up Follow Up) untuk melengkapi status imunisasi
sasaran. Adapun Meningkatkan Cakupan Imunisasi Campak Dosis Kedua sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.70.

TABEL 3.70
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DOSIS KEDUA TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Cakupan Imunisasi Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Campak Dosis 51,1 45,9 56,5 60,20 61,9 43 78
Kedua
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Pada Indikator Kinerja ”Ditemukannya anak usia < 15 tahun dengan gejala lumpuh
layuh akut per 100.000 anak”, Tahun 2019 realisasi > dari 2% dari target yang ditetapkan lebih
dari 1,24 % atau capaiannya 62%, .Di tahun 2020 realisasi sebesar 1% dari target >2% atau
pencapaian 200%. Pada tahun 2021 dengan gejala lumpuh layuh akut per 100.000 anak
realisasinya turun menjadi 5 % dari target lebih dari 2% dengan capaian 40%.. Adapun
ditemukannya anak usia kurang dari 15 tahun dengan gejala lumpuh layuh akut per 100.000 anak
sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.71

TABEL 3.71.
PERSENTASE ANAK USIA <15 TAHUN DENGAN GEJALA LUMPUH LAYU 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Ditemukannya Target
Anak Usia < 15 Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Tahun Dengan ≥2 1,24 ≥2 1 ≥2 5 ≥2
Gejala Lumpuh
Layuh Akut Per
100.000 Anak
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 66
LKIP DINAS KESEHATAN

Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase ketersediaan obat dan vaksin di


Kabupaten/Kota”, tahun 2019 realisasi 92% dari target 91% atau pencapaian 101,1%. Pada
tahun 2020 meningkatkan persentase ketersediaan obat dan vaksin yaitu realisasi 92% dari target
92% atau capaian 100%. Pada tahun 2021 meningkatkan persentase ketersediaan obat dan
vaksin yaitu realisasi 93% dari target 93% atau capaian 100%. Tercapainya target disebabkan
karena Kabupaten dan Kota telah menyediakan Obat dan vaksin esensial. Adapun meningkatkan
persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Di Kabupaten Kota sejak tahun 2019 sampai
dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.72.

TABEL 3.72
KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Ketersediaan Obat Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Dan Vaksin Di RPJMD
Kabupaten Kota 91 92 92 92 93 93 96
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021

Tahun 2021 67
LKIP DINAS KESEHATAN

III. Realisasi Anggaran


A. Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi
Tabel 3.73 Realisasi Anggaran Penunjang Sasaran Meningkatnya Pelayanan
Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat Bersumber APBD dan APBN/DAK

A. 2019
REALISASI
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI %
KEUANGAN
A Program Pembinaan Gizi Masyarakat 2.698.084.000 1.944.695.400 72,08
1 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu
100.000.000 98.944.400 98,94
Hamil dan Balita
2 Pembinaan dalam Peningkatan pengetahuan Gizi
414.700.000 364.178.700 87,82
Masyarakat
3 Peningkatan Surveilans Gizi 2.183.384.000 1.481.572.300 67,86
B Program Pembinaan Kesehatan Keluarga 1.388.178.000 1.054.853.930 75,99
1. Pembinaan dalam Persalinan di Fasilitas
186.310.000 168.563.000 90,47
Pelayanan Kesehatan
2. Pembinaan dalam Peningkatan Pelayanan
288.750.000 221.705.580 76,78
Kunjungan Neonatal Pertama
3. Pembinaan dalam pelaksanaan Usaha
29.700.000 29.700.000 100
Kesehatan Sekolah
4. Pembinaan Pencegahan Stunting 59.700.000 52.871.000 88,56
5. Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
268.440.000 254.510.700 94,81
Lanjut Usia
6. Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan
176.000.000 167.293.300 95.05
Antenatal

B. 2020
REALISASI
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI %
KEUANGAN
A Program Pembinaan Gizi Masyarakat 9,054,456,700 7,039,933,272 77,75
1 Bimtek ke 3 kab lokus stunting 202,400,000 155,272,552 76,72
2 Pertemuan koordinasi terpadu dalam rangka
900,571,000 600,168,600 66,64
percepatan penurunan stunting
3 Pengadaan makanan tambahan bagi bumil KEK
6,040,968,400 4,983,403,920 82,49
dan balita Kurus
4 Pertemuan monitoring evaluasi, koordinasi dalam
daerah dan koordinasi luar daerah dalam rangka
625,000,000 515,721,600 82,52
percepatan penurunan stunting di 6 kabupaten
locus
5 Road Show Edukasi Gizi Seimbang di
948,598,500 498,468,800 52,55
Masyarakat untuk Pencegahan Covid 19
6 Sosialisasi KIE Gizi Seimbang Dalam Rangka
336,918,800 286,897,800 85,15
Pencegahan Covid 19
B Program Peningkatan Keselamatan
741,357,700 645,352,000 87,05
Melahirkan Ibu dan Anak
1 Pengadaan APD Kesehatan keluarga untuk
720,890,000 626,152,000 86,86
pencegahan Covid-19
2 Pengadaan Media Informasi Kesehatan Keluarga
20,467,700 19,200,000 93,81
untuk pencegahan Covid-19

C. 2021
REALISASI
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI %
KEUANGAN
A Program Pembinaan Gizi Masyarakat 13,430,941,782 10,666,743,869 79,41
B Program Peningkatan Keselamatan
684,669,896 732,230,996 106,94
Melahirkan Ibu dan Anak

Pada tabel 3.73. Realisasi Anggaran Penunjang Sasaran Meningkatnya Pelayanan


Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat Bersumber APBD dan APBN/DAK pada :
- Program pembinaan gizi masyarakat tahun 2019 realisasinya 72,08 dan tahun 2020 : 77,75. .
dan di tahun 2021 realisasi atau capaian dari program pembinaan gizi masyarakat 79,41%, Ini

Tahun 2021 68
LKIP DINAS KESEHATAN

menunjukkan realisasi dari tahun 2019 sampai 2021 capaiannya belum 100% karena terdapat
refocusing di pertengahan tahun dan kondisi pandemic covid -19 sehingga berdampak
berkurangnya kegiatan kegiatan untuk mencapai sasaran indikator.
- Program pembinaaan kesehatan keluarga realisasi pada tahun 2019 realisasinya sama yaitu
75,99, dan pada tahun 2020 program terkait penunjang sasaran meningkatnya pelayanan
kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat adalah program peningkatan keselamatan melahirkan
ibu dan anak realisasi sebesar 87,05. Tahun 2021. Realisasi dari tahun 2019 sampai 2021
capaiannnya belum 100% karena terdapat refocusing di pertengahan tahun dan kondisi
pandemic covid -19 sehingga berdampak berkurangnya kegiatan untuk mencapai sasaran
indicator.

Tabel 3.74
Realisasi Anggaran Penunjang Sasaran Terkendalinya Penyakit Bersumber APBD /
DAK/ APBN
A. 2019
PAGU REALISASI % KET
NO. NAMA PROGRAM/KEGIATAN
(Rp) (Rp)
APBD
A Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
1 Peningkatan Surveillance 254.630.000 7.800.000 3,06
Epidemiologi dan Penanggulangan
Wabah
2 Penanggulangan Krisis Kesehatan 200.000.000 - 0,00 Tidak terealisasi
karena tidak ada
krisis
APBN
B Layanan Kewaspadaan Dini Penyakit 339.456.000 230.117.410 67,79
Berpotensi KLB
1 Layanan Imunisasi 111.312.000 35.148.800 31,58
2 Layanan Capaian Eliminasi Malaria 761.150.000 420.113.211 55,19
3 Layanan Pengendalian Penyakit 1.084.550.000 784.589.600 72,34
Filariasai dan Kecacingan
4 Layanan Pencegahan dan 134.216.000 109.335.900 81,46
Pengendalian Penyakit HIV/ AIDS
5 Layanan Pengendalian Penyakit TBC 227.222.000 199.437.000 87,77
6 Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta 1.000.000.000 879.641.800 87,96
7 Layanan Pencegahan dan 600.000.000 584.373.200 97,40
Pengendalian Penyakit Frambusia
8 Layanan Pencegahan dan 423.309.000 372.852.400 88.08
Pengendalian Penyakit Hepatitis
9 SDM Pencegahan dan Pengendalian 235.448.000 144.442.100 1,34
Penyakit Tidak Menular yang
Meningkat Kualitasnya
10 Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit 1.600.021.000 .418.712.600 88,67
Tidak Menular

Tahun 2021 69
LKIP DINAS KESEHATAN

B. 2020
PAGU REALISASI
NO. NAMA PROGRAM/KEGIATAN % KET
(Rp) (Rp)
1 Program Pencegahan dan 3,426,587,500 2,263,836,475 66,07
Penanggulangan Penyakit Menular

2 Orientasi/Sosialisasi dan OJT bagi 258,055,000 -


petugas kesehatan dalam pelayanan
KTS di pusat gugus pulau

3 Pengembalian Spesimen Carier ke 6,000,000 -


Provinsi

4 WORKSHOP CBMS dan PD3I 125,436,000 -


Lainnya

5 Penyelidikan Epidemiologi Kasus 34,270,000 5,344,800 15,60


Discarded Campak, AFP dan PD3I
lainnya

6 Asistensi Teknis Kewaspadaan Dini 56,050,000 6,494,800 11,59


Respon KLB

7 Pertemuan Sosialisasi KOMITE AHLI 121,171,400 -


Provinsi Maluku Dalam Rangka
Penanggulangan Penyakit AFP,
Difteri dan PD3I Lainnya

8 Sosialisasi Program PIE (Penyakit 120,366,000 -


Infeksi Emerging) Tingkat Provinsi

9 Pengambilan, Pengiriman spesimen 6,000,000 -


Campak/Rubella, AFP dan PD3I
lainnya ke Laboratorium Nasional

10 Surveilans Aktif RS dan Yankes 7,200,000 -


Swasta Mingguan, Surveilans
Campak, AFP dan PD3I Lainnya

11 Pengadaan APD Nakes & BHP untuk 2,431,200,000 2,140,658,800 88,05


Screening Covid 19

12 Pengadaan Media Informasi 30,460,500 27,960,500 91,79


Kesehatan Jiwa untuk Pencegahan
Covid 19

13 OJT Tenaga Laboratorium & Petugas 230,378,600 83,377,575 36,19


Surveilans Dinas Kab/Kota

C. 2021
PAGU REALISASI
NO. NAMA PROGRAM/KEGIATAN % KET
(Rp) (Rp)
1 Program Pencegahan dan 158,270,000 103,646,000 65,48
Penanggulangan Penyakit Menular

Tabel 3.74 Realisasi Anggaran Penunjang Sasaran Terkendalinya Penyakit Bersumber


APBD / DAK/ APBN
Pada program pencegahan dan penanggulangan penyakit tahun 2019 realisasi belum
mencapai 100% dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran sehingga sasaran indicator indicator
pada penunjang sasaran terkendalinya penyait kurang optimal, bahka di tahun 2020 ada beberapa
kegiatan yang sama sekali tidak ada realisasinya karena kondisi covid -19 kesulitan melakukan

Tahun 2021 70
LKIP DINAS KESEHATAN

kegiatan yang sudah di rencanakan akhir tahun 2019. Staf dinas kesehatan sebagian besar
membantu pemnanggulangan pandemic covid-19 di Maluku.

A. 2019

NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

1 Program Obat dan Perbekalan 673.324.000 589.131.005 87,50


Kesehatan
Pengadaaan Obat dan
404.475.000 325.048.005 80,38
Perbekalan Kesehatan
Pengadaan Sarana dan
268.949.000 264.083.000 98,19
Prasarana Instalasi Farmasi
2 Program Upaya Kesehatan
1.264.878.000 552.060.800 43,65
Masyarakat
Rapat Internal Terintegrasi PIS
26.250.000 8.965.000 34,15
PK Germas
Penguatan Implementasi Analisis
PIS PK Tingkat
1.238.628.000 543.095.800 43,85
Puskesmas Pusat Gugus pada
11 Kabupaten/Kota
3 Program Pengawasan Obat 119.275.000 99.414.600 83,35
dan Makanan
Peningkatan Pengawasan 119.275.000 99.414.600 83,35
keamanan pangan dan bahan
berbahaya
4 Program Perbaikan Gizi 17.116.205.750 12.589.197.665 73,55
Masyarakat
Pertemuan Koordinasi Terpadu 959.800.000 621.440.600 64,75
dalam Percepatan Penurunan
Stunting dan Gizi Buruk

Monev Percepatan Penurunan


744.236.000 188.034.000 25,27
Stunting dan Gizi Buruk
Pengadaan Makanan Tambahan
15.412.170.750 11.779.723.065 76,43
Ibu Hamil
5 Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan 3.000,000,000 2.980.892.000 93,36
Kesehatan
Kemitraan asuransi kesehatan
masyarakat (BPJS)
4.803.568.000 4.757.573.000 99,04
PNS/TNI/POLRI/Mandiri

6 Program Manajemen
1.315.836.000 549.720.216 41,78
Pembangunan Kesehatan
Rapat Kerja Kesehatan Daerah
450.000.000 355.743.575 79,05

Pertemuan Pra Penyusunan RKA


233.918.000 158.610.250 66,95
DAK Tahun 2019
Pertemuan Pra Rakontek DAK
236.918.000 0 0
Tahun 2019
Konsultasi DAK 87.0000.000 33.966.391 39,04
Monitoring Pemanfaatan Dana
305.000.000 1.400.000 0,46
DAK
7 Program Upaya Kesehatan
136.573.000 35.000.000 32,48
Perorangan
Kemampuan Teknis Tim BPRS di
59.200.000 53.487.200 90,35
Rumah Sakit
Sewa Rumah Singgah untuk
107.773.000 107.773.000 100
pasien Rujukan Luar Provinsi

Tahun 2021 71
LKIP DINAS KESEHATAN

B. 2020
REALISASI
NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN PAGU (Rp) %
(Rp)
1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 879,626,293 629,219,900 71,53
Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 389,627,293 151,084,700 38,78
Pengadaan Sarana dan Prasarana Instalasi
239,999,000 230,369,000 95,99
Farmasi

Distribusi Obat, vaksin, BMHP dan bahan lainnya


250,000,000 247,766,200 99,11
dari Prov ke Kab/Kota

2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 198,814,400 168,882,000 84,94


Pengadaan APD K3 Penanganan Covid-19 198,814,400 168,882,000 84,94
3 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 9,054,456,700 7,039,933,272 77,75
Bimtek ke 3 kab lokus stunting 202,400,000 155,272,552 76,72
Pertemuan koordinasi terpadu dalam rangka 900,571,000 600,168,600 66,64
percepatan penurunan stunting
Pengadaan makanan tambahan bagi bumil KEK 6,040,968,400 4,983,403,920 82,49
dan balita Kurus
Pertemuan monitoring evaluasi, koordinasi dalam 625,000,000 515,721,600 82,52
daerah dan koordinasi luar daerah dalam rangka
percepatan penurunan stunting di 6 kabupaten
locus
Road Show Edukasi Gizi Seimbang di 948,598,500 498,468,800 52,55
Masyarakat untuk Pencegahan Covid 19
Sosialisasi KIE Gizi Seimbang Dalam Rangka 336,918,800 286,897,800 85,15
Pencegahan Covid 19
4 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan 12,200,000,00
12,159,320,000 99,67
Kesehatan 0
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat 12,200,000,00
12,159,320,000 99,67
(BPJS) PNS/TNI/POLRI/Mandiri 0
5 Program Manajemen Pembangunan
60,800,000 33,348,300 54,85
Kesehatan
Konsultasi DAK 60,800,000 33,348,300 54,85
6 Program Upaya Kesehatan Perorangan 448,290,300 255,842,000 57,07
Pengembangan Kesehatan Tradisional 150,000,000 - -
Sewa rumah singgah untuk pasien rujukan luar
107,773,000 104,000,000 96,50
provinsi
OJT Tata Kelola Pasien di Ruang Isolasi dalam
190,517,300 151,842,000 79,70
rangka Penaganan Covid-19

C. 2021
REALISASI
NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN PAGU (Rp) %
(Rp)
1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 2,494,514,815 820,537,443 32,89
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 198,814,400 168,882,000 84,94
3 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1,239,646,200 1,039,151,600 83,82
4 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
37,499,944,140 27,175,924,140 72,46
Kesehatan
5 Program Manajemen Pembangunan
60,800,000 33,348,300 54,85
Kesehatan
Konsultasi DAK 60,800,000 33,348,300 54,85
6 Program Upaya Kesehatan Perorangan 448,290,300 255,842,000 57,07
Pengembangan Kesehatan Tradisional 150,000,000 - -
Sewa rumah singgah untuk pasien rujukan luar
107,773,000 104,000,000 96,50
provinsi
OJT Tata Kelola Pasien di Ruang Isolasi dalam
190,517,300 151,842,000 79,70
rangka Penaganan Covid-19

Tahun 2021 72
LKIP DINAS KESEHATAN

Tabel 3.75 Realisasi Anggaran Penunjang Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan


Kesehatan dan Jaminan Kesehatan sumber dana APBD dan APBN (DAK).

Pada program yang merupakan indicator dari sasaran meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan, pada tahun 2019 realisasi rata rata dr 21 kegiatan adalah 65,3
dan pada tahun 2020 rata rata ralisasinya dr 20 kegiatan adalah 72% dan di tahun 2021 Terdapat
peningkatan realisasi dari sasaran meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan walaupun realisasinya belum tercapai 100% karena pada tahun 2021 adanya
refocusing dan covid-19, dimana SDM Dinas Kesehatan focus pada membantu penanggulangan
covid -19.

B. Anggaran RS dan UPTD TA. 2021

Tabel 3.76
Realisasi Anggaran UPTD dan Rumah Sakit Tahun 2021

No RS/UPTD PAGU BELANJA REALISASI %

BL 14.587.710.500 11.697.032.893 80,18


1 RSUD dr. H. I. Umarella
BTL 8.830.458.000 4.456.933.473 50,47

BL 11.535.690.476 8 638.571.813 74,88


2 RS Khusus Daerah
BTL 5.855.981.348 3.771.342.089 64.40

UPTD Balai Laboratorium BL 16.183.640.335 15.988.835.251 98.80


3
Kesehatan
BTL 532.280.000 489.200.000 91,90
4.436.696.913 3.764.314.715 84,84
UPTD Balai Kesehatan BL
4
Paru Masyarakat (BKPM)
BTL 5,672,335,396 4,974,127,871 87.69
BL 1.057.181.456 915.498.738 86,59
5 UPTD Balai Pelatihan
Kesehatan (BAPELKES) BTL 54.672.000 31.044.000 56,78
Total 68.746.646.424 54.726.900.843 79.60%

Tabel 3.76 Realisasi Anggaran UPTD dan Rumah Sakit Tahun 2021

Capaian RS dr I Umarella langsung 80,18 %, tidak langsung 50,47 %. Pada RS Khusus


Daerah anggaran langsungnya terealisasi 74,88% sedangkan tidak langsungnya 64.40%. Pada
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan realisasi anggaran langsung 98,80% sedangkan tidak
langsungnya 91,90%. Pada UPTD Balai Kesehatan Paru Mayarakat realisasi anggaran langsung
84,84% dan tidak langsungnya 87,69%. Pada UPTD Balai Pelatihan Kesehatan realisasi anggaran
langsungnya sebesar 78,38 dan tidak langsungnya sebesar 80,82%.

Realisasi Rumah Sakit dan UPTD tidak mengalami penurunan yang signifikan, walaupun
terjadi realisasi dan refocusing anggaran. Disebabkan RS, UPTD Balai Paru dan Laboratorium
terjadi peningkatan pelayanan pasien di era pandemic saat ini.

Tahun 2021 73
LKIP DINAS KESEHATAN

BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan penjelasan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa


analisis capaian kinerja sasaran strategis Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan UPTD beserta
Rumah sakit memiliki 11 (Sebelas) sasaran strategis dengan 6 (enam) diantaranya adalah
sasaran strategis Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dengan realisasi capaian sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang didalamnya terdapat 2 (dua)
indikator utama yaitu:
- Target Angka kematian Ibu 123/100.000 KH di tahun 2021, realisasi mencapai 63 kasus
kematian pada tahun 2021 AKI tidak bisa dihitung karena jumlah lahir hidup tidak mencapai
100.000 kelahiran hidup , hal ini menunjukan menurunnya angka kematian ibu.
- Target Angka kematian Neonatal tahun 2021 adalah 4/1000 KH, dengan capaian realisasi
5/1.000 KH capaian tersebut lebih rendah dari target atau 125% karena target ini merupakan
indikator negatif yang realisasinya diharapkan menurun menyatakan bahwa kematian
neonatal mencapai target dengan menurunnya jumlah angka kematian neonatal.

2. Meningkatkan pelayanan Gizi Masyarakat, didalamya terdapat 1 (satu) indikator yang sangat
berpengaruh terhadap pelayanan Gizi Masyarakat yaitu:
- Target Prevalensi balita gizi kurang 7% di tahun 2021, namun realisasinya 4,8% hal ini
berarti sudah mencapai target (68,57%) karena indikator ini merupakan indikator negative
yang berarti prevalensi gizi kurang ditahun 2021 berkurang.

3. Terkendalinya Penyakit, memiliki indikator utama yaitu:


- Pada Indikator Kinerja Meningkatkan angka temuan kasus baru TB target yang ingin dicapai
pada tahun 2021 adalah 80%, realisasi yang dicapai adalah 38,2% atau 47,75% dari target
yang ingin dicapai. Indikator ini merupakan indikator positif dimana makin banyak kasus TB
yang ditemukan, semakin baik untuk proses pengobatan, tetapi ditahun 2021 temuan kasus
menurun hal ini disebabkan karena pandemic Covid-19 yang menyebabkan tidak adanya
kegiatan untuk melacak kasus baru TB,
- Indikator Cakupan imunisasi dasar lengkap, target pada tahun 2021 adalah 94%,
realisasinya sebesar 56,8% atau 60,43% dari target yang ingin dicapai, dikarenakan masih
adanya kekuatiran masyarakat untuk pergi ke posyandu pada masa pandemic ini.

4. Pada Indikator Menurunnya presentase merokok pada usia 10 – 18 tahun, target yang ingin
dicapai pada tahun 2021 adalah 9,0%, realisasinya sebesar 9,0% atau 103,4% dari target
yang ingin dicapai, berarti berkurangnya anak usia 10-18 yang merokok.

5. Indikator Kinerja Meningkatkan persentase KLB yang ditangani < 24 jam, target yang ingin
dicapai pada tahun 2021 adalah 100%, realisasi yang dicapai adalah 100% atau 100% dari
target yang ingin dicapai dan Indikator Kinerja Meningkatkan persentase korban krisis
kesehatan yang mendapatkan pelayanan kesehatan, target yang ingin dicapai pada tahun
2021 adalah 100%, realisasi yang dicapai adalah 100% yang berarti sudah tanggapnya
terhadap KLB> 100% dari target yang ingin dicapai.

Tahun 2021 74
LKIP DINAS KESEHATAN

6. Peningkatan Standarisasi Sarana Prasarana layanan Kesehatan, mempunyai 2 (dua) indikator


utama:
- Pada Indikator Kinerja Meningkatkan jumlah puskesmas terakreditasi madya, target pada
tahun 2021 adalah 79 puskesmas yang terakreditasi, realisasinya sebesar 148 Puskesmas
atau 53,37% dari target yang ingin dicapai. Hal ini menunjukan sampai tahun 2021
di Provinsi Maluku terdapat 79 puskesmas yang terakreditas madya dan 10 puskesmas
yang terakreditasi lebih tinggi dari madya yakni terakreditasi paripurna.
- Pada Indikator Kinerja Meningkatkan jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi utama,
target pada tahun 2021 adalah 2 RS, realisasinya sebesar 2 RS atau 100% dari target,
yaitu 2 rumah sakit yang terakreditasi Paripurma. Dimana Paripurna adalah lebih tinggi
dari Utama dengan kata lain melebihi target. yaitu akreditasi Paripurna adalah RSKD dan
RS. Dr. J. E. Latumeten.

7. Pencapaian kinerja RS dr. H. I. Umarella dari kegiatan-kegiatan yang di rencanakan tahun


2021 tidak terlepas dari tersedianya sumber daya yang ada. baik sumber daya manusia,
anggaran serta sarana prasarana.

8. Kinerja RSKD tahun 2021 dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat terlihat dari hasil analisa
akuntabilitas kinerja yang telah tercapai, meningkatnya pendapatan lebih dari target dan bila
diukur berdasarkan BOR/ pemakaian tempat tidur menurun dikarenakan adanya penambahan
tempat tidur sebanyak 110 tt dari sebelumnya 72 tt serta pelayanan di RSKD sudah
berdasarkan Clinical Pathway sehingga hari rawat kecil.

9. Pencapaian kinerja BAPELKES Provinsi Maluku termasuk kategori berhasil yaitu pencapaian
fisik sebesar 56,78%. Pencapaian kinerja tersebut juga dapat mencerminkan bahwa Bapelkes
telah melakukan efisiensi anggaran tanpa mengorbankan rencana kegiatan yang telah
disusun.

10. Di Laboratorium Kesehatan beberapa keberhasilan telah dicapai antara lain terciptanya
hubungan kerjasama antara instansi pemerintah dan Non pemerintah dalam melakukan
pemeriksaan klinis (medical check-up, surat keterangan berbadan sehat/ SKBS, bebas
Narkoba) Dan Non Klinis (sampling air dan udara).

11. Kinerja Balai Kesehatan Paru Masyarakat untuk tahun 2020 mengalami penurunan dengan
menurunnya kunjungan pasien baik rawat jalan atau pemeriksaan penunjang (laboratorium,
radiologi, spirometri, treadmill, EKG, USG dan pelayanan obat farmasi) sehingga berdampak
pada capaian kinerja PAD.

Belum tercapainya beberapa target yang menjadi sasaran startegis Dinas Kesehatan dan
UPT serta Rumah Sakit secara makro dapat disimpulkan beberapa permasalahan dan hambatan
yang ada antara lain:

1. Masa pandemic Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pelayanan dan capaian program
pembangunan di bidang Kesehatan

2. Keterbatasan anggaran APBD baik di Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota

3. Dana pajak rokok di setiap kab/kota belum sepenuhnya digunakan dalam mendukung
kegiatan pelayanan Kesehatan masyarakat

Tahun 2021 75
LKIP DINAS KESEHATAN

4. Masalah multidimensional di masyarakat memberikan kontribusi terkait masalah Kesehatan,


seperti mitos, kebiasaan, adat istiadat, tingkat Pendidikan, tingkat ekonomi, dan lainya.

5. Kurangnya sumber daya manusia Kesehatan terlatih dan merata baik di tingkat Provinsi,
Dinas kesehatan, UPT dan RS, Kabupaten/ Kota maupun puskesmas dan jaringannya.

6. Penambahan sarana maupun Prasarana baik medis maupun non medis yang memenuhi
standar untuk mendukung pelayanan di Upt dan Rumah Sakit.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka Dinas Kesehatan perlu mengambil


beberapa Langkah yaitu:

1. Mengusulkan tersedianya anggaran bersumber APBN maupun APBD dalam penanganan


pandemic Covid-19 dan peningkayan pelayana di UPT dan RS.

2. Melakukan koordinasi dengan stakeholder kab/kota untuk penyediaan anggaran yang


berpihak kepada pelayanan Kesehatan ssesuai dengan amanat Undang-undang yaitu
sebesar 10% dari pagu daerah masing – masing kab/kota dan pembagian yang adil dari dana
bagi hasil melalui pajak rokok dapat dialokasikan untuk mendukung pelayanan Kesehatan
yang lebih optimal di 11 kab/kota 56 gugus pelayanan Kesehatan

3. Meningkatkan Advokasi ke stakeholder baik Provinsi dan kabupaten kota untuk mendukung
terintegrasinya pelaksanaan pelayanan kesehatan dari sector lain yaitu sector Perhubungan,
PU, BUMN, Pembangunan Desa, Pemberdayaan wanita, Pertanian dan sektpr terkait lainnya.

4. Melakukan pendekatan untuk stakeholder meningkatkan Fungsi kontrol terhadap sector


kesehatan berserta sector yang mendukung kesehatan sehingga akan ada peningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang lebih terukur dan terstandar maka tercipta masyarakat
Provinsi Maluku yang Sehat dan Mandiri dari tingkat provinsi sampai tingkat desa bahkan
terjangkau sampai di kepulauan-kepulauan kecil.

5. Meningkatan sumber daya manusia Kesehatan yang kompeten dan memiliki kualitas yang
memadai baik di tingkat provinsi, kab/kota dan puskesmas melalui Pendidikan berkelanjutan
serta pembelajaran aktif secara mandiri (pelatihan profesi, magang, workshop)

6. Melakukan peningkatan upaya Kesehatan masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah


Kesehatan melalui promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sampai ke tingkat
desa, dengan melibatkan organisasi masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan lintas
sektor terkait.

7. Melakukan upaya pemenuhan sarana dan prasarana baik medis maupun non-medis yang
terstandar dan terintegrasi untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat oleh UPT dan RS.

8. Meningkatkan kerjasama dengan kementerian kesehatan ataupun universitas untuk


memenuhi tenaga Medis yang belum ada sesuai peraturan perundangan untuk di tempatkan
di seluruh Rumah Sakit dan puskesmas se-Provinsi Maluku

Tahun 2021 76
LKIP DINAS KESEHATAN

Demikian penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2021 Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku. Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam menindaklanjuti
dari hasil evaluasi program dan kegiatan agar di tahun yang akan datang, permasalahan dan
hambatan yang dialami selama ini dapat teratasi dan meningkatnya kesehatan di Provinsi Maluku.

Ambon, Februari 2022


Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku

dr. Zulkarnaini, M.S. Sp.JP., FIHA


Pembina Utama Madya
NIP. 19761231 200212 1 028

Tahun 2021 77

Anda mungkin juga menyukai