Anda di halaman 1dari 2

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) merupakan instrumen hukum yang

dikeluarkan oleh Presiden untuk mengatasi keadaan yang mendesak. Alasan pembentukan Perppu
antara lain:

1. Kondisi Darurat atau Mendesak: Perppu diterbitkan saat terjadi keadaan darurat atau situasi
yang mendesak yang memerlukan penyelesaian cepat. Hal ini dapat terjadi saat terdapat
kebijakan atau undang-undang yang dinilai memerlukan perubahan atau peninjauan segera
karena dampaknya yang signifikan terhadap masyarakat.
2. Ketidakmampuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Penyelesaian: Perppu juga dapat
diterbitkan saat DPR tidak dapat menyelesaikan masalah yang mendesak dalam jangka
waktu yang dianggap cukup atau bila DPR sedang dalam masa reses, tetapi keadaan
membutuhkan kebijakan segera.
3. Kepentingan Nasional atau Kebijakan Urgent: Ketika kebijakan yang sangat penting atau
keadaan yang berkaitan dengan kepentingan nasional mendesak untuk segera ditangani dan
tidak mungkin menunggu proses legislasi yang panjang di DPR, Perppu menjadi alternatif.
4. Pencegahan dan Penanganan Krisis: Perppu dapat dikeluarkan untuk mengatasi krisis
tertentu, baik yang bersifat ekonomi, sosial, politik, maupun krisis lain yang mengancam
stabilitas dan keberlangsungan negara.

Dalam konteks demonstrasi yang menginginkan penerbitan Perppu sebagai pengganti UU Omnibus
Law Cipta Kerja, alasan yang mendasari tuntutan tersebut mungkin terkait dengan persepsi buruh
bahwa Omnibus Law memberikan dampak negatif pada hak-hak pekerja dan ketenagakerjaan.
Mereka menganggap UU ini merugikan dan perlu segera dicabut atau diubah melalui Perppu karena
dianggap sebagai ancaman terhadap hak-hak mereka.

SOAL 2

Naskah Akademik (NA) merupakan dokumen yang disusun secara akademis dan sistematis yang
berisi kajian, analisis, dan rekomendasi atas suatu permasalahan yang menjadi dasar penyusunan
atau revisi undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya.

Tujuan pembentukan suatu naskah akademik biasanya mencakup beberapa hal, antara lain:

1. Mendalami Permasalahan: NA disusun untuk mendalami permasalahan yang terkait dengan


kebijakan tertentu, misalnya dalam kasus ini terkait dengan permasalahan dalam pengelolaan
kehutanan yang tidak sesuai dengan prinsip penguasaan dan pengurusan hutan serta beberapa
masalah lain yang disebutkan.

2. Analisis Mendalam: Dokumen ini berisi analisis yang mendalam terhadap permasalahan yang ada,
termasuk dampak dan implikasinya terhadap hukum, masyarakat, lingkungan, dan aspek-aspek
lainnya.

3. Rekomendasi Solusi: NA juga memberikan rekomendasi solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Rekomendasi ini didasarkan pada kajian akademis dan analisis yang telah dilakukan.

Landasan dalam pembentukan NA biasanya berdasarkan pada:

- Perkembangan Permasalahan: Adanya perkembangan dan masalah aktual yang


membutuhkan penyelesaian hukum yang komprehensif.
- Kebutuhan Hukum: Diperlukannya perubahan atau peninjauan ulang terhadap undang-
undang atau peraturan yang ada untuk menyesuaikan dengan keadaan terkini dan
memperbaiki kekurangan yang ada.
- Rekomendasi dari Ahli: Dasar pembentukan NA seringkali didasarkan pada rekomendasi dari
ahli, pakar, atau lembaga terkait yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
yang bersangkutan.

Dalam konteks naskah akademik untuk revisi Undang-Undang Kehutanan, dokumen ini disusun
untuk mengkaji permasalahan dan memberikan solusi yang lebih baik dalam pengelolaan hutan yang
mengalami sejumlah masalah dan disharmoni.

Referensi:

Gaffar, Abdul. (2010). Perumusan Peraturan Perundang-Undangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Konstitusi RI Tahun 1945 Pasal 22E, Pasal 22H, dan Pasal 22I.

UUD 1945, amandemen tentang Hak untuk Mencari Keadilan

UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Anda mungkin juga menyukai