Anda di halaman 1dari 45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan

Objek dalam penelitian ini adalah PT Daya Surya

Sejahtera Divisi Juanda, Jalan Ir. Juanda No. 66 Ponorogo. PT

Daya Surya Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang perdagangan di Ponorogo. Sejarah terbentuknya

perusahaan ini, berawal dari kemampuan ekonomi umat Islam

Ponorogo pada saat itu yang relatif tertinggal dibandingkan

dengan kemampuan ekonomi masyarakat non muslim. Serta

merujuk hasil Muktamar Muhammadiyah di Aceh dan Intruksi

Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.11 tahun 1997 Pimpinan

Daerah Muhammadiyah Ponorogo melalui Majelis Ekonomi

pada bulan mei 1997 membentuk dan mendirikan Badan Usaha

Milik Muhammadiyah (BUMM).

Untuk merealisasikan hal tersebut Majelis Ekonomi

PDM Ponorogo memformulasikan program dalam bentuk

Proposal Pendirian yang menyangkut, jenis dan bidang usaha,

permodalan, badan hukum dan pembentukkan team pendiri.

Selanjutnya team pendiri yang beranggotakan 6 orang, dari

53
54

berbagai unsur (H. Imam Kurdi, Muhammad Amir, SE, Sudarto,

Arif Fahruddin, Sayid Abas, SE, Jaelani, Soeharno Pringgo,

SE), dengan dibantu oleh semua pihak, team pendiri

melaksanakan amanah tersebut dan hasilnya relatif telah

mendapatkan dukungan dan dapat menerima amal usaha yang

baru akan didirikan tersebut oleh seluruh warga Muhamadiyah

dengan segala bentuk dukungan dan kemampuan yang dimiliki.

Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana yang

ada, team pendiri dengan selalu berkoordinasi dan arahan

Majelis Ekonomi memulai menjalankan program yang telah

disetujui dalam bentuk badan hukum perseroan, dengan bidang

usaha yang dapat dimulai adalah perdagangan umum. Untuk

mendukung hal tersebut maka berdasarkan hasil rapat

menetapkan calon komisaris dan direksi, dan target pemenuhan

modal serta time secedule operasional.

4.1.1.2 Dasar Pemikiran

a. Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab II Pasal 4 Point h yang

berbunyi: “Membimbing masyarakat ke arah perbaikan

kehidupan dan penghidupan ekonomi sesuai dengan ajaran-

ajaran Islam dalam rangka pembangunan manusia

seutuhnya.“
55

b. Instruksi PP Muhammadiyah No. 11-a/SK-PP/I-A/I-c/1997

tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Muhammadiyah,

yang bunyinya:

“Tempat-tempat perkulakan atau grosir yang dikelola oleh

swasta perorangan dikuasai non muslim.”

4.1.1.3 Maksud dan Tujuan

Badan Usaha Milik Muhammadiyah didirikan dengan

maksud untuk menghapus kesan bahwa Umat Islam malas

bekerja, tukang minta-minta dana untuk kegiatan dakwah, dan

sekaligus untuk merubah pola pasar yang semula dikuasai oleh

pelaku non muslim, secara bertahap kita upayakan pergeseran

dan diharapkan umat Islam dengan sadar mau berbelanja dengan

ikhlas ke toko umat Islam sendiri.

Badan Usaha Milik Muhammadiyah didirikan dengan

tujuan :

a. Menumbuhkembangkan etos kerja dan etos wirausaha yang

tinggi di lingkungan Muhammadiyah khususnya dan umat

Islam umumnya.

b. Membantu pengadaan barang dagangan, bahan baku

produksi bagi usahawan-usahawan Muhammadiyah maupun

lainnya.

c. Membantu penawaran dan pemasaran hasil-hasil produksi.


56

d. Membantu dan memperlancar sirkulasi keuangan diantara

sesama warga Muhammadiyah maupun umat Islam

umumnya.

e. Sebagai upaya penggalian dana untuk kepentingan kegiatan -

kegiatan Persyarikatan.

4.1.1.4 Bentuk, Nama,Kedudukan dan Alamat

Badan Usaha Milik Muhammadiyah ini berbentuk

Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT “ DAYA SURYA

SEJAHTERA ” dengan badan hukum No 10 tanggal 10

November 1999.

Kedudukan Badan Usaha Milik Muhammadiyah berada

di bawah koordinasi Majelis Ekonomi yang pelaksanaan,

pengawasan, dan bimbingannya dilaksanakan oleh Dewan

Komisaris. Adapun pengelolaan dan operasionalnya diserahkan

kepada Direksi.

Badan Usaha Milik Muhammadiyah beralamat di jalan

Soekarno - Hatta 41 Telepon (0352) 486.664 Ponorogo.

4.1.1.5 Bidang Usaha

Bidang-bidang usaha yang dikembangkan oleh PT.

Daya Surya Sejahtera adalah sebagai berikut :

a. Perdagangan Umum secara bertahap dimulai dari bentuk

Mini Market menuju Supermarket, dan dari Grosir menuju

ke tingkat Distributor.
57

b. Bidang usaha lain berdasarkan pertimbangan kelayakan

usaha.

4.1.1.6 Landasan Hukum & Organisasi

Landasan hukum Perseroan DAYA SURYA

SEJAHTERA adalah; akta notaris SUTOMO, SH No. 10

tanggal 10 Nopember 1999 dan Keputusan Menteri Hukum dan

Perundangan-Undangan No. c-6120 HT.01.01. Th. 2000 tanggal

10 Maret 2000 serta diumumkan dalam Berita Negara No.101

tahun 2001 dan tambahan Berita Negara No.8315 tahun 2001.

Susunan organisasi Komisaris dan Direksi Pertama PT Daya

Surya Sejahtera Ponorogo (1999 – 2004) adalah sebagai berikut:

- Komisaris Utama : H. Damahuri

- Komisaris : Soeharno Pringgo, S.E

- Direktur Utama : H. Imam Kurdi

- Direktur Adm.& Keuangan : Sayid Abas, S.E

- Direktur Peng. Barang & Pasar : Muryono, S.E

- Kabag. Adm. & Keuangan : Agung Tribowo, S.E

- Kabag. Display : Sunarto, S.E

- Kabag. Gudang : Santoso

Jumlah karyawan termasuk unsur Direksi sampai

dengan Januari 2000 adalah 24 orang.


58

4.1.2 Hasil Pengumpulan Data

Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran

persediaan, perputaran piutang, dan pertumbuhan penjualan. Sedangkan

variabel dependen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah

profitabilitas perusahaan.

4.1.2.1 Data Perputaran Persediaan

Data mengenai perputaran persediaan PT Daya Surya

Sejahtera Divisi Jalan Ir. Juanda Ponorogo mulai tahun 2014 -

2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Tabulasi Data Rasio Perputaran Persediaan

Perputaran Persediaan Rata-rata

Bulan 2014 2015 2016 2017

Januari 0.27208483 0.287289 0.33465406 0.584397613 0.36960634

Februari 0.256433489 0.287403 0.34461458 0.586475738 0.36873182

Maret 0.245684021 0.270598 0.33979109 0.597978139 0.36351278

April 0.24121914 0.265202 0.33122495 0.612309467 0.36248888

Mei 0.234372811 0.266799 0.33429052 0.624377833 0.36496005

Juni 0.234620205 0.269335 0.35296566 0.630134371 0.37176383

Juli 0.235941478 0.274769 0.37227591 0.642905976 0.38147311

Agustus 0.230464824 0.282478 0.40064849 0.653923405 0.39187878

September 0.223384853 0.293025 0.45238773 0.671462266 0.41006508


59

Oktober 0.217063233 0.303388 0.48125185 0.703523865 0.42630682

November 0.216161033 0.316393 0.48756917 0.72767784 0.43695035

Desember 0.220756519 0.323617 0.5370322 0.728045262 0.45236279

Rata-rata 0.235682203 0.286692 0.39739218 0.646934315

Sumber: Laporan Keuangan PT.DSS Surya Juanda, Data Diolah (2018)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-

rata rasio perputaran persediaan dari PT. DSS Surya Juanda

pada tahun 2014 sebesar 0.235682203 kali. Pada tahun 2015

memiliki rata-rata rasio perputaran persediaan sebesar 0.286692

kali. Pada tahun 2016 memiliki rata-rata rasio perputaran

persediaan sebesar 0.39739218 kali. Dan kemudian pada tahun

2017 memiliki rata-rata rasio perputaran persediaan sebesar

0.646934315 kali.

4.1.2.2 Data Perputaran Piutang

Data mengenai perputaran piutang PT Daya Surya

Sejahtera Divisi Jalan Ir. Juanda Ponorogo mulai tahun 2014 -

2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Tabulasi Data Rasio Perputaran Piutang

Perputaran Piutang Rata-rata

Bulan 2014 2015 2016 2017

Januari 0.45404887 0.573411 0.88306611 1.16091962 0.76786151

Februari 0.45539588 0.599094 0.93643199 1.02485047 0.75394316


60

Maret 0.76452268 0.62136 0.99692149 1.03278166 0.85389634

April 0.66460202 0.654274 1.08531681 1.07511236 0.86982629

Mei 0.47611946 0.677991 1.19252747 1.16030968 0.87673692

Juni 0.47669017 0.812054 1.3011675 1.17440761 0.94107986

Juli 0.48543634 0.760331 1.29814932 1.17309831 0.92925365

Agustus 0.50936493 0.785509 1.25171742 1.17577597 0.93059184

September 0.99660654 0.803558 1.28229285 1.19749808 1.06998879

Oktober 0.5078352 0.822471 1.26771452 1.20909912 0.95177992

November 0.52471532 0.863997 1.22400102 1.21851365 0.95780673

Desember 0.54510862 0.872357 1.18213822 1.22641379 0.95650445

Rata-rata 0.571703836 0.737201 1.15845373 1.15239836

Sumber: Laporan Keuangan PT.DSS Surya Juanda, Data Diolah (2018)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-

rata rasio perputaran piutang dari PT. DSS Surya Juanda pada

tahun 2014 sebesar 0.571703836 kali. Pada tahun 2015 memiliki

rata-rata rasio perputaran piutang sebesar 0.737201 kali. Pada

tahun 2016 memiliki rata-rata rasio perputaran piutang sebesar

1.15845373 kali. Dan kemudian pada tahun 2017 memiliki rata-

rata rasio perputaran piutang sebesar 1.15239836 kali.


61

4.1.2.3 Data Pertumbuhan Penjualan

Data mengenai pertumbuhan penjualan PT Daya Surya

Sejahtera Divisi Jalan Ir. Juanda Ponorogo mulai tahun 2014 -

2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Tabulasi Data Rasio Pertumbuhan Penjualan

Perputaran Piutang Rata-rata

Bulan 2014 2015 2016 2017

Januari 0.00100669 0.000772 0.00095004 0.00073236 0.00086535

Februari 0.00171258 0.00199 0.00092621 0.00088939 0.00137964

Maret 0.00125213 0.002246 0.00055899 0.00053679 0.00114848

April 0.00151014 0.001569 0.00014389 0.00013818 0.00084037

Mei 0.00146632 0.002482 0.00042559 0.00067593 0.00126257

Juni 0.00142563 0.002498 0.00095756 0.00091933 0.00145003

Juli 0.00246406 0.00206 0.00017891 0.00129608 0.00149974

Agustus 0.00070502 0.001337 0.00081734 0.00130542 0.00104126

September 0.00022576 0.002234 0.00022727 0.00151868 0.00105134

Oktober 0.00153679 0.001427 0.00048512 0.00162624 0.00126872

November 0.00142823 0.002257 0.00021192 0.00020347 0.00102515

Desember 0.00239806 0.00173 0.00022907 0.00021993 0.00114424

Rata-rata 0.001427618 0.001884 0.00050933 0.000838483

Sumber: Laporan Keuangan PT.DSS Surya Juanda, Data Diolah (2018)


62

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-

rata rasio pertumbuhan penjualan dari PT. DSS Surya Juanda

pada tahun 2014 sebesar 0.001427618 kali. Pada tahun 2015

memiliki rata-rata rasio pertumbuhan penjualan sebesar

0.001884 kali. Pada tahun 2016 memiliki rata-rata rasio

pertumbuhan penjualan sebesar 0.00050933 kali. Dan kemudian

pada tahun 2017 memiliki rata-rata rasio pertumbuhan penjualan

sebesar 0.000838483 kali.

4.1.2.3 Data Profitabilitas (Return On Assets)

Data mengenai profitabilitas atau Return On Assets PT

Daya Surya Sejahtera Divisi Jalan Ir. Juanda Ponorogo mulai

tahun 2014 -2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Tabulasi Data Rasio Profitabilitas

Perputaran Piutang Rata-rata

Bulan 2014 2015 2016 2017

Januari 0.00303147 0.003922 0.00456501 0.00539904 0.00422941

Februari 0.00304792 0.004137 0.00471725 0.00552466 0.00435673

Maret 0.00310484 0.004269 0.00486625 0.00545409 0.00442349

April 0.00315021 0.004275 0.00484006 0.00560795 0.00446827

Mei 0.00328 0.00434 0.00502744 0.00575806 0.00460129

Juni 0.00326498 0.004384 0.00510373 0.00589638 0.00466223

Juli 0.00329321 0.00453 0.00504703 0.00590201 0.00469294


63

Agustus 0.00351097 0.004536 0.00524298 0.00599173 0.00482032

September 0.00339531 0.004534 0.00536081 0.00606267 0.00483811

Oktober 0.00353705 0.004712 0.00491195 0.00608781 0.00481213

November 0.00367592 0.004772 0.00520023 0.00622889 0.00496925

Desember 0.00386402 0.004684 0.00531126 0.00632752 0.00504666

Rata-rata 0.003346325 0.004424 0.00501617 0.005853401

Sumber: Laporan Keuangan PT.DSS Surya Juanda, Data Diolah (2018)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-

rata rasio profitabilitas atau Return On Assets dari PT. DSS

Surya Juanda pada tahun 2014 sebesar 0.003346325 kali. Pada

tahun 2015 memiliki rata-rata rasio profitabilitas sebesar

0.004424 kali. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan

keuntungan perusahaan sebesar 0.001078053 kali. Kemudian

pada tahun 2016 memiliki rata-rata rasio profitabilitas sebesar

0.00501617. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan keuntungan

perusahaan sebesar 0.000592 kali. Dan kemudian pada tahun

2017 memiliki rata-rata rasio profitabilitas sebesar 0.005853401

kali. Hal tersebut berarti telah terjadi peningkatan keuntungan

perusahaan sebesar 0.00083723 kali.

Rata-rata rasio profitabilitas atau Return On Assets dari

PT. DSS Surya Juanda selalu mengalami grafik yang meningkat

setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi asset


64

dalam menciptakan laba bersih perusahaan selama ini berjalan

dengan sangat baik. Peningkatan tersebut juga menunjukkan

kepercayaan para investor dalam setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total asset, mampu dibayarkan oleh manajemen

pihak perusahaan dengan kinerja yang memuaskan.

4.1.3 Statistik Deskriptif

Ghozali (2011) mengatakan penggunaan statistik deskriptif

variabel penelitian dimaksudkan agar dapat memberikan penjelasan

yang memudahkan untuk menginterprestasikan hasil analisi data dan

pembahasanya. Statistik deskriptif berhubungan dengan peringkasan

data serta penyajian yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik

grafik maupun numeric. Statistik despkriptif memberi gambaran suatu

data yang dilihat dari nailai rata-rata (mean), standart deviasi, nilai

maksimum dan minimum. Statistik deskriptif dari masing-masing

variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Perputaran Persediaan 48 .2161610 .7280453 .391675052 .1663965971

Perputaran Piutang 48 .4540489 1.30116750 .904939120 .2874074381

Pertumbuhan Penjualan 48 .0001382 .0024976 .001164740 .0007275319

Profitabilitas 48 .0030315 .0063275 .004660068 .0009577651

Valid N (listwise) 48

4.1.3.1 Perputaran Persediaan


65

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan

akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari)

rata-rata persediaan tersimpan digudang hingga akhirnya terjual.

Berdasarkan tabel statistik deskriptif menunjukkan bahwa

variabel perputaran persediaan dalam penelitian ini memiliki nilai

rasio minimal sebesar 0.2161610, nilai rasio maksimal sebesar

0.7280453, dan rata-rata rasio sebesar 0.391675052. Sedangkan

nilai standar deviasi sebesar 0.1663965971 yang menunjukkan

variasi rasio perputaran persediaan PT. DSS Surya Juanda pada

tahun 2014-2017 yang cukup fluktuaktif. Berikut ini adalah grafik

rasio perputaran persediaan PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-

2017.
66

Grafik 4.1 Perputaran Persediaan PT.DSS Surya Juanda tahun 2014-2017


Berdasarkan grafik perputaran persediaan PT. DSS Surya

Juanda pada tahun 2014-2017 diatas menunjukkan bahwa nilai

terendah rasio perputaran persediaan perusahaan selama periode

2014 – 2017 sebesar 0.2161610 tercatat pada bulan November

tahun 2014. Nilai tertinggi rasio perputaran persediaan

perusahaan selama periode 2014-2017 sebesar 0.7280453 tercatat

pada bulan Desember 2017.

4.1.3.2 Perputaran Piutang

Perputaran piutang dagang merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam

piutang usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa lama

(dalam hari) rata-rata penagihan piutang. Perputaran piutang

menggambarkan seberapa cepat piutang berhasil ditagih menjadi

kas (Hery, 2017). Berdasarkan tabel statistik deskriptif

menunjukkan bahwa variabel perputaran piutang dalam penelitian

ini memiliki nilai rasio minimal sebesar 0.4540489, nilai rasio

maksimal sebesar 1.30116750, dan rata-rata rasio sebesar

0.904939120. Sedangkan nilai standar deviasi sebesar

0.2874074381 yang menunjukkan variasi rasio perputaran piutang

PT. DSS Surya Juanda pada tahun 2014-2017 yang cukup stabil.

Berikut ini adalah grafik rasio perputaran piutang PT. DSS Surya

Juanda tahun 2014-2017.


67

Grafik 4.2 Perputaran Piutang PT.DSS Surya Juanda tahun 2014-2017

Berdasarkan grafik perputaran piutang PT. DSS Surya

Juanda pada tahun 2014-2017 diatas menunjukkan bahwa nilai

terendah rasio perputaran piutang perusahaan selama periode

2014 – 2017 sebesar 0.4540489 tercatat pada bulan Januari tahun

2014. Sedangkan nilai tertinggi rasio perputaran piutang

perusahaan selama periode 2014-2017 sebesar 1.30116750

tercatat pada bulan Juni tahun 2016.

4.1.3.3 Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan

peningkatan ataupun penurunan penjualan dari tahun ke tahun

yang dapat dilihat dari masing-masing laporan laba rugi

perusahaan. Perusahaan yang baik bisa juga ditinjau dari aspek


68

penjualannya dari tahun ke tahun yang terus mengalami

peningkatan (Afrianah, 2017). Berdasarkan tabel statistik

deskriptif menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan

dalam penelitian ini memiliki nilai rasio minimal sebesar

0.0001382, nilai rasio maksimal sebesar 0.0024976, dan rata-rata

rasio sebesar 0.001164740. Sedangkan nilai standar deviasi

sebesar 0.0007275319 yang menunjukkan variasi rasio

pertumbuhan penjualan PT. DSS Surya Juanda pada tahun 2014 -

2017 dari tahun ke tahun (Year on Year) mengalami pergerakan

yang cukup fluktuaktif. Berikut ini adalah grafik rasio

pertumbuhan penjualan PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-2017.

Grafik 4.3 Pertumbuhan Penjualan PT.DSS Surya Juanda tahun 2014-2017


69

Berdasarkan grafik rasio pertumbuhan penjualan PT.

DSS Surya Juanda pada tahun 2014-2017 diatas menunjukkan

bahwa nilai terendah rasio pertumbuhan penjualan perusahaan

selama periode 2014 – 2017 sebesar 0.0001382 tercatat pada

bulan April tahun 2017. Sedangkan nilai tertinggi rasio

pertumbuhan penjualan perusahaan selama periode 2014-2017

sebesar 0.0024976 tercatat pada bulan Juni tahun 2015.

4.1.3.3 Profitabilitas (Return On Assets)

Profitabilitas (Return On Assets) adalah kemampuan

perusahaan dalam menunjukkan seberapa besar kontribusi asset

dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih

yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total asset (Hery, 2017). Berdasarkan tabel statistik deskriptif

menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dalam penelitian ini

memiliki nilai rasio minimal sebesar 0.0030315, nilai rasio

maksimal sebesar 0.0063275, dan rata-rata rasio sebesar

0.004660068. Sedangkan nilai standar deviasi sebesar

0.0009577651 yang menunjukkan variasi rasio profitabilitas PT.

DSS Surya Juanda pada tahun 2014-2017 selalu mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Berikut ini adalah grafik rasio

profitabilitas PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-2017.


70

Grafik 4.4 Profitabilitas PT.DSS Surya Juanda tahun 2014-2017

Berdasarkan grafik profitabilitas (Return On Assets) PT.

DSS Surya Juanda pada tahun 2014-2017 diatas menunjukkan

bahwa nilai terendah rasio profitabilitas perusahaan selama

periode 2014 – 2017 sebesar 0.0030315 tercatat pada bulan

Januari tahun 2014. Nilai tertinggi rasio profitabilitas perusahaan

selama periode 2014-2017 sebesar 0.0063275 tercatat pada bulan

Desember tahun 2017.

4.1.4 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresif linier berganda perlu

dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Proses meggunakan

software SPSS vertion 16 dan hasil perhitungan di uji meliputi:

4.1.4.1 Uji Normalitas


71

Uji normalitas digunakan untuk menguji sebuah model

regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Uji

normalitas dilakukan dengan salah satu alat statistik yang dikenal

dengan uji One Sample Kolmogorov smirnov Test, untuk

mengetahui apakah nilai residual mendekati normal atu tidak Jika

nilai residual > 0,05 maka nilai residual telah berdistribusi

normal.jSedangkan nilai residual yang dihasilkan <0,05 maka

nilai residual tidak terdistribusi normalj (Ghozali, 2011). Hasil uji

normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 48

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .00029484

Most Extreme Differences Absolute .108

Positive .075

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .750

Asymp. Sig. (2-tailed) .628


a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai

Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar sebesar 0,628 lebih besar dari 0,05

maka data berdistribusi normal.


72

4.1.4.2 Uji Heteroskedastisitas

jPengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear terjadi perbedaan varian dari variabel

pengganggu satu observasi ke observasi yang lainnyaj. Apabila

varian dari variabel pengganggu satu observasi ke observasi

yang lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. jModel regresi yang baik

yaitu yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitasj (Ghozali, 2011). Uji heteroskedastisitas

dalam penelitian ini menggunakan metode glejser. Hasil uji

heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.7 berikut ini:

Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
73

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .001 .000 4.096 .000

Perputaran Persediaan .000 .000 -.339 -1.628 .111

Perputaran Piutang .000 .000 -.211 -.895 .376

Pertumbuhan
-.061 .043 -.242 -1.405 .167
Penjualan

a. Dependent Variable: RES2

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang tersaji

dalam tabel diatas maka dapat diketahui seluruh variabel

independen mempunyai nilai Sig. > 0,05. Dengan rincian

variabel perputaran persediaan mempunyai nilai Sig. sebesar

0,111. Variabel perputaran piutang mempunyai nilai Sig.

sebesar 0,376. Variabel pertumbuhan penjualan mempunyai

nilai Sig. sebesar 0,167. Maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.1.4.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak

adanya autokorelasi dengan model regresi (Ghozali, 2011).


74

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes

Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar (4-dL) maka

hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

b. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol

diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.

c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dL) dan

(4-dU), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

d. Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin

Watson (DW) yang bergantung baanyaknya observasi dan

banyaknya variabel yang menjelaskan.

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut ini:

Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .951a .905 .899 .0003047300 .942


a. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Pertumbuhan
Penjualan
b. Dependent Variable: Profitabilitas

Hasil pengolahan data pada tabel di atas menunjukkan

nilai durbin watson sebesar 0,942 dibandingkan dengan nilai

tabel DW dengan N=48 dan 3 variabel independen (k). Sehingga

dari tabel DW akan didapat nilai (dL) = 1,4064 dan nilai (dU) =

1,6708 sehingga 4-dU = 2,3292. Nilai DW hitung sebesar 0,942


75

< dL = 1,4064 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan

regresi terjadi gejala autokorelasi. Untuk mengatasi masalah

autokorelasi tersebut maka menurut Gujarati (2003) dalam

Suliyanto (2011) harus dilakukan perbaikan dengan membuat

persamaan perbedaan yang digeneralisasikan, yaitu dengan cara

melakukan transformasi dari persamaan regresi linear biasa:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Adapun langkah-langkah transformasi persamaannya

adalah sebagai berikut:

a. Mentransformasikan data awal dalam bentuk Lag Pertama

(Lag 1).

b. Mencari nilai residu data periode sebelumnya dan data pada

periode t.

c. Meregresikan nilai residu periode sebelumnya terhadap nilai

residu pada periode t untuk mendapatkan nilai ρ dalam

penelitian ini yaitu sebesar 0,512.

d. Memasukkan unsur ρ dalam model persamaan:

(Yt –ρYt-1) = a (1 –ρ) + b1(X1 –ρXt-1)+ b2(X2 –ρXt-1)+ b3(X3 –

ρXt-1)+ e

e. Menghitung nilai seluruh variabel setelah transformasi dengan

cara mengalikan ρ sebesar 0,512 dengan data pada periode

sebelumnya.
76

f. Nilai data pada periode t dikurangi dengan hasil perkalian ρ

sebesar 0,512 dengan data pada periode sebelumnya.

g. Dilakukan pengujian autokorelasi kembali dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi Setelah Perbaikan
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .989a .978 .976 .00037 1.842


a. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Pertumbuhan
Penjualan
b. Dependent Variable: Profitabilitas

Berdasarkan tabel di atas nilai Durbin Watson setelah

perbaikan sebesar 1,842 terletak diantara dU (1,6708) dengan 4

– dU (2,3292), maka hasil pengujian autokorelasi setelah

perbaikan sudah tidak mengandung masalah autokorelasi.

4.1.4.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(Ghozali, 2011). Jika terdapat korelasi maka terdapat problem

multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance valuedanvariance

inflation factor (VIF). Multikolonieritas terjadi jika terdapat

hubungan linier antara independen yang dilibatkan dalam

model, jika terjadi gejala multikolonieritas yang tinggi maka

standart keofisien regresif akan semakin besar, akibatnya


77

convidence internal untuk pendugaan parameter semakin lebar.

Sebagai dasar acuannya dapat disimpulan sebagai berikut

(Ghozali, 2011):

(a) Jika nilai tolerance > 10 % dan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolonieritas antar

variabel independen dalam model regresi tersebut.

(b) Jika nilai tolerance ≤ 10 % dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolonieritas antar variabel

independen dalam model regresi

Hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .001 .000 5.731 .000

Perputaran
.003 .000 .571 8.009 .000 .424 2.357
Persediaan

Perputaran
.002 .000 .548 6.819 .000 .333 3.003
Piutang

Pertumbuha
.259 .077 .197 3.348 .002 .623 1.606
n Penjualan
a. Dependent Variable: Profitabilitas

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas yang disajikan

pada tabel 4.10 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak


78

ada variabel independen yang mempunyai nilai tolerance < 0,1

dan tidak mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) >

10. Dengan rincian variabel perputaran persediaan mempunyai

nilai tolerance sebesar 0,424 dan VIF sebesar 2,357. Variabel

perputaran piutang mempunyai nilai tolerance sebesar 0,333 dan

VIF sebesar 3,003. Variabel pertumbuhan penjualan mempunyai

nilai tolerance sebesar 0,623 dan VIF sebesar 1,606. Maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

4.1.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat

pengaruh beberapa variabel independen yang dinyatakan dengan X,

terhadap variabel dependen yang dinyatakan dengan Y, berdasarkan

perkembangan secara proporsional (Ghozali,2011). Model alat analisis

ini dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + et

Keterangan:
Y = profitabilitas

a = intercept (konstanta)

b = koefisien regresi

X1 = perputaran persediaan

X2 = perputaran piutang

X3 = pertumbuhan penjualan

et = error term (kesalahan pengganggu)


79

i = Variabel lain yang tidak bisa dijelaskan dalam fungsi.

Hasil uji regresi linear berganda pada penelitian ini dapat


dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11

Hasil Uji Analisis regresi linear berganda


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .001 .000 5.731 .000

Perputaran Persediaan .003 .000 .571 8.009 .000

Perputaran Piutang .002 .000 .548 6.819 .000

Pertumbuhan Penjualan .259 .077 .197 3.348 .002

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + et

Y = 0,001 + 0,003 X1 + 0,002 X2 + 0,259 X3

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda tersebut

menggambarkan bahwa:

1) Konstanta sebesar 0,001; artinya jika rasio variabel perputaran

persediaan, perputaran piutang, dan pertumbuhan penjualan

nilainya adalah 0, maka rasio profitabilitas atau Return On Assets

di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-2017 adalah sebesar 0,001

kali dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris

paribus).
80

2) Koefisien regresi variabel perputaran persediaan sebesar 0,003;

artinya jika variabel independen lain nilainya tetap, sedangkan

variabel perputaran persediaan mengalami peningkatan rasio

sebesar 1%, maka rasio profitabilitas atau Return On Assets di PT.

DSS Surya Juanda tahun 2014-2017 akan mengalami peningkatan

sebesar 0,003 kali dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap

(ceteris paribus). Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan

searah antara rasio perputaran persediaan dengan rasio

profitabilitas atau Return On Assets di PT. DSS Surya Juanda

tahun 2014-2017, yang berarti semakin tinggi rasio perputaran

persediaan maka semakin tinggi profitabilitas di PT. DSS Surya

Juanda tahun 2014-2017.

3) Koefisien regresi variabel perputaran piutang sebesar 0,002; artinya

jika variabel independen lain nilainya tetap, sedangkan variabel

perputaran piutang mengalami peningkatan rasio sebesar 1%, maka

rasio profitabilitas atau Return On Assets di PT. DSS Surya Juanda

tahun 2014-2017 akan mengalami peningkatan sebesar 0,002 kali

dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus).

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan searah antara

rasio perputaran piutang dengan rasio profitabilitas atau Return On

Assets di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-2017, yang berarti

semakin tinggi rasio perputaran piutang maka semakin tinggi

profitabilitas di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-2017.


81

4) Koefisien regresi variabel pertumbuhan penjualan sebesar 0,259;

artinya jika variabel independen lain nilainya tetap, sedangkan

variabel pertumbuhan penjualan mengalami peningkatan rasio

sebesar 1%, maka rasio profitabilitas atau Return On Assets di PT.

DSS Surya Juanda tahun 2014-2017 akan mengalami peningkatan

sebesar 0,259 kali dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap

(ceteris paribus). Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan

searah antara rasio pertumbuhan penjualan dengan rasio

profitabilitas atau Return On Assets di PT. DSS Surya Juanda

tahun 2014-2017, semakin besar pertumbuhan penjualan maka

semakin besar profitabilitas di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-

2017.

4.1.6. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan taraf alpha (α) sebesar 5% atau

0,05 untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup

signifikan dan nyata antara variabel independen dengan variabel

dependennya. Pengujian Hipotesis yang dilakukan diantaranya yaitu:

4.1.6.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji T di gunakan untuk menguji tingkat signifikan dari

pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel

dependen. Pengujian ini menggunakan tingkat ketentuan

sebagai berikut (Ghozali, 2009):.

(a) Jika nilai Thitung>Ttabel pada taraf signifikansi 5%, maka Ho


82

ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh.

(b) Jika nilai Thitung ≤ Ttabel pada taraf signifikansi 5%, maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh.

Hasil uji T (Uji t) dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji T (Uji Parsial)
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .001 .000 5.731 .000

Perputaran Persediaan .003 .000 .571 8.009 .000

Perputaran Piutang .002 .000 .548 6.819 .000

Pertumbuhan Penjualan .259 .077 .197 3.348 .002

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Peneliti menggunakan ketentuan nilai ttabel pada α = 5%

atau 0,05 dan nilai α dibagi dua menjadi 0,025 karena

menggunakan hipotesis dua arah, dan n=48, dimana n

merupakan jumlah data dan k=4, dimana k merupakan jumlah

seluruh variabel sehingga diperoleh df adalah (n-k) = 48 – 4 =

44. Sehingga ditemukan nilai ttabel sebesar ± 2,015. Berdasarkan

pada tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas

Variabel perputaran persediaan mempunyai nilai t

hitung sebesar 8,009 dengan nilai siginifikansi 0,000.


83

-2,015 2,015 8,009

Gambar 4.5 Uji t Variabel Perputaran Persediaan

Nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 8,009 > 2,015

(berada di daerah yang diarsir) dengan nilai signifikan 0,000

lebih kecil dari tingkat signifikan yang telah ditetapkan yaitu

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho1 ditolak dan Ha1

diterima, artinya variabel perputaran persediaan berpengaruh

terhadap profitabilitas di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-

2017.

2. Pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas

Variabel perputaran piutang mempunyai nilai t

hitung sebesar 6,819 dengan nilai siginifikansi 0,000.

-2,015 2,015 6,819

Gambar 4.6 Uji t Variabel Peputaran Piutang

Nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 6,819 > 2,015

(berada di daerah yang diarsir) dengan nilai signifikan 0,000

lebih kecil dari tingkat signifikan yang telah ditetapkan yaitu

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho2 ditolak dan Ha2


84

diterima, artinya variabel perputaran piutang berpengaruh

terhadap profitabilitas di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-

2017.

3. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas

Variabel pertumbuhan penjualan mempunyai nilai t

hitung sebesar 3,348 dengan nilai siginifikansi 0,002.

-2,015 2,015 3,348

Gambar 4.7 Uji t Variabel Pertumbuhan Penjualan

Nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 3,348 > 2,015

(berada di daerah yang diarsir) dengan nilai signifikan 0,002

lebih kecil dari tingkat signifikan yang telah ditetapkan yaitu

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho3 ditolak dan Ha3

diterima, artinya variabel pertumbuhan penjualan

berpengaruh terhadap profitabilitas di PT. DSS Surya Juanda

tahun 2014-2017.

4.1.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari

pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen. Pengujian ini menggunakan tingkat ketentuan sebagai

berikut (Ghozali,2011):
85

(a) Jika nilai Fhitung> Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

(b) Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka Ho

diterima dan Ha ditolak

Hasil uji statistik F pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
Model
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .000 3 .000 140.095 .000a

Residual .000 44 .000

Total .000 47

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Persediaan, Perputaran


Piutang

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui nilai F

hitung sebesar 140,095 dengan nilai signifikansi 0,000 pada

taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan df = (4-1); (48-4) = 44; maka

nilai F tabel sebesar 2,82.

2,82 140,095

Gambar 4.8 Hasil Uji F


86

Nilai F hitung > F tabel atau 140,095 > 2,82 maka

dapat disimpulkan Ho5 ditolak dan Ha5 diterima. Artinya

perputaran persediaan, perputaran piutang & pertumbuhan

penjualan secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas di

PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-2017.

4.1.7 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variabel dependen (Ghozali,2011). Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

(X) memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Y).Hasil uji koefisien

determinasi (R2) ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the Estimate
Square

1 .951a .905 .899 .0003047300

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Persediaan,


Perputaran Piutang
b. Dependent Variable: Profitabilitas
87

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel di atas

diperoleh nilai R square 0,905 atau 90,5%. Hal ini menunjukkan bahwa

perputaran persediaan, perputaran piutang & pertumbuhan penjualan

mampu mempengaruhi sebesar 90,5% variasi profitabilitas di PT. DSS

Surya Juanda tahun 2014-2017 dan sisanya sebesar 9,5% di pengaruhi

oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

4.2 Pembahasan

Hasil uji statistik perputaran persediaan, perputaran piutang dan

pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas PT. DSS Surya Juanda tahun

2014-2017 dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Pengujian Statistik

Hipotesis Uji Regresi Uji T Keterangan

Pengaruh Koefisien regresi Variabel Perputaran


perputaran variabel perputaran persediaan
persediaan perputaran persediaan berpengaruh
terhadap persediaan memiliki nilai t terhadap
profitabilitas di sebesar 0,003 hitung > t tabel atau profitabilitas di PT.
PT. DSS Surya yang artinya 8,009 > 2,015 DSS Surya Juanda
Juanda tahun terjadi hubungan dengan nilai tahun 2014-2017
2014-2017 positif antara signifikansi 0,000
perputaran < 0,05 maka H01
persediaan ditolak dan Ha1
dengan diterima
profitabilitas.
Semakin besar
perputaran
persediaan maka
semakin besar
88

profitabilitas.

Pengaruh Koefisien regresi Variabel Perputaran piutang


perputaran variabel perputaran berpengaruh
piutang terhadap perputaran piutang memiliki terhadap
profitabilitas di piutang sebesar nilai t hitung > t tabel profitabilitas di PT.
PT. DSS Surya 0,002 yang atau 6,819 > DSS Surya Juanda
Juanda tahun artinya terjadi 2,015 dengan tahun 2014-2017
2014-2017 hubungan positif nilai signifikansi
antara perputaran 0,000 < 0,05
piutang dengan maka H01 ditolak
profitabilitas. dan Ha1 diterima
Semakin besar
perputaran
piutang maka
semakin besar
profitabilitas.

Pengaruh Koefisien regresi Variabel Pertumbuhan


pertumbuhan variabel pertumbuhan penjualan
penjualan pertumbuhan penjualan berpengaruh
terhadap penjualan sebesar memiliki nilai t terhadap
profitabilitas di 0,259 yang hitung > t tabel atau profitabilitas di PT.
PT. DSS Surya artinya terjadi 3,348 > 2,015 DSS Surya Juanda
Juanda tahun hubungan positif dengan nilai tahun 2014-2017
2014-2017 antara signifikansi 0,002
pertumbuhan < 0,05 maka H01
penjualan dengan ditolak dan Ha1
profitabilitas. diterima
Semakin besar
arus pertumbuhan
penjualan maka
semakin besar
profitabilitas.

Pengaruh Nilai F hitung > F tabel atau 140,095 > 2,82 dengan nilai
perputaran signifikansi 0,000 < 0,05 maka H05 ditolak dan Ha5 diterima.
persediaan, Artinya perputaran persediaan, perputaran piutang dan
perputaran pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh
piutang dan terhadap profitabilitas di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-
pertumbuhan
89

penjualan 2017
terhadap
profitabilitas di
PT. DSS Surya
Juanda tahun
2014-2017

Koefisien Nilai R square sebesar 0,905 atau 90,5% hal ini


determinasi (R2) menunjukkan bahwa perputaran persediaan, perputaran
piutang dan pertumbuhan penjualan mampu mempengaruhi
sebesar 90,5% variasi profitabilitas di PT. DSS Surya
Juanda tahun 2014-2017 dan sisanya sebesar 9,5% di
pengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini

4.2.1 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil uji t variabel perputaran persediaan

memiliki nilai t hitung > t tabel atau 8,009 > 2,015 dengan nilai signifikansi

0,000 < 0,05. Variabel perputaran persediaan memiliki nilai koefisien

regresi bernilai positif sebesar 0,003. Sehingga hasil pengujian hipotesis

tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh

terhadap profitabilitas di PT. DSS Surya Juanda tahun 2014-2017

dengan arah yang positif artinya semakin besar perputaran persediaan

maka semakin besar profitabilitas.

Rasio perputaran persediaan berpengaruh terhadap

profitabilitas karena berdasarkan data total rata-rata perputaran

persediaan PT. DSS Surya Juanda selama periode 2014-2017

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (year on year), yang berarti

terdapat peningkatan keuntungan perusahaan yang disebabkan kualitas


90

persediaan barang dagang dan kemampuan manajemen dalam

melakukan aktivitas penjualan. Kecepatan dalam mengelola persediaan

barang dagang sehingga berhasil dijual kepada pelanggan terbukti

berdampak pada meningkatnya profitabilitas yang merupakan jumlah

laba bersih dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset, hal

ini dibuktikan dengan data total rata-rata profitabilitas PT. DSS Surya

Juanda selama periode 2014-2017 mengalami peningkatan.

PT. DSS Surya Juanda secara umum, sepanjang periode

penelitian dapat dikatakan mengalami peningkatan rasio perputaran

persediaan yaitu pada tahun 2014 sebesar 0.571704 kali, tahun 2015

sebesar 0.737201 kali, tahun 2016 sebesar 1.158454 kali, dan tahun

2017 sebesar 1.152398 kali, artinya perusahaan mampu melakukan

pembelian barang (purchasing) secara tepat dan meningkatkan volume

penjualan dari barang-barang dagangan tersebut, sehingga berdampak

pada meningkatnya rasio perputaran persediaan. Oleh sebab itu,

perusahaan memiliki kemampuan untuk meningkatkan profitabilitas

dari setiap aset dana yang ditanamkan oleh para investor, hal ini

dibuktikan dengan data profitabilitas PT DSS Surya Juanda selama

masa periode penelitian cenderung mengalami peningkatan dari tahun

2014 sebesar 0.003346 kali, tahun 2015 sebesar 0.004424 kali, tahun

2016 sebesar 0.005016 kali, dan tahun 2017 sebesar 0.005853 kali.

Diterimanya hipotesis yang pertama dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa besar dan kecilnya rasio perputaran persediaan


91

berpengaruh kepada perusahaan dalam peningkatan laba bersih atau

profitabilitas perusahaan. Karena perusahaan akan mendapat

profitabilitas dari total aset yang besar, jika perusahaan dapat memutar

total aset aktif yang besar melalui peningkatan perputaran barang

dagangannya untuk menghasilkan pendapatan dari penjualan. Namun

sebaliknya, perusahaan hanya mampu memberikan profitabilitas yang

kecil atau memadai ketika perusahaan tidak mampu meningkatkan

kinerjanya untuk memutar barang dagangannya secara efektif melalui

penjualan yang berdampak pada kecilnya profitabilitas yang dihasilkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mohamad Tejo Suminar (2013), Cintya Dewi Farhana (2016),

Novita Pancarini (2014), dan Nina Sufiana dan Ni Ketut Purnawati

(2013) yang menemukan hasil bahwa perputaran persediaan

berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas perusahaan.

4.2.2 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil uji t variabel perputaran piutang memiliki

nilai t hitung >t tabel atau 6,819 < 2,015 dengan nilai signifikansi 0,000 <

0,05. Variabel perputaran piutang memiliki nilai koefisien regresi

bernilai positif sebesar 0,002. Sehingga hasil pengujian hipotesis

tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh secara

signifikan terhadap profitabilitas PT DSS Surya Juanda periode tahun

2014-2017.
92

Rasio perputaran piutang berpengaruh secara positif terhadap

profitabilitas karena berdasarkan data total rata-rata perputaran piutang

PT. DSS Surya Juanda selama periode 2014-2017 mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun (year on year), yang berarti terdapat

peningkatan modal kerja atau kas yang merupakan hasil kemampuan

manajemen dalam melakukan aktivitas penagihan hutang-hutang

dagang perusahaan. Perputaran piutang dagang merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam

piutang usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa lama

(dalam hari) rata-rata penagihan piutang. Selalu meningkatnya rasio

perputaran piutang PT DSS Surya Juanda menunjukkan kualitas

piutang mampu dikelola dengan sangat efisien sehingga turut

menggerek peningkatan keuntungan perusahaan, hal ini dibuktikan

dengan data total rata-rata profitabilitas PT. DSS Surya Juanda selama

periode 2014-2017 mengalami peningkatan.

PT. DSS Surya Juanda secara umum, sepanjang periode

penelitian dapat dikatakan mengalami peningkatan rasio perputaran

piutang yaitu pada tahun 2014 sebesar 0.571704 kali, tahun 2015

sebesar 0.737201 kali, tahun 2016 sebesar1.158454 kali, dan tahun

2017 sebesar 1.152398 kali, artinya perusahaan mampu mengelola

penjualan kreditnya dan mampu melakukan penagihan terhadap barang-

barang dagangan tersebut agar kembali menjadi kas dengan cepat,

sehingga berdampak pada meningkatnya rasio perputaran piutang. Oleh


93

sebab itu, perusahaan memiliki kemampuan untuk meningkatkan

profitabilitas dari setiap piutang yang mampu dikonversikan kembali

menjadi modal kerja atau kas tersebut. Sebagaimana jika dilihat dalam

data profitabilitas PT DSS Surya Juanda selama masa periode penelitian

cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 0.003346

kali, tahun 2015 sebesar 0.004424 kali, tahun 2016 sebesar 0.005016

kali, dan tahun 2017 sebesar 0.005853 kali.

Diterimanya hipotesis yang pertama dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa besar dan kecilnya rasio perputaran piutang

berpengaruh kepada perusahaan dalam peningkatan laba bersih atau

profitabilitas perusahaan. Karena perusahaan akan mendapat

profitabilitas dari pengembalian kas atau modal kerja yang besar untuk

kembali diputar kembali menjadi barang dagangan. Namun sebaliknya,

perusahaan hanya mampu memberikan profitabilitas yang kecil atau

memadai ketika perusahaan tidak mampu meningkatkan penagihan-

penagihan piutangnya secara efektif sehingga berdampak pada kecilnya

profitabilitas yang dihasilkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mohamad Tejo Suminar (2013), Cintya Dewi Farhana (2016),

Novita Pancarini (2014), dan Nina Sufiana dan Ni Ketut Purnawati

(2013) yang menemukan hasil bahwa perputaran persediaan

berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas perusahaan.

4.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas


94

Berdasarkan hasil uji t variabel pertumbuhan penjualan

memiliki nilai t hitung > t tabel atau 3,348 < 2,015 dengan nilai signifikansi

0,002 < 0,05. Variabel pertumbuhan penjualan memiliki nilai koefisien

regresi bernilai positif sebesar 0,259. Sehingga hasil pengujian hipotesis

tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh

secara signifikan terhadap profitabilitas PT DSS Surya Juanda periode

tahun 2014-2017.

Rasio pertumbuhan penjualan berpengaruh secara positif

terhadap profitabilitas karena berdasarkan data total rata-rata

pertumbuhan penjualan PT. DSS Surya Juanda selama periode 2014-

2017 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (year on year), yang

berarti terdapat peningkatan pertumbuhan penjualan yang merupakan

hasil kemampuan manajemen dalam menembus pasar baru atau

melakukan diversifikasi produk dan saluran distribusi serta menetapkan

harga jual. Oleh karena itu pertumbuhan penjualan PT DSS Surya

Juanda selalu dipertahankan karena memiliki indikator yang dapat

meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan dapat meningkatkan laba

perusahaan. Sebagaimana dapat dibuktikan dengan data total rata-rata

profitabilitas PT. DSS Surya Juanda selama periode 2014-2017

mengalami peningkatan.

PT. DSS Surya Juanda secara umum, sepanjang periode

penelitian dapat dikatakan mengalami peningkatan rasio pertumbuhan


95

penjualan dengan baik. Pertumbuhan penjualan yang baik dapat

disimpukan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan mempertahankan posisi ekonomi serta

dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam

memasarkan hasil produknya. Dengan mengetahui seberapa besar

pertumbuhan penjualan perusahaan dapat diprediksi seberapa besar

profit yang akan didapat. Oleh sebab itu, PT DSS Surya Juanda selalu

memberi fokus lebih kepada penjualan sehingga penjualan perusahaan

terus mengalami peningkatan dan pada akhirnya mampu memberikan

keuntungan yang besar pada perusahaan. Sebagaimana jika dilihat

dalam data profitabilitas PT DSS Surya Juanda selama masa periode

penelitian cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar

0.003346 kali, tahun 2015 sebesar 0.004424 kali, tahun 2016 sebesar

0.005016 kali, dan tahun 2017 sebesar 0.005853 kali.

Diterimanya hipotesis yang pertama dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa besar dan kecilnya rasio pertumbuhan penjualan

berpengaruh kepada perusahaan dalam peningkatan laba bersih atau

profitabilitas perusahaan. Namun sebaliknya, perusahaan hanya mampu

memberikan profitabilitas yang kecil atau memadai ketika perusahaan

tidak mampu meningkatkan pemasaran barangnya secara efektif

sehingga pertumbuhan penjualan rendah dan berdampak pada kecilnya

profitabilitas yang dihasilkan.


96

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Cintya Dewi Farhana (2016) dan Gladys Suryaputra dan Yulius

Jogi Christiawan (2016), yang menemukan hasil bahwa pertumbuhan

penjualan berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas perusahaan.

4.2.4 Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Dan

Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil uji F, nilai Fhitung 140,095 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Karena Nilai F hitung > F tabel atau 140,095

> 2,82 maka dapat disimpulkan Ho5 ditolak dan Ha5 diterima. Artinya

perputaran persediaan, perputaran piutang dan pertumbuhan penjualan

secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas PT DSS Surya

Juanda periode tahun 2014-2017.

Berdasarkan uji t pada masing-masing variabel bebas

menunjukkan hasil yang secara serempak berpengaruh terhadap

variabel terikat. Karena profitabilitas jika dilihat dari perputaran

persediaan, perputaran piutang dan pertumbuhan penjualan akan selalu

mempengaruhi keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada saat

perputaran persediaan, perputaran piutang dan pertumbuhan penjualan

mengalami peningkatan maka akan memberikan peningkatan terhadap

profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut, karena semua variabel bebas secara

parsial mempengaruhi profitabilitas maka berdampak pada besarnya

hasil koefisien determinasi dimana seluruh variabel dari penelitian ini


97

mampu mempengaruhi variasi profitabilitas sebesar 90,5% yang

menunjukan bahwa pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang

dan pertumbuhan penjualan dalam memprediksi variasi profitabilitas

PT DSS Surya Juanda sangat besar. Sedangkan sisanya sebanyak 9,5%

dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

dalam penelitian ini profitabilitas mutlak dipengaruhi oleh faktor-faktor

fundamental perusahaan seperti perputaran persediaan, perputaran

piutang dan pertumbuhan penjualan.

Anda mungkin juga menyukai