BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Provinsi Maluku merupakan wilayah yang berkarakter kepulauan dengan jumlah pulau
sebanyak kurang lebih 1.340 (seribu tiga ratus empat puluh) dan luas wilayah 712.479,69 km2.
Sebagian besar wilayahnya merupakan perairan seluas 658.331,52 km2 (92,4%), sedangkan
luas wilayah daratan hanya sekitar 54.158 km2 (7,6%). dengan panjang garis pantai 10.630 km.
Sementara itu, kenyataan lain menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk pada tahun 2020
sebanyak kurang lebih 1.848.923 jiwa, diketahui sebagian besar di antaranya bermukim di
pulau-pulau kecil. Kondisi objektif wilayah Maluku seperti ini yang tampaknya masih belum pula
didukung oleh ketersediaan infrastuktur transportasi dan komunikasi yang memadai. Seiring
dengan perubahan dinamika penyusunan perencanaan yang semula berorientasi pada money
follow function menjadi money follow program yang tidak hanya diterapkan pada perencanaan
di pusat saja, namun juga penyusunan perencanaan di daerah. Orientasi penyusunan rencana
pembangunan ini didasarkan pada pemahaman bahwa dengan adanya keterbatasan
pendanaan pembangunan, maka anggaran pemerintah harus dialokasikan untuk berbagai
pilihan kegiatan strategis yang dapat memaksimalkan hasil pembangunan.
Sebagaimana tantangan yang dihadapi oleh semua bidang dan sektor pembangunan di
Maluku, Bidang Kesehatan pun menghadapi situasi problematik yang relatif sama. Keinginan
kuat Pemerintah Provinsi Maluku untuk menyediakan “pelayanan kesehatan yang cepat,
murah, dan terjangkau namun tetap berkualitas” kepada seluruh lapisan masyarakat yang
tersebar pada berbagai pulau besar, sedang dan terutama pulau-pulau kecil di wilayah Provinsi
Maluku, masih memerlukan kerja keras dan kerja cerdas untuk mewujudkannya. Untuk itu
diperlukan upaya penyempurnaan dan penguatan, melalui ketersediaan sumber daya internal
organisasi untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Daerah (SKD).
Menurut Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Sistem Kesehatan Daerah
(SKD) yang dimaksudkan dengan SKD adalah tatanan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan Provinsi Maluku terdiri dari komponen upaya kesehatan, penelitian dan
pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen informasi dan regulasi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, perijinan, pembiayaan dan pengawasannya.
Jika dikaitkan dengan perubahan paradigma pembangunan nasional termasuk
perspektif baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat berdasarkan otonomi daerah dan desentralisasi, maka tuntutan
untuk memberikan layanan kesehatan sesuai kapasitas dan kualitas dimaksud, memerlukan
penyesuaian-penyesuaian tertentu termasuk penyesuaian tata organisasi pelaksana di bidang
pelayanan kesehatan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Maluku yang dijabarkan dalam
Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama, Administrator dan Pengawas di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.
Tahun 2021 1
LKIP DINAS KESEHATAN
Agar dapat mencapai tujuan kinerja sebagaimana yang diharapkan, maka Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku harus meningkatkan dan melaksanakan perencanaan yang terpadu
dan berkelanjutan guna mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku setiap
tahunnya menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
kepada Gubernur Maluku. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2021 merujuk pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2019-2024 dan
Penetapan Kinerja Tahun 2021.
II. TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan ini adalah sebagai bentuk
pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan secara tertulis kepada Gubernur atas
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan bidang kesehatan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2021.
Tahun 2021 2
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 3
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 4
LKIP DINAS KESEHATAN
Tantangan yang dihadapi, terkait perbedaan struktur organisasi antara provinsi dengan
kabupaten/kota, yang memerlukan langkah-langkah koordinatif dalam mengintegrasikan dan
mensinergikan berbagai kebijakan baik yang bersifat vertikal (antara Pusat dengan Provinsi,
Provinsi dengan Kabupaten/Kota) maupun secara horizontal (diantara sesama
Kabupaten/Kota). Perbedaan struktur dimaksud dapat dipandang sebagai hal yang wajar
mengingat otonomi masing-masing Kabupaten/Kota dalam merumuskan dan memutuskan
kebijakan struktur organisasi yang dipandang sesuai dengan realitas kebutuhannya.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, terdiri dari:
A. Kepala Dinas;
3) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
Tahun 2021 5
LKIP DINAS KESEHATAN
DIREKTUR
KASUBAG KASUBAG
KEPEGAWAIAN & PERENCANAAN &
UMUM KEUANGAN
Tahun 2021 6
LKIP DINAS KESEHATAN
DIREKTUR
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAG TATA
USAHA
Tahun 2021 7
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 8
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 9
LKIP DINAS KESEHATAN
JUMLAH
NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH DEFINITIF
TITIPAN
1 SD - 1
2 SMP/ SEDERAJAT 2 1
3 SMA/ SEDERAJAT 23 14
4 D1 1 -
5 D2 - -
6 D3 11 2
7 S1 66 5
8 S2 13 1
9 S3 1 -
Jumlah 117 24
Dalam rangka mendukung pencapaian Indikator Kinerja, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
didukung oleh Rumah Sakit dan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD). Adapun gambaran SDM
pada Rumah Sakit dan UPTD Provinsi Maluku dapat digambarkan sebagai berikut :
2 SMP/SEDERAJAT 3 -
3 SMA/SEDERAJAT 29 -
4 D1 2 -
5 D3 86 -
6 D4 4 -
7 S1 97 -
8 S2 6 -
Jumlah
233 -
Tahun 2021 10
LKIP DINAS KESEHATAN
1 SMA/SMK 9
2 D1 1
3 D3 13
4 S1 24
5 S2 3
Jumlah 50
2 D1 1 -
3 DIII 1 -
4 S1 9 -
5 S2 5 -
Jumlah 19 -
Tahun 2021 11
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 12
LKIP DINAS KESEHATAN
Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan gambaran umum kondisi kesehatan di Provinsi
Maluku, dengan penekanan kepada aspek strategis Dinas Kesehatan Provins Maluku
serta permasalahan utama ( isu strategis ) yang sedang dihadapi Dinas kesehatan.
Bab II Perencanaan Kinerja. Bab ini menjelaskan ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja tahun
2021.
Bab III Akuntabilitas Kinerja. Yang terbagi dua yaitu capaian kinerja organisasi dan realisasi
anggaran. Capaian kinerja Dinas Kesehatan untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis Dinas
Kesehatan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi. Realisasi
anggaran yang di gunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja Dinas Kesehatan tahun 2021.
Bab IV Penutup. Bab ini memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021 serta langkah di masa yang akan datang, yang
akan di lakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Maluku untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran terdiri dari perjanjian kinerja tahun Dinas Kesehatan dengan UPT, RS, eselon 3
dan eselon 4 serta dokumen-dokumen pendukung, Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2021.
Tahun 2021 13
LKIP DINAS KESEHATAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN STRATEGIS
Dokumen perencanaan yang menjadi dasar bagi perencanaan kinerja Dinas kesehatan
Provinsi Maluku dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bidang Kesehatan adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2019 - 2024, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2019-2024 dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku Tahun 2019-2024.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif yang memuat program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung
oleh Dinas Kesehatan untuk kurun waktu tahun 2019-2024, dengan penekanan pada
pencapaian sasaran prioritas Nasional,dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam Renstra
Dinas Kesehatan memuat Visi, Misi, tujuan, nilai-nilai, kebijakan, program, sasaran strategis,
dan indikator kinerja pada rentang waktu tersebut.
Tahun 2021 14
LKIP DINAS KESEHATAN
Dalam perspektif Misi ini, pembangunan Maluku dalam jangka waktu lima tahun ke
depan, diorientasikan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Maluku dalam berbagai
aspek termasuk kesehatan. Dengan tercapainya kualitas hidup sehat masyarakat Maluku,
diharapkan produktivitas masyarakat akan semakin berkembang dan mengarah pada
meningkatnya taraf kesejahteraan mereka.
Berdasarkan Visi Pemerintah Daerah Provinsi Maluku sebagaimana tertuang di
dalam RPJM Tahun 2019-2024, maka untuk mendukung terwujudnya visi tersebut, Misi
Dinas Kesehatan tercantum pada Misi yang kedua yaitu Meningkatkan Kualitas
Pendidikan dan Kesehatan Murah dan Terjangkau.
Misi ini adalah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan baik guru maupun
murid, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta memastikan tata kelola
penyelenggaraan pendidikan berbiaya murah dan terjangkau secara merata di seluruh
wilayah Maluku. Demikian halnya dengan sektor kesehatan, dengan misi ini diarahkan untuk
mewujudkan ketersediaan dokter dan tenaga medis serta sarana dan prasarana kesehatan
secara merata, disamping itu berbiaya murah dapat dimaknai ki sebagai bentuk upaya
kesehatan yang lebih mengutamakan pada preventif dan promotif, dan terjangkau di seluruh
wilayah Kepulauan Maluku dengan dukungan tata kelola penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang baik, akan memberikan dampak terhadap meningkatnya kualitas SDM serta
kesejahteraan masyarakat
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pembangunan kesehatan di Provinsi Maluku adalah, Meningkatkan
Kualitas Kesehatan Murah dan Terjangkau.
b. Tujuan Khusus
Bertolak dari Tujuan Umum di atas, dan dengan mempertimbangkan Visi dan Misi, maka
Tujuan Khusus pembangunan kesehatan di Provinsi Maluku adalah:
a. Meningkatnya kesehatan Ibu dan Anak yang didukung oleh peningkatan akses
pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat secara berkualitas, dengan pendekatan
Gugus Pulau
b. Terkendalinya Penyakit Menular maupun Tidak Menular, melalui pelayanan kesehatan
yang merata dan berkualitas.
c. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan yang
memadai dan sesuai standar.
d. Tercapainya peningkatan kualitas manajemen dan jaminan pembiayaan kesehatan,
sistem informasi [KIE] serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Tercapainya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan berprilaku hidup
bersih dan sehat.
f. Tercapainya peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan
keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, perbekalan kesehatan dan makanan.
Tahun 2021 15
LKIP DINAS KESEHATAN
3. SASARAN
Adapun sasaran pembangunan kesehatan untuk mewujudkan kualitas hidup sehat
masyarakat Maluku dalam berbagai aspek secara berkesinambungan, adalah:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan pendistribusian tenaga kesehatan yang berkualitas di setiap gugus
kesehatan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan
4. Meningkatkan upaya promotif dan preventif
4. STRATEGI
Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024, adalah:
1. Optimalisasi implementasi pelayanan kesehatan gugus pulau di kabupaten/kota
2. Penguatan Fungsi Pusat Gugus Pelayanan Kesehatan
3. Peningkatan ketersediaan SDM Kesehatan yang berkualitas
4. Peningkatan ketersediaan sarana, prasarana, obat dan alat kesehatan sesuai standar
5. Penguatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
5. ARAH KEBIJAKAN
Adapun Kebijakan Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2019-2024 adalah:
1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau
2. Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia menuju sumber daya manusia
yang unggul.
6. RENCANA PROGRAM
Rencana Program Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020-2024 pada Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku, meliputi:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Kesehatan
6. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
8. Progam Upaya Kesehatan Masyarakat
9. Program Upaya Kesehatan Perorangan
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.
12. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
13. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
14. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana rumah sakit/rumah sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
15. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2021 16
LKIP DINAS KESEHATAN
7. KEGIATAN
Mengacu pada program-program pelayanan kesehatan yang telah teridentifikasi di atas,
maka berbagai kegiatan sebagai implikasi penjabaran program dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang terdiri dari kegiatan:
a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
b. Penyediaan jasa kebersihan kantor
c. Penyediaan alat tulis kantor
d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
e. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
f. Penyediaan makanan dan minuman rapat
g. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
h. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/teknis perkantoran
i. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan:
a. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
b. Pengadaan Peralatan Kantor
c. Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas
d. Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
f. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
g. Pemeliharaan rutin/berkala Jaringan Siknas Online Bidang Kesehatan
h. Rehabilitasi sedang/berat Gedung kantor
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Pengujian Kesehatan Aparatur
4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan yang terdiri dari kegiatan:
a. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Instalasi Farmasi
c. Distribusi obat, vaksi, BMHP dan bahan lainnya dari provinsi ke kabupaten/kota.
5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari kegiatan:
a. Orientasi Pergerakan Fisik ASN
b. Bimbingan Teknis Kesehatan Kerja dan Olahraga
c. Pengadaan APD K3 Penanganan Covid 19
Tahun 2021 17
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 18
LKIP DINAS KESEHATAN
8. KELOMPOK SASARAN
Kelompok sasaran Rencana Pembangunan Kesehatan Provinsi Maluku tahun 2020 – 2024,
adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan kepada bayi, Balita, Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan kelompok
beresiko tinggi.
2. Masyarakat miskin terutama di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
3. Masyarakat luas yang memerlukan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan
berkualitas.
4. Sarana dan prasarana di Rumah Sakit dan Puskesmas serta jaringannya.
Tahun 2021 19
LKIP DINAS KESEHATAN
Adapun indikator kinerja utama Dinas Kesehatan Provinsi Maluku untuk mendukung
pencapaian visi dan misi berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
tahun 2020 yaitu :
Indikator Kinerja Utama :
1. Angka Kematian Ibu
2. Angka Kematian Neonatal
3. Prevalensi Gizi Kurang pada Balita
4. Temuan Kasus Baru TB (%)
MENINGKATKAN 5. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
DERAJAT KESEHATAN 6. Persentase merokok pada penduduk usia 10 - 18 Tahun
MASYARAKAT
7. Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%)
8. Krisis Kesehatan (%)
9. Jumlah Puskesmas yang terakreditasi Madya
10. Jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi Utama
TABEL 2.1.
PERJANJIAN KINERJA
DINAS KESEHATAN 2021
Tahun 2021 20
LKIP DINAS KESEHATAN
Tabel 2.2.
Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja dan Target 2021
Target
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
2021
Meningkatnya Meningkatnya 123 /
ANGKA KEMATIAN IBU PER
Kualitas Kesehatan Kualitas 100.000
100.000 KH
Murah dan Pelayanan KH
Terjangkau Kesehatan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
54%
(PF)
Cakupan pelayanan ANC (K4) 79%
Cakupan kunjungan nifas (KF) 75%
Cakupan penanganan komplikasi
45%
obstetri (PK)
Cakupan pelayanan Keluarga
70%
Berencana
ANGKA KEMATIAN NEONATAL 4 / 1.000
(AKN) PER 1000 KH KH
6 / 1.000
Angka Kematian Bayi
KH
7 / 1.000
Angka Kematian Balita
KH
Cakupan kunjungan neonatal
69%
lengkap (KNL)
Cakupan kunjungan bayi 76%
Cakupan penanganan komplikasi
35%
neonatal (PKN)
Cakupan kunjungan balita 55%
Tahun 2021 21
LKIP DINAS KESEHATAN
MENURUNKAN PREVALENSI
7%
BALITA GIZI KURANG
Prevalensi balita gizi buruk <0,8%
Prevalensi balita stunting 23%
Cakupan vitamin A pada bayi dan
82%
balita
Cakupan pelayanan balita (D/S) 69%
Prevalensi ibu hamil dengan
16%
kekurangan energi kalori
Prevalensi ibu hamil anemi 18%
Tahun 2021 22
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 23
LKIP DINAS KESEHATAN
Organisasi masyarakat 16
Tahun 2021 24
LKIP DINAS KESEHATAN
Pendistribusian
Meningkatnya Rasio dokter 8:100,000
tenaga kesehatan
spesialis dengan penduduk
yang berkualitas di
setiap gugus pulau
Meningkatnya Rasio dokter dengan 38: 100,000
penduduk
Tahun 2021 25
LKIP DINAS KESEHATAN
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Jumlah
Angka Kematian Ibu per 100,000
1 123 Kematian Ibu -
kelahiran hidup
63
Angka Kematian Neonatal (AKN)
2 4 6 66,7
per 1000 Kelahiran Hidup
Tahun 2021 26
LKIP DINAS KESEHATAN
Tabel 3.2
Perbandingan Realisasi Capaian Tahun ini dengan Tahun sebelumnya
(Indikator Kinerja Utama)
Imunisasi
10 Dasar 54,5% 60,56% 42,9% 42,88% 56,8% 60,4%
Lengkap (%)
Tahun 2021 27
LKIP DINAS KESEHATAN
2. Menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 4 per 1000 Kelahiran Hidup di
Tahun 2024
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan angka kematian neonatal per 1000
Kelahiran Hidup”, pada tahun 2019 tidak ada indikator menurunkan angka kematian
neonatal. Sehingga tidak dapat di ukur proses pencapaiannya 3 tahun terakhir. Pada tahun
2020 kematian neonatal adalah 3 per 1000 kelahiran hidup dari target 4 per 1000 Kelahiran
Hidup atau pencapaiannya sebesar 133,3%, dan pada tahun 2021 kematian neonatal
adalah 5 per 1000 kelahiran hidup dari target 4 per 1000 kelahiran hidup atau
pencapaiannya 80%.
3. Menurunkan Prevalensi Balita Gizi Kurang menjadi ≤ 5 % di Tahun 2024
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi balita gizi kurang”, Tahun 2019
mencapai 5 % dari target yang ditetapkan sebesar 8 % atau pencapaian 160 %, tahun
2020 realisasi 5,7%, dari target sebesar 7,5% dengan capaian 131,5%, dan di tahun 2021
capaiannya 4,8% dari target 7% atau capaiannya 145,8%. Indikator ini merupakan indikator
negatif sehingga hasilnya diharapkan lebih menurun.
Tercapainya target Hal ini disebabkan karena adanya Penginputan data kedalam
aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
Tahun 2021 28
LKIP DINAS KESEHATAN
Adapun menurunnya prevalensi balita gizi kurang sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4. PREVALENSI BALITA GIZI KURANG TAHUN 2019-2024
Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
prevalensi balita RPJMD
gizi kurang 8 5 7,5 5,7 7 4,8 ≤5
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Target
Meningkatkan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
angka temuan
kasus baru TB 70 51 79 11 80 38,2 90
Tahun 2021 29
LKIP DINAS KESEHATAN
Menurunnya Target
persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
merokok pada
usia 10 – 18 9,1 8,8 9,1 8,8 9,0 9,0 8,7
tahun
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
6. Meningkatkan Persentase KLB yang Ditangani < 24 Jam menjadi 100 % di Tahun 2024
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase KLB yang ditangani <24 jam”,
realisasi pada tahun 2019 sampai 2021 adalah 100% dari target 100% atau capaian
100%. Tercapai 100% 3 tahun berturut turut adalah karena indikator tersebut merupakan
indikator Standar pelayanan minimal (SPM) Provinsi yang merupakan kewajiban
Pemerintah Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah No. 2 tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal.
Tahun 2021 30
LKIP DINAS KESEHATAN
Tahun 2021 31
LKIP DINAS KESEHATAN
Hal lain yang harus diperhatikan adalah setelah imunisasi BCG mungkin akan
menimbulkan bekas kemerahan seperti luka kecil, namun itu tidak berbahaya karena
akan hilang dengan sendirinya. Selain itu setelah imunisasi DPT bayi akan mengalami
demam tetapi akan hilang setelah 1-2 hari setelah diberi obat penurun panas. Demikian
juga halnya dengan imunisasi campak.
Dari tabel pencapaian imunisasi dasar lengkap Tahun 2019 realisasi mencapai
54,5% dari target sebesar 90% atau pencapaian 60,56%. Pada tahun 2020 cakupan
imunisasi dasar lengkap menurun menjadi 76,5 %, dari target 93,5% dengan capaian
81%. Sedangkan pada tahun 2021 cakupan imunisasi dasar lengkap menurun menjadi
56,8% dari target 94% dengan capaian 60,43%.
Tidak tercapainya target disebabkan tidak aktifnya posyandu pada masa pandemic
Covid-19 dan masih kurang aktifnya petugas dalam memberikan pelayanan kepada
sasaran yang tidak datang ke posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya yang dikenal
dengan Drop Out Follow Up (DOFU). Serta adanya budaya setempat dimana bayi berusia
0 – 7 hari tidak dibolehkan dibawa keluar rumah, sehingga imunisasi Hepatitis B-0 (HB0)
tidak dapat diberikan. Dengan demikian akan berpengaruh pada cakupan Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL). Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan kerjasama
dengan Tokoh Agama (TOGA), Tokoh Masyarakat (TOMA), PKK, maupun organisasi
masyarakat lainnya dalam membangun strategi komunikasi yang mendukung
peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap. Adapun meningkatkan cakupan imunisasi
dasar lengkap sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.7
Meningkatkan Target
jumlah puskesmas Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
terakreditasi
madya 90 54,5 93,5 76,5 94 56,8 95,5
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Indikator kinerja antara merupakan indikator yang mempengaruhi capaian realisasi dari
indikator utama, karena indikator antara sebagai faktor pendukung dalam pencapaian target
kinerja tahunan yang ditetapkan dalam RENSTRA 2019 – 2024 capaian tersebut didukug dari
berbagai sumber dana yang ada diantaranya APBD (DBH, Hibah, Bansos) APBN (DAK, BOK)
berikut capaian target realisasi program dan penjelasan indikator dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tahun 2021 32
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL. 3.8
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “ANGKA KEMATIAN IBU”
Angka Kematian Ibu (AKI) Menurunkan Angka Kematian Ibu Menjadi 125/100.000 KH di tahun 2020
Persalinan di Fasilitas
48% 30% 62,5% 51% 50% 98,03% 54% 66,03% 122,3%
Kesehatan (PF)
Cakupan penanga-nan
35% 15% 42,86% 40% 25% 62,5% 45% 32% 62,50%
komplikasi obstetri (PK)
Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
persalinan di 48 30 51 98,03 54 122,3 63
fasilitas kesehatan
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 33
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan pelayanan ANC (K4)”, tahun 2019 turun
menjadi 46,4% dari target sebesar 75% atau pencapaian 61,87%. Tahun 2020 cakupan pelayanan
- pelayanan ANC menjadi meningkat 72%, dari target sebesar 77% dengan capaian 93,80%. Pada
Tahun 2021 cakupan pelayanan - pelayanan ANC menjadi meningkat 77,51 %, dari target sebesar
79% dengan capaian 91,4%. Masih belum tercapainya target disebabkan karena keadaan
pandemic Covid-19, ibu hamil takut memeriksakan kehamilan difasilitas kesehatan sehingga
pelayanan Antenatal care yang dilakukan secara terpadu belum optimal, serta masih tingginya
budaya masyarakat untuk memeriksakan kehamilan pada “dukun beranak” atau “mama biang”.
Untuk itu perlu adanya peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalan pelayanan kesehatan ibu
dan anak secara terpadu serta dibangun kemitraan antara bidan dan dukun. Adapun Cakupan
Pelayanan ANC sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.10 di
bawah ini.
Tabel 3.10 CAKUPAN PELAYANAN ANC TAHUN 2019-2024
Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
pelayanan ANC
(K4) 75 46,4 77 72 79 77,51 91,4
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan kunjungan nifas (KF)”, tahun 2019
cakupannay 32% dari target sebesar 65% atau pencapaian 49,23%, tahun 2020 cakupan
kunjungan nifas meningkat 57% dari target sebesar 70% dengan capaian 81,42%. Pada tahun
2021 cakupan kunjungan nifas menurun menjadi 53,83% dari target sebesar 75% dengan capaian
71,77%. Masih belum tercapainya target Hal ini disebabkan karena kunjungan nifas pertama (6–
42 jam) dan kunjungan neonatus pertama (6-48 jam) masih dijalankan secara terpisah, dengan
demikian perlu dipadukan antara kunjungan nifas dan kunjungan neonatus selain itu juga karena
kondisi pandemic covid-19 banyak ibu yang melahirkan tidak di fasilitas kesehatan. Adapun
Cakupan Kunjungan Nifas sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel
3.11 dibawah ini.
Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
kunjungan nifas
(KF) 65 32 70 57 75 53,83 90
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 34
LKIP DINAS KESEHATAN
Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
penanganan
komplikasi 35 15 40 25 45 32 90
obstetric (PK)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
7/ 1/ 7/ 6/ 7/ 1/
Angka Kematian Balita 1000 1000 700% 1.000 1.000 116,6% 1000 1000 700%
KH KH KH KH KH KH
Cakupan kunjungan
65% 35% 53,85% 67% 57% 85,07% 68 78,17 114,95
neonatal lengkap (KNL)
Cakupan kunjungan bayi 70% 20% 41,43% 73% 63% 86,30% 76 45,1 59,34
Cakupan penanganan
31% 17% 54,84% 33% 23% 69,69% 35 1,32 3,77
komplikasi neonatal (PKN)
Cakupan kunjungan balita 45% 20% 44,44% 50% 56% 112% 55 9,36 17
Tercapainya target turunnya angka kematian neonatal karena peningkatan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat dasar di masyarakat, adanya
pendayagunaan untuk kegiatan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh nakes melalui
kunjungan rumah terkait dengan keadaan pandemic covid-19 saat ini, adanya peningkatan
kapasitas keterampilan bidan-bidan di desa dan kerjasama dengan melibatkan dukun bayi,
keluarga dan masyarakat.
Tahun 2021 35
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan angka kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup”,
pada tahun 2019 sebesar 5 per 1000 KH dari target sebesar 6 per 1000 KH atau pencapaian
120%. Pada tahun 2020 realisasi 6 per 1000 KH, dari target sebesar 6 per 1000 KH dengan
capaian 100%, dan pada tahun 2021 realisasinya 6 per 1000 KH dari target sebesar 6 per 1000
KH dengan capaian 100%. Sedangkan pada tahun 2021, realisasi 6 dari target 6 atau capaian
100%. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya menurun merupakan
keberhasilan. Tercapainya target hal ini disebabkan karena tenaga yang terlatih saat kelahiran
sudah mencapai 80%, penempatan bidan di kawasan pedesaan yang di ikuti dengan pelatihan
bidan dan tercapainya target imunisasi dan gizi juga berperan penting terhadap penurunan
kematian ibu dan anak. Adapun Menurunnya Angka Kematian Bayi Per 1000 KH tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.15
Penurunan angka kematian bayi sangat berpengaruh kepada kenaikan Angka Harapan
Hidup (AHH) waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat terutama pada penurunan angka kematian bayi dan kenaikan AHH.
Meningkatnya AHH secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang peningkatan kualitas
hidup. Untuk capaian Angka Harapan Hidup, Provinsi Maluku berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) dari tahun 2014 s/d 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.16.
Capaian Angka Harapan Hidup Provinsi Maluku Tahun 2014-2020
No Tahun Capaian AHH
1 2014 65
2 2015 65.31
3 2016 65.35
4 2017 65.40
5 2018 65,72
6 2019 65.86
7 2020 65,98
Sumber: BPS Maluku 2020
Penyebab kematian bayi di Provinsi Maluku, juga disebabkan oleh berbagai indikator
antara lain kurangnya kesadaran ibu untuk membawa dan memeriksakan kesehatan ibu dan bayi
di fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor lain yang menjadi kendala dalam mencapai sasaran ini
adalah:
1. Faktor ekonomi
2. Faktor budaya
3. Faktor geografis
4. Faktor transportasi
Tahun 2021 36
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan angka kematian balita per 1000 Kelahiran Hidup”,
tahun 2019 mencapai 2 per 1000KH dari target yang ditetapkan sebesar 38 per 1000KH atau
3200% capaiannya, di tahun 2019 hanya 1 per 1000KH dari target sebesar 7 per 1000KH atau
pencapaian 700 %. pada tahun 2020 realisasi 6 per 1000KH, dari target sebesar 7 per 1000
KH dengan capaian 116,6%. pada tahun 2021 realisasi 1 per 1000KH, dari target sebesar 7 per
1000 KH dengan capaian 700 %. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya turun
adalah tercapainya target. Hal ini disebabkan karena Adanya Penurunan Jumlah kematian
Neonatal dan Kematian Bayi, Adanya peningkatan cakupan pelayanan yang diterima sejak anak
berada dalam kandungan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas,Persalinan
oleh tenaga kesehatan utamanya di di fasilitas kesehatan, mendapatkan pelayanan kunjungan
neonatal (KNI s.d KNL) dan Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap(IDL), penanganan neonatal,
bayi dan balita sakit sesuai standar di fasilitas pelayanan dasar dan fasilitas rujukan serta
meningkatknya pengetahuan masyarakat dan keluarga akan perawatan di masa kehamilan, pada
masa neonatal, bayi dan balita srta deteksi dini penyakit dan care seeking behavior ke fasilias
pelayanan kesehatan.
Adapun Menurunnya Angka Kematian Balita Per 1000 KH tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.17.
Menurunkan Target
angka kematian Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
balita per 1000 7 1 7 6 7 1 7
Kelahiran Hidup
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Meningkatkan Target
cakupan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
kunjungan 65 35 67 57 68 78,17 75
neonatal lengkap
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 37
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan kunjungan bayi”, Tahun 2019 realisasi
20 % dari target sebesar 70% atau pencapaianya 41,43 %. pada tahun 2020 cakupan kunjungan
bayi meningkat 63 %, dari target sebesar 73% dengan capaian 86,50%, sedangkan pada tahun
2021 realisasi 45,1% dari target 76% atau capaian sebesar 59,34% Masih belum tercapainya
target Hal ini disebabkan karena kunjungan bayi di posyandu berkurang, masi khawatirnya ibu
membawa bayi ke sarana kesehatan. Adapun cakupan kunjungan bayi sejak tahun 2019 sampai
dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.19.
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Cakupan RPJMD
Kunjungan Bayi 70 20 73 63 76 45,1 85
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020
Tahun 2021 38
LKIP DINAS KESEHATAN
Tabel 3.20.
CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA TAHUN 2018-2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Cakupan RPJMD
Kunjungan Balita 45 20 50 56 55 9,36 70
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.21
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “PREVALENSI BALITA GIZI KURANG”
Tahun 2019 TAhun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Tar Reali- Capai- Tar Reali- Capai- Tar Reali- Capai-
get sasi an get sasi an get sasi an
Prevalensi balita gizi kurang (%) Menurunnya prevalensi balita gizi kurang menjadi 7% di tahun 2021
Menurunkan prevalensi balita gizi <0,8
1% 0% 100 % 0,2% 400% 0,8% 0,7% 87,5%
buruk %
Menurunnya prevalensi balita
25 % 18 % 37 % 24% 15% 160% 23 10,2 44,34
stunting
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi balita gizi buruk”, Tahun 2019
mencapai 0% dari target yang ditetapkan kurang dari 1% atau 100% capaiannya baik, di tahun.
2020 prevalensi balita gizi buruk menjadi 25 %, dari target kurang dari 0,8% dengan capaian
0,2%. Pada tahun 2021 prevalensi balita gizi buruk 87,5 %, dari target kurang dari 0,8% dengan
capaian 0,7 %. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya diharapkan lebih
menurun.
Tercapainya target disebabkan karena adanya Penginputan data kedalam aplikasi e-
PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). Adapun Menurunkan
prevalensi balita gizi buruk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 3.22
Tabel 3.22.
PREVALENSI BALITA GIZI BURUK TAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi Balita RPJMD
Gizi Buruk 1 0 0,8 0,2 0,8 0,7 0,8
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 39
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi balita stunting” Tahun 2019 mencapai
72 % dari target yang ditetapkan sebesar 25% atau 18% capaiannya,. Di pada tahun 2020
cakupan prevalensi balita stunting sebesar 62,5%, dari target sebesar 24% dengan capaian 15%.
Pada tahun 2021 cakupan prevalensi balita stunting sebesar 44,34%, dari target sebesar 23%
dengan capaian 10,2%. Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya diharapkan
lebih menurun. Tercapainya target ini disebabkan karena adanya Penginputan data kedalam
aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). Adapun
Menurunkan prevalensi balita stunting sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat
dilihat pada Tabel 3.23.
TABEL 3.23.
PREVALENSI BALITA STUNTING TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi Balita RPJMD
Stunting 25 18 24 15 23 10,2 20
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan cakupan vitamin A pada bayi dan balita”,
Tahun 2019 mencapai 70 % dari target yang ditetapkan sebesar 78% atau 70% capaiannya, di
tahun 2020 meningkat menjadi 82 % dari target sebesar 80 % atau pencapaian 102,5%. pada
tahun 2021 cakupan vitamin A pada bayi dan balita turun menjadi 89,02 %, dari target sebesar
82% dengan capaian 73 %. Tercapainya target disebabkan karena Petugas kesehatan dan kader
posyandu melakukan sweeping dari rumah kerumah sehingga capaian vitamin A mencapai target.
Adapun Meningkatkan cakupan vitamin A pada bayi dan balita cakupan sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.24.
Tabel 3.24.
CAKUPAN VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
cakupan vitamin A Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
pada bayi dan
78 70 80 82 82 73 88
balita
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan pelayanan balita (D/S)”, pada tahun
2019 tidak ada indikator meningkatkan cakupan pelayanan balita. Dalam renstra 2019-2024 baru
terdapat indicator ini. Dimana tahun 2019 realisai nya 86,56% dari target sebesar 67% atau
pencapaian 58 %. pada tahun 2020 cakupan pelayanan balita realisasinya menurun menjadi
86,66 %, dari target sebesar 75 % dengan capaian 65 %. pada tahun 2021 cakupan pelayanan
balita realisasinya meningkat menjadi 75,36 %, dari target sebesar 69 % dengan capaian 52%.
Masih belum tercapainya target Hal ini disebabkan karena dengan adanya Keputusan Menteri
Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/ 413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan SE Ketua Umum TP PKK No. 17 SKR/PKK/IV/2020
tentang Kegiatan Operasional Posyandu sehingga banyak posyandu yang tidak melakukan
pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.orang tua balita marasa takut
membawa anaknya keposyandu di fasilitas pelayanan kesehatan di masa pandemic covid -19.
Jika bayi sudah mendapati imunisasi lengkap (11 bulan) orang tua sudah tidak ingin membawa
Tahun 2021 40
LKIP DINAS KESEHATAN
anaknya lagi keposyandu atau puskesmas untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan.
Adapun Meningkatkan cakupan pelayanan balita sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.25.
Tabel 3.25.
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN BALITA (D/S) TAHUN 2019-2024
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi ibu hamil dengan kekurangan energi
kalori”, pada tahun 2019 tidak ada indicator menurunkan prevalensi ibu hamil dengan kekurangan
energi kalori. Dalam renstra 2019-2024 baru terdapat indikator ini. Dimana tahun 2019 realisasinya
26,4 dari target sebesar 17 atau capaiannya 743,5% , pada tahun 2020 realisasi nya 18 %, dari
target sebesar 13 % dengan capaian 138,4 %. Pada tahun 2021 realisasinya 15 %, dari target
sebesar 16 % dengan capaian 93,75%. Masih belum tercapainya target. indikator ini merupakan
indikator negatif sehingga bila menurun adalah tercapainya target. Hal ini disebabkan karena
dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan SE Ketua
Umum TP PKK No. 17 SKR/PKK/IV/2020 tentang Kegiatan Operasional Posyandu sehingga
banyak posyandu yang tidak melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan kehamilan ibu.
Adapun Menurunkan prevalensi ibu hamil dengan kekurangan energi kalori sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.26.
TABEL 3.26
PREVALENSI IBU HAMIL DENGAN KEK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Prevalensi Ibu Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Hamil Dengan
Kekurangan 17 26,4 13 18 16 15 20
Energi Kalori
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan Pr7valensi Ibu Hamil Anemi”, pada tahun 2019
tidak ada indikator menurunkan prevalensi ibu hamil anemi. Dalam renstra 2019-2024 baru
terdapat indicator ini. Dimana tahun 2019 realisasinya 20% dari target sebesar 18% atau
pencapaian 111%. pada tahun 2020 realisasinya menjadi 55,5 %, dari target sebesar 19 %
dengan capaian 34,23%, pada tahun 2021 realisasinya menjadi 34,18 %, dari target sebesar 18 %
dengan capaian 189,88% .Indikator ini merupakan indikator negatif sehingga hasilnya diharapkan
lebih menurun. Masih belum tercapainya target Hal ini disebabkan karena banyaknya ibu hamil
yang tidak melakukan kunjungan atau memeriksakan kehamilannya di puskesmas
sehingga petugas kesehatan (pemegang program gizi dan bidan) tidak bisa memberikan
edukasi terkait konsumsi tablet tambah darah (FE). Adapun Menurunkan prevalensi ibu
hamil anemi sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.27.
Tahun 2021 41
LKIP DINAS KESEHATAN
Tabel 3.27
PREVALENSI IBU HAMIL ANEMI TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi Ibu RPJMD
Hamil Anemi 18 20 19 55,5 18 34,18 20
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan cakupan ASI eksklusif”, pada tahun 2019 tidak
ada indikatorr cakupan ASI eksklusif. Dalam renstra 2019-2024 baru terdapat indicator ini.
Dimana tahun 2019 realisasi nya 16% dari target sebesar 50% atau pencapaian 32 %. Pada
tahun 2020 realisasinya meningkat menjadi 76,9 %, dari target sebesar 53 % dengan capaian
145%. di Tahun 2021 realisasinya menurun menjadi 49,9 %, dari target sebesar 56 % dengan
capaian 49,9% . Tidak tercapainya target disebabkan karena kurangnya pemberian edukasi
terhadap ibu hamil terkait pemberian ASI Eksklusif, sebagian besar petugas kesehatan yang
menolong persalinan belum melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) secara optimal, Pelaksanaan
PP 33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif belum terlaksana dengan baik,Di pelayanan kesehatan
ASI tersedia susu formula, belum adanya perda yang mendukung terkait pemberian ASI Ekslusif.
Adapun Meningkatkan cakupan ASI eksklusif sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2020
dapat dilihat pada Tabel 3.28.
Tabel 3.28
CAKUPAN ASI EKSKLUSIF TAHUN 2020-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Cakupan ASI RPJMD
Eksklusif 50 16 53 76,9 56 49,9 65
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 42
LKIP DINAS KESEHATAN
Masih terdapat Indikator pada Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang belum mencapai
target, hal ini disebabkan multi indikator antara lain:
Indikator ekonomi keluarga,
Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana mengolah makanan yang sehat,
serta
Indicator kebersihan dan kesehatan lingkungan yang dapat berpengaruh pada kesehatan.
Perbaikan gizi masyarakat masih rendah karena dukungan lintas sektor terkait yang belum
memadai.
Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal antara lain:
a. Mengevaluasi kembali pelaksanaan Rencana Aksi Daerah (RAD) tentang perbaikan gizi
masyarakat yang selama ini melibatkan lintas sektor terkait dan dikoordinir oleh Bappeda
b. Melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan hasil evaluasi, mengingat 30 % upaya
perbaikan gizi masyarakat berasal dari sektor kesehatan dan 70 % dari lintas sektor terkait
Adapun pola pelayanan kesehatan di Provinsi Maluku dilaksanakan dengan berbasis gugus
pulau, dimana ada 56 puskesmas pusat gugus pelayanan kesehatan yang tersebar di 11
kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan gugus pulau bertujuan untuk mempermudah akses
masyarakat kepada pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Terbatasnya sarana prasarana
yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, merupakan salah satu
penyebab rendahnya capaian target. Untuk itu berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dimana puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama, perlu diakreditasi agar kualitas dari puskesmas terukur dan terstandar.
TABEL 3.30. INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “TEMUAN KASUS BARU TB”
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Target Reali Capai- Target Reali Capai- Target Reali- Capai
-sasi an -sasi an sasi -an
Meningkatnya Angka Temuan Kasus Baru TB menjadi 75% Penduduk di Tahun
Temuan Kasus Baru TB (%)
2020
> 73,33
Success Rate 59% 61,46% > 90% 19% 21,11% 90% 66%
95% %
Slide Positivity Rate (SPR) % - < 5% 1,.94 48,5% < 5% < 5% 100%
Tabel 3.31.
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TB TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Angka RPJMD
Keberhasilan 95 59 90 19 90 66 90
Pengobatan TB
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan jumlah Slide Positivity Rate”, Tahun 2019 tidak
ada sasaran indikator ini. Pada tahun 2020 sasaran meningkatkan jumlah Slide Rate ini baru ada.
Dengan realisasi sebesar 1,94% dari target kurang dari 5%, atau capaian 48,5%. Tahun 2021
realisasi sebesar kurang dari 5%, dari target kurang dari 5%, atau capaian 100%. tercapainya
target disebabkan karena menurunnya tingkat eroret (positif palsu) dalam pemeriksaan slide
malaria dan setiap kasus positif malaria dilakukan PE untuk menentukan asal penularan.
Tabel 3.31. a
MENINGKATKAN JUMLAH SLIDE POSITIVITY RATE TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Target
Meningkatkan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
jumlah Slide
Positivity Rate - - < 5% 1,94 < 5% 100 < 5%
TABEL 3.32.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “KEJADIAN LUAR BIASA”
3,1/ 0,84/
1,15/ 0,47/
Annual Paracite
1000 1000 369% 1000 1000 40,86% 1,1% 0,39% 35,4%
Incidence
pddk pnddk
Pddk pddk
Kabupaten/Kota yang
melakukan deteksi dini - - - 4 4 100% 7 0 0
penyakit kanker
Keluarga menggunakan
jamban memenuhi syarat 70% 53% 75,71% 72% 57% 79,1% - - -
Kesehatan
Tahun 2021 44
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan API per 1000 penduduk”, Tahun 2019 realisasi
mencapai 0,84 /1000 penduduk dari dari target 3,1/1000 penduduk atau pencapaian 369 %. di
tahun 2020 0,47/1000 penduduk dari target 1,15/1000 penduduk, dengan capaian 40,86%. pada
tahun 2021 menurunkan API per 1000 penduduk menjadi 0,39/1000 penduduk dari target 1,1/1000
penduduk, dengan capaian 35, 4%. Ini adalah indicator negative, lebih rendah dari target
merupakan suatu keberhasilan. Tercapainya target disebabkan karena kapasitas tenaga
mikroskopis malaria untuk pemeriksaan slide malaria di tingkat kabupaten kota telah tersedia dan
menurunnya tingkat eroret (positif palsu) dalam pemeriksaan malaria. Adapun Menurunkan API
Per 1000 Penduduk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.33
Tabel 3.33. API PER 1000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Menurunkan API Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Per 1000 RPJMD
Penduduk 3,1 0,84 1,15 0,47 1,15 0,39 1
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada indikator kinerja “Kabupaten/ Kota yang melakukan deteksi dini penyakit kanker”
Tahun 2019 sasaran indikator ini tidak ada. Tahun 2020 dengan realisasi 4% dari target 4% atau
capaian 100%. Pada tahun 2021 realisasinya 0% dimana belum ada Kabupaten/Kota yang
memenuhi persyaratan indicator yang harus melaksanakan Upaya pencegahan dan pengendalian
kanker perlu ditingkatkan walaupun belum menjadi prioritas. Sistem pembiayaan di perhatikan
kebutuhannya agar layanan deteksi dini IVA di puskesmas berjalan efektif, Kegiatan Deteksi Dini
kanker Leher Rahim dan Payudara dengan upaya Seek And Treat baru dilaksanakan di Kota
Ambon bias di tingkatkan ke kabupaten kota, dan di tingkatkan juga kebutuhan Sarana prasarana
pendukung dan bahan habis pakai pemeriksaan IVA seperti gas N2O/CO2 untuk pemeriksaan
cryoterapi dalam pelaksanaan deteksi dan tindak lanjut dini.
Pada Indikator ”Menurunkan insidens pneumonia pada balita”, target yang ingin dicapai
pada tahun 2021 adalah 92,30%, realisasi yang dicapai adalah 52% dari target 48% yang ingin
dicapai. Tercapainya target karena peran aktif rumah sakit dan puskesmas yang telah ditetapkan
sebagai puskesmas dan rumah sakit percontohan dalam penemuan kasus Influenza like illness
(ILI).
Pada Indikator Kinerja “Menurunkan prevalensi HIV dan AIDS dari total populasi”,
Tahun 2019 realisasi kurang dari 0,2% dari target yang ditetapkan kurang dari 0,2% atau
capaiannya baik, di tahun 2020 dan 2021 tetap dengan capaian yang sama yaitu kurang dari 0,2%
dari target kurang dari 0,2% atau pencapaiaannya 100 %. Tercapainya target karena dilakukan
kegiatan mobile VCT ke populasi berisiko. Angka prevalensi HIV dan AIDS dari total populasi
dimana edealnya adalah dengan survey. Tapi kendala survey adalah perlunya sumber daya dan
anggaran yang besar. di Provinsi Maluku tahun 2020 mencapai <0,2%. Angka ini sesuai dengan
target yang ditetapkan yaitu <0,2%. Hal ini berarti, Provinsi Maluku berhasil menekan angka
prevalensi HIV dan AIDS. Sekalipun sudah mencapai target, namun perlu peningkatan kapasitas
petugas dalam pelayanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) terhadap ODHA di
Rumah Sakit maupun puskesmas. Adapun Menurunkan Prevalensi HIV Dan AIDS sejak tahun
2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.34.
Tahun 2021 45
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.34.
PREVALENSI HIV DAN AIDS TAHUN 2019-2024
Indikator
2019 2020 2021 2024
Kinerja
Menurunkan
Menurunkan Prevalensi
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Prevalensi HIV HIV Dan
Dan AIDS AIDS
0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) yang
mendapat pengobatan ARV”, Tahun 2019 realisasi mencapai 18,45% dari dari target 55% atau
pencapaian 33,6 %, di tahun 2020 meningkatkan ODHA (orang dengan HIV AIDS) realisasi
21,17% dari target 55% atau capaiannya 38,4%. Di tahun 2021 meningkatkan ODHA (orang
dengan HIV AIDS) realisasi 40% dari target 55% atau capaiannya 72,72%. Belum tercapainya
target disebabkan karena belum tersedianya layanan pengobatan di semua Kab/Kota , belum
adanya desentralisasi obat ARV di Kab/Kota, kesiapan ODHA untuk konsumsi ARV dan adanya
infeksi oportinistik. Adapun meningkatkan ODHA yang mendapat pengobatan sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.35
TABEL 3.35.
PENINGKATAN ORANG DENGAN HIV AIDS
YANG MENDAPAT PENGOBATAN ARV TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
ODHA Yang Target Capaian Target Capaian Target Target
RPJMD
Mendapat 55 18,45 55 21,17 40 55
55
Pengobatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 46
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.36.
PERSENTASE KELUARGA MENGGUNAKAN JAMBAN
YANG MEMENUHI SYARAT TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Prosentaskeluarga Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Menggunakan
Jamban Yang
70 53 72 57 74 70,7 80
Memenihi Syarat
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.38.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “KRISIS KESEHATAN”
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Reali- Capai- Reali- Capai- Targ Reali- Capai-
Target Target
sasi an sasi an et sasi an
Meningkatnya persentase korban krisis kesehatan yang mendapatkan pelayanan
Krisis Kesehatan
kesehatan menjadi 100% di Tahun 2024
Sistem Kewaspadaan 94,27
100% 94,27% 80% 87,1% 108% 80% 87,2% 108%
Dini %
Tahun 2021 47
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.39
PERSENTASE SIGNAL KEWASPADAAN DINI YANG DIRESPON 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Signal Target Capaian Target Capaian Target Capaian RPJMD
Kewaspadaan Dini 100 94,27 80 87,11 80 87,2 80
Yang Di Respon
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.40.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “MEROKOK PADA USIA 10-18 TAHUN”
Tahun 2019 TAhun 2020 Tahun 2021
Indikator Kinerja 2020 Tar- Reali- Capai- Tar- Reali- Capai- Tar- Reali- Capai-
get sasi an get sasi an get sasi an
Merokok Pada Usia 10 –
Meningkatnya Presentasi KLB yang ditangani < 24 Jam menjadi 100%
18 Tahun
Meningkatnya jumlah 4 7
0 kab
Kab/Kota yang memiliki 11 4 36,36% Kab/ 1 25% Kab/ 0
kota
Perda KTR kota kota
Meningkatnya
Kabupaten/Kota dengan
Puskesmas yang
- - - 4 0 0% 7 0 0%
menyelenggarakan
layanan Upaya Berhenti
Merokok (UBM)
Jumlah Kabupaten/Kota 4 3 0 kab
50% 28,9 7
dengan cakupan deteksi 57,8% Kab/ Kab/ 75% 0 kota
Pkm Pkm Kab/
dini Faktor Risiko PTM kota Kota
Meningkatnya 0 kab
Kabupaten/Kota dengan 4 2 kota
7
Puskesmas yang - - - Kab/ Kab/ 50% 0
Kab/
melaksanakan deteksi dini kota Kota
gangguan indera
Kabupaten/Kota yang 4 4 0 kab
7
melakukan deteksi dini - - - Kab/ Kab/ 100% 0 kota
Kab/
penyakit kanker kota Kota
Tahun 2021 48
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.41
JUMLAH KAB/KOTA YANG MEMILIKI PERDA KTR TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Jumlah Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Kabupaten/ Kota
Yang Memiliki 11 4 4 1 7 0 11
Perda KTR
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
operasional terkait ketersediaan KIT posbindu dan BHP menjadikan kegiatan deteksi dini tidak
berjalan secara rutin dan periodik, Minimnya pemanfaatan dana DAK dan Dana lainnya dalam
menunjang kegiatan Posbindu di daerah, Masih sulitnya menjangkau Sasaran Usia Produktif
karena kebanyakan dari mereka Masih merasa sehat sehingga merasa tidak perlu dilakukan
skrining PTM.
Belum optimalnya sistem pencatatan pelaporan melalui Sistem Informasi Surveilans berbasis
web PTM Pelayanan Pandu saat ini masih dilakukan secara minimal, sehingga perlu peningkatan
kualitas Puskesmas Pandu PTM yang dapat melayani secara maksimal yaitu tidak hanya
membina Posbindu, namun Puskesmas mampu melakukan upaya pencegahan dan
pengendalian hipertensi dan DM terpadu atau PTM lainnya dengan menggunakan cara prediksi
risiko. Adapun Meningkatkan Jumlah Kabupaten Kota Dengan Deteksi Dini Faktor Resiko
PTM sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.42
TABEL 3.42
MENINGKATKAN JUMLAH KAB/KOTA DENGAN DETEKSI DINI
FAKTOR RESIKO PTM TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Jumlah Kabupaten RPJMD
Kota Dengan
Deteksi Dini Faktor 50 28,9 4 3 7 0 11
Resiko PTM
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 50
LKIP DINAS KESEHATAN
semua kab/kota tersosialisasi dengan baik sehingga upaya pencegahan dan pengendalian
kanker belum menjadi prioritas di daerah, Kesadaran masyarakat terutama WUS untuk
melakukan pemeriksaan IVA/SADANIS masih rendah; Jumlah dokter dan bidan terlatih masih
terbatas hal ini disebabkan oleh karena tenaga yang sudah dilatih pindah tugas atau dipindah
tugaskan karena promosi jabatan di wilayah lain, Koordinasi lintas sektor dan program serta
sistem rujukan belum berjalan dengan optimal, Sistem pembiayaan yang belum optimal
menyebabkan layanan deteksi dini IVA di Kab/Kota belum berjalan efektif, Sarana dan prasarana
pendukung berupa IVA Kit dan Alat Cryoterapi, bahan habis pakai seperti gas N2O/CO2 dalam
pelaksanaan deteksi dan tindak lanjut dini masih terbatas.
TABEL 3.43
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “AKREDITASI PUSKESMAS MADYA”
Target 2019 Target 2020 Target 2021
Indikator Kinerja 2020 Reali- Capai- Reali- Capai- Reali- Capai-
Target Target Target
sasi an sasi an sasi an
Akreditasi Puskesmas
Meningkatnya Jumlah Puskesmas yang Terakreditasi Madya
Madya
Cakupan puskesmas
mampu melaksanakan - - - 76% 67 88,1% 79% 39,74 50,3%
penjaringan kesehatan
anak usia sekolah
Cakupan puskesmas
mampu pelayanan - - - 65% 65 100% 70% 40 57,14%
Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR)
Cakupan puskesmas
mampu pelayanan - - - 22% 22 100% 24% 41,68 173,6%
Pelayanan Kekerasan
terhadap anak.
Cakupan pelayanan 60 199 331,67% 70% 18 25,72% 80% 25,5 31,87%
kesehatan lanjut usia
Puskesmas dengan
pelayanan kesehatan - - - 25 26 104% 27 21 77,77%
Tradisional
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Dasar - - - 85% 100% 85% 87% 68,56% 78,80%
Masyarakat Miskin
11 11
SIK evidence based 11 11 100% 11 11 100% 100%
Kab/Kota Kab/Kota
Presentasi Program yang
tercapai OPD Dinas 1 1 100% 1 1 100% 1 1 100%
Kesehatan
Jumlah Puskesmas
dengan luas wilayah 246 226 91,86% 250 236 95,2% 275 222 80,72%
administrasi
pemerintahan
Jumlah Puskesmas
Pembantu dengan luas 506 524 103,55% 520 497 95,5% 530 497 93,77%
wilayah administrasi
pemerintahan
41,85
Ketersediaan Alkes 61% 68,61% 62% 38,18 61,5% 85% 63,83% 75,09%
%
Sarana Prasarana Alat - - - 80% 58,82% 73,5% 85% 63,74% 74,98%
Kesehatan di Fasyankes
Tahun 2021 51
LKIP DINAS KESEHATAN
Pengunaan obat generik 95% 95% 100% 96% 96% 100% 97% 97% 100%
di Puskesmas
Pelayanan kefarmasian di 37,50
35% 35% 100% 38% 101,3% 40% 35% 87,5%
Puskesmas Rawat Inap %
Penggunaan obat 70% 71% 101,4% 73% 73% 100% 76% 69% 90,8%
rasional
59,9
Pos Kesehatan Desa 100% 187,19% 36% 27,76% 77,11% 30,09% 13% 43,20%
%
Kecamatan dengan - - - 2 0 0 2 0 0
indikator keluarga sehat
Kebijakan yang - - - 11 11 100% 11 9 81,81%
mendukung PHBS
Organisasi masyarakat 12 8 66,67% 14 14 100% 16 16 100%
Aparatur pemerintahan 45% 45% 100% 43% 43% 100% 46% 46% 100%
desa
Toga, Toma dan Tokoh 5 4 80% 6 7 116%
adat
Alkes dan PKRT 85% 85% 100% 87% 88% 101% 89% 89% 100%
Makanan jajajan anak 75% 75% 100% 75% 75% 100% 79% 79% 100%
sekolah
Industri Rumah Tangga 90% 91% 101,1 % 91% 91% 100% 93% 93% 100%
Pangan
Cakupan puskesmas 354,54
mampu pelayanan - - - 8 39 487% 11 39
%
kesehatan jiwa (%)
Puskesmas yang
melaksanakan - - - 60 30,1% 50, 16% 65 27,27% 41,95%
tatalaksana program
ISPA sesuai standar (%)
Tahun 2021 52
LKIP DINAS KESEHATAN
Tidak Tercapainya target disebabkan karena pada tahun 2020 program kesehatan LANSIA
merupakan program priority sehingga anggaran memadai, pada tahun 2021 menurun karena
kategori resiko tidak boleh keluar rumah/ komorbid dan posyandu lansia ditiadakan selama
pandemic COVID. Adapun Meningkatkan Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat
pada Tabel 3.44
TABEL 3.44.
PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Pskesmas Yang
Melaksanakan
Pelayanan 60 199 70 25,72 80 25,5 100
Kesehatan Lanjut
Usia
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatnya jumlah Puskesmas yang melaksanakan
pelayanan kesehatan Tradisional”, sasaran indicator ini tahun 2019 belum ada pada program ini.
Realisasi target pada tahun 2020 adalah 26, dari target sebesar 25 atau capaiannya 104%. Pada
tahun 2021 Realisasi target menurun adalah 21, dari target sebesar 27 atau capaiannya 77,77%.
Tidak tercapainya target di sebabkan karena tenaga puskesmas banyak yang sedang turun untuk
vaksinasi masyarakat.
Pada Indikator Kinerja” Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin”, pada tahun 2019 sasaran ini belum ada. Realisasi tahun 2020 sebesari
100% dari target 85 % dengan capaian kinerja 117,65%. Di tahun 2021, realisasi sebesar 68,56%
dari target 87% atau capaian sebesar 78,80%. Target tidak tercapai karena terjadi verifaly data
pembersihan data pada DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) yaitu menonaktifkan perserta
penerima bantuan iuran (PBI) program jaminan kesehatan (JKN) bagi masyarakat miskin sejak
1 agustus 2019 oleh Kementerian Sosial RI.
pencapaian 94,4 %. Pada tahun 2021 realisasi 222 dari target 275 atau capaian 80,72%. Belum
Tercapainya target disebabkan karena Puskesmas yang semula Pustu ditingkatkan menjadi
Puskesmas namun belum terRegristrasi ada yang belum memenuhi syarat kelayakan registarsi
sebagaimana berdasarkan PMK 43 tahun 2019 yang diantaranya sarana prasarana harus
memenuhi syarat dan Sumber daya manusia Kesehatan terpenuhi 9 jenis tenaga minimal,
Perekrutmen tenaga berdasarkan permintaan daerah atau dapat difungsikan tenaga honor daerah
berdasarkan permintaan instansi terkait . proses terRegistrasi juga terhambat dengan adanya
pandemic Covid 19.
Adapun Meningkatnya Jumlah Puskesmas Dengan Luas Wilayah Administrasi
Pemerintahan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.45.
TABEL 3.45
JUMLAH PUSKESMAS DENGAN LUAS WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TAHUN
2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Jumlah Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Puskesmas
Dengan Luas
Wilayah 246 226 250 236 275 222 350
Administrasi
Pemerintahan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.46.
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DENGAN LUAS WILAYAH
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Jumlah Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Puskesmas
Pembantu Dengan
Wilayah 506 524 520 497 530 497 560
Administrasi
Pemerintahan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan ketersediaan alat kesehatan”, target Tahun
2019 realisasi mencapai 41,85 % dari target yang ditetapkan 61% atau capaiannya 68,61 %.
Pada tahun 2020 realisasi 38,18 % dari target 62% atau capaian 61,52%. Di tahun 2021 realisasi
63,83 % dari target 85% atau capaian 75,09%. Belum Tercapainya target disebabkan karena
Terdapat 6 Puskesmas yang belum memiliki akun untuk melaporkan ketersedian Alkes Di
Tahun 2021 54
LKIP DINAS KESEHATAN
Puskesmas disebabakan karena baru mengajukan registrasi tahun 2020 , 61 puskesmas belum
memenuhi standar 60%, tidak update data melalui ASPAK dan 19 RS yang belum mencapai
standar 60% dengan rincian 2 RS pratama Geser dan Namrole yang belum punya akun aplikasi
APAK yang berdampak pada data Sarana Prasarana Alkes di Faskes. Adapun meningkatkan
ketersediaan alat kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 3.47.
TABEL 3.47
KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
ketersediaan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
sarana prasarana
dan alat kesehatan 61 41,65 62 38,18 85 63,83 66
di Fasyankes
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.48
PERSENTASE PENGGUNAAN OBAT GENERIC DI FASILITAS
KESEHATAN DASAR TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Presentase RPJMD
Penggunaan Obat
Generik Di
Fasilitas 95 95 96 96 97 97 100
Kesehatan Dasar
Kab/Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 55
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.49
PERSENTASE PUSKESMAS PERAWATAN YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN
KEFARMASIAN SESUAI STANDAR
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Dokter RPJMD
Spesialis Per
35 35 37,5 38 40 35 47,5
100.000 Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.50.
PERSENTASE PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Penggunaan Obat
Rasional Di Saran
Pelayanan 70 71 73 73 76 69 85
Kesehatan Dasar
Di Kabupaten/Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Semua desa memiliki pos kesehatan”, target tahun 2019 realisasi
59,9% dari target 100% atau pencapaian 187,15%. Pada tahun 2020 realisasi 27,76% dari target
36% atau capaian 77,11%. Pada tahun 2021 realisasi 13% dari target 30.09% atau capaian
43,20%. Belum Tercapainya target disebabkan karena Adanya Perubahan status dari Poskesdes
menjadi Polindes, Banyaknya bangunan Poskesdes yang tidak berfungsi akibat rusak lagi karena
Tahun 2021 56
LKIP DINAS KESEHATAN
kurangnya perhatian dari aparat Desa untuk pemanfaatan poskesdes dan sejak 2018 poskesdes
bukan faskes sehingga pelayanan kesehatan dasar ada pada fasiltas kesehatan/puskesmas.
Adapun indicator kinerja semua Desa Memiliki Pos Kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan
tahun 2024 dapat dilihat pada Tabel 3.51.
TABEL 3.51.
PERSENTASE DESA MEMILIKI POS KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Target
Desa Memiliki Pos Target Capaian Target Capaian Target Capaian RPJMD
Kesehatan
100 59,9 36 27,76 30.09 13 52
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.52
PERSENTASE ORGANISASI MASYARAKAT YANG MEMANFAATKAN SUMBER DAYA
UNTUK MENDUKUNG KESEHATAN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatnya Target
Organisasi Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Masyarakat Yang
Memanfaatkan
Sumber Daya 12 8 14 14 11 11 22
Untuk Mendukung
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk
kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)”, tahun 2019 realisasi 45% dana
desa dari target 45% dana desa atau pencapaian 100%. Pada tahun 2020 realisasi 43% dana
desa dari target 43% dana desa atau capaian 100%. Pada tahun 2021 realisasi 46% dana desa
Tahun 2021 57
LKIP DINAS KESEHATAN
dari target 46% dana desa atau capaian 100%. Tercapainya target disebabkan karena semua
desa lokus stunting diharuskan menggunakan anggarannya untuk stunting, di kementerian dalam
negeri ada menu kesehatan tenaga desa sehingga anggarannya harus digunakan. Adapun
indicator kinerja Persentase Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa 10% Untuk Kegiatan
Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakart (UKBM) sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2024
dapat dilihat pada Tabel 3.53
TABEL 3.53.
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA 10%
UNTUK UKBM TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Persentase Desa Target
Yang Memanfaatkan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Dana Desa 10%
Untuk Kegiatan
Usaha Kesehatan
45 45 43 43 46 46 55
Berbasis
Masyarakart
(UKBM)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase produk alkes dan PKRT yang
memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan manfaat”, target tahun 2019 realisasi 85% dari
target 85% atau pencapaian 100%. Pada tahun 2020 realisasinya 88% dari target 87% atau
capaian 103%. Pada tahun 2021 realisasinya 89% dari target 89% ataucapaian 100%.Tercapainya
target disebabkan karena peredaran alkes dan pkrt di Maluku sebagian besar sudah teregistrasi di
kementerian kesehatan ( memiliki izin edar) sehingga alkes dan pkrt memenuhi standar keamanan,
mutu dan manfaat. Adapun Meningkatkan Persentase Produk Alkes Dan PKRT Yang
Memenuhi Persyaratan Keamanan,Mutu Dan Manfaat sejak tahun 2019
TABEL 3.54
PERSENTASE PRODUK ALKES DAN PKRT TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Produk Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Alkes Dan PKRT
Yang Memenuhi
Persyaratan 85 85 87 88 89 89 95
Keamanan, Mutu
Dan Manfaat
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan makanan jajanan anak sekolah yang memenuhi
persyaratan kesehatan”, target tahun 2019 dan 2020 realisasi 75% dari target 75% atau
pencapaian 100 %. Tahun 2021 realisasi 79% dari target 79% atau pencapaian 100%.
Tercapainya target disebabkan karena telah dilakukan pembinaan makanaan kepada penjual
Makanan jajanan anak sekolah yang memenuhi standar kesehatan. Adapun Meningkatkan
Makanan Jajanan Anak Sekolah Yang Memenuhi Persyaratan Kesehatan sejak tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.55.
Tahun 2021 58
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.55
PERSENTASE MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAHYANG MEMENUHI SYARAT
KESEHATAN TAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Makanan Jajanan Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Anak Sekolah
Yang Memenuhi
75 75 75 75 79 79 83
Persyaratan
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan Produk industri rumah tangga pangan yang
memenuhi persyaratan kesehatan”, target Tahun 2019 realisasi 91,1% dari target 90% atau
pencapaian 101 %, di tahun 2020 realisasi 91% dari target 91% atau pencapaian 100%. pada
tahun 2021 realisasi 93% dari target 93% atau capaian 100%. Tercapainya target disebabkan
karena industri rumah tangga pangan sudah dilakukan pembinaan terkait persyaratan kesehatan
yang harus terpenuhi. Adapun Meningkatkan Produk Industry Rumah Tangga Pangan Yang
Memenuhi Persyaratan Kesehatan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat
pada Tabel 3.56
TABEL 3.56
PERSENTASE PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN
YANG MEMENUHI SYARAT TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Produk Industri Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Rumah Tangga
Pangan Yang
Memenuhi 90 91 91 91 93 93 95
Persyaratan
Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.57.
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “RS YANG TERAKREDITASI UTAMA”
Target 2019 Target 2020 Target 2021
Indikator Kinerja
2020 Reali- Capa Reali- Capai- Reali- Capai-
Target Target Target
sasi i-an sasi an sasi an
RS Yang
Meningkatnya Jumlah Rumah Sakit yang Terakreditasi Utama
Terakreditasi Utama
Rumah Sakit dengan
Pelayanan Kesehatan - - - 4 3 75 4 2 50
Tradisional
Pengelolaan Limbah
Medis RS yang 84,21
- - - 47% 55% 117% 47,5% 40%
memenuhi syarat %
Kesehatan
Tahun 2021 60
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.58.
RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
DENGAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Tempat Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Tidur Rumah Sakit
Dengan Jumlah
36 23 46 25,23 50 25 54
Penduduk
Kabupaten Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 61
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.59
RASIO DOKTER SPESIALIS PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Dokter Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Spesialis Per
100.000 6 5,6 8 8,7 8 11 11
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio dokter per 100.000 penduduk”, target
Tahun 2018 realisasi mencapai 17,3 dari ratio 100:100.000 dari target yang ditetapkan 40 atau
capaiannya 43,25, di tahun 2020 realisasi 32,9 dari target 36 atau pencapaian 91,38%. pada
tahun 2021 meningkatkan rasio dokter per 100.000 penduduk yaitu realisasi 25 dari target 38
atau capaian 65,78%. Belum Tercapainya target disebabkan karena kurangnya peminat untuk
bertugas di Kab/Kota dan kurangnya daya tarik daerah lokasi penempatan. Adapun
Meningkatkan Rasio Dokter Per 100.000 Penduduk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun
2021 dapat dilihat pada Tabel 3.60
TABEL 3.60
RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Dokter Per RPJMD
100.000 Penduduk 40 17,3 36 32,9 38 25 41
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio bidan per 100.000 penduduk”, target Tahun
2019 realisasi mencapai 96,1 dari target 95 dari target yang ditetapkan atau capaiannya
Tahun 2021 62
LKIP DINAS KESEHATAN
101,1 % cukup, di tahun 2020 realisasi 133,6 dari target 96 atau pencapaian 139,9%. Di tahun
2021 meningkatkan rasio bidan per 100.000 penduduk yaitu realisasi 141 dari target 97 atau
capaian 68,79%. Tercapainya target karena adanya program nasional Nusantara Sehat individu
dan Nusantara Sehat Team. Adapun Meningkatkan Rasio Bidan Per 100.000 Penduduk sejak
tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.62
TABEL 3.62.
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Bidan Per RPJMD
100.000 Penduduk 95 96,1 96 133,6 97 141 100
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan rasio perawat per 100.000 penduduk”, target
Tahun 2019 realisasi mencapai 204,9 penduduk dari target yang ditetapkan 117 atau
capaiannya cukup, di tahun 2020 realisasi 329,8 dari target 220 atau pencapaian 149,5%. Pada
tahun 2021 meningkatkan rasio perawat per 100.000 penduduk dengan realisasi 345 : 100.000
penduduk dari target 225 atau capaian 153,33%. Tercapainya target tetapi perlu di perhatikan lagi
penyebaran perawat di provinsi Maluku. Adapun Meningkatkan Rasio Perawat : 100.000
Penduduk sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.63.
TABEL 3.63
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Rasio Perawat Per RPJMD
100.000 Penduduk 117 204,9 220 329,8 225 345 240
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja “Meningkatkan rasio apoteker per 100.000 penduduk”, target
Tahun 2019 realisasi mencapai 8,9 ; 100.000 penduduk dari target yang ditetapkan 11 atau
capaiannya cukup, di tahun 2020 realisasi 12,9 dari target 16 % atau pencapaian 80,6%. Pada
tahun 2021 meningkatkan rasio apoteker : 100.000 penduduk yaitu realisasi nya 17 dari target 17
atau capaian 100%. Tercapainya target terbantukan adanya nusantara sehat, rekrutmen apoteker
di fasilitas kesehatan.
Adapun Meningkatkan Rasio Apoteker Per 100.000 Penduduk sejak tahun 2019 sampai
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.64
TABEL 3.64.
RASIO APOTEKER PER 100.000 PENDUDUKTAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Apoteker Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Per 100.000
11 8,9 16 12,9 17 17 20
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2020
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan rasio sarjana kesmas per 100.000 penduduk”,
target Tahun 2019 realisasi mencapai 31,15:100.000 penduduk dari target yang ditetapkan 35
atau capaiannya cukup, di tahun 2020 realisasi 32,3 dari target 36,4 atau pencapaian 89,7%.
Tahun 2021 63
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada tahun 2021 meningkatkan rasio sarjana kesmas per 100.000 penduduk yaitu realisasi 45
dari target 37 atau capaian 121 %. Tercapainya target disebabkan karena sudah adanya lulusan
SKM dari fakultas di Maluku serta di lakukannya pengrekrutan SKM di sarana dan fasilitas
kesehatan. Adapun Meningkatkan Rasio Sarjana Kesmas : 100.000 Penduduk sejak tahun
2018 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3.65
TABEL 3.65.
RASIO SARJANA KESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Rasio Sarjana Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Kesmas : 100.000 35 31,15 36,4 32,3 37 45 40
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.66.
PERSENTASE PENGGUNAAN OBAT GENERIC DI FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN
TAHUN 2018-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Penggunaan Obat
Generic Di Fasilitas
Pelayanan 70 71 72 72 74 74 80
Kesehatan Rujukan
Di Kabupaten/Kota
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase instalasi farmasi Rumah Sakit
pemerintah yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar”, target Tahun 2019
realisasi mencapai 46% dari target yang ditetapkan 45% atau capaiannya 112,5%, di tahun 2020
realisasi 48% dari target 47,50% atau pencapaian 102%. Pada tahun 2021 meningkatkan
persentase instalasi farmasi rumah sakit pemerintah yang melaksanakan pelayanan kefarmasian
sesuai standar yaitu realisasi 50% dari target 50% atau capaian 100%. Tercapainya target
disebabkan karena semua rumah sakit sudah memiliki tenaga apoteker yang memberikan
pelayanan kefarmasian sesuai standar. Adapun Meningkatkan Persentase Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Pemerintah Yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar sejak
tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.67
Tahun 2021 64
LKIP DINAS KESEHATAN
GAMBAR 3.67.
PERSENTASE INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PEMERINTAH YANG MELAKSANAKAN
PELAYANAN KEFARMASIAN
SESUAI STANDAR TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Persentase Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Instalasi Farmasi 45 46 47,5 48 50 50 57,5
Rumah Sakit
Pemerintah Yang
Melaksanakan
Pelayanan
Kefarmasian
Sesuai Standar
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
TABEL 3.68
INDIKATOR ANTARA YANG MENDUKUNG “IMUNISASI DASAR LENGKAP”
Imunisasi Dasar Meningkatnya Cangkupan Imunisasi Dasar Lengkap menjadi 93,5% di Tahun 2020
Lengkap (%)
Desa UCI 69% 60% 87,21% 70,6% 42,9% 60,7% 72,5% 56,8% 60,7%
Campak dosis 51,1% 45,9% 89,82% 56,5% 60,2% 107,1% 61,9% 43% 69,46%
kedua
>2/ 1,24/
>2/
Angka Acute 1/100.0 >2/
Flaccid Paralysis 100. 100. 62% 100.0 50% 5 kasus 250%
00 100.000
(AFP) 00
000 000
Ketersediaan obat 91% 92% 100% 92% 92% 100% 93% 93% 100%
dan vaksin
Pada Indikator Kinerja ”Meningkatkan persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI)”, , Tahun 2019 mencapai realisasi menjadi 60 % dari target sebesar 69%
atau pencapaian 87,21 %. Pada tahun 2020 realisasinya 42,9%, dari target 70,6% dengan
capaian 60,7%. Pada tahun 2021 realisasi 56,8% dari target 72,5% atau capaian 60,7%. Tidak
tercapainya target disebabkan karena kurangnya pengetahuan bidan desa mengenai pemberian
imunisasi HB0 (Hepatitis B Nol Hari) pada bayi baru lahir, sementara perhitungan imunisasi dasar
lengkap dihitung dari pemberian imunisasi HB0. Hal yang sama terlihat pada table imunisasi dasar
lengkap. Adapun Meningkatkan persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI)” sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.69.
GAMBAR 3.69.
PERSENTASE DESA YANG MENCAPAI UCI TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
persentase desa RPJMD
yang mencapai
Universal Child 69 60 70,6 42,9 72,5 56,8 78
Immunization (UCI)
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 65
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.70
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DOSIS KEDUA TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Meningkatkan Target
Cakupan Imunisasi Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Campak Dosis 51,1 45,9 56,5 60,20 61,9 43 78
Kedua
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Pada Indikator Kinerja ”Ditemukannya anak usia < 15 tahun dengan gejala lumpuh
layuh akut per 100.000 anak”, Tahun 2019 realisasi > dari 2% dari target yang ditetapkan lebih
dari 1,24 % atau capaiannya 62%, .Di tahun 2020 realisasi sebesar 1% dari target >2% atau
pencapaian 200%. Pada tahun 2021 dengan gejala lumpuh layuh akut per 100.000 anak
realisasinya turun menjadi 5 % dari target lebih dari 2% dengan capaian 40%.. Adapun
ditemukannya anak usia kurang dari 15 tahun dengan gejala lumpuh layuh akut per 100.000 anak
sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.71
TABEL 3.71.
PERSENTASE ANAK USIA <15 TAHUN DENGAN GEJALA LUMPUH LAYU 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Ditemukannya Target
Anak Usia < 15 Target Capaian Target Capaian Target Capaian
RPJMD
Tahun Dengan ≥2 1,24 ≥2 1 ≥2 5 ≥2
Gejala Lumpuh
Layuh Akut Per
100.000 Anak
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 66
LKIP DINAS KESEHATAN
TABEL 3.72
KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN TAHUN 2019-2024
Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2024
Ketersediaan Obat Target
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Dan Vaksin Di RPJMD
Kabupaten Kota 91 92 92 92 93 93 96
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021
Tahun 2021 67
LKIP DINAS KESEHATAN
A. 2019
REALISASI
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI %
KEUANGAN
A Program Pembinaan Gizi Masyarakat 2.698.084.000 1.944.695.400 72,08
1 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu
100.000.000 98.944.400 98,94
Hamil dan Balita
2 Pembinaan dalam Peningkatan pengetahuan Gizi
414.700.000 364.178.700 87,82
Masyarakat
3 Peningkatan Surveilans Gizi 2.183.384.000 1.481.572.300 67,86
B Program Pembinaan Kesehatan Keluarga 1.388.178.000 1.054.853.930 75,99
1. Pembinaan dalam Persalinan di Fasilitas
186.310.000 168.563.000 90,47
Pelayanan Kesehatan
2. Pembinaan dalam Peningkatan Pelayanan
288.750.000 221.705.580 76,78
Kunjungan Neonatal Pertama
3. Pembinaan dalam pelaksanaan Usaha
29.700.000 29.700.000 100
Kesehatan Sekolah
4. Pembinaan Pencegahan Stunting 59.700.000 52.871.000 88,56
5. Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
268.440.000 254.510.700 94,81
Lanjut Usia
6. Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan
176.000.000 167.293.300 95.05
Antenatal
B. 2020
REALISASI
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI %
KEUANGAN
A Program Pembinaan Gizi Masyarakat 9,054,456,700 7,039,933,272 77,75
1 Bimtek ke 3 kab lokus stunting 202,400,000 155,272,552 76,72
2 Pertemuan koordinasi terpadu dalam rangka
900,571,000 600,168,600 66,64
percepatan penurunan stunting
3 Pengadaan makanan tambahan bagi bumil KEK
6,040,968,400 4,983,403,920 82,49
dan balita Kurus
4 Pertemuan monitoring evaluasi, koordinasi dalam
daerah dan koordinasi luar daerah dalam rangka
625,000,000 515,721,600 82,52
percepatan penurunan stunting di 6 kabupaten
locus
5 Road Show Edukasi Gizi Seimbang di
948,598,500 498,468,800 52,55
Masyarakat untuk Pencegahan Covid 19
6 Sosialisasi KIE Gizi Seimbang Dalam Rangka
336,918,800 286,897,800 85,15
Pencegahan Covid 19
B Program Peningkatan Keselamatan
741,357,700 645,352,000 87,05
Melahirkan Ibu dan Anak
1 Pengadaan APD Kesehatan keluarga untuk
720,890,000 626,152,000 86,86
pencegahan Covid-19
2 Pengadaan Media Informasi Kesehatan Keluarga
20,467,700 19,200,000 93,81
untuk pencegahan Covid-19
C. 2021
REALISASI
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI %
KEUANGAN
A Program Pembinaan Gizi Masyarakat 13,430,941,782 10,666,743,869 79,41
B Program Peningkatan Keselamatan
684,669,896 732,230,996 106,94
Melahirkan Ibu dan Anak
Tahun 2021 68
LKIP DINAS KESEHATAN
menunjukkan realisasi dari tahun 2019 sampai 2021 capaiannya belum 100% karena terdapat
refocusing di pertengahan tahun dan kondisi pandemic covid -19 sehingga berdampak
berkurangnya kegiatan kegiatan untuk mencapai sasaran indikator.
- Program pembinaaan kesehatan keluarga realisasi pada tahun 2019 realisasinya sama yaitu
75,99, dan pada tahun 2020 program terkait penunjang sasaran meningkatnya pelayanan
kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat adalah program peningkatan keselamatan melahirkan
ibu dan anak realisasi sebesar 87,05. Tahun 2021. Realisasi dari tahun 2019 sampai 2021
capaiannnya belum 100% karena terdapat refocusing di pertengahan tahun dan kondisi
pandemic covid -19 sehingga berdampak berkurangnya kegiatan untuk mencapai sasaran
indicator.
Tabel 3.74
Realisasi Anggaran Penunjang Sasaran Terkendalinya Penyakit Bersumber APBD /
DAK/ APBN
A. 2019
PAGU REALISASI % KET
NO. NAMA PROGRAM/KEGIATAN
(Rp) (Rp)
APBD
A Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
1 Peningkatan Surveillance 254.630.000 7.800.000 3,06
Epidemiologi dan Penanggulangan
Wabah
2 Penanggulangan Krisis Kesehatan 200.000.000 - 0,00 Tidak terealisasi
karena tidak ada
krisis
APBN
B Layanan Kewaspadaan Dini Penyakit 339.456.000 230.117.410 67,79
Berpotensi KLB
1 Layanan Imunisasi 111.312.000 35.148.800 31,58
2 Layanan Capaian Eliminasi Malaria 761.150.000 420.113.211 55,19
3 Layanan Pengendalian Penyakit 1.084.550.000 784.589.600 72,34
Filariasai dan Kecacingan
4 Layanan Pencegahan dan 134.216.000 109.335.900 81,46
Pengendalian Penyakit HIV/ AIDS
5 Layanan Pengendalian Penyakit TBC 227.222.000 199.437.000 87,77
6 Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta 1.000.000.000 879.641.800 87,96
7 Layanan Pencegahan dan 600.000.000 584.373.200 97,40
Pengendalian Penyakit Frambusia
8 Layanan Pencegahan dan 423.309.000 372.852.400 88.08
Pengendalian Penyakit Hepatitis
9 SDM Pencegahan dan Pengendalian 235.448.000 144.442.100 1,34
Penyakit Tidak Menular yang
Meningkat Kualitasnya
10 Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit 1.600.021.000 .418.712.600 88,67
Tidak Menular
Tahun 2021 69
LKIP DINAS KESEHATAN
B. 2020
PAGU REALISASI
NO. NAMA PROGRAM/KEGIATAN % KET
(Rp) (Rp)
1 Program Pencegahan dan 3,426,587,500 2,263,836,475 66,07
Penanggulangan Penyakit Menular
C. 2021
PAGU REALISASI
NO. NAMA PROGRAM/KEGIATAN % KET
(Rp) (Rp)
1 Program Pencegahan dan 158,270,000 103,646,000 65,48
Penanggulangan Penyakit Menular
Tahun 2021 70
LKIP DINAS KESEHATAN
kegiatan yang sudah di rencanakan akhir tahun 2019. Staf dinas kesehatan sebagian besar
membantu pemnanggulangan pandemic covid-19 di Maluku.
A. 2019
6 Program Manajemen
1.315.836.000 549.720.216 41,78
Pembangunan Kesehatan
Rapat Kerja Kesehatan Daerah
450.000.000 355.743.575 79,05
Tahun 2021 71
LKIP DINAS KESEHATAN
B. 2020
REALISASI
NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN PAGU (Rp) %
(Rp)
1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 879,626,293 629,219,900 71,53
Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 389,627,293 151,084,700 38,78
Pengadaan Sarana dan Prasarana Instalasi
239,999,000 230,369,000 95,99
Farmasi
C. 2021
REALISASI
NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN PAGU (Rp) %
(Rp)
1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 2,494,514,815 820,537,443 32,89
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 198,814,400 168,882,000 84,94
3 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1,239,646,200 1,039,151,600 83,82
4 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
37,499,944,140 27,175,924,140 72,46
Kesehatan
5 Program Manajemen Pembangunan
60,800,000 33,348,300 54,85
Kesehatan
Konsultasi DAK 60,800,000 33,348,300 54,85
6 Program Upaya Kesehatan Perorangan 448,290,300 255,842,000 57,07
Pengembangan Kesehatan Tradisional 150,000,000 - -
Sewa rumah singgah untuk pasien rujukan luar
107,773,000 104,000,000 96,50
provinsi
OJT Tata Kelola Pasien di Ruang Isolasi dalam
190,517,300 151,842,000 79,70
rangka Penaganan Covid-19
Tahun 2021 72
LKIP DINAS KESEHATAN
Pada program yang merupakan indicator dari sasaran meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan, pada tahun 2019 realisasi rata rata dr 21 kegiatan adalah 65,3
dan pada tahun 2020 rata rata ralisasinya dr 20 kegiatan adalah 72% dan di tahun 2021 Terdapat
peningkatan realisasi dari sasaran meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan walaupun realisasinya belum tercapai 100% karena pada tahun 2021 adanya
refocusing dan covid-19, dimana SDM Dinas Kesehatan focus pada membantu penanggulangan
covid -19.
Tabel 3.76
Realisasi Anggaran UPTD dan Rumah Sakit Tahun 2021
Tabel 3.76 Realisasi Anggaran UPTD dan Rumah Sakit Tahun 2021
Realisasi Rumah Sakit dan UPTD tidak mengalami penurunan yang signifikan, walaupun
terjadi realisasi dan refocusing anggaran. Disebabkan RS, UPTD Balai Paru dan Laboratorium
terjadi peningkatan pelayanan pasien di era pandemic saat ini.
Tahun 2021 73
LKIP DINAS KESEHATAN
BAB IV
PENUTUP
1. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang didalamnya terdapat 2 (dua)
indikator utama yaitu:
- Target Angka kematian Ibu 123/100.000 KH di tahun 2021, realisasi mencapai 63 kasus
kematian pada tahun 2021 AKI tidak bisa dihitung karena jumlah lahir hidup tidak mencapai
100.000 kelahiran hidup , hal ini menunjukan menurunnya angka kematian ibu.
- Target Angka kematian Neonatal tahun 2021 adalah 4/1000 KH, dengan capaian realisasi
5/1.000 KH capaian tersebut lebih rendah dari target atau 125% karena target ini merupakan
indikator negatif yang realisasinya diharapkan menurun menyatakan bahwa kematian
neonatal mencapai target dengan menurunnya jumlah angka kematian neonatal.
2. Meningkatkan pelayanan Gizi Masyarakat, didalamya terdapat 1 (satu) indikator yang sangat
berpengaruh terhadap pelayanan Gizi Masyarakat yaitu:
- Target Prevalensi balita gizi kurang 7% di tahun 2021, namun realisasinya 4,8% hal ini
berarti sudah mencapai target (68,57%) karena indikator ini merupakan indikator negative
yang berarti prevalensi gizi kurang ditahun 2021 berkurang.
4. Pada Indikator Menurunnya presentase merokok pada usia 10 – 18 tahun, target yang ingin
dicapai pada tahun 2021 adalah 9,0%, realisasinya sebesar 9,0% atau 103,4% dari target
yang ingin dicapai, berarti berkurangnya anak usia 10-18 yang merokok.
5. Indikator Kinerja Meningkatkan persentase KLB yang ditangani < 24 jam, target yang ingin
dicapai pada tahun 2021 adalah 100%, realisasi yang dicapai adalah 100% atau 100% dari
target yang ingin dicapai dan Indikator Kinerja Meningkatkan persentase korban krisis
kesehatan yang mendapatkan pelayanan kesehatan, target yang ingin dicapai pada tahun
2021 adalah 100%, realisasi yang dicapai adalah 100% yang berarti sudah tanggapnya
terhadap KLB> 100% dari target yang ingin dicapai.
Tahun 2021 74
LKIP DINAS KESEHATAN
8. Kinerja RSKD tahun 2021 dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat terlihat dari hasil analisa
akuntabilitas kinerja yang telah tercapai, meningkatnya pendapatan lebih dari target dan bila
diukur berdasarkan BOR/ pemakaian tempat tidur menurun dikarenakan adanya penambahan
tempat tidur sebanyak 110 tt dari sebelumnya 72 tt serta pelayanan di RSKD sudah
berdasarkan Clinical Pathway sehingga hari rawat kecil.
9. Pencapaian kinerja BAPELKES Provinsi Maluku termasuk kategori berhasil yaitu pencapaian
fisik sebesar 56,78%. Pencapaian kinerja tersebut juga dapat mencerminkan bahwa Bapelkes
telah melakukan efisiensi anggaran tanpa mengorbankan rencana kegiatan yang telah
disusun.
10. Di Laboratorium Kesehatan beberapa keberhasilan telah dicapai antara lain terciptanya
hubungan kerjasama antara instansi pemerintah dan Non pemerintah dalam melakukan
pemeriksaan klinis (medical check-up, surat keterangan berbadan sehat/ SKBS, bebas
Narkoba) Dan Non Klinis (sampling air dan udara).
11. Kinerja Balai Kesehatan Paru Masyarakat untuk tahun 2020 mengalami penurunan dengan
menurunnya kunjungan pasien baik rawat jalan atau pemeriksaan penunjang (laboratorium,
radiologi, spirometri, treadmill, EKG, USG dan pelayanan obat farmasi) sehingga berdampak
pada capaian kinerja PAD.
Belum tercapainya beberapa target yang menjadi sasaran startegis Dinas Kesehatan dan
UPT serta Rumah Sakit secara makro dapat disimpulkan beberapa permasalahan dan hambatan
yang ada antara lain:
1. Masa pandemic Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pelayanan dan capaian program
pembangunan di bidang Kesehatan
3. Dana pajak rokok di setiap kab/kota belum sepenuhnya digunakan dalam mendukung
kegiatan pelayanan Kesehatan masyarakat
Tahun 2021 75
LKIP DINAS KESEHATAN
5. Kurangnya sumber daya manusia Kesehatan terlatih dan merata baik di tingkat Provinsi,
Dinas kesehatan, UPT dan RS, Kabupaten/ Kota maupun puskesmas dan jaringannya.
6. Penambahan sarana maupun Prasarana baik medis maupun non medis yang memenuhi
standar untuk mendukung pelayanan di Upt dan Rumah Sakit.
3. Meningkatkan Advokasi ke stakeholder baik Provinsi dan kabupaten kota untuk mendukung
terintegrasinya pelaksanaan pelayanan kesehatan dari sector lain yaitu sector Perhubungan,
PU, BUMN, Pembangunan Desa, Pemberdayaan wanita, Pertanian dan sektpr terkait lainnya.
5. Meningkatan sumber daya manusia Kesehatan yang kompeten dan memiliki kualitas yang
memadai baik di tingkat provinsi, kab/kota dan puskesmas melalui Pendidikan berkelanjutan
serta pembelajaran aktif secara mandiri (pelatihan profesi, magang, workshop)
7. Melakukan upaya pemenuhan sarana dan prasarana baik medis maupun non-medis yang
terstandar dan terintegrasi untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat oleh UPT dan RS.
Tahun 2021 76
LKIP DINAS KESEHATAN
Demikian penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2021 Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku. Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam menindaklanjuti
dari hasil evaluasi program dan kegiatan agar di tahun yang akan datang, permasalahan dan
hambatan yang dialami selama ini dapat teratasi dan meningkatnya kesehatan di Provinsi Maluku.
Tahun 2021 77