Anda di halaman 1dari 11

MATERI 2

JENIS HUBUNGAN DAN KATA PENGHUBUNG ANTARKALIMAT DALAM


KALIMAT LUAS:
Kalimat luas dalam bahasa indonesia memiliki sejumlah hubungan yang ditandai
dengan kata penghubung. Berikut ini adalah kalimat-kalmat luas dengan jenis
hubungannya serta kata penghubung yang digunakan.
1. Hubungan Penjumlahan: dan, lagi, dan lagi, lagi pula, serta, selain, di
samping, tambahan lagi

 Rombongan penari itu maju ke depan, dan membentang tulisan, “bondo,


bahu, pikir, lek perlu, sak nyawane pisan.”
 Tulisan mahasiswa itu kecil lagi tidak jelas.
 Pesawat TV itu terlalu besar, dan lagi harganya mahal.
 Dia susah diajak bicara, di samping pendengarannya pun terganggu.
 Tanahnya juga ada yang di kota, selain di beberapa tempat di desa ini.
 Lelaki itu membentak serta membanting pesawat telpon ke lantai.
 Tenaga kami sangat terbatas, lagi pula, modalnya pun pas-pasan.

2. Hubungan Perturutan: lalu, kemudian, lantas

 Ayah masuk ke dalam rumah lalu merebahkan diri di sofa ruang tamu.
 Semua murid mengikuti upacara, kemudian masuk kelas.
 Setelah berpidato, dia turun dari mimbar, lantas kembali ke tempat
duduknya.

3. Hubungan Pemilihan/Alternatif: atau, baik… maupun…

 Adik mau tinggal di rumah, atau ikut kakak ke pasar?


 Semuanya, baik laki-laki maupun perempuan, akan diperiksa polisi?
 Lebih baik kita menang sekarang, atau tidak sama sekali.

4. Hubungan Perlawanan: tapi, akan tetapi, namun, hanya, melainkan, sedang,


sedangkan, padahal, sebaliknya, sayang, sayang sekali

 Badannya besar, tetapi kepalanya kecil.


 Matanya sayu, namun tampak meradang, setiap kali teringat anaknya.

6
 Pak Harfan tak hanya mentransfer sebuah pelajaran, tapi juga, secara
pribadi, sahabat dan pembimbing spiritual bagi muridnya.
 Pria itu tetap saja meminta uang, padahal hutang kami telah lunas.
 Acara itu digelar begitu meriah, sayang beberapa kali mati lampu.
 Adiknya nampak telah begitu tua, sebaliknya sang kakak malah terlihat
sangat muda.

5. Hubungan Lebih: bahkan, malah, malahan

 Tubuhnya tidak bisa digerakkan lagi, bahkan kini bicara pun susah.
 Setelah menikah, dia nampak kian rajin, malah kini tak pernah absen
mengajar.
 Indeks prestasinya sangat tinggi, malahan tertinggi di fakultasnya.

6. Hubungan Waktu: ketika, tatkala, tengah, sedang, waktu, sewaktu, selagi,


semasa, sementara, serta, demi, begitu, selama, dalam, setiap, setiap kali, tiap
kali, sebelum, setelah, sesudah, sehabis, sejak, semenjak, sedari, hingga,
sehingga, sampai

 Penari berkostum teluk belanga itu maju serentak ke depan panggung


kehormatan, sewaktu irama Melayu yang mendayu menggantikan irama
musik India.
 Penari itu maju setelah irama Melayu menggantikan irama India.
 Malam mulai merambat, ketika adzan Maghrib dikumandangkan.
 Tatkala hiruk pikuk santri menyaksikan semaraknya acara, Dirman merasa
terkungkung dalam sepi.
 Lelaki itu berdiri tegak, demi melihat anaknya tampil di atas pentas.
 Aku merasa lelah menatapnya, setiap kali dia muncul di hadapanku.
 Dia hanya sendiri saja di rumah itu, semenjak ayah dan ibunya wafat.
 Penonton yang di depan itu berdiri, sehingga yang di belakang tidak bisa
menyaksikan.
 Rentenir itu baru mau pulang, setelah piutangnya dilunasi semua.

7. Hubungan Perbandingan: daripada, seperti, laksana, sebagaimana, bagai,


seakan-akan, seakan, seolah-olah, seolah, serasa-rasa, serasa.

7
 Pak Harfan menatap kami penuh arti dengan pandangan matanya yang
teduh seolah kami adalah anak-anak Melayu yang paling berharga.
 Rumah-rumah itu diletakkan pada kontur yang agak tinggi seperti kastil-
kastil kaum bangsawan.
 Sebaiknya kita menabung daripada menghambur-hamburkan uang.
 Matahari pagi bersinar lembut seakan ingin mengatakan selamat pagi
kepada penghuni bumi.
 Penginapan ini terasa nyaman, serasa di rumah sendiri.
 Mendengar hal itu, ayahnya terkejut bagai disambar petir.

8. Hubungan Sebab: karena, oleh karena, sebab, lantaran, berhubung, berkat,


akibat

 Dalam pemilu legislatif tahun ini, suara Partai Demokrat meningkat tajam,
karena keberhasilan para petinggi partai dalam mengelola kesan.
 Laga el-clasico kali ini menjadi milik Barca, berkat kepiawaian Ibra.
 Banjir melanda desaku akibat hujan turun semalam suntuk.
 Tidak semua siswa mendapatkan jatah minuman, berhubung persediaan
terbatas.
 Klub sepak bola itu gagal sampai ke puncak lantaran dikalahkan tim lemah
di laga sebelumnya.

9. Hubungan Akibat: hingga, sehingga, sampai, sampai-sampai, akhirnya.

 Lelaki tua itu terus memandang ke arah ujung jalan, sampai mobil yang
dikendarai cucunya berbelok dan hilang dari pandangan.
 Pagi ini, kami berangkat sekolah dengan tergesa-gesa, sampai-sampai lupa
membawa alat tulis.
 Berkali-kali gancu itu ditetakkannya, akhirnya kayu itu terbelah juga.
 Gadis itu terus menangis, hingga airmatanya habis dan tinggal isaknya saja
yang tersisa.

10. Hubungan Syarat: jika, apabila, bila, bilamana, manakala, jikalau, kalau,
asalkan, asal.

 Aku akan melamar gadis itu, jika bekal hidupku sudah cukup.

8
 “Saya siap mati kalau masjid sudah jadi,” begitu Pak Sahal, konon, selalu
berkata.
 Semua mahasiswa tahun keempat boleh menulis skripsi, asalkan mata
kuliah yang ditempuh telah melampaui 120 sks.
 Suara adzan berkumandang di mana-mana, manakala fajar telah
menyingsing.

11. Hubungan Tak bersyarat: meski, meskipun, walau, walaupun, kendati,


kendatipun, biar, biarpun, sekalipun, sungguhpun ….. (tetapi/tapi, namun)

 “Saya akan tetap mengajar meskipun muridKU tinggal seorang,” begitulah


tekad K.H. Imam Zarkasyi
 Ahmadinejad tidak akan menarik ancamannya kepada Israel, meskipun
Amerika mengancam akan menyerangnya.
 Aku akan tetap menantikanmu di sini, sekalipun rambutku telah memutih.
 Tekadnya akan terus berjuang biarpun teman-temannya telah gugur.

12. Hubungan Pengandaian: andaikan, sekiranya, seandainya, seumpama

 Silakan bermalam di gubuk kami, sekiranya Anda tidak keberatan.


 Si Arman pasti sudah kuliah, andaikan saat ini dia masih hidup.
 Mestinya, kita sudah sampai tujuan sejak dini hari tadi, seumpama tidak ada
halangan,

13. Hubungan Harapan: agar, supaya, biar

 Mestinya dia datang dan menjelaskan masalah itu, agar tidak terjadi
kesalahpahaman.
 Masyarakat di kawasan Gunung Kidul selalu menampung air hujan, supaya
tetap memiliki cadangan air di musim kemarau.

14. Hubungan Cara: dengan, tanpa, sambil, seraya, sembari

 Umumnya, penyelam tradisional mampu menyelam, tanpa peralatan atau


pun bekal oksigen sama sekali.
 Air mata ayah meleleh, seraya memeluk kakak yang baru saja diwisuda.
 Kami biasa berlibur ke kampung halaman, sembari menengok kebun-kebun

9
kami yang cukup luas.
 Pria itu tersenyum sambil melambaikan tangan kepada kami.

15. Hubungan Penerang: yang, di mana, tempat

 Pak Menteri mendatangi rumah kecil di tepi sungai itu, tempat ia biasa
bermain di masa kanak-kanak.
 Abu Bakar Ba'asyir dan Menteri Agama RI menyempatkan diri berkunjung
ke rumah K.H. Imam Syubani, yang mengajar bahasa Arab keduanya semasa
belajar di Gontor.

16. Hubungan Isi: bahwa, kalau, kalau-kalau, apakah

 Setelah 6 tahun aku baru memahami bahwa pondok ini memberi banyak
manfaat bagiku.
 Sambil memasak, sesekali ibu ke kamar untuk melihat apakah adikku telah
bangun.
 Beberapa kali ayah menengok ke ujung jalan, kalau-kalau mobil yang
membawa kakakku tiba.

17. Hubungan Perkecualian: kecuali, selain

 Buah matoa dari Papua itu amt langka di pasaran, selain harganya juga
mahal.
 Kita pasti akan sampai di Surabaya dalam 4 jam, kecuali jalanan macet.

18. Hubungan Kegunaan: untuk, guna, buat

 Jagal itu menggunakan pedang untuk menyembelih sapi yang besar itu.
 Rahman mengambil ijazah SMA-nya di atas almari guna melengkapi
persyaratan mendaftar di perguruan tinggi.

Contoh-contoh lain:
 Ongkos naik haji makin lama makin mahal, lagi pula, untuk bisa berangkat,
harus antri dulu.
 Dia tidak terpilih menjadi guru karena keilmuannya lemah, di samping
akhlaqnya juga kurang baik.
 Kemarin, saya membeli pisang, mangga, jagung, dan rambutan.

10
 Di samping mahal, barang itu juga langka.
 Setelah lulus Kulliyatu-l-Muʻallimin al-Islamiyyah, kemudian menyelesaikan
S1-nya di Institut Studi Islam Darussalam, dia melanjutkan S2-nya di
Universitas Gadjah Mada.
 Sebelumnya, negeri ini diterpa tsunami, lalu sekarang Century.
 Setelah mandi, lalu gosok gigi, akhirnya dia berangkat kerja.
 Untuk pergi ke Ponorogo, kita bisa naik ojek atau menyewa sepeda motor
sendiri.
 Baik mahasiswa lama maupun baru harus membayar iuran bulanan.
 Uangnya banyak, sayang pelit.
 Bangunan itu sangat indah, jika dilihat dari depan, sayang sekali beberapa
catnya telah mulai luntur.
 Arman anak yang cerdas, santun, dan rajin, sebaliknya adiknya sangat
lamban berpikir, nakal, dan malas.
 Usai menulis surat, kurebahkan diriku di atas kasur.
 Di luar, rembulan nampak bersinar terang. Cahayanya menembus jendela
kamar, sinarnya jatuh berbaris di samping kasurku yang tipis.
B. Menyusun Kalimat Variatif
• Paralelisme
• Repetisi
• Inversi
• Peralihan Letak Posisi Frase dan Klausa
• Pergantian Aktif dan Pasif

1. Paralelisme
 Semasa hidupnya, kecuali Pimpinan Pondok, K.H. Imam Zarkasyi juga
Pejabat Rektor Institut Pendidikan Darussalam, guru, sekaligus Direktur
Kulliyatul Mu‘allimin al-Islamiyah. (kata benda)
 Begitu bangun tidur, ia langsung mengambil air wudlu, melaksanakan shalat
Subuh; kemudian menunaikan tugas-tugas keguruannya: mengoreksi tugas
anak-anak dan memberinya nilai. (kata kerja)
 Dia tidak hanya cantik, namun juga baik hati, rajin, pandai, supel dalam
bergaul, bahkan prestasinya pun selalu membanggakan. (kata sifat)

11
 Acara sidang pagi ini berisi agenda: melantik pengurus baru, membubarkan
pengurus lama, mengadakan penandatanganan naskah serah terima jabatan,
membahas penerimaan anggota baru, serta mengesahkan rencana kerja
kepengurusan yang akan datang. (kata kerja)
 Acara sidang pagi ini berisi agenda: pelantikan pengurus baru, pembubaran
pengurus lama, penandatanganan naskah serah terima jabatan, penerimaan
anggota baru, serta pengesahan rencana kerja kepengurusan yang akan
datang. (kata benda)
2. Repetisi
 Menulis buku ilmiah tidak sama dengan menulis buku fiksi, sebab menulis
buku ilmiah lebih memerlukan tanggung jawab daripada menulis buku fiksi.
 Sekali lagi, gadis itu menguntai senyum; senyum kemenangan, senyum
kepuasan, senyum kesyukuran atas kelulusannya dalam ujian skripsi, senyum
yang tertahan sejak beberapa bulan ini, selama ia menulis skripsi.
 Opininya menyoroti Liga Arab yang mandul dalam memperjuangkan anggota-
anggotanya; Liga Arab yang tak punya nyali menghadapi Israel dan
sekutunya; Liga Arab yang hanya bisa bersuara tapi tidak bisa berbuat apa-
apa.
 Kalau kita berdoa, dengan sungguh-sungguh, kepada Allah, maka akan
terbuka segala pintu: pintu rahmat, pintu kemudahan, pintu rizqi, bahkan,
insya Allah juga kelak pintu sorga bagi kita semua.
 Jangankan kepala desa; jangankan bupati; jangankan gubernur; bahkan
presiden sekalipun tidak akan sanggup memecahkan masalah itu.
3. Inversi (diterangkan - menerangkan)
 Setelah berkelok-kelok panjang, menyusuri celah-celah bukit, sungai-sungai
itu (diterangkan) bermuara ke laut lepas (menerangkan).
 Setelah berkelok-kelok panjang, menyusuri celah-celah bukit, ke laut lepas,
sungai-sungai itu bermuara.
 Demi mendengar kematian ayahnya, wajah anak itu pucat pasi, harapannya
pun pupus.
 Demi mendengar kematian ayahnya, pucat pasi wajah anak itu, serta pupus
harapannya.
4. Peralihan Letak Posisi Frase dan Klausa
 Azzam bertemu Eliana di depan pintu masuk loby hotel saat pulang dari
masjid.

12
 Saat pulang dari masjid, Azzam bertemu Eliana di depan pintu masuk loby
hotel.
 Di depan pintu masuk loby hotel, saat pulang dari masjid, Azzam bertemu
Eliana.
 Dengan kaki kirinya, penyerang itu memasukkan bola ke gawang lawan, tanpa
kawalan yang berarti.
 Tepat di depan pintu hotel, Pak Ali telah menunggu dengan mobil BMW-
nya.
5. Pergantian Aktif dan Pasif
 Tuhan memberkahi Belitong dengan timah, bukan agar kapal yang berlayar
ke pulau itu tidak menyimpang ke Laut Cina Selatan; tetapi timah dialirkan-
Nya ke sana untuk menjadi mercusuar bagi penduduk pulau itu sendiri.
 Pulau Belitong diberkahi Tuhan dengan timah bukan agar kapal yang
berlayar ke pulau itu tidak menyimpang ke Laut Cina Selatan. Tetapi, Dia
mengalirkan timah ke sana untuk menjadi mercusuar bagi penduduk pulau itu
sendiri.
 Hamparan rumput manila di halaman menyentuh lembut bibir jalan raya,
dengan tinggi permukaan yang sama.
 Bibir jalan raya itu tersentuh lembut hamparan rumput manila di halaman,
dengan tinggi permukaan yang sama.
 Di balik tembok itu terlindung sebuah kawasan yang disebut Gedong.
 Tembok itu melindungi sebuah kawasan yang disebut Gedong.
C. Variasi mengawali kalimat:
1. Dengan keterangan waktu
• Ketika pertunjukan usai, kala bulan telah mulai condong ke barat, seluruh
siswa kelas 6 bersama para pembimbingnya berkumpul di bawah pentas,
mengitari Ust. Hasan yang akan mengevaluasi penampil-an mereka malam itu.
• Tiga puluh tahun lalu, saat diresmikan penggunaannya, masjid itu belum
memiliki menara.
2. Dengan keterangan tempat
• Tepat di depan panggung kehormatan, pesawat tempur MIG 21 buatan Rusia
itu mendarat dan berjajar.
• Di teras depan rumah itu, Pak Sahal dan Pak Zar biasa duduk dan berbincang
tentang politik, usai membaca koran atau mendengarkan radio semalam.

13
• Gontor, pondok tempatnya dididik selama 6 tahun, sangat dominan
mempengaruhi jalan hidup serta pemikirannya, hingga saat dia menjadi
pimpinan ormas.
3. Dengan keterangan cara
• Untuk memasuki gua itu, terlebih dahulu, kita harus menyusuri pantai yang
terjal dan berkarang tajam itu.
• Agar semua acara berjalan lancar, para siswa kelas enam rajin shalat tahajjud
dan puasa Senin-Kamis.
• Dengan sekuat tenaga, pandai besi itu menempa bahan yang telah dipanasi
untuk dijadikan alat-alat pertanian.
4. Dengan Kata Benda
• Kursi goyang yang sudah reyot dan beberapa skrupnya telah terlepas itu begitu
setia menemani hari-hari akhirnya yang sepi.
• Rumahnya yang tepat menghadap ke sawah membuatnya selalu rindu untuk
pulang, menghirup bau bulir padi yang ditanam sepanjang tahun.
• Pondok dengan segala aktivitasnya itu layaknya isteri kedua baginya, bahkan
kini menjadi prioritas utama setelah isterinya wafat dua tahun lalu.
5. Dengan Kata Kerja
• Menulis sejarah pondok, ketika sebagian besar saksi hidup telah tiada,
sungguh pekerjaan yang sangat berat.
• Bekerja giat, memeras keringat, dan memutar otak merupakan kunci
keberhasilan dalam berusaha.
• Mempelajari ilmu agama, setelah memiliki dasar yang kuat, akan membuat
seseorang tidak mudah tersesat.
6. Dengan Kata Sifat
• Tampan dan kaya tidak cukup sebagai bekal mencari istri jika tanpa ilmu yang
cukup serta sikap dan perilaku yang terpuji.
• Pengecut, sombong, dan rendah diri termasuk sifat yang membuat manusia
tidak produktif.
• Melelahkan dan menjemukan bekerja di perusahaan tambang yang terik dan
kering seperti ini.
7. Dengan Pepatah/Ungkapan

14
• Berani berbuat harus berani ber-tanggung jawab adalah semboyan
seorang ksatria sejati.
• Takkan lari gunung dikejar merupakan salah satu penyemangatku dalam
menggapai cita-cita.
• Mau dipimpin siap memimpin, begitulah cara Gontor menanamkan jiwa
kepemimpinan kepada para santrinya.
8. Dengan Modalitas
• Barangkali, tak ada duanya tempat senyaman ini di Indonesia, tempat yang
penuh tanaman buah dengan udara yang sangat sejuk.
• Pada hakikatnya, dalam penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda
kebesaran Allah, bagi orang-orang yang berfikir.
• Sungguh, tak dapat kulukiskan kebahagiaan yang akan kuperoleh, jika semua
cita-citaku tercapai.
• Akan lebih baik dan berwibawa jika semua dosen memakai dasi ketika
mengajar.
9. Dengan Kata Aspek
• Berkali-kali kami tegaskan, bahwa tak seorang pun boleh mengubah peraturan
di sini, juga melanggarnya.
• Belum pernah aku seberuntung hari ini; lulus ujian dan mendapatkan hadiah
tepat di hari kelahiranku.
• Sudah cukup lama dia memendam perasaan itu, namun hingga dua tahun ini
tak juga mampu mengungkapkannya.

15
D. TUGAS
1. Susunlah kalimat berikut menjadi paralel!
a. Ayahnya seorang guru, mengajar di SD Negeri Mlarak, berhati mulia, gagah
perkasa, suaranya lantang, pemilik tanah seluar 20 hektare.
b. Keputusan itu menyulitkannya, karena berat dan dia sangat berduka, sedih,
serta stres berkepanjangan, tidak dapat tidur.
2. Susunlah kalimat-kalimat berikut sehingga menjadi kalimat luas yang logis!
a. Ayah ke sekolah, Ibu ke pasar.
b. Adikku sakit, aku datang dari Surabaya.
3. Susunlah kalimat-kalimat yang diawali dengan:
a. Kata kerja
b. Kata benda
c. Kata sifat
d. Keterangan waktu
e. Keterangan tempat
f. Keterangan cara
g. Ungkapan atau peribahasa
4. Ubahlah kalimat berikut menjadi kalimat aktif atau pasif!
a. Gontor memberlakukan disiplin bagi para santrinya setelah mereka
diasramakan selama 6 bulan..
b. Setelah diperbaharui dua tahun lalu, kini, undang-undang itu akan kembali
digodog DPR dan disahkan setelah selesai.

16

Anda mungkin juga menyukai