RIDHO ANUGRAH
PO. 71.4.241.18.1.066
Laporan kasus atas nama Ridho Anugrah PO. 71.4.241.18.1.066 dengan judul
Otot Abdomen Post Section Caesarea” telah disetujui untuk diajukan sebagai salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek klinik di RSKDIA Siti Fatimah, mulai
Mengetahui
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan
kasus ini yang berjudul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Senam Nifas Untuk
Meningkatkan Kekuatan Otot Abdomen Post Section Caesarea”. Laporan kasus ini
merupakan salah satu dari tugas praktek klinik di RSKDIA Siti Fatmah. Selain itu
Edukator
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Ridho Anugrah
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
setiap wanita. Kehamilan tejadi setelah betemunya sperma dan ovum dalam tubuh
dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42
Menurut WHO angka kehamilan ibu (AKI) merupakan salah satu indicator
ibu disebabkan akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa
nifas yang terjadi 24 jam pertama. Untuk meminimalkan masalah pasca persalinan
seperti resiko pendarahan pasca post partum salah satu aktivitas yang dianjurkan
Setiap kehamilan pasti akan mengalami sebuah proses yang dinamakan masa
persalinanan. Pada hal tersebut terdapat beberapa cara yaitu persalinan normal yang
keluar melalui vagina dan persalinan yang melalui proses operasi sayatan pada
pembedahan dimana dilakukan irisan diperut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi)
untuk mengeluarkan bayi. Bedah sectio caesarea secara umum dilakukan ketika
yang melakukan tindakan operasi sectio caesarea meningkat 5 kali lipat dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Pada ibu pasca sectio caesarea disarankan untuk melakukan
senam nifas untuk mempercepat pemulihan tubuh.Senam nifas adalah latihan jasmani
yang dilakukan oleh para ibu-ibu setelah melahirkan dan keadaan tubuhnya pulih
sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang dapat
dicegah sedini mungkin dengan melakukan senam nifas adalah pendarahan post
partum. Saat melaksanakan senam nifas terjadi kontraksi otot-otot perut yang akan
membantu proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar segera setelah proses
involusi.
Sesuai dengan isi PMK no.80 tahun 2013, fisioterapi adalah bentuk pelayanan
namun dalam penulisan karya tulis ini menggunakan 1 teknik utama untuk mengatasi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan
a. Struktur Ekstenal
2) Labia Mayora
3) Labia Minor
4) Klitorisis
5) Prepusium Klitorisis
6) Vestibulum
busa sabun), panas, rabas dan friksi (celana jins yang ketat).
7) Fourchette
dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
dan himen.
8) Perineum
kadang tertukar.
b. Struktur Internal
Gambar 2.2 : Organ Reproduksi Internal pada wanita.
1) Ovarium
proprium.
normal.
3) Uterus
yang tampak mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa yang
fase sekresi.
fisiologis wanita.
4) Dinding Uterus
5) Serviks
oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan
jaringan elastis.
6) Vagina
siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang diambil dari
seks steroid.
Jensen,2004).
2. Anatomi Fisiologi
a. Kulit
1) Lapisan Epidermis
didorong oleh sel-sel baru kearah permukaan, tempat kulit terkikis oleh
2) Lapisan Dermis
Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan
sejumlah papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan
subkutan dan fasia, lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh
3) Lapisan Sublutan
dinding uterus.
b. Fasia
Susunan ini membentuk pesawat antara Scarpa's fasia dan perut dalam fasia
membentang dari bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan
lapisan lemak.. Fascias adalah lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-
c. Otot Perut
dan pubis di bagian bawah. Otot itu disilang oleh beberapa pita fibrosa
dan berada didalam selubung. Linea alba adalah pita jaringan yang
berjalan keatas dan kedepan ; serat transverses (otot terdalam dari otot
terakhir otot berakhir dalam satu selubung bersama yang menutupi rectus
abdominis.
2) Otot dinding perut Posterior
B. Tinjauan Kasus
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono,
2009). Sectio Caesarea ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat
badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh
dengan insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2007). Sectio caesarea atau
(Dewi Y. 2007).
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut, section caesarea
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau
vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
2. Etiologi
Fetal sistress/ gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
a. Pusing
b. Mual muntah
c. Pangul sempit
d. Pre-eklamsia dan Hipertensi
g. Malpresentasi janin
1) Letak litang
Letak dahi aalah letak kepala dengan defleksi yang sedang hingga
dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan
lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin.
Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi
post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang
informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat
akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi
post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan
perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri muncul gangguan tidur karena insisi
regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap
janin maupun ibu, anestesi umum menyebabkan bayi lahir dalam keadaan upnoe
yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan
pengaruhnya bagi ibu yaitu atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret
yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi
menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan
menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat
beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu
motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu
konstipasi (Winkjosastro,2007).
BAB III
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 21 Tahun
B. History Taking
tanggal 22 April 2022 dengan keluhan nyeri pada bagian perut, dan pasien
C. Hasil Pengamatan
2. Inspeksi
a. Statis
b. Dinamis
2) Pada saat bergeak pasien tampak meringis sakit dan wajah tampak
pucat
3. Pemeriksaan
kepala dan bahu secara perlahan dengan jarak dagu dengan dada
maksimal.
menampakkan/memperlihatkan sedalam 4 mm
menampakkan/memerlihatkan sedalam 6 mm
menampakkan/memperlihatkan sedalam 8 mm
dan pada ekstremitas inferior sisi sinistra dengan nilai 1 dimana oedem
sedalam 1 mm.
c. Visual Analog Scale (VAS)
Kriteria Objektif
Hasil :
D. Diagnosa Fisioterapi
E. Problematik Fisioterapi
3. Participant Restriction
1. Breathing Execise
a. Pursed Lip-Breathing
Teknik Pelaksanaan :
perlahan
b. Diafragma Breathing
Teknik Pelaksanaan :
abdomen digembungkan.
a. Gerakan ke-1
Teknik Pelaksanaan :
Teknik Pelaksanaan :
dan kiri.
c. Gerakan ke-3
Teknik Pelaksanaan :
Pasien dalam posisi terlentang dengan lutut ditekuk dan rapat. Posisi
Teknik Pelaksanaan :
e. Gerakan ke-5
Teknik Pelaksanaan :
3. Core Stability
Dasar Panggul
Teknik Pelaksanaan :
costa nreathing saat ekspirasi tarik pusar ke pinggang dan ODP ke arah
1. Edukasi
menghindari mengangkat barang yang berat. Dan ketika pasien batuk dan
area nyeri kemudian tarik nafas dan diujung ekspirasi pasien diminta
batuk.
2. Home Program
D. Evaluasi Fisioterapi
PEMBAHASAN
1. History Taking
lebih jelas tentang penyakit yang diderita oleh pasien dan dengan adanya
dengan baik sehingga pada saat penanganan dapat dengan mudah dilakukan.
2. Inspeksi
statis (inspeksi pada saat diam atau tidak bergerak) dan inspeksi dinamis
keadaan dinamisnya pola jalan abnormal, hilangnya swing phase pada pola
3. Pengukuran Fisioterapi
a. Pitting Oedem
Pengukuran oedem Menurut Sukmana (2016) pemeriksaan
tidak ada oedem, nilai 1 jika sedikit pitting (kedalaman 2 mm) tanpa
distorsi terlihat, nilai 2 jika pitting agak lebih dalam (kedalaman 4 mm),
nilai 3 jika pitting oedem terasa lebih dalam (6 mm) dengan ektremitas
tergantung penuh dan bengkak, dan nilai 4 jika pitting oedem sangat
dalam (8 mm).
dan dapat diaplikasikan pada semua pasien serta VAS dapat digunakan
1. Senam Nifas
senam nifas untuk mengencangkan otot perut, liang senggama, otot – otot
baik, rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa lebih cepat. Senam nifas
2. Core Stability
posisi pada bagian pusat tubuh yaitu mengontrol gerak dan posisi trunk
ini merupakan salah satu latihan yang efektif dan efisein karena tidak hanya
dapat dilakukan di klinik tetapi dapat pula dilakukan dirumah. Selain deapat
terutama pada ibu hamil yang sudah menjalani masa persalinan. (Sutha
Puspa Ratri, Nadya Devi and , Wahyuni, S.Fis., M.Kes (2017) Penatalaksanaan
Fisioterapi pada Kondisi Post Sectio Caesarea di RSUD Dr.Moewardi
Surakarta. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
RF, Riska Fitria (2018) Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Post Operatif Sectio
Caesarea Dengan. Indikasi Cephalo Pelvik Disproportion di Ruang Rawat
Inap Kebidanan. Program Studi Diii Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis Padang
Sari, Widit Lupita (2016) Asuhan Keperawatan Pada Ny. S P3a0 Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Post Sectio Caesarea Hari Ke-0 Atas Indikasi Kala I
Lama.Di Ruang Bougenvile Rsud Dr. R Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga. Diploma Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
terhadap penurunan frekuensi Buang Air Kecil pada wanita dewasa suai 50-
60 tahun dengan SUI. Portal Garuda. Retrieved Oktober 20, 2017
Rossini, "Dapatkah Otot Dasar Panggul Dilatih Secara Tidak Langsung Melalui
Park, S., & Kang, C. (2014). Effect Of Kegel Exercise on The Management Of