Anda di halaman 1dari 44

Klaster Industri,

Pohon Industri, dAn


Rantai tata Niaga
Kelompok 9

ANGGOTA
1. Aisha Shafa Kirana Aulia Putri - 5015201082
2. Cut Salna Thahira - 5015201118
3. Tiara Mariza Putri - 5015201134
outline

1 Konsep cluster industri

2 Analisa pohon industri

3 Analisa rantai tata niaga


1
Konsep KlaSter
indUstri
PenGertiaN
Roelandt & den Hertag (1999) Munnich Jr et.al (1999)

Klaster merupakan jaringan produksi bagi Konsentrasi geografis dari perusahaan yang saling
perusahaan-perusahaan yang saling bergantung secara terkait berkompetisi dan berkomplementer
erat antara agen penghasil pengetahuan, lembaga melakukan bisnis satu dengan yang lainnya dan/atau
perantara, dan pelanggan yang terkait dalam mata rantai memiliki kebutuhan serupa akan kemampuan, teknologi,
produksi peningkatan nilai tambah. dan infrastruktur.

Keppres No.41/1996 Disperindag (2000)

Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan


Kelompok industri dengan focal/core industry yang
kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan
saling berhubungan secara intensif dan membentuk
sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh
partnership, baik dengan supporting industry maupun
Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin
related industry (guna meningkatkan daya saing).
Usaha Kawasan Industri
PenGertiaN

Porter (1998)

Klaster industri adalah sekumpulan perusahaan dan


institusi yang terkait pada bidang tertentu yang secara
geografis berdekatan, bekerja sama karena kesamaan
dan saling memerlukan.

Keywords:
Sekumpulan - Pemusatan - Industri - Perusahaan - Institusi - Interaksi - Saling terkait - Saling
bergantung - Berdekatan - Bekerjasama - Kebutuhan serupa - Berkompetisi - Kombinasi
sumberdaya - Meningkatkan nilai tambah - Meningkatkan daya saing
AlUr PikiR Klaster IndustRi
Pertumbuhan
Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat dipicu dengan peningkatan
daya saing (keunggulan kompetitif/komparatif daerah di pasar
dunia dalam kondisi nyata) (Porter, 1985)
Peningkatan
Daya Saing
Desentralisasi semakin memperkuat kemampuan
bersaing antar daerah sehingga memunculkan konsep
Desentralisasi Pengembangan Ekonomi Lokal (The World Bank, 2001
dalam Waskito, 2012)

Pengembangan Salah satu strategi Pengembangan Ekonomi Lokal


Eknomi Lokal adalah Klaster Industri yang berbasis pada kedekatan
lokasi perusahaan dan optimalisasi sumber daya lokal
Klaster Industri (Porter, 2000)
EleMen/PelAku Klaster Industri
Pelaku utama pengembangan klaster adalah perusahaan-perusahaan yang terlibat.

Pemasok Institusi

INDUSTRI

INTI
Pendukung Pembeli
EleMen/PelAku Klaster Industri

Industri Inti Industri Pemasok


(Core Industry) (Supplier Industry)

Industri yang menjadi pemicu dan pendorong Industri yang menghasilkan produk-produk
timbulnya usaha lain yang digunakan dalam proses industri, bisa
berupa bahan baku utama, bahan tambahan,
dan aksesori
EleMen/PelAku Klaster Industri

Industri Pendukung Institusi Pendukung


(Supporting Industry) (Supporting Institution)
Industri yang menyediakan jasa-jasa Merupakan institusi non industri
pendukung yang diperlukan untuk
pelaksanaan program inti. Bisa berupa:
● Lembaga pemerintah (penentu kebijakan atau
Bisa berupa: melaksanakan peran publik)
● Pembiayaan (bank, modal ventura) ● Asosiasi profesi yang bekerja untuk kepentingan
● Jasa (angkutan bisnis, distribusi, konsultan bisnis) anggota
● Infrastruktur (Jalan raya, telekomunikasi, listrik) ● Lembaga pengembang swadaya masyarakat yang
● Peralatan (Pemesinan, alat bantu) bekerja pada bidang khusus yang mendukung
● Pengemasan
● Penyedia jasa pengembangan bisnis
EleMen/PelAku Klaster Industri

Pembeli
(Buyer)
Pihak yang menggunakan produk yang dihasilkan industri inti, bisa
berupa: pemakai langsung, distributor, dan pengecer

Posisi ini bisa berubah pada konteks klaster yang berbeda. Pelaku justru dapat berupa institusi
pendidikan, lembaga finansial, pemerintah (intervensi kebijakan), dsb
IndUstri Pengolahan Susu
Di Yogyakarta
Mengapa Terbentuk Klaster Industri?

Adanya inovasi Persaingan atau


Faktor efisiensi Path
Rivalitas dalam suatu kompetisi
kolektif dependence
lingkungan kooperatif
CIRI- CIRI Klaster Industri
1
Klaster menampilkan identitas
bersama & visi masa depan
4
2 Perusahaan merupakan unit
produksi saling terkait dan saling
Klaster adalah area yang saling tergantung
berhubungan, input-output bersifat
vertikal, sedangkan rantai pasokan
dan jaringan antar perusahaan
bersifat horizontal
5
Berdekatan secara geografis:
beberapa desa, bangsa, serikat
3 pekerja & kawasan industri

Produk yang dihasilkan


serupa/homogen dengan produk
terkait
CIRI- CIRI Klaster Industri
Lyon dan Atherton (dalam Tatang, 2008)

terdapat tiga hal mendasar yang dicirikan klaster industri yaitu:

Kebersamaan/ Konsentrasi
Kesatuan Pengelompokan bisnis-bisnis yang
benar-benar melakukan interaksi
Bisnis-bisnis yang beroperasi dalam
bidang serupa atau terkait satu
dengan yang lainnya dengan
rentang/fokus aktivitas bersama Konektivitas
Terdapat organisasi yang saling
terkait/bergantung dengan
beragam jenis hubungan yang
berbeda
Manfaat Klaster Industri
Menarik pembeli dengan Mendorong aset sumber daya Karena tuntutan Lebih mudah
jumlah pesanan besar kolektif sehingga mendorong kompetisi, setiap memperoleh berbagai
karena yakin mampu diversifikasi produk dan perusahaan akan informasi menyangkut
disediakan meningkatkan inovasi & mengalami spesialisasi pasar, teknologi, partner
produktivitas produksi bisnis, dll

Bekerja sama dengan Memperkuat hubungan sosial Perusahaan dapat melakukan


perusahaan lain dalam dan hubungan informal berbagai upaya bersama dalam
menggunakan peralatan serta lainnya yang dapat bidang pemasaran, pembelian,
mesin-mesin produksi sesuai menumbuhkan penciptaan pelatihan, penggunaan fasilitas,
dengan kebutuhan yang ide dan bisnis baru dan joint testing untuk produk
muncul bersama (mampu mengurangi
biaya)
TipoloGi KlasTEr IndUstRi
Konsorsium trend Business Research dari Inggris
melakukan survey literatur dan membagi klaster
industri bisnis di Inggris menjadi 6 jenis tipologi

1. Rantai Produksi Vertikal


Tahapan-tahapan yang beriringan dalam rantai
produksi membentuk inti klaster industri

2. Agregasi Sektor yang Berhubungan

Pengelompokan tipe-tipe klaster industri


berdasarkan posisinya
TipoloGi KlasTEr IndUstRi
3. Klaster Industri Regional
Pengelompokan industri yang memiliki sektor-sektor
berhubungan yang berpotensi untuk berkompetitif secara
internasional
5. Jaringan Industri
4. Daerah (Distrik) Industri Hubungan antar pelaku industri berdasar ketergantungan
timbal balik, kepercayaan, dan kooperatif
Konsentrasi lokal daerah/industri kecil dan menengah
yang ahli dalam proses produksi
6. Lingkungan Pergaulan Inovatif
Klaster industri yang mengacu pada industri yang memiliki
keunggulan di bidang teknologi
Strategi KlastEr IndUstrI
Porter’s Diamond Model (1990)
Model Diamond dikembangkan oleh Michael Porter pada tahun 1990. Model ini dikenal juga dengan nama
dynamic cluster. Pada model tersebut, Porter menjabarkan empat faktor yang sangat berperan dalam
meningkatkan daya saing suatu klaster + 2 faktor eksternal

Faktor kondisi (factor conditions) Kondisi permintaan (demand condition)

Faktor ini menunjukkan posisi suatu klaster Faktor ini mengacu kepada bagaimana industri
dalam “faktor-faktor produksi” yang merupakan tersebut dibuat, ditata, dan dijalankan
input yang diperlukan untuk bersaing dalam suatu dengan memperhatikan aspek persaingan di
industri. Secara rinci, beberapa input yang dalam klaster dan dampaknya terhadap daya
diperlukan untuk bersaing adalah sumber daya saing.
manusia (SDM), sumber daya fisik, sumber daya
pengetahuan, sumber daya modal/kapital, serta
infrastruktur.
Strategi KlastEr IndUstrI
Porter’s Diamond Model (1990)

Strategi, struktur dan persaingan


Industri terkait dan pendukung
antar perusahaan (firm strategy,
structure and rivalry) (related and supporting industries)

Faktor ini mengacu pada sifat permintaan domestik Faktor ini mengacu pada keberadaan industri pendukung
(home demand) untuk produk (barang dan/atau jasa) dan terkait yang dinilai penting bagi inovasi suatu industri,
dari industri yang bersangkutan. atau yang memberikan kesempatan/peluang untuk berbagi
aktivitas kritis suatu industri.

Peran Pemerintah KESEMPATAN

Faktor ini merupakan faktor eksternal yang dapat Faktor ini mengacu pada kejadian yang sebenarnya lebih
mempengaruhi kondisi dari keempat faktor di atas terkait dengan hal-hal yang di luar kemampuan
melalui serangkaian kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan seringkali diluar kemampuan dari
pemerintah pemerintah juga
Strategi KlastEr IndUstrI
Porter’s Diamond Model (1990)
Strategi KlastEr IndUstrI

Contoh
CaRa Penentuan Wilayah Klaster
Vonortas & Auger

Sampai saat ini belum ada metodologi baku atau pendekatan yang konsisten digunakan untuk melakukan
identifikasi dan menganalisa klaster industri.

Pendekatan umum untuk 1 2


melakukan analisa klaster
industri yang sudah
Top-Down BOTTOM-UP
berkembang atau industri
yang masih perlu Dilakukan untuk daerah
dikembangkan dibagi menjadi Dilakukan untuk daerah yang
yang industrinya tidak
2 memiliki banyak dan
terlalu padat
bermacam jenis industri
CaRa Penentuan Wilayah Klaster
Bergman and Feser (1999)

Expert Opinion Specialization Indicators


Analisis LQ dengan indikator
Wawancara, FGD, teknik Delphi jumlah tenaga kerja/jumlah
perusahaan

Graph Theory/Network Survey


Analysis
Dengan mengumpulkan data di
Untuk negara yang memiliki tabel IO bidang industri dan perdagangan
di bidang perdagangan dan inovasi
CaRa Penentuan Wilayah Klaster
Meyer (2003)
1 2

Analisis Kuantitatif Analisis Kualitatif


● Analisis Input-Output Indikator: jumlah tenaga
● Analisis Klaster Wawancara, FGD, survei,
kerja, nilai tambah ekspor,
● Analisis Faktor pemetaan klaster, multi
penjualan dalam negeri,
● Analisis Location sectoral qualitative analysis
data produksi, keuntungan
Quotient dan investasi
● Analisis Shift Share

Analisis CAMPURAN
2
Analisa
pohon industri
Pengertian pohon industri

● Diagram yang menggambarkan produk turunan


dari suatu komoditas atau komponen
pembentuk suatu produk.

● Informasi berbasis pengetahuan hasil


penelusuran informasi yang disusun untuk
memberikan gambaran jenis-jenis produk yang
dapat dibuat dari suatu komoditas.
3
Analisa rantai
tata niaga
You can enter a subtitle here if you need it
PENGERTIAN rantai tata niaga/pemasaran

● Tata niaga merupakan suatu istilah yang diartikan sama dengan pemasaran atau
distribusi, yaitu sebagai kegiatan ekonomi yang memiliki fungsi untuk
menyampaikan atau membawa barang maupun jasa dari produsen hingga
konsumen.
● Rantai tataniaga dari suatu komoditas perlu diketahui untuk menentukan jalur
mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur-jalur yang dapat
ditempuh. Selain itu saluran pemasaran dapat mempermudah dalam mencari
besarnya margin yang diterima tiap lembaga yang terlibat. Semakin pendek
rantai pemasaran, maka semakin besar keuntungan yang didapatkan oleh
lembaga
● Margin tataniaga didefinisikan sebagai perbedaan harga atau selisih harga yang
dibayar konsumen dengan harga yang diterima petani produsen atau dapat pula
dinyatakan sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak
dari tingkat produsen sampai ke titik konsumen akhir.
PENGERTIAN rantai tata niaga/pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), Saluran tata niaga terdiri dari serangkaian lembaga
tata niaga atau perantara yang akan memperlancar kegiatan tata niaga dari tingkat produsen
sampai tingkat konsumen. Tiap perantara yang melakukan tugas membawa produk dan
kepemilikannya lebih dekat ke pembeli akhir yang merupakan satu tingkat saluran.
- Saluran nol-tingkat (saluran tataniaga nol-langsung) terdiri dari produsen yang
menjual langsung ke konsumen akhir.
- Saluran satu-tingkat terdiri dari satu perantara penjual, yaitu pengecer.
- Saluran dua-tingkat dari dua perantara, seperti pedagang besar dan pengecer.
- Saluran tiga-tingkat dalam saluran tataniaga barang konsumsi memiliki tiga
perantara, yaitu pedagang besar, pemborong dan pengecer.
Fungsi raNTai tata niaga

Fungsi pertukaran Fungsi pengadaan / Fungsi pemberian


penyediaan fasilitas
Pembelian dan penjualan Penyimpanan dan Standarisasi, pemodelan,
pengangkutan penanggungan resiko,
informasi.
Contoh rantai tata niaga
Studi kasus : ANALISIS PEMASARAN DAN TATANIAGA ANGGUR DI BALI

Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap
aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga
yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk
mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran/disribusi. Secara matematis margin pemasaran dihitung dengan formulasi
sebagai berikut (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001) :

1. Analisis margin pemasaran : Digunakan mengukur keuntungan masing-masing aktor


yang terlibat dalam proses distribusi padi.

Mp = Pr-Pf

Keterangan :
Mp = Margin Pemasaran (Rp/ton) ;
Pr = harga konsumen (Rp/ton):
Pf = harga produsen (Rp/ton).
Studi kasus : ANALISIS PEMASARAN DAN TATANIAGA ANGGUR DI BALI

Keuntungan lembaga pemasaran :

Sedangkan besarnya bagian atau share yang diterima petani (SP) dari harga eceran
dapat dihitung dengan menggunakan:
Studi kasus : ANALISIS PEMASARAN DAN TATANIAGA ANGGUR DI BALI

Berdasarkan skema alur pemasaran anggur dari produsen hingga konsumen dapat dilihat bahwa terdapat
empat tipe saluran pemasaran yang terbentuk yaitu .
1. Petani --- Tengkulak ---Pedagang pengumpul --- Pengecer --- Konsumen
2. Petani --- Pedagang pengumpul-- Pengecer --- Konsumen
3. Petani--- Pedagang pengumpul--- Pedagang besar --- Pengecer--- Konsumen
4. Petani --- Pengecer --- Konsumen
Studi kasus : ANALISIS PEMASARAN DAN TATANIAGA ANGGUR DI
BALI

Dengan adanya perbedaan saluran dan panjang pendeknya saluran pemasaran ini akan
mempengaruhi tingkat harga, bagian keuntungan dan biaya serta margin pemasaran yang diterima
setiap pelaku pemasaran anggur. Berdasarkan distribusi jenis saluran pemasaran anggur terlihat
bahwa 14 persen petani melakukan pemasaran melalui pola 1, 44 persen pola 2,34 persen pola 3
dan 8 persen pada pola 4. tujuan analisis margin pemasaran bertujuan untuk melihat efisiensi
pemasaran yang diindikasikan oleh besarnya keuntungan yang diterima oleh masing-masing
pelaku pemasaran. Semakin tinggi proporsi harga yang diterima produsen, semakin efisien
system pemasaran tersebut. Besarnya keuntungan yang diterima oleh masing-masing pelaku
pemasaran relative terhadap harga yang dibayar konsumen dan atau relative terhadap biaya
pemasaran terkait dengan peran yang diakukan oleh masingmasing pelaku.
Studi kasus : ANALISIS PEMASARAN DAN TATANIAGA ANGGUR DI BALI

Margin Pemasaran
Studi kasus : ANALISIS PEMASARAN DAN TATANIAGA ANGGUR DI BALI
Thanks!

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai