Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

Keterangan Organisasi

Nama Organisasi Pengaju Proposal : Waste To Zero village cleaning group


Alamat Surat : MTs AL-FALAH//Kls VIII Ak (akselerasi/kelas unggulan)

Nomor Telepon : 082229933758


Nomor Fax :----
E – Mail :----
Nama Ketua :

PROGRAM YANG DIAJUKAN

Judul Program : Pembangunan bank sampah sebagai sarana edukasi, dan kegiatan ekonomi yang bersumber dari
pengelolaan sampah organic & non-organik.

1
PROPOSAL
Lokasi Program : desa dompoh barat Kecamatan Pasean
Kabupaten Pamekasan

2
PROPOSAL
Latar Belakang

INDONESIA, negara dengan jumlah penduduk lebih dari 242.325.638 juta orang (Sumber : World Bank,2011) memiliki berbagai
permasalahan krusial dan tak terselesaikan hingga saat ini, dan salah satunya adalah sampah.Sampah menyebabkan masalah serius
yang diantaranya adalah banjir di Jakarta, Bandung dengan lautan sampah dan banjir di beberapa tempat, longsornya timbunan
sampah, dan kejadian - kejadian lainnya yang penyebabnya adalah sampah.

Kementerian Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta
liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya.

Sampah mungkin merupakan masalah kecil bagi pribadi setiap orang, tapi masalah yang sangat besar untuk sebuah wilayah atau
bangsa, mungkin tidak untuk saat ini tapi untuk masa yang akan datang. Maka sebelum sampah menjadi musibah, kita harus mencari
solusi pasti untuk menanggulanginya, dimulai dari sekarang.

Ternyata bukan hanya di kota-kota besar saja yang ruet dengan permasalahan sampah. dikampung ini juga jika memang
diperhatikan banyak sekali permasalahan tentang sampah. sayangnya pemerintah desa atau kecamatan tidak terlalu memperdulikan
tentang bahayanya sampah.

Ketika kami (village cleaning group) mencoba untuk menelisik lebih dalam lagi tentang sirkulasi sampah di desa ini, alhasil sangat
mencengangkan. Sampah rumah tangga dibuang dengan bebas ke sungai tanpa memperdulikan dampak yang akan terjadi jika itu
dilakukan terus menerus.

3
PROPOSAL
Kurangnya pengetahuan dan kepedulian tentang kebersihan lingkungan menjadi dasar permasalahan di kampung ini. Sebuah gerakan
kepedulian terhadap lingkungan yang dilakukan oleh sebagian pemuda asli penduduk kampung ini merasa gelisah dengan suasana
kampung yang kian rusak dan berbeda dengan kampung ini yang dulu.kebersihan, kenyamanan, dan kesehatan itu dimulai dari
bagaimana kita membiasakan hidup bersih tanpa sampah yang mengotori lingkungan kita.

Ketika kami merasa tidak tahan melihat orang-orang yang semakin tidak memperdulilkan alam yang dahulu nenek moyang kita
menjaganya, kami sepakat untuk membuat pergerakan yaitu village cleaning group (kelompok pembersih desa)
village cleaning group adalah sebuah pergerakan atas dasar kesadaran kami sebagai pemuda harapan bangsa, ingin melihat suatu
keselarasan atau keseimbangan antara manusia dengan alam yang selalu memanjakan kita. Bentuk - bentuk penyadaran yang kami
lakukan terhadap masyarakat sudah kami laksanakan, seperti membersihkan lingkungan sekitar penduduk bahkan membersihkan
pekarangan mereka, membersihkan sungai yang menjadi tumpukkan sampah, diskusi bersama RT/RW setempat untuk ikut
berpartisipasi dalam pergerakan ini, dan membicarakan tentang sirkulasi sampah di desa ini bersama kepala desa.

Ketakutan kami kian menjadi ketika Itu sudah kami lakukan dan kami jalankan dengan baik, tetapi masyarakat hanya beranggapan
kami cuma pemuda yang kurang kerjaan. sangatlah rendah mereka yang menganggap kami seperti itu.

Dari latar belakang itulah Komunitas village cleaning group berinisiatif untuk membangun sebuah tempat pengelolaan sampah
terpadu dengan konsep Bank Sampah.

Seiring waktu kami menemukan beberapa cara yang dapat menyelesaikan


permasalahan sampah noon-produktif sekaligus kami pun mendapatkan

4
PROPOSAL
metode – metode yang dapat meningkatkan nilai dari sampah non-organik maupun organic. Metode yang kami gunakan untuk
menyelesaikan serta meningkatkan nilai sampah diantaranya :

Mengubah sampah organik menjadi pupuk

Pembuatan pupuk kompos dari sampah bekas – Setiap rumah tangga pasti menghasilkan limbah baik itu limbah organik maupun
limbah anorganik. Berbagai macam bentuk limbah pun dihasilkan mulai dari yang cair maupun yang padat. Jika limbah tersebut
tidak diolah dengan baik bisa mencemari lingkungan sehingga diperlukan pengolahan limbah yang baik dan benar. Salah satu
pengolahan limbah yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah pembuatan pupuk kompos. Sampah yang tadinya tidak berguna
bisa diubah menjadi pupuk kompos yang lebih berguna. Simak cara pembuatan pupuk kompos dari sampah bekas berikut ini:

pembuatan pupuk kompos dari sampah bekas

1. Mengumpulkan Sampah
Cara pembuatan pupuk kompos dari sampah bekas yang pertama adalah mengumpulkan sampah. Sampah yang Anda kumpulkan
harus dipisah antara yang organik maupun yang non organik. Sampah yang bisa digunakan dan di daur ulang menjadi pupuk kompos

5
PROPOSAL
adalah sampah yang organik. Anda bisa mendapatkannya dari sisa sayur segar yang tidak dimasak. Ketika Anda memasak sayur tentu
ada bagian sayur yang tidak Anda masak misalnya saja adalah pada batang akar sayuran dan daun sayuran yang sudah tua.

2. Proses Pencacahan
Setelah Anda mengumpulkan semua sampah organik tersebut langkah selanjutnya adalah melakukan pencacahan yang bertujuan
agar sampah organik tersebut menjadi lebih lembut. Buatlah sampah sayur organik menjadi berukuran 1 sampai dengan 2 cm.

3. Proses Pendiaman
Agar bisa menjadi pupuk kompos, Anda harus mendiamkan sampah organik yang sudah di cincang tersebut. Fungsi mendiamkan
sampah organik tersebut agar terjadi pembusukan. Mempercepat proses pembusukan Anda bisa menggunakan larutan (EM4Effective
Microorganism-4 atau EM-4 merupakan inokulan campuran mikroorganisme (Lactobacillus, ragi, bakteri fotosintetik, actynomycetes,
dan jamur pengurai selulosa) yang mampu mempercepat kematangan pupuk organik dalam proses composting atau dekomposisi
bahan organik.) atau bisa juga menunggu sampah tersebut membusuk sendiri namun prosesnya lumayan lama.

4. Tutup Rapat
Mendiamkan sampah organik tersebut harus di tempat yang tertutup rapat dan kedap udara. Udara bisa membuat proses
pembusukan tidak berjalan dengan sempurna. Akan lebih efektif jika Anda mendiamkan sampah organik tersebut di ember yang
memiliki tutup rapat. Ketika Anda ingin menambahkan sampah harus ditambahkan larutan EM4 agar pembusukan bisa lebih
sempurna dan merata.

5. Tunggu Sampai 2 Minggu

6
PROPOSAL
Diamkan pupuk tersebut selama 2 minggu lamanya agar pembusukan sempurna. Selama 2 minggu tersebut Anda harus mengaduk
pupuk di dalam ember selama 3 hari sekali. Jangan terlalu sering mengaduk dan jangan terlalu jarang. Waktu maksimal untuk
pengadukan adalah 3 hari sekali. Selama 2 minggu tersebut akan dua jenis pupuk kompos yang dihasilkan yaitu padat dan cair.

Cara Penggunaan
Agar berfungsi maksimal, Anda harus tahu bagaimana cara menggunakan pupuk tersebut untuk penanaman tumbuhan. Khusus pupuk
yang padat harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara di angin-anginkan dan yang cair bisa langsung diaplikasikan di media
tanam dengan catatan harus dicampurkan dengan air kapur sirih supaya tidak berbau, perbandingannya adalah 1:5 begitu pula
dengan yang pupuk padat.

Mengubah sampah kaca menjadi hiasan

Jika di lebur: Bagaimana Cara Mendaur Ulang kaca? Melansir dari laman WWF Panda, pecahan gelas dapat dilebur dan dibuat dalam
berbagai bentuk seperti gelas minuman hingga serat gelas. Kamu bisa membawa limbah kaca ke pabrik atau tempat daur ulang, yang
mana nantinya gelas akan dipecah menjadi potongan kecil-kecil yang disebut cullet.

7
PROPOSAL
Cara membuat kerajinan dari limbah kaca:
1. Dihias pada permukaan bendanya. Contohnya mengecat, menempel ornamen, atau melilitnya dengan tali.
2. Ditempel pada benda lain seperti membuat pot dengan pecahan kaca. ...
3. Dipotong untuk dibuat benda lain seperti kap lampu. ...
4. Dilebur untuk dibentuk atau dicetak menjadi benda baru.

Mengubah Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar (Proses Perintisan)

Secara umum, mekanisme konversi sampah plastik menjadi BBM adalah dengan menggunakan metode pirolisis, yaitu memanaskan
plastik pada suhu di atas 4.000C tanpa oksigen. Pada suhu tersebut, plastik akan meleleh dan kemudian berubah menjadi gas.

8
PROPOSAL

Selama menggunakan beberapa metode ini kami merasakan progress yang positif, dimana volume sampah di desa dapat dikurangi
secara perlahan, dan perlu diketahui bahwa dengan kerja keras dan keseriusan metode ini sampah yang dulunya tidak dapat dijual,
saat ini memiliki nilai lebih, dan dapat dijual.
Maka dari itu kami perlu meningkatkan kinerja proses pengelolaan sampah di dempoh barat yang tentunya dengan metode yang
lebih sistematis dan terpadu, dimana program ini disebut Waste To Zero.
Program Waste To Zero (Limbah Menjadi Kosong) merupakan program kami village cleaning group yang bertujuan untuk
memusnahkan dengan cara :
1. Aman
2. Bermanfaat
3. Bernilai Ekonomis
4. Tuntas

Untuk mencapai empat point tersebut maka diperllukan sebuah pola yang sistematis yang ditunjang oleh SDM yang memiliki
komitmen yang kuat dan memiliki motivasi tinggi untuk melakukan kegiatan sosial dalam hal lingkungan hidup.
Walaupun secara ideal Waste To Zero adalah porgram sosial, namun diperlukan adanya nilai ekonomis untuk menunjang operasional
kerja, atau justru mampu meningkatkan kesejahteraan pengelola WTZ secara khusus dan Masyarakat DEMPOH BARAT secara
umumnya.

ALUR PENGELOLAAN BANK SAMPAH WTZ VILLAGE CLEANING GROUP

9
PROPOSAL

Dasar Kegiatan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH, Pasal 12 : ayat 1 yang berbunyi ; Setiap orang dalam
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib
mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.

Goal/Tujuan Umum
Mengurangi volume sampah secara signifikan, serta membangun pola penanganan
sampah yang lebih aman, bernilai edukasi & ekonomi.

Hasil Yang Diharapkan


1. Terbentuknya Bank Sampah WTZ village cleaning group sebagai sarana
untuk
meningkatkan nilai ekonomi sampah dan peran serta masyarakat dalam
pengurangan volume sampah dan sekaligus sebagai pemasok bahan baku
produksi BBM alternatif.
2. Tidak ada lagi Open Dumping (Pada sistem terbuka (open dumping),
sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir
tanpa ada perlakuan apapun. Tidak ada penutupan tanah. Tak heran bila
sistem ini dinilai sangat mengganggu lingkungan. Sistem controlled
landfill merupakan peningkatan dari open dumping.
3. Sarana dan prasarana pendukung pengolahan sampah dibuat untuk
memproduksi BBM alternative sebagai wujud pelaksanaan konsep 4 R .
4. Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat di desa dempoh barat

Dengan pola WTZ yang akan kami kembangkan, maka hampir 90 % kriteria sampah
akan dikelola secara maksimal dan effektif, dan mampu meningkatkan nilai jual dari
hasil pengolahannya itu sendiri. Adapun secara gamblang, Waste To Zero, kami
tuangkan pada skema dihalaman berikutnya :

10
PROPOSAL

-DISTRIBUSI
Distribusi adalah salah satu bagian dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan
kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.
-PRODUKSI/PENGOLAHAN
Pengolahan dalam kegiatan produksi merupakan sebuah fase di mana bahan baku
diolah menjadi barang mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi.
●PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK
Apa itu sampah organic? Sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-
bahan organik. Sifat sampah organik adalah tidak tahan lama dan cepat membusuk.
Biasanya sampah jenis ini berasal dari makhluk hidup. Contohnya adalah sayur-
sayuran, buah-buah yang membusuk, sisa nasi, daun, dan sebagainya. Sampah
organic di bagi menjadi dua yaitu
1. Sampah organic basah
Sampah organik basah adalah sampah organik yang mempunyai kandungan air
yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah, sisa sayuran, kulit sayuran, dan biji
buah. Sementara sampah organik kering adalah bahan organik yang kandungan
airnya kecil.
֎ KOMPOSER
Komposer biasa juga disebut dengan istilah komponis. Komponis ini adalah
orang yang menciptakan sebuah karya yakni musik. Jadi istilah komposer atau
komponis ini mengacu pada pelaku atau orang yang membuat komposisi musik
baik itu instrumental, vokal, solo, duo, trio, kuartet, dan seterusnya.

11
PROPOSAL

֎ KOMPOS
Kompos adalah pupuk organik yang bersumber dari sampah rumah tangga,
sampah tanaman, sampah pasar dan lain-lain dan dibuat melalui proses
pengomposan.
֎ PUPUK CAIR
Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan
unsur haranya lebih dari satu unsur.
2. Sampah Organic Kering
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik
lain yang kandungan airnya kecil seperti kertas, kayu atau ranting pohon dan
dedaunan kering.
֎ GASIFIKASI
Gasifikasi plasma merupakan suatu metode efektif dalam menguraikan
berbagai senyawa organik dan anorganik menjadi elemen-elemen dasar dari
sebuah senyawa, sehingga elemen-elemen tersebut dapat digunakan kembali
(reuse) dan didaur ulang (recycle).
֎ BIOMASA
Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut
semua senyawa organik yang berasal dari tanaman pertanian, alga,
dan sampah organik. Pengelompokan biomassa terbagi menjadi
biomassa kayu, biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder. Biomassa juga
dapat dikategorikan menjadi limbah pertanian, limbah kehutanan, tanaman
kebun energi, dan limbah organik. Sifat kimia, sifat fisik, kadar air, dan
kekuatan mekanis pada berbagai biomassa sangat beragam dan berbeda-beda.
Biomassa merupakan sumber energi terbarukan dengan kualitas yang rendah.
Teknologi transformasi energi termal yang menggunakan biomassa sangat
rumit dan harus disesuaikan dengan pemanfaatannya. beragam tergantung
pemanfaatannya dan relatif rumit. Dalam proses gasifikasi, karakteristik
utama biomassa berkaitan dengan analisis proksimat, analisis ultimat,
temperatur abu fusi, sifat mempan gerus, dan indeks pengembangan.[1]
Biomassa tersusun dari berbagai macam senyawa organik. Sebagian besar
biomassa tersusun dari karbohidrat, lemak, dan protein. Sisanya
merupakan mineral yang tersusun dari natrium, fosfor, kalsium, dan besi.

12
PROPOSAL

Senyawa utama yang membentuk biomassa adalah selulosa, hemiselulosa,


dan lignin.[2] Ketiga senyawa ini merupakan pembentuk dinding sel pada
tanaman.[3] Biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar secara langsung
atau melalui proses pembriketan. Selain itu, biomassa juga digunakan sebagai
bahan bakar penghasil energi listrik.[4]
Penggunaan istilah
Istilah ''biomassa'' pertama kali digunakan dalam suatu literatur pada tahun
1934. Ilmuwan berkebangsaan Rusia yang bernama Bogorov menggunakan kata
biomassa dalam Journal of Marine Biology Association sebagai tata nama
biologi. Dalam jurnal tersebut, biomassa dirujuk sebagai suatu
bobot plankton laut yang teah dikeringkan untuk menyelidiki perubahan
pertumbuhan musiman pada plankton.[5] Kini, biomassa diartikan sebagai
bahan massal penghasil energi yang diperoleh dari tanaman secara langsung
maupun tidak langsung. Biomassa secara tidak langsung merupakan biomassa
yang diperoleh dari peternakan dan industri makanan.[5]
Sumber daya
Sumber daya biomassa berasal dari berbagai spesies tanaman darat dan
tanaman laut. Biomassa dapat diiperoleh melalui pertanian, perkebunan,
limbah residu, limbah industri, dan kotoran hewan.[5] Berdasarkan siklus
karbon yang memanfaatkan fotosintesis, sumber daya biomassa bersifat tidak
terbatas dan dapat digunakan berulang kali.[6] Sumber daya biomassa yang
berkelanjutan sepenuhnya dipengaruhi oleh ekosistem tanaman yang
memperhatikan faktor panen, laju pertumbuhan dan perlindungan lingkungan.
[7]

Komponen penyusun
Selulosa
Sebagian besar kandungan biomassa tersusun dari senyawa selulosa.
Persentase kandungan berbeda-beda pad tiap jenis tanaman dengan kisaran
mencapai 33% hingga 90%. Rumus kimia selulosa adalah C6H10O5. Selulosa
memiliki polimer dari glukosa dengan panjang rantai hingga 10.000 molekul.
Pada kayu kering dengan massa jenis yang padat, kandungan selulosa
mencapai 40% hingga 44%. Peran selulosa dalam biomassa adalah sebagai
penghasil tar selama proses pirolisis.[8]
Hemiselulosa

13
PROPOSAL

Hemiselulosa merupakan polimer yang terdiri dari senyawa glukosa dengan


lima atom karbon. Persentase hemiselulosa di dalam biomassa mencapai 15%
hingga 35%. Kandungan hemiselulosa mengalami penurunan lebih cepat
dibandingkan dengan selulosa dan lignin selama proses pirolisis. Hemiselulosa
dapat menghasilkan gula arabinosa dan furfural apabila
mengalami perebusan dengan temperatur 200 ˚C.[8]
Lignin
Biomassa memiliki makromolekul pengikat yaitu lignin yang merupakan
makromolekul dari senyawa dasar fenolik. Lignin digunakan
sebagai sulfaktan dalam bentuk ligno-sulfonat. Sulfaktan ini dimanfaatkan
sebagai penjaga kestabilan lumpur pengeboran. Sifat yang dimiliki lignin yaitu
tahan pengaruh termal, penurunan nilai kandungan terjadi di akhir proses
pirolisis (350–500˚C). Hasil penurunan nilai kandungan lignin setelah gasifikasi
akan menghasilkan tar dan senyawa fenolik pada gas dan sifatnya berbahaya
bagi kesehatan manusia. Kontak udara yang terjadi pada tar dan senyawa
fenolik menyebabkan depolimerisasi yang membentuk deposisi dalam saluran
gas.[9]
Pati
Pati merupakan polisakarida yang mengandung glukosa dan terikat
oleh glikosida. Sebagian besar jenis pati dapat larut di dalam air panas,
sedangkan sebagian lainnya tidak dapat larut. Pati memiliki nilai yang tinggi
pada makanan sehingga dapat ditemukan pada biji, umbi, atau batang pada
tanaman.[10]
Protein
Protein merupakan senyawa makromolekul dengan
kandungan asam dipolimerisasi yang tinggi. Sifat-sifat protein ditentukan oleh
jenis asam dipolimerisasi dan derajat keasaman. Dalam biomassa, jumlah
protein lebih sedikit dibandingkan dengan selulosa, hemiselulosa dan lignin.[10]
Komponen organik dan anorganik
Dalam biomassa, komponen organik dan anorganik ditemukan dalam jumlah
yang sangat sedikit. Komponen organik yang utama
ialah gliserida dan sukrosa, sedangkan sisanya
yaitu alkaloid, pigmen, terpena, dan bahan berlilin. Komponen anorganik
berupa abu yang tersusun dari

14
PROPOSAL

unsur kalsium, kalium, fosforus, magnesium, silikon, aluminium, besi,


dan natrium.[11]
Karakteristik
Karakteristik gasifikasi
Biomassa memiliki karateristik tertentu dalam proses gasifikasi. Dalam proses
gasifikasi, karakteristik biomassa diperoleh melalui analisis proksimat, dan
analisis ultimat. Pada analisis proksimat diperoleh karakteristik kadar
air, abu, zat terbang dan nilai kalor. Pada analisis ultimat diketahui kadar
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Selain itu, proses gasifikasi
juga memperlihatkan adanya temperatur fusi abu, sifat mempan gerus, dan
indeks pengembangan pada biomassa.[1]
Kadar air
Biomassa memiliki kadar air bebas dan kadar air terikat. Selama
proses pengeringan, kadar air bebas menghilang dan mengalami perubahan
sesuai dengan tingkat kelembaban udara. Sedangkan peleyapan kadar air
terikat harus dilakukan dengan teknik pengeringan karena berada di
dalam pori-pori biomassa.[12]
Abu
Biomassa yang dibakar akan menghasilkan bahan-bahan organik berbentuk
abu. Kandungan utama dari abu ini berupa silika, aluminium, besi,
kalsium, magnesium, titanium, natrium, dan kalium. Biaya penanganan abu
pada akhir proses gasifikasi dan teknologi konversi yang digunakan, ditentukan
oleh kadar abu.[13] Faktor utama dalam pemilihan teknik gasifikasi ditentukan
oleh karakteristik abu pada keadaan temperatur tinggi. Temperatur operasi
pembuatan gas harus melebihi nilai temperatur abu fusi ketika abu yang
dibuang berbentuk terak. Sedangkan pada penghasil gas dengan abu buangan
berbentuk abu kering, temperatur operasi tidak boleh melebihi nilai
temperatur abu fusi.[14]
Zat terbang
Ketika biomassa mengalami proses pemanasan atau pemanggangan, terjadi
pelepasan senyawa-senyawa yang disebut zat terbang. Zat terbang tersusun
dari gas hidrogen, karbon monoksida, karbon
dioksida, metana, hidrokarbon ringan, tar, amonia, sulfur, dan oksigen.

15
PROPOSAL

Setelah melalui proses pirolisis, pada biomassa masih tersisa padatan yang
disebut karbon terikat. Padatan ini sebagaian besar mengandung karbon.[13]
Nilai kalor
Biomassa yang mengalami pembakaran secara sempurna
dan stoikiometrik akan menghasilkan pelepasan energi yang disebut dengan
nilai kalor atau panas pembakaran. Nilai kalor dapat dinyatakan dalam nilai
kalor lebih tinggi atau nilai kalori kotor, dan dapat pula dinyatakan dalam
nilai kalor lebih rendah atau nilai kalor bersih. Perbedaan antara nilai kalor
kotor dan nilai kalor bersih terletak pada nilai panas pengembunan air hasil
pembakaran. Temperatur acuan yang digunakan untuk mencatat nilai kalor
kotor dan nilai kalor bersih adalah 25 ˚C.[13]
Jenis
Biomassa kayu
Biomassa kayu merupakan biomassa yang berbentuk kayu pohon yang
diperoleh dari hasil penebangan hutan. Selain itu, biomassa kayu juga
berbentuk sisa-sisa kayu yang tidak diperlukan dalam industri kehutanan.
Pohon-pohon yang ditebang tidak memiliki nilai komersial sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan energi biomassa. Pohon yang ditanam sebagai hutan
penghasil biomassa dibuat berjarak agar tunggul pohon memiliki ruang untuk
mengalami pertumbuhan. Pada iklim sedang, siklus penebangan diulang dalam
jangka waktu berkisar 50 hingga 100 tahun. [15]

Biomassa herba
Biomassa herba merupakan biomassa yang berbentuk tanaman liar, tanaman
pangan, residu tanaman pangan, rumput, bambu, dan legum. Rumput
merupakan biomassa herba yang dapat menghasilkan bahan energi dalam
waktu yang singkat. Legum merupakan biomassa herba yang ramah
lingkungan karena mampu mengikat nitrogen melalui bantuan
bakteri rhizobium sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimia nitrogen
dalam produk biomassa.[16]
Tanaman gula dan pati
Biomassa dalam bentuk gula dan pati dapat diubah menjadi biofuel. Limbah
residu yang mengandung selulosa dan hemiselulosa pada pati dan gula dapat
diubah menjadi glukosa melalui proses fermentasi. Tanaman pati yang dapat
menjadi biomassa secara langsung yaitu padi, kentang, ubi jalar, gandum,

16
PROPOSAL

barli, ubi kayu, dan sagu. Sedangkan tanaman gula yang dapat menjadi
biomassa secara langsung yaitu tebu dan bit gula.[17]
Biomassa penghasil minyak
Biomassa penghasil minyak merupakan biji atau buah tanaman yang dapat
menghasilkan lemak dan minyak. Jenis biomassa ini digunakan untuk bahan
makanan, bahan baku industri, dan pengganti minyak
diesel mineral dalam produksi biodiesel.[18] Biomassa penghasil minyak yang
utama adalah kedelai, sesawi dan kelapa sawit.[19]
Pemanfaatan
Sumber energi terbarukan
Biomassa merupakan salah satu bahan baku dalam produksi bioenergi. Sumber
biomassa yang digunakan pada bioenergi berasal dari sampah kota. Biomassa
menghasil energi primer yang berbentuk cair sebagai bahan bakar nabati.
Pada bentuk gas, biomassa digunakan sebagai biogas, sedangkan dalam
bentuk padat biomassa dimanfaatkan sebagai biobriket. Ketiga energi primer
ini dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk sarana transportasi atau industri.
Selain itu, energi primer ini dapat diubah lagi menjadi energi sekunder yaitu
energi listrik berbahan bakar nabati. Penggunaan biomassa untuk
menghasilkan produk bioenergi tidak memerlukan proses khusus dan dapat
langsung digunakan sebagai energi primer.[20]
Konversi biomassa menjadi energi dapat melalui proses termokimia, biokimia,
atau ekstraksi biji yang berminyak. Pada konversi biomassa dengan alur
termokimia, biomassa mengalami proses pembakaran, gasifikasi, pirolisis,
torefaksi dan hidrotermal.[21] Panas pembakaran bahan bakar padat diubah
menjadi energi panas dan gas cerobong yang terdiri dari karbon dioksida
dan uap air. Panas pembakaran selanjutnya dimanfaatkan pada
pemanas fluida kerja turbin kukus untuk produksi kukus. Panas hasil
pembakaran juga dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan usaha yang
memerlukan reaksi kimia.[22] Bahan bakar padat berbentuk arang dengan
kualitas yang lebih tinggi dari biomassanya dapat diperoleh dengan proses
pirolisis. Selain itu, proses pirolisis menyebabkan degradasi biomassa yang
menghasilkan senyawa organik berbentuk cair. Senyawa yang dihasilkan yaitu
tar, hidrokarbon berat dan asam-asam organik. Proses pirolisis juga
menghasilkan gas-gas yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, uap

17
PROPOSAL

air, asetilena, etena, dan etana. Pecahan senyawa yang dihasilkan oleh proses
pirolisis pada biomassa ditentukan oleh temperatur akhir pirolisis dan laju
pemanasan. [23]

Bioproduk
Biomassa juga digunakan untuk menggantikan bahan bakar
minyak pada kendaraan bermotor dengan produksi bioetanol. Selain itu,
biomassa dapat menghasilkan energi panas dan energi listrik dengan
pembuatan biogas, gas sintesis, dan biopellet.[24] Penerapan teknologi kilang
hayati pada biomassa dapat menghasilkan bioetanol dengan biaya produksi
yang murah. Selain itu, cara ini dapat menghasilkan energi sekaligus produk
sampingan.[25] Bahan baku yang digunakan pada konversi biomassa menjadi
bioetanol berasal dari limbah pertanian atau limbah perkebunan yang
mengandung pati atau lignoselulosa. Bahan baku ini diubah menjadi etanol
melalui tahapan awal yaitu hidrolisis dan fermentasi. Proses hidrolisis
memanfaatkan enzim selulase dengan cara enzimatis atau termokimia.
Sedangkan proses fermentasi memanfaatkan khamir. Pati digunakan untuk
menghasilkan etanol, sedangkan lignin dan hemiselulosa digunakan untuk
menghasilkan produk sampingan berupa xilitol, perekat, lignosulfonat, dan
biosurfaktan.[26]
Teknologi gasifikasi
Biomassa dimaanfaatkan selama proses gasifikasi untuk menghasilkan gas
bahan bakar. Proses pembentukan gas dilakukan melalui reaksi kimia pada
temperatur tinggi antara biomassa dengan agen gasifikasi. Bahan agen
gasifikasi dapat berupa udara, oksigen, atau uap air.[27] Proses pembentukan
gas bahan bakar pada biomassa memanfaatkan proses pirolisis. Biomassa
dijadikan sebagai umpan gasifikasi karena memiliki komponen utama berupa
karbon, hidrogen dan oksigen.[23]
Pemanfaatan biomassa dalam teknologi gasifikasi memperhatikan
karakteristik kadar air, bentuk partikel dan ukuran partikel. Kadar air
biomassa tidak lebih dari 30% dan dapat dicapai dengan pengeringan. Pada
biomassa kering udara, kadar air berkisar antara 10–15%. Partikel biomassa
harus menyerupai bentuk bulat atau kubus. Partikel berbentuk pipih
atau serbuk tidak boleh digunakan karena dapat menghambat aliran gas di
dalam reaktor. Partikel biomassa yang digunakan sebagai umpan gasifikasi

18
PROPOSAL

harus berukuran antara 0,5 – 5,0 cm. Kepadatan massal partikel biomassa
minimum 250 kg/m2.[28] Ukuran partikel biomassa dibedakan menjadi partikel
besar, partikel kecil, partikel serampangan, dan kebun energi atau tumpang
sari. Pada partikel besar, densitas partikel tinggi dengan kadar air < 30% dan
kadar abu rendah. Partikel kecil memiliki kadar air atau kadar abu yang
tinggi, tetapi densitas partikel rendah. Partikel dengan bentuk serampangan
memiliki kadar air yang tinggi atau sangat basah basah sekali. Ukuran partikel
biomassa yang terbesar ialah kebun energi atau tumpang sari. [29] Persyaratan
utama untuk pemanfaatan biomassa sebagai umpan gasifikasi yaitu harus
tersedia dalam jumlah yang cukup untuk digunakan secara berkelanjutan.
Dampak penggunaan
Biomassa termasuk bahan bakar karbon netral sehingga tidak
menghasilkan efek rumah kaca. Pembakaran biomassa hanya akan
menghasilkan karbon dioksida yang sama seperti pada penggunaan bahan
bakar fosil. Penyeimbangan karbon dioksida didapatkan melalui penanaman
kembali tanaman baru yang akan menyerap karbon dioksida. [30] Biomassa juga
memberikan permasalahan pada penggunaan lahan yang luas untuk
pembuatan kebun energi. Penggunaan biomassa sebagai sumber energi
terbarukan akan mengurangi jumlah lahan pertanian dan hutan produksi

●PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK


Contoh sampah anorganik berupa sampah berbahan logam serta produk olahan,
plastik, kertas, kaca dan keramik hingga sampah detergen. Sebagian besar sampah
anorganik tidak dapat terurai oleh alam atau mikroorganisme.
1. Polymer
Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk
dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang
disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul
relatif sangat besar. Polimer banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Polymer bahan apa?
Polimer adalah material dengan bentuk rantai molekul panjang dan
berulang, yang dihasilkan dari proses polimerisasi. Material ini memiliki

19
PROPOSAL

banyak macam dan setiapnya memiliki karakteristik berbeda,


tergantung pada tipe molekul yang membentuk dan bagaimana proses
pembentukannya.
֎ NON “PP”
֎ “PP”
֎ P20
֎ BIJI PLASTIK
”Pelet plastik inil
sebagai bijih pl
adalah bahan ya
(proses pencetak
apa pun sesuai
piring, cangkir,
kresek, dan s
Sukma.
2. Non-Polymer
Non-polymer adalah sampah plastic yang tidak di polymer atau masih
utuh lalu di buat menjadi kerajinan yang bernilai tinggi
֎ HANDY CRAFT
Handy Craft atau Kriya merupakan kegiatan kegiatan seni yang menitik
beratkan kepada ketrampilan tangan dan mempunyai fungsi untuk
mengolah bahan baku yang sering ditemukan sekitar lingkungan yang
diolah menjadi benda-benda seni yang bernilai dan bermanfaat.
-RISET DAN EDUKASI
1. Riset
Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan mener-
jemahkan informasi atau data secara sistematis untuk menambah
pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang menarik
perhatian kita.
2. Edukasi
Edukasi merupakan segala keadaan, hal, insiden, peristiwa, atau perihal suatu
proses berubahnya sikap juga tata laku seseorang ataupun sekolompok orang
dalam upaya pendewasaan diri melalui sistem pembelajaran dan pelatihan

20
PROPOSAL

-KEUANGAN
Keuangan adalah mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi
meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan
waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan projek mereka.
1. Modal
Modal adalah kumpulan dari uang atau barang yang digunakan untuk
menjalankan suatu usaha. Kata modal banyak digunakan dalam bisnis. Suatu
bisnis pasti membutuhkan modal untuk menjalankannya.
2. Keuntungan
Keuntungan adalah kenaikkan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari
transaksi insidental yang terjadi pada perusahaan dan semua transaksi atau
kejadian yang mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode akuntansi
selain yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.
֎ KEUNTUNGAN BAGI MASYARAKAT/NASABAH
Manfaat dengan adanya Bank Sampah yaitu; mengurangi penumpukkan
sampah, mencegah pencemaran lingkungan dan mengubah barang yang
dibuang menjadi uang. Ayo jaga lingkungan dengan menabung sampah
di “Bank Sampah”, lingkungan menjadi sehat dan bersih, sampah
menjadi uang.

Penutup
Demikian proposal ini kami ajukan dengan maksud agar Bapak kepala desa
dapat mendukung program Waste To Zero village cleaning group khususnya
dalam pengadaan fasilitas, agar Komunitas village cleaning group mampu
membantu pemerintah lebih keras lagi dalam menyelesaikan masalah
lingkungan, khususnya permasalahan sampah, serta mampu menjadi contoh
bagi lingkungan lainnya.
Atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih, besar harapan kami atas
dukungan Bapak.

21

Anda mungkin juga menyukai