Anda di halaman 1dari 14

Tugas : Akuntansi Perbankan

Konsepsi Akuntansi

PENGERTIAN AKUNTANSI

Beberapa pengertian mengenai akuntansi dikemukakan sebagai berikut :

1. AICPA mengemukakan pengertian akuntansi sebagai seni mencatat, menggolongkan dan


mengikhtisarkan transaksi dan peristiwa yang bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna
dan dalam satuan uang serta menginterpretasikan hasil-hasilnya.

2. Pengertian lain juga dikemukakan bahwa akuntansi merupakan kegiatan jasa yang menyediakan
informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan, tentang kesatuan ekonomi yang
dimaksudkan agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam menetapkan pilihan
yang pantas diantara berbagai alternative tindakan. Kerangka Konseptual Akuntansi

Tujuan Pokok Akuntansi

▪ Tujuan pokok akuntansi adalah memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan bagi para pemakainya.

▪ Untuk mencapai tujuan tersebut harus menggunakan alat atau media. Media yang dimaksud
adalah Laporan Keuangan.

▪ Secara khusus laporan keuanga bertujuan untuk memberikan informasi mengenai aset,
liabilitas dan ekuitas beserta perubahannya, sehingga dapat digunakan untuk
memproyeksikan arus kas, kondisi keuangan serta kinerja entitas.

Konsep Dasar Pelaporan


Pemilihan metode akuntansi, tipe informasi dan format informasi yang diperlukan akan menentukan
nilai kegunaan informasi bagi pengambil keputusan. Oleh karena itu informasi yang disajikan harus
berupa informasi yang baik dan memberikan manfaat yang lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan untuk menyajikan informasi tersebut.
Karakterustik Mutu Informasi Akuntansi

▪ Relevansi

▪ Reliabilitas

▪ Komparabilitas

▪ Konsistensi

ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

1. Aset

2. Liabilitas

3. Ekuitas

4. Pendapatan

5. Beban

6. Laba

PRINSIP AKUNTANSI

a. Harga Perolehan

b. Realisasi Pendapatan

c. Mempertemukan Pendapatan dan Beban

d. Objektif

e. Pengungkapan penuh

f. Konsistensi

ASUMSI DAN KONSEP DASAR AKUNTANSI

1. Busniess Entity

2. Going Concern

3. Periode Akuntansi

4. Pengukuran dlm Nilai Uang

5. Penetapan Beban dan Pendapatan

KETERBATASAN AKUNTANSI
a. Asas Manfaat dan Beban

b. Asas Materialitas

c. Asas Konservatif

d. Kebiasaan dalam Dunia Bisnis

PERSAMAAN AKUNTANSI

ASET = LIABILITAS + EKUITAS

Laporan Keuangan Bank

Laporan Keuangan Bulanan

1. Merupakan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bank Indonesia / Otoritas Jasa Keuangan
setiap bulan dari Januari s.d Desember;

2. Format yang disampaikan harus menyesuaiakan dengan format yang ditentukan oleh BI / OJK.

3. Laporan Keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank secara individu yang merupakan
gabungan antara kantor pusat bank dengan seluruh kantor bank.

Jenis laporan keuangan bulanan yang disampaikan :

1. Neraca;

2. Laporan Laba Rugi;

3. Laporan Komitmen dan Kontijensi;

4. Laporan Kualitas Aktiva Produktif.

Laporan Keuangan Triwulan

1. Merupakan laporan keuangan yang disusun untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja serta informasi lainnya kepada pihak yang berkepentingan;

2. Periode waktu penyampaikan laporan keuangan triwulanan adalah Maret, Juni, September dan
Desember.

3. Laporan keuangan triwulanan wajib disampaikan dalam surat kabar, website Bank pemberi
informasi dan home page Bank Indonesia.

Jenis laporan keuangan triwulanan periode Maret dan September yang disampaikan :

1. Neraca;

2. Laporan Laba Rugi;


3. Laporan Komitmen dan Kontijensi;

4. Transaksi Valuta Asing dan Derivatif;

5. Laporan Kualitas Aktiva Produktif;

6. Perhitungam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum;

7. Rasio Keuangan.

Jenis laporan keuangan triwulanan periode Juni selain menyampaikan laporan periode Maret dan
September, ditambah dengan :

1. Laporan Keuangan Bank Konsolidasi beserta anak perusahaan;

2. Neraca dan Laporan Laba Rugi Induk Perusahaan.


Jenis laporan keuangan triwulanan periode Desember selain menyampaikan laporan periode
Maret, Juni dan September, ditambah dengan :

1. Laporan Keuangan Bank Konsolidasi beserta anak perusahaan audited;

2. Formar laporan keuangan perusahaan induk disesuaikan dengan format laporan keuangan dalam
audited report.

3. Neraca dan Laporan Laba Rugi Induk Perusahaan Laporan Keuangan Tahunan

1. Merupakan laporan yang memberikan informasi secara berkala mengenai kondisi bank secara
menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Informasi yang disampaikan
merupakan salah satu bentuk transparansi keuangan bank kepada publik untuk menjaga
kepercayaan masyarakat kepada Lembaga perbankan.

2. Laporan tahunan disampaikan kepada :

▪ Bank Indonesia / OJK;

▪ Pemegang Saham;

▪ YLKI;

▪ Asosiasi Perbankan;

▪ Institut Bankir Indonesia;

▪ Lembaga Penelitian Ekonomi & Keu.

▪ Majalah Ekonomi dan Keuangan.

Jenis Laporan Keuangan Tahunan

Jenis Laporan tahunan disampaikan sekurang-kurangnya mencakup :

1. Laporan Keuangan Bank, terdiri dari :


a. Neraca;

b. Laporan Laba Rugi;

c. Laporan Perubahan Ekuitas;

d. Laporan Arus Kas;

e. Catatan Atas Laporan Keuangan, termasuk informasi mengenai Komitmen dan Kontijensi.

2. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank dan Anak Perusahaan, yang terdiri dari :

a. Neraca;

b. Laporan Laba Rugi;

c. Laporan Perubahan Ekuitas;

d. Laporan Arus Kas;

e. Catatan Atas Laporan Keuangan, termasuk informasi mengenai Komitmen dan Kontijensi.

3. Laporan Keuangan Perusahaan Induk di bidang Keuangan yang telah diaudit oleh KAP;

4. Laporan Keuangan Perusahaan Induk di luar bidang keuangan yang telah diaudit oleh KAP

Akuntansi Kliring

Pengertian Kliring
Merupakan sarana atau cara perhitungan utang – piutang dalam bentuk surat-surat berharga dari suatu
bank yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.

Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

1. Sistem Manual;

2. Sistem Semi Otomasi;

3. Sistem Otomasi;

4. Sistem Elektronik.

Peserta kliring dapat dikelompokkan menjadi :


Peserta kliring adalah peserta langsung, yang turut dan dalam pelaksanaan kliring secara langsung
dengan menggunakan identitasnya. Bank yang dapat menjadi peserta langsung adalah Kantor Pusat,
Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu.
Syarat untuk menjadi peserta langsung adalah kantor Cabang yang telah memperoleh ijin
pembukaan kantor dari BI/OJK; kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri; dan kantor Cabang
Pembantu yang berkedudukan di dalam negeri. Bank sebagaikan kantor bank sebagai menginduk kepada
kantor lain yang merupakan bank yang telah menjadi peserta langsung diwilayah kliring yang sama.

Warkat dan Dokumen Kliring

1. Warkat, merupakan alat pembayaran non tunai yang diperhitungkan atas beban atau untuk
rekening nasabah atau untuk bank melalui mekanisme kliring. Warkat kliring terdiri dari Cek,
Bilyet Giro, Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT), Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT),
Nota Debet, Nota Kredit

2. Dokumen Kliring, merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
perhitungan kliring di tempat penyelenggara.

Dokumen kliring dapat berupa :

a. Dokumen kliring penyerahan (berupa warkat);

b. Dokumen kliring pengembalian (berupa laporan);

Tata Cara Penyelenggaraan Kliring

Penyelenggaraan kliring terdiri dari 2 tahap:

1. kliring Penyerahan, kliring Penyerahan membantu bank peserta kliring menyerahkan warkat
kliring kepada penyelenggaran
2. kliring Pengembalian, kliring Pengembalian membantu bank peserta kliring menyerahkan warkat
yang dapat dan tidak dapat di debit.

Pencatatan Akuntansi atas Transaksi Kliring

Pencatatan akuntansi atas transaksi kliring dilakukan di 2 bank, yakni :

1. Bank Penarik, bank yang mencatat setoran kliring nasabah dan menyerahkan warkat dalam proses
kliring; 2. Bank Tertarik, bank yang mencatat tarikan kliring nasabah dan menerima warkat dalam
proses kliring.

Contoh kasus:
Budi membeli barang kepada Rano senilai Rp. 15 Juta. Budi membayar transaksi tersebut
dengan cara menyerahkan bilyet giro Bank ABC kepada Rano. Budi merupakan
nasabah Bank ABC, sedangkan Rano adalah nasabah Bank XYZ. Setelah menerima bilyet
giro dari Budi, kemudian Rano melakukan penyetoran bilyet giro kepada Bank XZY untuk dikliringkan.

Berdasarkan ilustrasi tersebut :

1. Bank XYZ merupakan bank penarik, karena bank XYZ akan menagihkan warkat bilyet giro
yang diterima oleh Rano ke bank ABC melalui proses kliring.
2. Bank ABC merupakan bank tertarik, karena Budi telah menyerahkan bilyet giro bank ABC
kepada Rano atas pembayaran transaksi pembelian barang. Bank ABC akan menarik dana di
rekening giro Budi.
Setelah memahami bank penarik dan tertarik, berikut akan diberikan contoh kasus pencatatan akuntansi
atas transaksi kliring.

Dana Pihak Ketiga

Giro

▪ Merupakan simpanan masyarakat di bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan


menggunakan cek dan bilyet giro;

▪ Cek merupakan surat perintah bayar tanpa syarat;

▪ Bilyet giro merupakan surat perintah pemindahbukuan.

▪ Rekening giro tebagi menjadi 2 jenis, yakni :

1. Giro swasta, yakni giro yang dimiliki oleh perorangan, kelompok, instansi swasta, Yayasan
dan Lembaga non pemerintah lainnya.
2. Giro pemerintah, yakni giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah (Lembaga, Kementerian,
dll).

▪ Pencatatan Akuntansi atas Rekening Giro

1. Pembukaan rekening giro


Pada saat pembukaan rekening giro, nasabah akan menyetorkan dana yang terdiri dari dana
simpanan minimum, biaya buku cek/bilyet giro dan meterai.
Jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut :
Kas Teller XXX Rekening
Giro Nasabah XXX
Persediaan Buku Cek/BG XXX
Persediaan Meterai XXX
2. Setoran dana ke rekening giro
Pencatatan jurnal saat nasabah melakukan setoran dana ke rekening giro adalah sebagai
berikut :
Kas Teller XXX Rekening
Giro Nasabah XXX
3. Penarikan dana dari rekening giro
Penarikan dana dari rekening giro dapat dilakukan dengan cara penarikan tunai,
pemindahbukuan dan tarikan kliring. Jurnal untuk mencatat transaksi penarikan
adalah sebagai berikut :
Penarikan tunai
Rekening Giro Nasabah XXX
Kas Teller XXX

Pemindahbukuan

Rekening Giro Nasabah XXX

Rekening Giro Nasabah Lain XXX

Tarikan Kliring

Rekening Giro Nasabah XXX

Rekening Giro BI XXX

4. Jasa Giro dan Biaya Administrasi Giro

▪ Jasa giro merupakan pendapatan yang diperoleh nasabah atas saldo yang mengendap di
rekening giro.

▪ Biaya administrasi giro merupakan biaya yang dibebankan oleh bank kepada nasabah
atas pengelolaan rekening giro.

▪ Pencatatan jurnal oleh bank atas jasa giro dan biaya administrasi giro sebagai berikut :

Pemberian Jasa Giro

Beban Jasa Giro Nasabah XXX

Rekening Giro Nasabah XXX

Rekening Giro Nasabah XXX

Utang Pajak (PPh Pasal 4 ayat 2) XXX

Pembebanan Biaya Administrasi Giro kepada Nasabah

Rekening Giro Nasabah XXX

Pendapatan Adm. Giro XXX

Tabungan
merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannnya hanya dilakukan menurut
syaratsyarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro
atau yang dipersamakan dengan itu.

Pencatatan Akuntansi atas Rekening Tabungan

1. Pembukaan rekening tabungan


Pada saat pembukaan rekening tabungan, nasabah akan menyetorkan dana yang terdiri dari dana
simpanan minimum dan meterai.
Jurnal yang dicatat adala sebagai berikut :

Kas Teller XXX

Rekening Tabungan Nasabah XXX

Persediaan Meterai XXX

2. Setoran dana ke rekening tabungan


Pencatatan jurnal saat nasabah melakukan setoran dana ke rekening tabungan adalah sebagai
berikut :

Kas Teller / ATM XXX

Rekening Tabungan Nasabah XXX

3. Penarikan dana dari rekening tabungan


Pencatatan jurnal saat nasabah melakukan penarikan tunai atas dana dari rekening tabungan
adalah sebagai berikut :

Rekening Tabungan Nasabah XXX

Kas Teller / ATM XXX


Apabila nasabah melakukan transfer dana ke rekening lainnya, maka jurnal yang dilakukan
adalah

Rekening Tabungan Nasabah XXX

RAB Transfer XXX

RAB Transfer XXX

Rekening Giro BI XXX

4. Bunga dan biaya administrasi rekening tabungan

▪ Bunga merupakan pendapatan yang diperoleh nasabah atas saldo yang mengendap di rekening
tabungan.

▪ Biaya administrasi tabungan merupakan biaya yang dibebankan oleh bank kepada nasabah atas
pengelolaan rekening tabungan.

▪ Perhitungan bunga umumnya dilakukan berdasarkan saldo rata-rata harian atau bulanan sesuai
dengan kebijakan bank.

▪ Pencatatan jurnal oleh bank atas jasa giro dan biaya administrasi giro sebagai berikut :

▪ Pencatatan jurnal atas bunga dan biaya administrasi tabungan sebagai berikut :

Pemberian Bunga Tabungan


Beban Bunga Tabungan Nasabah XXX

Rekening Tabungan Nasabah XXX

Rekening Tabungan Nasabah XXX

Utang Pajak (PPh Pasal 4 ayat 2) XXX

Pembebanan Biaya Administrasi Tabungan kepada Nasabah

Rekening Tabungan Nasabah XXX

Pendapatan Administrasi Tabungan XXX Hadiah untuk

Penabung

▪ Untuk meningkatkan dana pihak ketiga khususnya dana yang berbiaya murah, bank memberikan
hadian dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan; ▪ Hadiah yang diberikan kepada
nasabah dicatat dalam beban promosi;

▪ Beban promosi ditanggung oleh kantor pusat maupun cabang. Deposito

▪ Merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada
waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan;

▪ Tenor deposito pada umumnya terdiri dari 1, 3, 6, 12 bulan. Apabila lebih dari tenor tersebut (18
hingga 24 bulan) merupakan kebijakan bank yang bersangkutan;

▪ Oleh bank, deposito dikategorikan sebagai kewajiban jangka pendek (s.d 12 bulan) dan jangka
Panjang (diatas 12 bulan).

▪ Pencatatan Akuntansi atas Rekening Deposito

1. Pembukaan Rekening Deposito


Sebelum rekening deposito dibuka, terlebih dahulu nasabah melakukan penyetoran ke
rekening tabungan. Selanjutnya dana di rekening tabungan tersebut akan diambil untuk
pembukaan deposito. Pencatatan jurnal yang dilakukan adalah :

Kas Teller XXX

Rekening Tabungan Nasabah XXX

Rekening Tabungan Nasabah XXX

Deposito Berjangka XXX

Persediaan Meterai XXX

2. Penyesuaian Beban Bunga Deposito


Pada setiap akhir bulan, bank harus membuat penyesuaian untuk mengakui beban bunga
deposito. Adapun jurnalnya sebagai berikut :
Beban Bunga Deposito Berjangka XXX
Bunga Deposito Berjangka Harus Dibayar XXX
3. Pembebanan Bunga Deposito
Pada waktu tanggal bunga deposito jatuh tempo, maka bank akan memberikan bunga
deposito kepada nasabah:
Bunga Deposito Berjangka Harus Dibayar XXX
Rekening Tabungan / Deposito Nasabah XXX
Utang Pajak (PPh Pasal 4 ayat 2) XXX
4. Deposito Jatuh Tempo
Ketika deposito jatuh tempo, maka bank akan memberikan seluruh dana deposito kepada
nasabah beserta bunganya. Pencatatan jurnal yang dilakukan adalah:
Deposito Berjangka XXX
Beban Bunga Deposito Berjangka XXX Kas /
Rekening Tabungan Nasabah XXX
Utang Pajak (PPh pasal 4 ayat 2) XXX

Penjamin dan Simpan

Simpanan yang Dijamin

▪ Simpanan yang dijamin meliputi: tabungan, giro, deposito, sertifikat deposito dan bentuk lain
yang dipersamakan dengan itu.

▪ Simpanan yang dijamin adalah simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk simpanan yang
berasal dari bank lain.

▪ Nilai simpanan yang dijamin LPS mencakup saldo pada tanggal pencabutan ijin usaha bank.
Saldo tersebut berupa:

a. Pokok ditambah bunga yang telah menjadi hak nasabah, untuk simpanan yang memiliki
komponen bunga;

b. Nilai sekarang per tanggal pencabutan ijin usaha dengan menggunakan tingkat diskonto yang
tercatat pada bilyet, untuk simpanan yang memiliki diskonto.

Kewajiban Bank Peserta Penjaminan


Sebagai peserta penjaminan, bank membayar kontribusi kepesertaan, premi dan menyampaikan laporan
secara berkala dalam format yang telah ditentukan LPS. Kontribusi kepesertaan ditetapkan jumlahnya
sebesar 0,1% dari:

a. Modal sendiri (Ekuitas) bank per 31 Desember 2004, bagi bank yang telah memperoleh ijin usaha
sebelum 1 Januari 2005;
b. Total modal sendiri (Ekuitas) bank per 31 Desember 2004, dari bank-bank yang telah
menggabungkan usaha, bagi bank hasil penggabungan usaha yang dilakukan antara 1 Januari
2005 dan 22 September 2005;

c. Modal disetor bank, bagi bank yang mendapatkan ijin usaha pada atau setelah 1 Januari 2005.

Modal sendiri (Ekuitas) merupakan selisih antara kekayaan dan kewajiban bank.

Perhitungan, Pembayaran dan Akuntansi Premi Penjaminan


Penghitungan premi, baik premi awal maupun premi penyesuaian dilakukan sendiri oleh bank
(self assessment). Pembayaran premi dilakukan 2 (dua) kali dalam satu tahun untuk: 1. Periode 1
Januari s.d. 30 Juni; dan

2. Periode 1 Juli s.d. 31 Desember.


Besarnya premi untuk setiap periode sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan dalam
setiap periode.

Proses pembayaran premi untuk setiap periode dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pembayaran premi awal periode sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan periode
sebelumnya;

2. Penyesuaian premi setelah akhir periode berdasarkan realisasi rata-rata saldo bulanan total
simpanan periode yang bersangkutan.

Pembayaran premi pada awal periode harus dilakukan paling lambat tanggal: 1.

31 Januari untuk periode 1 Januari s.d 31 Juni; dan

2. 31 Juli untuk periode 1 Juli s.d 31 Desember.

Penyesuaian premi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menghitung premi yang seharusnya dibayar berdasarkan realisasi rata-rata saldo bulanan total
simpanan pada periode yang bersangkutan;

2. Menghitung kelebihan atau kekurangan premi yang dibayarkan pada awal periode dengan premi
yang seharusnya dibayar;

3. Menghitung kelebihan atau kekurangan terhadap premi yang dibayar pada awal periode
berikutnya.

Contoh Kasus
Bank ABC berdiri sejak 2003 mempunyai modal sendiri sebesar Rp. 10 Miliar dan mulai 22 September
2005 mendaftar sebagai peserta penjaminan simpanan ke LPS. Bank menyetorkan kontribusi kepesertaan
sebesar 0,1% dari modal sendiri dan membayar premi penjaminan sebesar 0,1% dari rata-rata saldo
bulanan atas total simpanan. Pada tanggal 17 September 2005 Bank ABC membayar biaya premi
penjaminan simpanan sebesar Rp. 2.366.633.
Data saldo bulanan Bank ABC sebagai berikut:
Bulan Saldo Giro Saldo Saldo Jumlah Saldo
Tabungan Deposito
Juli
369.719.176 3.000.213.345 800.123.700 4.170.056.221
Agustus
357.144.476 2.800.342.789 900.345.780 4.057.833.045
September
764.285.995 2.400.456.789 1.000.358.540 4.165.101.324
Oktober
259.972.471 3.035.678.800 900.342.450 4.195.993.721
November
170.832.645 3.034.987.334 1.000.670.542 4.206.490.521
Desember
252.133.506 2.900.347.893 1.100.348.005 4.252.829.404
Total
Simpanan 25.048.304.236
Dasar perhitungan premi penjaminan periode Juli s.d Desember 2005 adalah total rata-rata simpanan
sebesar Rp. 25.048.304.236,-

Pembayaran premi Bank ABC dihitung dari tanggal 22 September sd 31 Desember 2005.

Jumlah hari dalam periode Juli s.d Desember 2005 sebagai berikut:
Juli = 31 hari
Agustus = 31 hari
September = 30 hari
Oktober = 31 hari
November = 30 hari
Desember = 31 hari

Total = 184 hari


Jumlah hari sejak Bank ABC menjadi peserta adalah periode 22 September s.d Desember 2005
sebagai berikut:
September = 9 hari (30 – 21)
Oktober = 31 hari
November = 30 hari

Desember = 31 hari
Total = 101 hari

Premi yang seharusnya dibayar :


(101/184) x 0,1% x Rp. 4.174.717.373 = Rp. 2.291.556,82

Jumlah premi yang telah dibayar Rp. 2.366.633,00

Jumlah premi seharusnya dibayar Rp. 2.291.556,82 Kelebihan

Bayar Rp. 75.076,18

Jurnal pencatatan premi penjaminan:

Dana Penyertaan 10.000.000

Giro LPS 10.000.000

Piutang Premi Penjaminan 2.366.633

Giro LPS 2.366.633

Biaya Premi Penjaminan 2.291.556,82

Piutang Premi Penjaminan 2.291.556,82

Dalam hal bank-bank melakukan penggabungan sebelum berakhirnya periode, maka:

1. Total dari seluruh premi yang telah dibayar pada awal periode oleh masing-masing bank
ditetapkan sebagai premi yang telah dibayar pada awal periode oleh bank hasil penggabungan;

2. Dalam rangka penyesuaian premi setelah akhir periode, jumlah saldo bulanan total simpanan dari
masing-masing bank sebelum penggabungan usaha diperhitungkan

Laporan Bank

Laporan keuangan yang disampaikan kepada LPS adalah:

1. Laporan posisi simpanan setiap akhir bulan, paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya;

2. Laporan keuangan bulanan, paling lambat pada akhir bulan berikutnya;

3. Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, atau laporan keuangan yang disampaikan Bank
Indonesia, paling lambat tanggal 31 Mei tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai