Ilmu Undang Undang
Ilmu Undang Undang
NIM : 048495516
PRODI : S1 HUKUM
UPPBJ : PALEMBANG
1. Dalam kasus demonstrasi buruh yang menuntut terbitnya Perppu sebagai pengganti UU Omnibus Law Cipta
Kerja, terdapat beberapa alasan yang dapat dihubungkan dengan pembentukan Perppu :
Dalam konteks kasus demonstrasi buruh menuntut terbitnya Perppu, pembentukan Perppu menjadi sebuah
langkah yang diharapkan akan memberikan solusi cepat dan efektif atas masalah yang dianggap mendesak,
seperti meredakan kekhawatiran pekerja terhadap hak-hak mereka yang mungkin terabaikan dalam UU Omnibus
Law. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan Perppu dipandang sebagai salah satu upaya mendesak untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul dari pengesahan UU tersebut.
2. Naskah Akademik (NA) merupakan dokumen yang berisi kajian mendalam dan analisis terhadap suatu
permasalahan hukum atau kebijakan tertentu. Dalam konteks kasus revisi Undang-Undang Kehutanan, terdapat
tujuan dan landasan dalam pembentukan NA yang dapat dikaitkan:
1. Kajian Mendalam Permasalahan: NA bertujuan untuk melakukan kajian mendalam terkait permasalahan
hukum dan implementasi Undang-Undang Kehutanan. Ini mencakup permasalahan seperti berkurangnya luas
hutan, alih fungsi kawasan hutan, kebakaran hutan, perubahan hutan, serta konflik dengan masyarakat hukum
adat.
2. Penyusunan Rekomendasi Perubahan Hukum: NA disusun untuk memberikan rekomendasi konkret terkait
perubahan dalam Undang-Undang Kehutanan, sehingga dapat mengakomodasi tantangan dan
perkembangan terkini dalam pengelolaan hutan.
3. Penyesuaian dengan Prinsip Konstitusi: Salah satu tujuan utama NA adalah memastikan bahwa regulasi
yang disusun atau direvisi sejalan dengan prinsip-prinsip konstitusi, khususnya dalam konteks keberlanjutan
pengelolaan hutan, kerakyatan, dan keadilan.
1. Analisis Mendalam dan Berbasis Fakta: NA didasarkan pada analisis fakta, data, dan informasi yang
mendalam terkait tantangan dan permasalahan aktual yang ada dalam pengelolaan kehutanan.
2. Sinkronisasi dengan Regulasi yang Ada: Dokumen ini juga berupaya melakukan sinkronisasi dengan
regulasi yang ada, termasuk putusan Mahkamah Konstitusi yang memerlukan penyesuaian dalam
pelaksanaan UU Kehutanan.
3. Memberikan Rujukan pada Pembuat Kebijakan: NA menjadi rujukan bagi pembuat kebijakan dalam
merumuskan langkah-langkah perubahan dalam kebijakan hukum terkait kehutanan yang dapat memberikan
solusi bagi permasalahan yang dihadapi
Pembentukan NA dalam kasus revisi UU Kehutanan menjadi langkah awal yang penting untuk menggali masalah
secara lebih mendalam, memberikan solusi yang efektif, serta memberikan arahan dan panduan yang
komprehensif bagi proses perubahan hukum guna menjawab tantangan dan perubahan dalam pengelolaan
kehutanan.
Referensi :