LAPORAN KASUS
OLEH :
PO.71.3.241.18.1.011
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus preklinik atas nama Hardina Miftahul Jannah dengan Nim :
fungsional telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan selama
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
“Penatalaksanaan Fisioterapi pada nyeri punggung bawah et causa Hernia
Nukleus Pulposus”.dapat terselesai dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagi pihak. Untuk itu perkenankan saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penyusun juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak guna perbaikan laporan ini. Penyusun juga memohon maaf yang
sebesar-besarnya jika dalam laporan ini terdapat hal-hal yang tidak berkenan bagi
pembaca. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu terselesai laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
TINJAUAN KASUS................................................................................................................3
A. Tinjauan Tentang Anatomi Fisiologi........................................................................3
B. Tinjauan Tentang HNP..............................................................................................5
1. Definisi.....................................................................................................................5
2. Etiologi.....................................................................................................................7
3. Patofisiologi.............................................................................................................8
4. Gambaran Klinis....................................................................................................10
C. Tinjauan Tentang Pengukuran Fisioterapi............................................................10
D. Tinjauan Tentang Intervensi Fisioterapi................................................................17
BAB III.................................................................................................................................33
PROSES ASSESSMEN FISIOTERAPI.............................................................................33
A. Identitas Pasien.........................................................................................................33
B. History Taking..........................................................................................................33
C. Inspeksi/Observasi...................................................................................................34
D. Pemeriksaan/Pengukuran Fisioterapi.....................................................................35
E. Problematika Fisioterapi.........................................................................................48
BAB IV..................................................................................................................................50
INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI.............................................................50
A. Rencana Intervensi Fisioterapi................................................................................50
B. Strategi Intervensi Fisioterapi.................................................................................50
C. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi........................................................52
D. Edukasi dan Home Program...................................................................................56
E. Evaluasi Fisioterapi.................................................................................................56
v
BAB V...................................................................................................................................58
PEMBAHASAN...................................................................................................................58
A. Pembahasan Assessment Fisioterapi.......................................................................58
B. Pembahasan intervensi fisioterapi..........................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam hal ini maka manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya
dilakukan. Hal ini dapat menimbulkan beberapa keluhan nyeri, salah satu
Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua
nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu,
berasal dari radiks posterior L4 – S3 dan dapat terjadi pada setiap bagian
(Borenstein,1989).
berada pada urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan migren yang
kota di Indonesia juga oleh Pokdi Nyeri PERDOSSI tahun 2002 ditemukan
5,46 ± 2,56 yang berarti nyeri sedang sampai berat. 50% diantaranya adalah
BAB II
TINJAUAN KASUS
Anatomi Fisiologi
anterior, suatu pita tebal dan lebar, berjalan memanjang pada bagian depan
menahan gaya fleksi. Ligamentum anterior lebih kuat dari pada posterior,
sehingga prolaps diskus lebih sering kearah posterior. Pada bagian posterior
terdapat struktur saraf yang sangat sensitif terhadap penekanan yaitu radiks
yang di atas dan dibawahnya oleh dua lempengan tulang rawan yang tipis.6
penyambung dan sel-sel tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai peredam
sekeliling tong air atau seperti gulungan pegas, yang menarik korpus
vertebralis. Diskus paling tipis terdapat pada daerah torakal sedangkan yang
1. Definisi
ketika salah satu bantalan atau cakram (disc) tulang rawan dari tulang
belakang menonjol keluar dan menjepit saraf. Penyakit ini sering disebut
HNP sering menyerang orang dengan usia 30–50 tahun. HNP lebih sering
pada pria sebanyak dua kali lipat dibandingkan wanita. HNP paling sering
6
terjadi pada punggung bawah.Saraf tulang belakang yang kejepit ini dapat
atas, atau nyeri pada leher, tergantung lokasi terjadinya HNP. Sebagian
besar penyakit HNP dapat sembuh dengan sendirinya. Namun bila nyeri
pada pasien.
fibrosus dari diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture
lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan L5-S1. Kompresi saraf pada level
ini melibatkan root nerve L4, L5, dan S1. Hal ini akan menyebabkan
nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai. Kebas dan nyeri menjalar yang
pada grup otot tertentu namun jarang terjadi pada banyak grup otot (Lotke
dkk, 2008).
7
Gambar 2.1
2. Etiologi
oleh karena adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai
Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini
disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi, 2012).
8
3. Patofisiologi
menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah
terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya
saja. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan sebagai gaya traumatik ketika
ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan
dikenal sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial pada
lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah
vertebralis.
Gambar 2.7
4. Gambaran Klinis
bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas
pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada punggung bawah, di
tengah-tengah area bokong dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki.
Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex achiller negative.
Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan di
punggung bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan
reflex Achilles, defisit sensorik pada malleolus lateralis dan bagian lateral
1. Pengukuran Nyeri
Nyeri adalah rasa yang tidak menyenangkan, yang dapat terjadi oleh
a. Nyeri Primer
11
b. Nyeri Sekunder
terbakar dan lama timbulnya, umpanya sakit gigi yang amat sangat
c. Nyeri Akut
d. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah nyeri menahun dapat sentral dan perifer, nyeri
ini tak member tahu adanya kerusakan jaringan, akan tetapi terdapat
ditoleransi
aktivitas
- Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa
gravitasi.
visual
1 Trace Penguji dapat mendeteksi adanya kontraksi dari satu
ari sendinya.
2 Poor Otot dapat memnuhi full ROM dalam posisi yang
horizontal
3 Fair Otot atau group otot dapat memnuhi ROM penuh dan
14
tengah-tengah ROM
5 Normal Dapat memnuhi ROM dan melawan tahanan
maksimal
3. Pengukuran fungsional/disabilitas
.Disability Index (ODI) saat ini dianggap sebagai salah satu standar
seluruh skor.
skor poin total dibagi dengan jumlah kondisi yang terisi, lalu
dikalikan 5.
Biasanya tidak ada indikasi untuk pengobatan terlepas dari nasihat untuk
16
mengangkat dan duduk dengan cara yang benar agar tidak bertambah
81% ̶100%, dimana pasien tidak dapat melakukan aktifitas sama sekali
4. Scober test
17
metode I, dimana bila ingin mengukur luas dari gerakan fleksi dan
titik satunya pada S1, lalu minta pasien untuk melakukan gerakan
ialah dengan menempatkan satu titik meteran pada ujung jari tengah
dan satu titiknya lagi pada lantai, lalu minta pasien untuk melakukan
Definisi
yang dekat dengan permukaan kulit. Salah satu tujuan utama dari
yang signifikan.
Efek fisiologis
1. Perubahan panas
temperatur 1°C.
- Reaksi general
aplikasinya lokal.
2. Jaringan ikat
kedalamannya ± 3 cm.
3. Jaringan otot
4. Jaringan syaraf
ambang rangsang.
Efek terapeutik
kontraktur jaringan.
a. Persiapan alat
b. Tes alat
persiapan pasien :
c. Tes sensibilitas
d. Jarak 5-10 cm
thermal)
Indikasi
Kontraindikasi
a. Adanya logam.
e. Gangguan sensibilitas.
g. Infeksi akut.
2. Stretching
Definisi
21
dilakukan oleh terapis, atau gaya stretch berasal dari terapis atau orang
detik atau 60 detik lebih baik dari pada 15 detik. (Anshar dkk, 2014)
Tipe-tipe sendi
Jenis ini banyak digemari oleh atlet, pelatih, trainer, dsb karena
Metode Stretching
-Posisikan badan dimana otot atau grup otot yang ingin di stretch
Indikasi
menyebabkan ROM.
Kontraindikasi
-Terdapat nyeri tajam dan akut pada gerak sendi atau pemanjangan
otot.
Definisi
memiliki kurva, yang dikenal sebagai kurva cervical atau lumbal akan
mengalami distprsi dan spine akan menjadi lebih tegang. Keadaan ini
yang ringan dan perlu istirahat, maka kebiasaan postur yang baik
-Mengembalikan fungsi.
Indikasi
-Gangguan diskus
Kontra indikasi
-Fraktur
sendi.
26
nyeri meningkat pada tahap awal latihan. Kemdian pada saat pasien
secara perlahan dan bertahap akan turun. Hal ini biasanya terjadi selam
sessio latihan pertama dan kemudia akan diikuti oleh nyeri yang
adanya efek gerak sendi dan otot, akan menghasilkan efek gerak pada
dapat menurunkan beban strain pada otot dan akhirya ketegangan otot
akan menurun.
10 kali pengulangan.
Latihan ini sangat berguna dan efektif dalam pengobatan akut low
dan kedua kaki datar pada lantai. Kemudian bawa kedua lutut ke
6) Posisi pasien duduk di kursi atau stool dengan kedua lutut dan kaki
kali. Latihan ini menjadi lebih efektif dengan kedua tangan pada
4. Core Stability
dan juga berkenaan dengan titik tumpu dari gaya gravitasi. Pada
Abdominis,Sacrospinalis khususnya LongissimusThoracis, dan Diafra
tidak heran jika setiap gerakan fungsional dari anggota gerak akan
saling berkaitan erat dengan core muscle ini. Karena Core muscle
otot.
menjadi tua.
Indikasi
-Gangguan Stabilitas
32
Kontraindikasi
-Spinal fraktur
-Masalah kardiovaskular
BAB III
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. X
Umur : 64 Tahun
Agama : Islam
B. History Taking
kaki kiri. Nyeri dirasakan pada saat pagi hari saat ingin beraktivitas
- Vital sign
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 3,7 oC
Pernafasan : 20 x/menit
C. Inspeksi/Observasi
34
1. Statis
Anterior :
Pasien nampak lateral shift ke kiri
Posterior :
kiri.
Lateral :
posisi berdiri
2. Dinamis :
Pada saat berjalan berat badan bertumpu pada kaki yang sehat
(kanan).
Langkah kaki sebelah kiri lebih cepat dari pada kaki sebelah
kanan.
D. Pemeriksaan/Pengukuran Fisioterapi
1. Pemeriksaan
Hasil:
35
Interpretasi:
Test trendelenberg
sisi kri
Gerak aktif
- Fleksi
- Ekstesi
- Rotasi kanan
- Rotasi kiri
Hasil :
c. Gerak pasif
- Fleksi
- Ekstesi
- Rotasi kanan
- Rotasi kiri
Hasil :
Feel
End Feel
Feel
Feel
- Fleksi
- Ekstesi
- Rotasi kanan
- Rotasi kiri
Hasil :
Bagus
Pemeriksaan Spesifik
38
a. Palpasi
pasien.
- Prosedur pelaksanaan :
c. Bragard test
d. Slump test
- Prosedur pemeriksaan :
kaki pasien.
e. Patrick Test
sisi medial knee pasien yang dites, lalu menekan tungkai pasien
kearah abduksi.
g. Quadrant test
- Prosedur pemeriksaan
pasien
sciatic nerve.
Hasil :
1. Nyeri diam : 0
2. Nyeri tekan : 7
Intensitas Nyeri
nyeri
pereda nyeri
saya alami
nyeri
nyeri
diri saya
tidur
Mengangkat
tetapi saya dapat menangi benda ringan dan sedang pada tempat
Berjalan
merangkat ke toilet
Duduk
saya suka
saya suka
Berdiri
menambah nyeri
menambah nyeri
Tidur
45
nyeri
Berpergian
dibawahsetengah jam
mengangkat,membersihkan rumah)
ringan
PERTANYAAN SKOR
0 1 2 3 4 5
Intensitas Nyeri 1
Mengangkat 3
Berjalan 3
Duduk 2
Berdiri 3
Tidur 5
47
Berpergian 1
Nilai rata-rata 23
Jumlah Skor 51
Hasil : Disabilitas parah
Scober Test
scober. Metode ini terbukti efektif untuk mengukur luas gerk dari
metode I, dimana bila ingin mengukur luas dari gerakan fleksi dan
titik satunya pada S1, lalu minta pasien untuk melakukan gerakan fleksi
dan ekstensi.
Hasil
1. Fleksi
- Posisi awal : 30 cm
- Posisi akhir : 36 cm
2. Ekstensi
- Posisi awal : 30 cm
48
- Posisi akhir : 26 cm
E. Problematika Fisioterapi
. Membuktikan
1 Impairtment
a. Nyeri radikular Tes neurologis
erector spine
d. Kelemahan otot MMT
2 Activity limitation
a. Kesulitan aktivitas Pengukuran ODI
memindahkan/mengangkat
barang
b. Kesulitan berjalan Pengukuran ODI
lama,duduk lama,berdiri
di tempat kerja
b. Sulit beribadah Pengukuran ODI
BAB IV
49
pasien
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan LGS
.
1. Impairtment
a. Nyeri radikuler Mengurangi nyeri Micro Wave
erctor spine
c. Lgs dan kekuatan Meningkatkan Lgs dan Core Stability, Mc.
memindahkan/men melakukan
mengangkat barang)
b. Kesulitan berjalan Mengembalikan aktivitas Mc. Kenzie Exercise
lama,duduk berjalan,duduk,berdiri
dan tidur
3 Participation
restriction
a. Sulit melakukan Mengembalikan aktivitas Mc. Kenzie
posisi berdiri
b. Sulit beribadah Mengembalikan aktivitas Mc. Kenzie Exercise
a. MWD
Prosedur :
tengkurap.
51
pasien.
pengaplikasian MWD.
Dosis :
F : 3 Kali seminggu
I : 60 W
T : Metode segmental
T : 10 menit
Exercise Terapi
1. Stretching
Prosedur
mungkin.
Larihan 1
Latihan 2
Latihan 3
53
Posisi tengkurap, posisi tangan seperti push up, lalu gerakan tekna
Latihan 4
scara bergantian.
Latihan 5
Posisi berdiri tegak , kaki agak terbuka, kedua tangan pada pinggang,
3. Core Stability
rantai kinetik.
Teknik :
1. Edukasi
- Menjaga postur tubuh yang benar pada saat berdiri atau duduk
2. Home Program
- Meminta pasien untuk melakukan latihan Mc. Kenzie dan core stability
E. Evaluasi Fisioterapi
November 2020
56
terdapat nyeri
local
2 Pada tanggal 12 Core stability, Mc. Ada kesulitan Masih ada
gangguan aktivitas
fungsional pada
lumbal
3 Pada tanggal 16 Core stability Kesulitan Masih sulut
melakukan
sholat
BAB V
PEMBAHASAN
2. Inspeksi/Observasi
shift ke kiri
3. Pemeriksaan/pengukuran Fisioterapi
Pemeriksaan
a. Palpasi
menekan dan meraba pada bagian tubuh yang akan di periksa untuk
mengetahui adanya spasme otot, nyeri dll. Saat palpasi dilakukan, posisi
Tes ini dilakukan secara pasif, posisi pasien tidur terlentang dengan
58
tungkai lurus normal, hip medial rotasi an adduksi, lutut ekstensi stetlah
paha(Magee, 2006)
c. Bragard test
Tes ini dilakukan dengan cara pasif, posisi pasien tidur telentang dengan
tungkai lurus normal, hip medial rotasi dan adduksi, lutut ekstensi,
d. Slump test
e. Patrick Test
pasien yang dites kearah fleksi knee dengan menempatkan ankle diatas
SIAS pasien pada tungkai yang tidak di tes dengan menggunakan satu
tangan dan tangan satunya pada sisi medial knee pasien yang dites, lalu
g. Quadrant test
menahan dorongan tersebut, lalu nilai atau skor akan dicatat sesuai
Pengukuran
a. Vas
Vas digunakan untuk mengukur kwantitas dan kwalitas nyeri yang pasien
c. Scober test
mengukur luas dari gerakan fleksi dan ekstensi ialah dengan cara
menempatkan satu titik meteran di C7 dan titik satunya pada S1, lalu
titik meteran pada ujung jari tengah dan satu titiknya lagi pada lantai, lalu
minta pasien untuk melakukan gerakan lateral fleksi kiri maupun lateral
fleksi kanan.
yang dekat dengan permukaan kulit. Salah satu tujuan utama dari
yang signifikan.
b. Stretching
external dari terapis atau mesin latihan. Pasien harus serelaks mungkin
d. Core Stability
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/35747/10/BAB%20II%20KTI.pdf
http://arul20.blogspot.com/2010/05/microwave-diathermy-mwd-1.html
https://www.rsi.co.id/fasilitas/penunjang-medis/item/405-transcutaneous-
http://eprints.ums.ac.id/25546/12/Naskah_Publikasi_Ilmiah_Mira.pdf
Techniques ; Third
http://physiotherapyactive.blogspot.com/2014/12/piriformis-syndrome.html
Surakarta
Rakyat
Fisioterapi
Fairbank Jc, Pynsent Pb. The Oswestry Disability Indeks Spine 2000 Nov 15;(22)
Oktober 2019