Anda di halaman 1dari 3

SATUAN ACARA SOSIALISASI PENGGUNAAN KARTU KENDALI

BEROBAT HIPERTENSI DAN LEAFLET HIPERTENSI DI RUANG POLI


UMUM PUSKESMAS BINTANG ARA

Pokok Pembahasan : Kartu Kendali Berobat Hipertensi Dan Leaflet


Hipertensi
Sub Pokok Pembahasan : Peningkatan Kepatuhan Pasien Hipertensi
Topik : Penggunaan Kartu dan Leaflet
Tanggal/ Jam : 9 November 2021 / 11.00 Wita - Selesai
Sasaran : Petugas Jaga Di Ruang Poli Umum
Tempat : Aula Puskesmas Bintang Ara

I. Tujuan
Setelah dilakukan sosialisasi ini petugas poli umum (dokter dan
perawat) dapat memakai leaflet dan kartu kendali dalam melayani
pasien hipertensi yang ada berobat di Ruang Poli Umum.

II. Materi
1. Latar Belakang Pembuatan Leaflet Dan Kartu Kendali Berobat
Hipertensi
2. Cara Penggunaan
a. Leaflet
b. Kartu Kendali

III. Kegiatan
Langkah – Langkah:
1. Menyiapkan bahan
2. Mengucapkan salam
3. Menjelaskan tujuan sosialisasi
4. Menjelaskan penggunaan kartu kendali berobat dan leaflet
5. Mendokumentasikan kegiatan

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. Lampiran
Materi
MATERI

PENGGUNAAN KARTU KENDALI BEROBAT HIPERTENSI DAN


LEAFLET HIPERTENSI DI RUANG POLI UMUM PUSKESMAS
BINTANG ARA

1. Latar Belakang Pembuatan Leaflet Dan Kartu Kendali Berobat


Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan


penyakit kronis dan tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat global karena prevalensi yang
tinggi dan risiko bersamaan untuk penyakit kardiovaskular
dan ginjal. Menurut World Health Organization (2011), dari
50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang
mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati
dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah kasus
hipertensi terutama di negara berkembang akan
mengalami peningkatan sekitar 80% dari 639 juta kasus
pada tahun 2000 dan menjadi 1,15 milyar kasus seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk. Jumlah penderita
hipertensi secara nasional mengalami penurunan sebesar
25,8% dari 31,7% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun
2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut
provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan
Selatan (39,6%). (https://pusdatin.kemkes.go.id/).
Puskesmas Bintang Ara memiliki jumlah kasus hipertensi
pada tahun 2020 sebanyak 297 kasus, dimana kasus
tersebut menempati peringkat pertama dari 10 kasus
penyakit di Puskesmas Bintang Ara. Dalam
melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular yaitu Hipertensi di Puskesmas
Bintang Ara terdapat beberapa kendala yang didapatkan
salah satunya tentang kepatuhan pasien untuk kontrol
ke Puskesmas dan minum obat hipertensi.

Dari hasil observasi penulis di Puskesmas Bintang


Ara didapatkan informasi bahwa penderita hipertensi
umumnya berobat ketika sudah mengalami gejala yang
dapat mengganggu aktifitas sehari-hari seperti kaku
kuduk, sakit kepala dan menurunnya fungsi penglihatan
dan biasanya penderita hipertensi berhenti minum obat
hipertensi ketika gejala yang dirasakannya berkurang
tanpa ada instruksi untuk menghentikan terapi.

2. Cara Penggunaan

1. Leaflet
Semua pasien hipertensi yang masuk ke Ruang Poli Umum,
apabila sudah dilakukan pengkajian harus juga di edukasi dan di
dokumentasikan di form asuhan keperawtan (Askep)

2. Kartu Kendali
Kartu kendali diberikan Kepada pasien yang sudah selesai
mendapatkan Pelayanan Asuhan Keperawtan dan di minta untuk
menandtangani buku pengambilan kartu kendali berobat
Hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai