Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PIDANA EKONOMI

TIPOLOGI PENCUCIAN UANG DAN PEMBERANTASANNYA

Dosen Pengampu: Rizana, S.H,.M,H

Disusun Oleh:

Kelompok 2

 Enita Oktavia Siahaan (2274201192)


 Frendy Immanuel (2274201132)
 Fredi Alexander (2274201158)
 Dian fransiska (2274201176)
 Giovanni Daniel Elber Hutagalung (2274201116)
 Febrian Aruan ( 2274201169)
 Elvan Aditiya ( 2274201163)
 Halimatun Saddiah ( 2274201130)
 Giwa Sanggika Pratama (2274201311)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


PEKANBARU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Hukum Pidana Ekonomi yang berjudul Tipologi
Pencucian Uang dan Pemberatasannya Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Hukum Pidana Ekonomi semester III dengan dosen pengampu Rizana, S.H,.M,H Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan keritik yang bersifat membangun akan penulis
terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.

Pekanbaru, Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memilki komitmen yang kuat dalam mencegah maupun memberantas tindak
pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme dan berupaya untuk memenuhi
rekomendasi internasional salah satunya Rekomendasi FATF Nomor 29, yang berbunyi:
Financial Intelligence UnitsCountries should establish a financial intelligence unit (FIU) that
serves as a national centre for the receipt and analysis of: (a) suspicious transaction reports;
and (b) other information relevant to money laundering, associated predicate offences and
terrorist financing, and for the dissemination of the results of that analysis. The FIU should
be able to obtain additional information from reporting entities, and should have access on a
timely basis to the financial, administrative and law enforcement information that it requires
to undertake its functions properly.Rekomendasi FATF Nomor 29 inimenekankan bahwa
unit intelijen keuangan di setiap negara harus melakukan analisis operasional dan strategis
untuk mengikuti jejak transaksi keuangan atau aktivitas tertentu melalui kegiatan identifikasi
tren dan pola pencucian uang serta pendanaan terorisme. Selain itu, juga harus memfasilitasi
pemberian informasi dan hasil analisis secara spontan atau berdasarkan permintaan (inquiry)
kepada Indonesia memilki komitmen yang kuat dalam mencegah maupun memberantas
tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme dan berupaya untuk memenuhi
rekomendasi internasional salah satunya Rekomendasi FATF Nomor 29, yang berbunyi:
Financial Intelligence UnitsCountries should establish a financial intelligence unit (FIU) that
serves as a national centre for the receipt and analysis of: (a) suspicious transaction reports;
and (b) other information relevant to money laundering, associated predicate offences and
terrorist financing, and for the dissemination of the results of that analysis. The FIU should
be able to obtain additional information from reporting entities, and should have access on a
timely basis to the financial, administrative and law enforcement information that it requires
to undertake its functions properly.Rekomendasi FATF Nomor 29 inimenekankan bahwa
unit intelijen keuangan di setiap negara harus melakukan analisis operasional dan strategis
untuk mengikuti jejak transaksi keuangan atau aktivitas tertentu melalui kegiatan identifikasi
tren dan pola pencucian uang serta pendanaan terorisme. Selain itu, juga harus memfasilitasi
pemberian informasi dan hasil analisis secara spontan atau berdasarkan permintaan (inquiry)
kepada

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Pencucian Uang


2. Bagaimana Tahapan Tahapan yang dilakukan saat tindakan pencucian uang
3. Langkah Langkah yang digunakan untuk menyembuyikan hasil dari pencucian uang
4. Modus yang digunakan dalam praktek pencucian uang
5. Berbagai dampak negatif yang dapat memengaruhi individu, masyarakat, dan
ekonomi secara luas akibat pencucian uang
6. Upaya yang dapat dilakukan dalam pemberantasan pencucian uang?
7. Bagaimana dinamika dan tantangan Aparat Penegak Hukum dalam hal penelusuran
aset dan pembuktiaan perkara TPPU?

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pidana Ekonomi

2. Untuk Untuk dapat mengetahui Tipologi Pencucian Uang dan Pemberatasannya

3. Untuk mengetahui bagaimana Tipologi Pencucian Uang dan Pemberatasannya dalam


Hukum Pidana Ekonomi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pencucian Uang

Pencucian uang atau yang dalam istilah Inggrisnya disebuang secara etimologis money
laundering terdiri dari kata money yanarti uang dan laundering yang berarti pencucian. Jadi
money laurlah pencucian uang. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang munculah istlah money laundering disebut
dengan Pencucian Uang, sebagaimarantum dalam judul Undang-undang tersebut dan dalam
pasal-lengingat money laundering sudah merupakan istilah yang sudadipergunakan secara
internasional, maka penulis mengunakoney laundering, dan terkadang pula menggunakan
istilah pencuclam paparan selanjutnya. Menurut Sutan Remy Sjahdeini, mengeang dimaksud
dengan istilah pencucian uang sampai saat sekaracerdapat definisi atau pengertian yang
universal dan komprehensif. IsBlack's Law Dictionary karya Henry Campbell Black
sebagaimana dikutipoleh Aziz Syamsuddin, money laundering didefinisikan sebagai berikut.
TermRemy Sjahdeini, Seluk-beluk Tindak Pidana Pencucian Uang.

Pencucian uang adalah praktik ilegal di mana individu atau organisasi mencoba untuk
melegitimasi dana yang diperoleh secara ilegal dengan mengubah asal-usulnya sehingga
tampak sah. Praktik ini mencakup serangkaian tindakan, seperti mencuci uang melalui bisnis
palsu, transfer uang melalui lembaga keuangan dengan tujuan menyembunyikan asal-
usulnya, dan penggunaan transaksi finansial yang kompleks untuk menyamarkan jejak.
Pencucian uang seringkali terkait dengan aktivitas kriminal seperti korupsi, perdagangan
narkoba, dan terorisme.

Pemberantasan pencucian uang adalah upaya untuk mencegah, mendeteksi, dan


menghentikan praktik pencucian uang. Ini melibatkan kerjasama antara lembaga keuangan,
pemerintah, dan badan penegak hukum untuk mengidentifikasi dan menghentikan transaksi
mencurigakan, memberlakukan undang-undang yang ketat, dan mengembangkan sistem
pelaporan yang efektif. Upaya ini penting untuk menjaga integritas sektor keuangan dan
mencegah dana yang diperoleh secara ilegal dari digunakan untuk aktivitas kriminal.

2.2. Bagaimana Tahapan Tahapan yang dilakukan saat tindakan pencucian uang

pencucian uang secara sederhana adalah suatu upaya untuk menyembunyikan atau
menyamarkan uang/dana yang dihasilkan dari suatu aksi kejahatan atau hasil tindak pidana
sebagaimana tercantum dalam pasal 2 UU No 8 Tahun 2010 dengan maksud untuk
menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah
menjadi harta kekayaan yang sah. Mekanisme pencucian uang secara sempurna dilakukan
dalam 3 (tiga) tahap. Adapun tahapan-tahapan pencucian uang tersebut sebagai berikut:

1. Penempatan (placement)

Merupakan upaya menempatkan uang yang berasal dari tindak pidana ke dalam sistem
keuangan (financial system) atau lembaga yang terkait dengan keuangan. Tahap penempatan
merupakan tahap pertama dalam proses pemisahan harta kekayaan hasil kejahatan dari
sumber kejahatannya.

2. Pemisahan/pelapisan (layering)

Merupakan upaya memisahkan hasil tindak pidana dari sumbernya melalui beberapa tahap
transaksi keuangan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul dana. Dalam
kegiatan ini terdapat proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi tertentu ke
tempat lain melalui serangkaian transaksi yang kompleks dan didesain untuk menyamarkan
dan menghilangkan jejak sumber dana tersebut.
3. Penggabungan (integration)

Merupakan upaya menggunakan harta kekayaan hasil tindak pidana yang telah ditempatkan
(placement) dan atau dilakukan pelapisan (layering) yang nampak seolah-olah sebagai harta
kekayaan yang sah, untuk kegiatan bisnis yang halal atau membiayai kembali kegiatan
kejahatannya. Tahapan integrasi ini merupakan tahapan terakhir dari operasi pencucian uang
yang lengkap karena memasukkan hasil tindak pidana tersebut kembali ke dalam kegiatan
ekonomi yang sah. Dengan demikian pelaku tindak pidana dapat leluasa menggunakan harta
kekayaan hasil kejahatannya tanpa menimbulkan kecurigaan dari penegak hukum untuk
melakukan pemeriksaan dan pengejaran.Namun dalam prakteknya pencucian uang tidak
harus terdiri dari ketiga tahapan tersebut. Karena bisa saja pelaku tindak pidana tidak
menempatkan hasil kejahatannya ke dalam sistem keuangan formal (placement) dalam
rangka menghindari pendeteksian oleh otoritas terkait sehingga mereka memilih untuk
langsung menggunakan uangnya untuk

2.3. Langkah Langkah yang digunakan untuk menyembuyikan hasil dari pencucian uang

Proses pencucian uang dilakukan oleh pelaku melalui serangkaian langkah yang dirancang
untuk menyembunyikan asal-usul dana ilegal atau tidak sah. Berikut adalah langkah-langkah
umum yang digunakan dalam proses pencucian uang:

1. Pemasukan Dana Ilegal: Pencuci uang memasukkan dana ilegal ke dalam sistem keuangan,
baik melalui kegiatan ilegal seperti perdagangan narkoba, korupsi, atau penipuan, atau
dengan mengalihkan dana yang sah menjadi ilegal.
2. Penyamaran Sumber Dana: Pelaku mencoba menyembunyikan asal-usul dana ilegal dengan
mengubahnya menjadi bentuk yang sah. Ini dapat mencakup mengklaim bahwa dana
tersebut berasal dari bisnis yang sah atau sumber lain yang sah.
3. Pencampuran Dana: Pencuci uang mencampuradukkan dana ilegal dengan dana yang sah
melalui serangkaian transaksi keuangan yang rumit. Mereka dapat menggunakan rekening
bank palsu atau berbagai rekening bank untuk mengaburkan jejak dana ilegal.
4. Investasi dalam Aset: Pelaku dapat menginvestasikan dana ilegal dalam aset berharga seperti
properti, kendaraan mewah, permata, atau seni. Mereka kemudian dapat menjual aset-aset ini
untuk mengubah dana ilegal menjadi dana yang sah.
5. Repatriasi Dana: Proses ini melibatkan mengembalikan dana yang telah dicuci ke dalam
mata uang asli atau negara asalnya, sehingga dana tersebut terlihat sah dan dapat digunakan
tanpa mencurigakan.
Proses pencucian uang ini sering melibatkan penggunaan berbagai metode untuk
menghindari deteksi oleh pihak berwenang. Pencuci uang dapat menggunakan perantara,
perusahaan palsu, dan berbagai trik keuangan untuk mencapai tujuan mereka. Langkah-
langkah ini dirancang untuk mengaburkan asal-usul dana ilegal dan membuatnya tampak sah
dalam mata pihak berwenang dan masyarakat umum.

2.4. Modus yang digunakan dalam praktek pencucian uang

Pencucian uang adalah tindakan ilegal yang melibatkan proses penyembunyian asal-usul
dana yang diperoleh secara ilegal dengan membuatnya tampak berasal dari sumber yang sah.
1. Kasino: Seseorang dapat mencuci uang kotor dengan menukarkan uang ilegal di
kasino dan kemudian menariknya kembali dalam bentuk chip atau kemenangan
kasino.

2. Bisnis palsu: Memiliki bisnis palsu atau fiktif yang digunakan untuk "mencuci" uang
kotor melalui transaksi bisnis palsu.

3. Pembelian properti: Membeli properti dengan uang ilegal dan kemudian menjualnya
untuk mendapatkan uang "bersih."
4. Perbankan internasional: Mengirim uang ke luar negeri melalui rekening bank palsu
atau perusahaan yang berfungsi sebagai lapisan antara untuk menyembunyikan asal-
usul dana.

5. Jual-beli barang berharga: Membeli dan menjual barang berharga seperti permata,
seni, atau logam mulia untuk mengaburkan asal-usul uang.

6. Penyelundupan: Melibatkan penyelundupan uang fisik melalui perbatasan untuk


menghindari pelacakan.

Kasus-kasus seperti ini melanggar hukum di berbagai yurisdiksi dan dapat mengakibatkan
tindakan hukum serius terhadap pelaku. Upaya pencegahan dan penindakan pencucian uang
penting untuk memerangi kejahatan finansial.

2.5. Berbagai dampak negatif yang dapat memengaruhi individu, masyarakat, dan
ekonomi secara luas akibat pencucian uang

Pencucian uang memiliki berbagai dampak negatif yang dapat memengaruhi individu,
masyarakat, dan ekonomi secara luas. Beberapa faktor dampaknya meliputi:

1. Kerusakan Integritas Keuangan: Pencucian uang merusak integritas sistem keuangan


dengan mencampurkan dana ilegal ke dalam aliran keuangan yang sah, yang dapat
mengurangi kepercayaan dalam pasar keuangan.

2. Meningkatnya Kejahatan Terkait: Pencucian uang sering terkait dengan kejahatan


serius seperti korupsi, perdagangan narkoba, dan terorisme. Ini dapat menyebabkan
peningkatan aktivitas kejahatan yang merugikan masyarakat.

3. Gangguan Ekonomi: Pencucian uang dapat mengganggu ekonomi dengan


menciptakan ketidakstabilan keuangan, inflasi, dan fluktuasi mata uang.
4. Ketidaksetaraan Sosial: Praktik pencucian uang dapat memperburuk ketidaksetaraan
sosial dengan memungkinkan orang kaya untuk menyembunyikan aset mereka
sementara banyak orang miskin tetap terpinggirkan.

5. Hilangnya Pajak: Pencucian uang dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan pajak


yang seharusnya digunakan untuk layanan publik seperti pendidikan dan perawatan
kesehatan.

6. Kerugian Reputasi: Institusi keuangan yang terlibat dalam pencucian uang dapat
mengalami kerugian reputasi, yang dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dan
investor.

7. Hambatan Pembangunan Ekonomi: Pencucian uang dapat menjadi hambatan bagi


pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil di berbagai negara.

Untuk mengatasi dampak pencucian uang, pemerintah, institusi keuangan, dan


lembaga berwenang bekerja sama untuk menerapkan regulasi yang lebih ketat dan
meningkatkan tindakan penegakan hukum.

2.6 Upaya yang dapat dilakukan dalam pemberantasan pencucian uang

Pencegahan tindakan pencucian uang adalah suatu proses yang kompleks dan penting dalam
melindungi sistem keuangan dari penyalahgunaan dana ilegal. Berikut adalah jawaban lebih panjang
mengenai cara-cara pencegahan pencucian uang:

1. Regulasi dan Kepatuhan Hukum: Pemerintah perlu memiliki undang-undang dan


regulasi yang ketat terkait pencucian uang. Lembaga keuangan dan bisnis lainnya
harus mematuhi regulasi ini, termasuk dalam melaksanakan prosedur KYC (Know
Your Customer) dan AML (Anti-Money Laundering).
2. Know Your Customer (KYC): Lebih lanjut, bank dan lembaga keuangan harus
memiliki prosedur KYC yang efektif, yang mencakup verifikasi identitas pelanggan
dengan cermat, serta pemantauan transaksi yang mencurigakan.

3. Pelaporan Transaksi Mencurigakan: Bank dan lembaga keuangan harus aktif


melaporkan transaksi yang mencurigakan kepada otoritas terkait, seperti Financial
Intelligence Units (FIUs).

4. Pengawasan Internal: Lembaga keuangan harus memiliki unit pengawasan internal


yang berkualitas tinggi yang bertugas untuk mengidentifikasi dan melaporkan
tindakan mencurigakan.

5. Pelatihan Karyawan: Penting untuk memberikan pelatihan kepada karyawan bank


dan lembaga keuangan dalam mengenali tanda-tanda pencucian uang dan tindakan
mencurigakan.

6. Penggunaan Teknologi: Teknologi seperti analitik data dan kecerdasan buatan dapat
membantu dalam mendeteksi pola pencucian uang. Sistem pemantauan transaksi
otomatis juga sangat berguna.

7. Kerja Sama Internasional: Kerja sama antarnegara dalam pertukaran informasi dan
data terkait pencucian uang sangat penting. Ini membantu dalam menghentikan aliran
dana ilegal melintasi batas negara.

8. Hukuman yang Tegas: Mengenakan hukuman yang tegas terhadap pelaku pencucian
uang adalah bagian penting dalam mencegah tindakan ini.

9. Penyadaran Publik: Edukasi publik mengenai bahaya pencucian uang dan cara
melaporkannya juga penting.
10. Audit dan Evaluasi Reguler: Bank dan lembaga keuangan harus menjalani audit dan
evaluasi reguler untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan efektivitas
program pencegahan pencucian uang.

Pencegahan pencucian uang adalah tanggung jawab bersama pemerintah, lembaga


keuangan, dan masyarakat untuk memastikan integritas sistem keuangan dan mencegah
penyalahgunaan dana ilegal.

2.7 Bagaimana dinamika dan tantangan Aparat Penegak Hukum dalam hal
penelusuran aset dan pembuktiaan perkara TPPU?

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keseluruhan responden riset dalam


menanganiperkara pencucian uang, maka dapat diperoleh beberapa perkembangan.Dalam
penanganan perkara pencucian uang tentunya terdapat dinamika dan tantangan yang dialami
oleh Aparat Penegak Hukum. Berdasarkan kuesioner maupun wawancara kepada responden,
diketahui beberapa dinamika dan tantangan yang dialami oleh Aparat Penegak Hukum
khususnya dalam hal penelusuran dan pembuktian perkara pencucian uang, di antaranya:

a. Proses pembuktian perkara TPPU

1. Terhadap tersangka korupsi diperlukan tata cara yang jelas karena seringkali menyangkut

kekayaan perusahaan.

2. Perkara TPPU modusnya semakin beragam. Pelaku bisa menggunakan transaksi


keuangan dan rekening milik anak buah/staf/saudaranya. Kita harus menentukan apakah aset
diperoleh dari TPPU atau hasil dari usaha atau pekerjaan resmi.
b. Proses penelusuran aset:

1. Diperlukan waktu yang lama untuk penelusuran aset, penyitaan aset, perampasan aset;

2.. Terdapat hasil penyamaran terhadap aset yang diduga diperoleh dari hasil kejahatan;

3.. Birokrasi dalam permintaan data transaksi terlalu panjang, memakan waktu berhari-hari
4. Tidak ditemukannya sebagian uang hasil tindak pidana karena adanya perbedaan data
transaksi antar bank sehingga aliran dana tidak diketahui. Di samping itu, terdapat beberapa
dinamika dan tantangan lain yang dihadapi oleh Aparat Penegak Hukum dalam menangani
perkara tindak pidana pencucian uang, di antaranya adalah:

a. Dakwaan Pasal 4 UU PP TPPU agak sulit pembuktiannya dibandingkan Pasal 3;

b. Jika berkas yang dilimpahkan (kepada responden Kejaksaan) masih mentah, diperlukan
waktu untuk menemukan bukti-bukti dan fakta-fakta;

c. Respons PPATK ketika diundang memberikan keterangan ahli dan informasi transaksi
lama/tidak terdapat respons;

d. Pada saat penyitaan barang bukti rumah, tidak diikuti dengan pemblokiran sertipikat ke
BPN;

e. Jangka waktu untuk menyidik transaksi keuangan mencurigakan tidak cukup; dan

f. Kesul
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencucian uang adalah proses ilegal untuk menyamarkan asal-usul dana yang berasal dari
kegiatan ilegal, seperti narkotika, korupsi, atau perdagangan manusiass.Terdapat berbagai
jenis tipologi pencucian uang, termasuk pemalsuan dokumen, perusahaan
palsu,penggunaan agen antarpos, dan lain sebagainya. Upaya pemberantasan pencucian
uang sangat penting untuk mencegah kejahatan terkait dan melindungi integritas sistem
keuangan. Langkah-langkah pemberantasan mencakup peraturan ketat, kerja sama
internasional, pelatihan bagi profesional keuangan, dan pemantauan transaksi keuangan
yang mencurigakan. Kesadaran masyarakat tentang pencucian uang dan perannya dalam
memberantasnya juga krusial. Dalam upaya mengatasi masalah pencucian uang, kerjasama
antara lembaga pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat diperlukan untuk
menciptakan sistem keuangan yang lebih aman dan terhindar dari aktivitas ilegal.
KESIMPULAN

Asia-Pacific Group on Money Laundering. APG Yearly Typologies Report 2017.

http://www.apgml.org/includes/handlers/get-document.ashx?d=41f45467-8303-

4b70-8791-038e5d4925f8. 17 Oktober 2018

Basuki, Sulistyo. 2005. Metodologi kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ilmu

perpustakaan dan informasi.

www.academia.edu/9912225/Metodologi_kuantitatif_dan_kualitatif_dalam_penelitian

_ilmu_perpustakaan_dan_informasi. 22 Februari 2016

FATF. 2012. International Standards on Combating Money Laundering and The Financing of

Terrorism & Proliferation The FATF Recommendation. http://www.fatf-

gafi.org/publications/fatfrecommendations.d.ocuments/fatf-recommendations.html.

15 Februari 2016

____. 2013. Methodology For Assesing Technical Compliance with The FATF

Recommendation and The Effectiveness of AML/CFT System. http://www.fatf-

gafi.org/publications/fatfrecommendations.d.ocuments/fatfissuesnewmechanismto

strengthenmoneylaunderingandterroristfinancingcompliance.html. 15 Februari

2016

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Husein, Yunus. 2007. Bunga Rampai Anti Pencucian Uang. Bandung: Books Terrace & Library.

____. 2008. Negeri Sang Pencuci Uang. Jakarta: Pustaka Juanda Tigalima.

NRA Working Group. 2015. Penilaian Risiko Nasional Pencucian Uang. Tidak Dipublikasikan.

Jakarta: PPATK

Office of the Controller of the Currency. 2002. Money Laundering: A Banker’s Guide to

Avoiding Problems. http://www.occ.gov/topics/bank-operations/financial-

crime/money-laundering/money-laundering-2002.pdf. 10 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai