Penyebab abortus secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu abortus
karena sebab-sebab infeksi dan abortus karena sebab-sebab non infeksi.
Penanganan Induk :
Penanganan Fetus : Fetus dan sisa-sisa hasil abortus dikeluarkan dari saluran
reproduksi induk dan setelah itu dibakar (Direktorat Keswan, 2014).
2. Mumifikasi fetus
Definisi : Fetus mati dan masih berada di dalam uterus, dimana cairan janin
akan terserap sehingga fetus mengeras (Jackson, 2004).
Faktor Penyebab :
- Infeksius: Bovine Viral Diarrhea (BVD), leptospirosis, jamur, Neospora
caninum;
- Mekanik: torsi uterus, plasenta yang rusak, torsi korda umbilical;
- Faktor lainnya: kelainan: kelainan genetic, hormon abnormal, kromosom
abnormal
(Levebvre, 2015)
Proses : Terjadi kematian fetus, absorbs cairan plasenta, pelekatan membrane
fetal dan dinding uterus, massa dari fetus menjadi coklat menghitam, terasa
keras berbentuk tulang, tidak berbau (Levebre, 2015).
Ciri Spesifik : Ukuran fetus tidak sesuai dengan usia kebuntingan (Levebre,
2015).
Cara pemeriksaan:
- Palpasi per-rektal: uterus mengencang dan fetus sulit untuk ditemukan.
Fremitus tidak terasa, dan corpus luteum mungkin dapat terpalpasi.
- USG per-rektal: fetus terlihat namun ada detak jantung fetus
(Jackson, 2004)
3. Maserasi Fetus
Ciri Spesifik :
- Rahim teraba tebal, keras, tidak ada fremitus, ditemukan adanya krepitasi
tulang fetus;
- Induk sapi mengeluarkan leleran akibat fetus membusuk dan terurai akibat
kontaminasi bakteri di dalam uterus karena adanya dilatasi serviks;
- Induk mengalami demam, anoreksia, depresi, serta penurunan produksi susu
(Fasseha, 2020)
Cara pemeriksaan:
- Inspeksi leleran yang keluar dari vulva induk, biasanya berbau busuk dan
menyengat;
- Palpasi per-rektal: ditemukan serpihan tulang fetus;
- USG dan X-ray akan terlihat fragmen-fragmen tulang fetus
(Jackson, 2004)
Penanganan :
- Injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus. Namun car aini tidak
disarankan karena jika fetus dan produk maserasi keluar, tulang fetus dapat
melukai uterus induk;
- Penanganan manual dengan mengeluarkan fetus dengan alat-alat kebidanan;
- Operasi Caesar untuk mengeluarkan produk maserasi dan tulang
(Fasseha, 2020)
4. Torsi Uteri
Definisi : Rotasi uterus pada masa kebuntingan dengan berbagai sudut, mulai
dari 45 hingga 360o (Jackson, 2004)
Faktor Penyebab:
- Instabilitas uterus hewan;
- Pergerakan fetus yang tinggi;
- Ukuran fetus yang terlalu besar;
- Lemahnya tonus otot uterus;
- Hewan terjatuh atau terpleset
(Divers dan Peek, 2007; Noakes et al., 2001)
Penanganan : - Rotasi fetus melalui vagina dengan merotasi fetus ke arah yang
berlawanan dengan torsi uterus menggunakan tangan melalui serviks; - Rotasi
tubuh sapi dengan metode “rolling” dengan cara merotasikan tubuh fetus
searah dengan torsi; - Laparotomi yang dilakukan pada sapi yang berdiri, pada
sesbelah kiri atau kanan fossa sublumbar. Manipulasi dilakukan dengan
merotasi uterus secara intraabdominal
2. Bedah
a. Persiapan operasi
b. Fluid therapy
c. Anastesi
d. Teknik operasi laparotomi
e. Perawtan pasca operasi
f. Proses kesembuhan luka
g. Membuat resep terapi dan pencegahan