Disusun Oleh :
JURUSAN FISIOTERAPI
2023
1
Lembar Pengesahan
Disusun Oleh:
Mengetahui,
Ka. Instalasi/Ka. Klinik/Ka. Ruang
Rehab Medik
2
DAFTAR ISI
3
F. TEKNOLOGI INTERVENSI................................................................................................................23
G. RENCANA EVALUASI......................................................................................................................24
H. PROGNOSIS....................................................................................................................................24
I. PELAKSANAAN TERAPI...................................................................................................................24
J. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT.....................................................................................................25
K. EDUKASI.........................................................................................................................................28
L. HASIL TERAPI AKHIR.......................................................................................................................28
BAB IV........................................................................................................................................................29
PENUTUP...................................................................................................................................................29
A. Kesimpulan....................................................................................................................................29
B. Saran..............................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................30
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan kedalam ruang subaraknoid atau
langsung kedalam jaringan otak.(4) Stroke hemoragik dapat dibagi menjadi 2 subtipe,
yaitu perdarahan intraserebral (PIS) yaitu terjadi perdarahan langsung kejaringan otak
atau disebut juga sebagai perdarahan parenkim otak, dan perdarahan subarakhnoid
(antara arachnoid dan piamater).(2)
5
B. Rumusan Masalah
rasa lelah, meningkatkan mobilitas sangkar thoraks dan kemampuan fungsional jantung
C. Tujuan Penulisan
penatalaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri. sesak napas dan rasa lelah,
meningkatkan mobilitas sangkar thoraks dan kemampuan fungsional jantung pada pasein
CVA ICH.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
medis lainnya.
pada pasien CVA ICH yang dapat dipertimbangkan untuk pelayanan fisioterapi di
3. Bagi Pembaca
6
Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang CVA ICH.
BAB II
KAJIAN TEORI
Jantung Sistem persarafan manusia dibagi menjadi 2 bagian yaitu saraf pusat (otak) dan
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata),dan jembatan varol (pons)
a. Otak besar (serebrum)
7
tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan
terdapat di bagian belakang.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di
depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang
mengatur kerja kelenjar kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak
tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar
yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
8
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel
3. Vaskularisasi otak
Aliran darah serebral (CBF) adalah suplai darah ke otak dalam jangka waktu
tertentu . Pada orang dewasa, CBF biasanya 15% supply darah (750-800 ml/menit)
dari supply darah keseluruhan (5 Liter) dari curah jantung. Ini setara dengan perfusi
rata-rata 50 hingga 54 mililiter darah per 100 gram jaringan otak per menit. Berat
masa otak hanya 2% dari berat tubuh keseluruhan, menggunakan 20% total oksigen
dan 25% total glukosa, supply darah ke otak melewati 2 sistem, yakni anterior sistem
Anterior sistem (Carotid) dimulai dari percabangan arteri carotid yang berasal dari
aorta, arteri carotid kemudian terbagi menjadi 2, internal carotid dan eksternal carotid,
arteri internal carotid bagian kanan dan kiri menembus lapisan otak dimulai dari
9
duramater, arachnoid yang kemudian berada pada ruang subarachnoid (antara
arachnoid dan piamater), arteri internal carotid selanjutnya terbagi menjadi 2, yakni
mensupply lobus otak bagian frontal (fungsi motoric ekstremitas bawah dan
perineum) dan lobus parietal (fungsi sensoris ekestremitas bawah dan perineum),
gangguan pada anterior cerebral arteri menampilkan gejala paralisis kontralateral dan
gangguan sensoris pada ekstremitas bawah dan perineum ditunjukkan dengan gejala
incontinence.
Cabang arteri internal carotid dari medial menuju ke lateral disebut sebagai
Medial Cerebral Arteri (MCA), arteri ini mensupply lobus frontal (fungsi motorik
ekstremitas atas dan pusat ekspresif bicara/broca jika terjadi pada hemisphere kiri),
lobus parietal dan temporal (fungsi sensori ekstremitas atas dan pusat pemahaman
bicara/Wernicke jika terjadi pada hemisphere kiri). Selain itu medial cerebral arteri
ganglia/nuclei.
Cerebrovascular accident (CVA) hemorrhage atau stroke hemoragik adalah stroke yang
terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan
kedalam ruang subaraknoid atau langsung kedalam jaringan otak. (4) Stroke hemoragik dapat
dibagi menjadi 2 subtipe, yaitu perdarahan intraserebral atau intracerebral hemorrhage (ICH)
yaitu terjadi perdarahan langsung kejaringan otak atau disebut juga sebagai perdarahan
10
parenkim otak, dan perdarahan subarakhnoid atau subarachnoid hemorrhage (SAH) yaitu
C. Epidemiologi CVA
12
talamus, putamen, serebelum, dan batang otak. Selain daerah otak yang rusak
karena perdarahan, otak sekeliling dapat rusak karena tekanan yang disebabkan
efek masa hematom. Peningkatan tekanan intrakranial dapat terjadi.7
Pada sekitar 40% kasus ICH, perdarahan menyebar sampai ventrikel serebri
menyebabkan perdarahan intraventrikel. Perdarahan intraventrikel dapat
menyebabkan hidrosefalus obstruksi dan memperburuk prognosis. ICH dan edema
yang terjadi dapat mengganggu dan menekan jaringan sekitar. Hal ini yang
menyebabkan gangguan neurologis.36 Tergesernya parenkim otak dapat
meningkatkan tekanan darah intrakranial dengan menyebabkan sindroma herniasi.7
E. Etiologi CVA ICH
Gejala stroke yang ditandai dengan nyeri kepala hebat, muntah, tekanan
darah sistolik > 220 mmHg, defisit neurologis fokal, gangguan kesadaran, dan
onset secara tiba-tiba diasumsikan merupakan stroke hemoragik. 39 Untuk
membedakan perdarahan atau iskemik dan penyebab gangguan neurologis yang
lain, pemeriksaan neuroimaging stroke yang merupakan gold standard adalah
CT-Scan atau MRI.8
13
CT-Scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi, ukuran infark
atau perdarahan, apakah perdarahan dapat menyebar ke ruang intraventrikular,
serta membantu perencanaan operasi. Di antara pasien yang diperiksa head CT
dalam 3 jam setelah onset ICH, 28-38% mengalami ekspansi hematoma.
Ekspansi hematom diketahui merupakan perburukan klinis dan peningkatan
morbiditas dan mortalitas.8
14
darah diperiksa juga untuk menyingkirkan hipoglikemia yang memberikan
gambaran klinik menyerupai stroke.8
Pemeriksaan lain yang diperlukan pada keadaan tertentu seperti tes faal
hati, saturasi oksigen, analisa gas darah, toksikologi, kadar alkohol dalam darah,
pungsi lumbal (apabila dugaan kuat perdarahan subarakhnoid, tetapi gambaran
CT scan normal), elektroensefalografi (terutama pada paralisis Todd).8
15
BAB III
Nama : Ny. S
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
16
Alamat : Istana Mega Asri Blok A
No. RM : 234737
(Diagnosa medis, catatan klinis, medika metosa, hasil lab, radiologi, dll)
Piracetam 2x1,
Dhepalcote 2x1,
Hasil Lab : -
Radiologi : CT Scan = CVA Bleeding ICH pada pons dengan volume kurang
17
C. SEGI FISIOTERAPI
1. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Tanggal pemeriksaan :
Keluhan Utama : Px mengeluh tubuh sisi kanan terasa lemah dan sulit untuk
digerakkan.
terbangun dari tidur dan merasa kesakitan kepala, lalu tidak sadarkan diri. Pagi
18
harinya pasien terbangun dan mual, lalu dibawa ke IGD dan dilakukan CT Scan
dengan hasil CVA bleeding ICH, lalu dilakukan operasi pada tanggal 19 Agustus
2023. Kemudian, pasien dirawat di ICU selama 9 hari dan dirawat inap selama 2
minggu. Sekarang, pasien menjalani pengobatan di poli bedah saraf dan rehab
medik.
2. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
badan )
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,4⁰C
Berat badan : 52 kg
a) Inspeksi / Observasi
Statis
Dinamis
19
b) Palpasi
c) Joint Test
Gerak Aktif : Pasien tidak mampu menggerakkan AGA sisi dextra secara aktif
dan dengan LGS penuh, namun, untuk AGB sisi dextra mampu menggerakkannya
secara aktif dan dengan LGS penuh.
Gerak Pasif : Anggota gerak sisi dextra dan sinistra mampu digerakkan secara
pasif dan dengan LGS penuh.
Gerak Isometrik : -
d) Muscle Test
MMT :
e) Neurological Test
(Pemeriksaan reflek, myotom test, dermatom test, Straight Leg Raising, dll)
Tes Sensorik
1) Tajam-Tumpul : (+)
2) Kasar-Halus : (+)
Tes Refleks
20
1) BPR : (+)
2) TPR : (+)
3) APR : (+)
4) KPR : (+)
1. Pemeriksaan Spesifik
a) Asworth Scale
Aktivitas Nilai
Makan 1
Mandi 1
Berpakaian 1
BAB 1
BAK 1
Personal Hygene 1
Toileting 0
Berpindah 0
Mobilitas 1
Naik-turun tangga 0
Total 7
21
A. UNDERLYING PROCCESS
22
(CLINIC REASONING)
23
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
Adanya Gerakan
2. Functional Limitation
3. Participation Restriction
E. PROGRAM FISIOTERAPI
Meningkatkan senso-motorik
24
Tujuan Jangka Panjang
F. TEKNOLOGI INTERVENSI
Electrical Stimulation
motorik)
G. RENCANA EVALUASI
H. PROGNOSIS
bantuan
AG sisi lesi
I. PELAKSANAAN TERAPI
a. Electrical Stimulation
25
Pasien berbaring terlentang, posisi nyaman kepala tersangga bantal. Elektroda
terpasang pada AGA dan AGB sisi kanan.
b. PNF
c. Transfer ambulasi
d. Kontrol Postur
Posisi pasien duduk, lalu pasien diminta untuk menegakkan badan dengan
kedua tangan menyangga tepat di samping tubuh.
MMT
MMT T1 T2 T3
Shoulder 0 0 1
Elbow 0 0 1
Wrist 0 0 1
Hip 3 3 3
Knee 3 3 3
Ankle 3 3 3
Indeks Barthel
Aktivitas T1 T2 T3
Makan 1 1 1
Mandi 1 1 1
Berpakaian 1 1 1
BAB 1 1 1
BAK 1 1 1
26
Personal Hygene 1 1 1
Toileting 0 0 0
Berpindah 0 0 0
Mobilitas 1 1 1
Naik turun tangga 0 0 0
Total 7 7 7
Tak ada perubahan pada fungsional pasien dilihat dari indeks Barthel pasien tetap
ketergantungan berat
Sensoris
Pemeriksaan 2 Menit Pre Exc 2 Menit Post Exc 5 Menit Post Exc
Tajam-tumpul + + +
Kasar-halus - - -
Setelah melakukan terapi sebanyak 3x pasien atas nama Ny. S. dengan usia 22
tahun setelah diberikan terapi berupa ES, PNF, transfer ambulasi, dan kntrol postur
didapatkan hasil ada sedikit kenaikan pada nilai kekuatan ototnya namun,
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasien Ny. M usia 59 tahun dengan diagnose HHF , setelah mendapatkan penanganan
fisioterapi dengan latihan aerobic exercise berupa static cyle exercise dan breathing
exercise berupa breathing control. Hal ini diharapkan dapat membantu pasien untuk
B. Saran
1. Bagi pasien dengan kondisi HHF dianjurkan agar sering latihan seperti yang
sudah diajarkan oleh terapis di Rumah Sakit. Pasien dan keluarga pasien juga
kondisi HHF agar segera diperiksa ke dokter atau tenaga medis untuk segera
maka perlu adanya alat yang menunjang pelayanan secara optimal. Hal ini selain
DAFTAR PUSTAKA
Diamond JA, PhillipsRA. Hypertensive Heart Disease. Hypertens Res Vol. 28, No. 3
http://www.nature.com/hr/journal/v28/n3/abs/hr200525a.html
Prawisanthi GAR, Pratanu I, Hipertensi Gagal Jantung. Seri Buku Ilmiah Kardiologi
Soetomo. AHA. Heart disease and stroke statistics 2004 update. Dallas:
Price SA, Wilson LM. Prosedur diagnostik Penyakit Kardiovaskuler. In: Hartanto H,
PAPDI. 2000. Nongestif Hearth Failure (New Zork Heart Assoniation (NZHA)).
29