UNIVERSITAS DIPONEGORO
Bahan Kuliah
POKOK BAHASAN:
PROSEDUR PENELITIAN ILMIAH
DAN TIPOLOGI PENELITIAN
Semester Gasal
Tahun Akademik 2023/2024
Oleh:
Dr. Ir. Bambang Dwiloka, M.S.
1
I. PROSEDUR PENELITIAN ILMIAH
A. Pengantar
Suatu penelitian ilmiah dilaksanakan dengan metode ilmiah. Penelitian adalah
suatu proses, yaitu serangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana
dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang
dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang
dilakukan mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan simpulan-
simpulan yang tidak meragukan. Langkah-langkah penelitian itu umumnya dapat
dijabarkan sebagaimana tersebut di bawah ini.
2
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk,
kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan
terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang.
Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul skripsi bukanlah hal yang sulit
ditentukan, karena pada dasarnya, langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul.
Perbedaannya, pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan skripsi,
sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan
skripsi. Jika sudah ada topik yang terbatas, skripsi sudah dapat dimulai digarap
walaupun judul belum ada, paling tidak sampai dengan bab metode penelitian.
Selain dengan pembatasan topik, menurut Arifin (2003:9) penentuan judul
skripsi dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah
apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua
pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul.
Perhatikan contoh penentuan judul dengan cara ber-tanya sebagai berikut!
Pertama-tama, kita bertanya dengan masalah apa. Jawaban yang kita
temukan bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang terdekat dengan
kita, yang paling menarik perhatian kita. Contoh masalah itu adalah,
a. industri mebel;
b. greeter hotel;
c. gas karbon monoksida (CO).
Setelah masalahnya ditentukan, kita dapat bertanya dengan mengapa.
Jawaban yang dapat timbul untuk pertanyaan ini adalah,
a. mengembang;
b. melayani;
c. mencemari.
Judul karya haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh karena
itu, kata-kata di atas dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul
karya, seperti:
a. mengembang menjadi pengembangan;
b. melayani menjadi pelayanan;
c. mencemari menjadi pencemaran.
Dapat pula kata-kata tersebut tetap kata kerja asalkan judul yang dibuat
bukan berupa kalimat. Dengan dua pertanyaan itu, kita memiliki judul sebagai
berikut.
a. Pengembangan Industri Mebel atau Mengembangkan Industri Mebel;
b. Pelayanan Greeter Hotel;
c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida.
Agar karya ilmiah dapat berpijak pada suatu masalah yang terbatas dan
ruang lingkup yang tidak terlalu mengambang, judul karya ilmiah tersebut harus
dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan
memberikan jawaban mengenai tempat objek yang sedang diteliti, misalnya
a. di Kabupaten Jepara;
b. di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta;
c. di Kota Semarang.
3
Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih dirasakan
terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karya ilmiah.
Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban, antara lain
a. Tahun 2004;
b. Trimester I/2004;
c. Dewasa Ini.
Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa, di mana, dan
kapan, kini kita memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut.
a. Pengembangan Industri Mebel di Kabupaten Jepara Tahun 2004
b. Pelayanan Greeter di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Trimester I/2004
c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida di Kota Semarang Dewasa Ini
Adakalanya pertanyaan di mana tidaklah diperlukan, tetapi pertanyaan
kapan diperlukan, atau sebaliknya.
Contoh judul “Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi ‘Budi Mix Farming’
Grobogan, Jawa Tengah” merupakan jawaban pertanyaan masalah apa,
mengapa, dan di mana, tanpa pertanyaan kapan.
Contoh judul “Persaingan Bisnis Tradisional dengan Bisnis Modern Saat Ini”,
merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa, dan kapan, tanpa
pertanyaan di mana.
Contoh judul berikut ini sudah cukup sempit walaupun tanpa menjawab
pertanyaan di mana dan kapan.
1) Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah
2) Pembudidayaan Suplir sebagai Tanaman Hias
Adakalanya pembatasan judul itu dilakukan dengan memberikan subjudul.
Subjudul itu selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelasan atau
keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama dan subjudul
harus dibutuhkan titik dua (:) seperti:
1) PENINGKATAN PRODUKSI SAPI POTONG DI JAWA TENGAH: SEGI KUALITAS DAN
KUAN-TITAS
2) KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA DAGING AYAM BROILER: STUDI KASUS PADA
DAGING AYAM BROILER YANG DIJUAL DI PASAR TRA-DISIONAL KOTA SEMARANG
3. Identifikasi Masalah
Tahap ini merupakan suatu kegiatan berupa mencari sebanyak-banyaknya
masalah yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya melalui penelitian. Pencarian
masalah-masalah ini bertumpu pada masalah pokok yang tercermin pada bagian
4
“Latar Belakang Masalah”. Masalah-masalah yang akan ditulis dalam pada bagian
ini umumnya disajikan dalam bentuk kalimat tanya.
4. Cakupan Masalah
Bagian ini berkaitan erat dengan bagian “Identifikasi Masalah”. Jika peneliti
memiliki keterbatasan, maka masalah-masalah yang diidentifikasi mungkin tidak
semuanya diteliti, melainkan hanya beberapa saja. Penulisannya tetap
menggunakan kalimat tanya.
5. Rumusan Masalah
Pada bagian ini diformulasi secara ringkas, jelas dan tajam permasalahan
utama yang pada Latar Belakang Masalah dan Cakupan Masalah, dalam satu
paragraf dengan menggunakan kalimat biasa. Perumusan masalah yang baik
adalah : (1) singkat, dan (2) ada petunjuk untuk memecah-kannya, dan ada lebih
dari satu alternatif pemecahan.
6. Tujuan Penelitian
Ada beberapa macam tujuan penelitian, antara lain sebagai berikut.
a) Mengetahui deskripsi (statistik atau parameter) suatu populasi tertentu.
Contoh judul: Tingkat Kesukaan (Preferensi) Siswa Sekolah Dasar di Kota Semarang
terhadap Susu Kedele
7. Studi Pustaka
Bagian ini ada yang menyebutkan Tinjauan Pustaka, Kajian Pustaka, Kerangka
Teoretis, dan Kajian Teoretis. Tujuan studi pustaka adalah untuk menemukan teori
(hukum, dalil, hipotesis) dan menemukan metodologi (ukuran sampel, teknik
pengolahan data, model penelitian) yang sesuai dengan penelitian yang akan
5
dilakukan. Studi pustaka juga diperlukan untuk membandingkan temuan hasil
penelitian (data) dengan teori, atau hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti yang lain. Karena itu studi pustaka dilakukan baik sebelum maupun sesudah
data dikumpulkan.
Dalam studi pustaka, peneliti dituntut bersikap jujur, dalam arti selalu
menyebut sumber (acuan) yang digunakan meskipun hanya sedikit saja yang
dikutip.
Untuk melakukan studi pustaka, ada beberapa syarat mengenai pustaka yang
akan dipejari tersebut yaitu sebagai berirkut.
a) Relevan dengan tema, topik dan judul; hanya pustaka yang relevan saja yang
dipakai. Kualitas penelitian tidak ditentukan oleh jumlah sumber pustaka yang
dipakai.
b) Informasinya mutakhir.
c) Berbobot ilmiah.
Beberapa sumber pustaka yang dapat digunakan, antara lain (a) buku teks,
(b) laporan penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi, dan (c) jurnal, abstrak, makalah
seminar. Dalam buku-buku teks dapat diperoleh hukum atau teori, dari laporan
penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi dapat dibaca metode penelitian beserta
model analisisnya. Dari jurnal dapat dibaca temuan-temuan mutakhir ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Hipotesis empirik:
Ho : daya tahan abon merek A sama dengan 3 bulan
H1 : daya tahan abon merek A tidak sama dengan 3 bulan
Hipotesis statistik:
Ho : µA = 3 bulan
H1 : µA ≠ 3 bulan
µA (dibaca myu A), yaitu rata-rata (dalam hal ini rata-rata daya tahan abon
merek A) sama dengan 3 bulan (untuk Ho) dan tidak sama dengan 3 bulan (untuk
H1).
7
8.1.2 Uji satu arah (one-tail test)
a) Uji pihak kiri
Ciri uji pihak kiri adalah tanda “lebih besar atau sama dengan (≥)” untuk Ho
dan tanda “lebih kecil (<)” untuk H1. Contoh, jika rumusan masalahnya “Berapa
daya awet abon merek A?”, maka rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut.
Hipotesis empirik:
Ho : daya tahan abon merek A lebih besar atau sama dengan (paling sedikit) 3
bulan
H1 : daya tahan abon merek A kurang dari 3 bulan
Hipotesis statistik:
Ho : µA ≥ 3 bulan
H1 : µA < 3 bulan
Hipotesis empirik:
Ho : tidak terdapat perbedaan daya tahan abon merek A dengan abon merek B
H1 : terdapat perbedaan daya tahan abon merek A dengan abon merek B
Hipotesis statistik:
Ho : µA = µB
H1 : µ A ≠ µ B
8
8.2.2 Uji satu arah (one-tail test)
a) Uji pihak kiri
Ciri uji pihak kiri adalah tanda “lebih besar atau sama dengan (≥)” untuk Ho
dan tanda “lebih kecil (<)” untuk H1. Contoh, jika rumusan masalahnya “Adakah
perbedaan daya awet abon merek A dan merek B?”, maka rumusan hipotesisnya
adalah sebagai berikut.
Hipotesis empirik:
Ho : daya tahan abon merek A lebih besar atau sama dengan (paling sedikit sama
dengan) abon merek B
H1 : daya tahan abon merek A kurang dari abon merek B
Hipotesis statistik:
Ho : µA ≥ µB
H1 : µ A < µ B
9
Hipotesis empirik:
Ho : tidak terdapat hubungan antara metode pemasakan dengan rasa topside
steak daging sapi lokal
H1 : terdapat hubungan antara metode pemasakan dengan rasa topside steak
daging sapi lokal
Hipotesis statistik:
Ho : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
ρ (rho) adalah simbol yang menunjukkan kuat atau tidaknya hubungan.
Hipotesis empirik:
Ho : metode pemasakan memberikan lebih besar atau sama dengan (paling tidak
sama dengan) terhadap rasa topside steak daging sapi lokal
H1 : metode pemasakan kurang memberikan rasa topside steak daging sapi lokal
Hipotesis statistik:
Ho : ρ ≥ 0
H1 : ρ < 0
Hipotesis statistik:
Ho : ρ ≤ 0
H1 : ρ > 0
9. Penjabaran Variabel
Variabel adalah suatu kategori pengamatan yang berubah-ubah nilainya. Variabel
yang ada di dalam hipotesis harus dijabarkan dengan tajam dan konkrit, sehingga
dapat diamati dan diukur. Dengan kata lain, harus disusun batasan (definisi)
operasional variabel.
10
Dalam pengukuran variabel, yang perlu diperhatikan adalah skala datanya.
Skala data dapat berupa: (a) nominal, (b) ordinal, (c) interval, dan (d) rasio.
Skala nominal memiliki sifat (a) nilainya hanya merupakan lambang saja dan
(b) nilai variabel tidak memiliki urutan tertentu. Contoh: jenis kelamin (laki-laki,
perempuan), agama (Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha), warna (merah, kuning,
hijau, biru), berat bahan (ringan, sedang, berat).
Skala ordinal, memiliki sifat (a) nilai variabel memiliki urutan tertentu, (b) urutan
itu hanya menunjukkan peringkat, bukan nilai mutlak, dan (c) jarak antara nilai-nilai
skala tidak sama. Contoh: bobot (ringan, sedang, berat), suhu (dingin, sedang,
panas), golongan gaji (I, II, III, IV), pangkat militer (Letkol, Kolonel, Brigjen).
Skala interval, memiliki sifat (a) nilai variabel mempunyai urutan tertentu, (b)
urutan itu hanya menunjukkan peringkat, bukan nilai mutlak, dan (c) antara nilai-nilai
skala ordinal sama jaraknya. Contoh: bobot (1,0 – 2,0 g; >2,0 – 3,0 g, >3,0 – 4,0 g),
jarak (1 – 2 km, >2 – 3 km, >3 – 4 km), suhu (0,5 – 5 C, > 5 – 10 C, > 10 – 15 C).
Skala rasio, memiliki sifat (a) nilai variabel mempunyai urutan tertentu, (b)
nilainya menunjukkan suatu angka absolut (mutlak), dan (c) antara nilai-nilainya
sama jaraknya. Contoh: harga ( Rp1.500,00/kg), bobot (56 kg), jarak (1.500,5 m), sisa
hasil usaha (Rp0,00, berarti tidak ada sisanya), kadar protein (12,5%), daya iris daging
sapi (15,5 Newton), jumlah mikroba (105 cFU).
11
Ukuran sampel bergantung kepada: (1) ragam dan anggota populasi, (2) nilai
peluang kesalahan simpulan yang boleh terjadi, (3) pengelompokan populasi atau
subpopulasi atau subsubpopulasi, dan (4) sumber daya yang tersedia.
Mengenai cara menarik sampel, ada dua metode yaitu cara acak (random)
dan takacak (nonrandom). Penarikan sampel takacak dilakukan jika tidak ingin
melakukan per-hitungan kesalahan menarik kesimpulan atau jika populasinya
seragam.
12. Pengamatan
Pengamatan (atau pengumpulan data) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan baik dengan cara membangkitkan data (percobaan) atau dengan cara
mengumpulkan data (survai). Ada data primer dan ada data sekunder. Data primer
dapat diperoleh dengan cara: (a) survai, dan (b) percobaan, sedangkan data
sekunder diperoleh melalui: (a) dokumen atau rekaman, dan (b) informasi langsung
dari seseorang. Data yang baik harus memenuhi syarat: (a) relevan dengan variabel
penelitian (valid), dan (b) reliabel.
14. Laporan
Laporan (ilmiah) adalah tulisan (karangan) yang dibuat sesuai dengan urutan
tahap penelitian ilmiah. Uraian secara rinci mengenai tulisan ilmiah, dibahas
tersendiri.
Cara penulisan laporan penelitian (skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan
laporan) dapat dilihat pada buku lain yang disusun oleh penulis buku ini bersama
dengan Dra. Rati Riana, diterbitkan oleh PT Rineka Cipta, Jakarta (September 2005).
12
II. TIPOLOGI PENELITIAN
A. Pengantar
Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam
metode, dan sejalan dengannya rancangan penelitian yang digunakan juga dapat
bermacam-macam. Untuk menyusun suatu rancangan penelitian yang baik perlu
mempertimbangkan berbagai persoalan. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini adalah
pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dijawab dalam setiap usaha untuk
menyusun suatu rancangan penelitian.
a. Cara pendekatan apa yang akan dipakai?
b. Metode apa yang akan dipakai?
c. Strategi apa yang kiranya paling efektif?
Keputusan mengenai rancangan apa yang akan dipakai akan tergantung
kepada tujuan penelitian, sifat masalah yang akan digarap, dan berbagai alternatif
yang mungkin digunakan. Apabila tujuan penelitian telah dispesifikasikan, maka
penelitian itu telah mempunyai ruang lingkup dan arah yang jelas, dan karenanya
perhatian dapat diarahkan kepada “target area” yang terbatas. Selanjutnya, sifat
masalah akan memainkan peranan utama dalam menentukan cara-cara
pendekatan yang cocok, yang kemudian akan menentukan rancangan
penelitiannya.
B. Jenis-jenis Penelitian
Pada saat ini bermacam-macam penelitian telah dikembangkan orang, dan
untuk mengikhtisarkan berbagai macam rancangan tersebut, berbagai cara
penggolongan telah pula diusulkan. Berdasar tolok ukur tertentu, penelitian ilmiah
dapat dibagi menjadi beberapa golongan, misalnya berdasarkan ketersediaan
data (survai dan percobaan), berdasar tujuan dan manfaat (penelitian dasar dan
penelitian terapan), berdasar lokasi pengamatan (penelitian laboratorium,
penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan), berdasar bidang ilmu (penelitian
ilmu-ilmu pasti, penelitian ilmu-ilmu sosial, dan penelitian gabungan ilmu pasti dan
ilmu sosial), berdasar pengukuran data (penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif).
Donald T. Campbell dan Julian C. Stanley (1966) mem-bagi metode penelitian
seperti berikut.
a. Historical research
b. Descriptive research
c. Inference research
d. Developmental research
e. Case study
f. Correlational research
g. Causal-comparative research
h. Quasi experimental research
i. Pure experimental research :
1) One shot case study
2) One group pretest-posttest
13
3) Static group comparison
4) Randomized control group pretest-posttest
5) Randomized solomon four group
6) Factorial
Berikut ini akan dibahas secara ringkas jenis-jenis penelitian dimaksud.
14
5. Penelitian Perkembangan (Developmental Research)
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
perkembangan suatu objek tertentu dalam waktu tertentu, misalnya penelitian
tentang metode pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan.
Menurut Umar (1997), ada dua cara yang saling melengkapi dalam
melakukan penelitian perkembangan ini, yaitu: (1) longitudinal method (perubahan
berdasarkan fungsi waktu) dan (2) cross sectional method (perubahan berdasarkan
bukan fungsi waktu). Longtitudinal method adalah mempelajari sampel peserta
dalam jangka waktu yang lama, misalnya objek penelitian adalah 10 orang
mahasiswa yang dipantau terus sejak semester pertama sampai dengan semester
kedelapan, sehingga waktu yang dibutuhkan adalah empat tahun. Sedangkan
cross-sectional method adalah mempelajari sampel berbagai strata pada waktu
bersamaan, misalnya bahan penelitian adalah beberapa mahasiswa dari tiap
semester, mulai semester satu sampai dengan semester kedelapan.
15
a. One Shot Case Study
Penelitian ini, terhadap sekelompok objek penelitian dikenakan perlakuan
tertentu. Setelah itu, dilakukan pengamatan terhadap nilai variabel takbebasnya.
f. Factorial
Rancangan faktorial adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
membandingkan dua atau lebih faktor serta interaksinya. Rancangan faktorial yang
paling sederhana mempergunakan dua faktor, setiap faktor memakai dua kategori.
Dengan rancangan ini dapat diketahui pengaruh perlakuan baik yang utama (main
effect) maupun yang sederhana (simple effect) serta interaksinya.
9. Penelitian Eksperimental
Prinsip dasar dari penelitian ini adalah adanya replikasi, randomisasi, dan
kontrol lokal. Replikasi merupakan pengulangan eksperimen agar menghasilkan
taksiran yang lebih baik. Randomisasi memungkinkan peneliti untuk melanjutkan
langkah-langkah berikutnya dengan asumsi bahwa masalah independensi
merupakan suatu kenyataan. Kontrol lokal merupakan langkah-langkah yang
berbentuk penyeimbang, pengkotakan, dan pengelom-pokan unit-unit.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aly, A. dan E. Rahma. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara, Jakarta.
Campbell, D.T. and J.C. Stanley. 1966. Experimental And Quasi-experimental Designs
For Research. Rand MacNally & Company, Chicago.
Cochran, W.G. dan G.M. Cox. 1957. Experimental Designs. 2nd Ed. John Wiley and
Sons Inc, New York.
Dwiloka, B. 1995. Falsafah Penelitian. Makalah disajikan pada Acara Penataran dan
Pelatihan Metodologi Penelitian bagi Dosen Universitas Semarang.
Bandungan: 15-17 Januari 1995.
---------. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan
Laporan Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakaarta.
Federer, W.T. 1955. Experimental Design. Theory and Application. Oxford and IBH
Publishing, New Delhi.
17
Larmond, El. 1977. Laboratory Method for Sensory Evaluation of Foods. Publication
1637. Research Branch. Canada Department of Agriculture, Canada.
Mustansyir, R., dan M. Munir. 2004. Filsafat Ilmu. Cetakan IV. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
------------ dan Barizi. 1979. Metode Statistika Untuk Penarikan Kesimpulan. Gramedia,
Jakarta.
Pollet, A. dan Nasrullah. 1994. Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati.
Mada University Press, Yogyakarta.
Ritzer, G. 1975. Sociology a Multiple Paradigm Science. Boston Allyn and Bacon,
Boston.
Snedecor, G.W. and W.G. Cochran. 1980. Statistical Methods. 7th Ed. The Iowa State
University Press, Ames, Iowa USA.
18
Steel, R.G.D. dan J.H. Torie. 1980. Principles and Procedures Of Statistics. A Biometrical
Approach. Prinsip Dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik.
(Terjemahan oleh Bambang Sumantri, 1989). Gramedia, Jakarta.
Sumarga, Chr.H. 1997. Teknik Penyusunan Proposal dan Analisis Data Kualitatif.
Makalah disajikan pada acara Penataran dan Lokakarya Metodologi
Penelitian Tingkat Lanjut bagi Dosen PTS Anggota APTISI Wilayah VI Jawa
Tengah. Semarang, 24-27 September 1997.
-----------. 2000. Teknik Analisis Data. Makalah disajikan pada acara Penataran dan
Lokakarya Metodologi Penelitian Tingkat Lanjut bagi Dosen PTS Anggota APTISI
Wilayah VI Jawa Tengah. Surakarta, 26-28 Oktober 2000.
Suriasumantri, J.S. 1999. Hakikat Dasar Keilmuan. Dalam M. Thoyibi (Editor). Filsafat
Ilmu. P.1-15. Muhammadiyah University Press, Surakarta.
Timotius, K.H. 1997. Teknik Penyusunan Proposal dan Analisa Data Kuantitatif.
Makalah Penataran dan Lokakarya Metodologi Penelitian Dosen Senior
Perguruan Tinggi Swasta Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah. Semarang, 24-27
September.
Widyamartaya, Al. dan Veronica Sudiati. 1997. Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah.
19