Peran Kebangsaan Muhammadiyah
Peran Kebangsaan Muhammadiyah
AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN 3
DOSEN PENGAMPUH:
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk,
rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW risallah beliau yang
bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
Pekanbaru, 11 Januari
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Muhammadiyah 4
2.2 Peran Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajrid dan Tajdid di
Indonesia............................................................................................... 4
2.3 Peran Muhammadiyah Sebagai Gerakan Sosial di Indonesia......... 5
2.4 Peran Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan di Indonesia.. 6
2.5 Peran Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pemberdayaan
Perempuandi Indonesia........................................................................ 9
2.6 Peran Muhammadiyah Sebagai Gerakan Ekonomi di Indonesia.... 11
BAB III PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
DAFTAR PUSAKA 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kemerdekaan. Inilah bukti bahwa Muhammadiyah ikut “berkeringat” di dalam
usaha-usaha memajukan kehidupan bangsa.Muhammadiyah meyakini bahwa
Indonesia dapat mencapai tujuan untuk menjadi negara dan bangsa yang
berkemajuan, yakni terciptanya kehidupan kebangsaan yang maju, adil, makmur,
bermartabat, dan berdaulat sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan UUD
1945.
“Muhammadiyah memiliki komitmen dan tanggungjawab tinggi untuk
memajukan kehidupan bangsa dan negara sebagaimana dicita-citakan para pendiri
bangsa.Para tokoh Muhammadiyah sejak kelahirannya sampai saat ini dalam
kehidupan kebangsaan sangat besar perannya,” urainya.
1.3. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu adalah:
1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu Muhammadiyah
2. Agar mahasiswa bisa mengetahui Muhammadiyah sebagai Gerakan islam
yang berwatak tajrid dan tajdid di Indonesia
3. Agar mahasiswa bisa mengetahui Muhammadiyah sebagai Gerakan
Sosial di Indonesia
4. Agar mahasiswa bisa mengetahui Muhammadiyah sebagai Gerakan
Pendidikan di Indonesia
2
5. Agar mahasiswa bisa mengetahui Muhammadiyah sebagai Gerakan
Pemberdayaan Wanita di Indonesia
6. Agar mahasiswa bisa mengetahui Muhammadiyah sebagai Gerakan
Ekonomi di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
adalah penanggalan aspek-aspek dunia dari diri (nafs), atau secara singkat bisa
dikatakan sebagai pemurnian diri.
Dalam Gerakan tajrid dan tajdid Muhammadiyah di Indonesia, Gerakan ini
telah melakukan pemurnian terhadap tahayul, bid’ah dan khurafat yang masih
sering terjadi di dalam masyarakat terutama masyarakat yang masih mengikuti
orang tua dan nenek moyang. Tahayul merupakan kepercayaan yang dianggap ada
atau sakti, akan tetapi sebenarnya tidak ada. Bid’ah adalah perbuatan atau cara
yang tidak pernah dikatakan atau di contohkan oleh Rasulullah SAW atau
sahabatnya, yang kemudian dilakukan seolah olah menjadi ajaran islam. atau
dapat dikatakan juga sebagai pembaharuan ajaran islam tanpa berpedoman dalam
al-qur’an atau hadist. Khurafat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari
al-qur’an dan sunnah.
Seperti contoh yang terjadi dalam masyarakat di Indonesia adalah Masyarakat
Jawa pada umumnya menggunakan upacara selamatan, dalam berbagai peristiwa,
seperti kelahiran, khitan, perkawinan, kematian, pindah rumah, panen, ganti nama,
dan sejenisnya. Namun, diantara macam-macam selamatan yang paling sering kita
lihat adalah selamatan kematian, yaitu terdiri dari tiga hari, empat puluh hari, dan
serratus hari. Selamatan ini selalu diringi dengan membaca tahlil sebagai cara
mengirim do’a kepada si mayit. Bentuk khurafat lain yang biasa dilakukan orang
Jawa adalah penghormatan kuburan orang-orang suci, sambil meminta do’a restu,
dan jimat. Muhammadiyah sebagai Gerakan pemurnian yang menginginkan
pembersihan Islam dari semua unsur singkretis dan daki-daki tidak Islami lainnya,
melakukan dakwah kepada para masyarakat dengan menjelaskan bahwasanya hal
tersebut tidak perlu dilakukan karena tidak memberikan manfaat apapun, dan
Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak pernah mengajarkan hal tesebut.
5
panti jompo, santunan keluarga kurang mampu, santunan kematian serta panti
cacat Netra.
Sebagai contoh dapat kita ambil dari luang lingkup kesehatan, dibawah
naungan Aisyiyahyang merupakan organisasi ortonom terdapat sebuah rumah
sakit dan juga klinik, sebagai bentuk gerakan sosial kesehatan, dipekanbaru
sendiri kita dapat menjumpai klinik pratama aisyiyah yang berada dijalan K.H
Ahmad Dahlan, klinik tersebut dibangun untuk membantu dalam hal melayani
masyarakat sekitar dalam hal kesehatan, hal inimerupakan salah satu bentuk
kepedulian antar sesama yang telah diciptakan oleh organisasi muhammadiyah
yang dibantu oleh organisasi ortonomnya yaitu Aisyiyah.
Tak hanya itu saja muhammadiyah juga telah mendirikan suatu badan
lembaga yang bernama LAZISMU (Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sodaqah
Muhammadiyah), LAZISMU ini sendiri merupakan suatu gerakan sosial yang
berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara
produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari
perseorangan, lembaga, perusahaan ataupun instansi lainnya.
Intinya dari gerakan muhammadiyah ini ialah untuk membantu sesama
terutama untuk membantu para fakir miskin, kaum dhuafa, serta anak yatim piatu,
sehingga terciplah kesejahteraan bagi seluruh masyarakat tanpa memandang latar
belakang status sosial dari setiap individunya.
6
Amir Hamzah, mengemukakan bahwa garis besar gagasan tujuan umum dari
pendidikan Muhammadiyah Ahmad Dahlan, yaitu membentuk manusia Muslim
yang:
1. Alim dalam agama baik budi pekerti,
2. Alim dalam ilmu-ilmu dunia luas pandangan (ilmu umum), dan
3. Bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
7
4. Pondok Pesantren
5. Tingkat Universitas/Perguruan Tinggi (salah contoh dari perguruan tinggi
muhammadiyah ialah UMRI yang terletak di kota pekanbaru)
Bagi Muhammadiyah pendidikan karakter ini diwujudkan dalam bentuk
pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang diselenggarakan di
setiap jenjang lembaga pendidikan Muhammadiyah. Pendidikan AIK ini
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dasar dan menengah
Muhammadiyah, yaitu: (1) menyiapkan peserta didik menjadi pelajar muslim
yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan
akademik dan atau profesional dan beramal menuju terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. (2) mengamalkan, mengembangkan, menciptakan,
menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dalam rangka memajukan
Islam dan meningkatkan kesejahteraan ummat manusia. Di lembaga pendidikan
Muhammadiyah, pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
memegang peranan yang sangat penting untuk membentuk insan yang susila,
berkarakater dan berkepribadian Muslim (learning to be).Karena itu, yang menjadi
tolok ukur keberhasilan pendidikan AIK ini yang paling pokok adalah terletak
pada perubahan sikap (atitude), mental dan tingkah laku para siswa.
Pendidikan Muhammadiyah saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan
pendidikan Muhammadiyah jaman K.H. Ahmad Dahlan. Tetapi, jika diletakkan
dalam kerangka pembaharuannya dan amal shalih yang melandasi aktivitasnya,
nampaknya pendidikan Muhammadiyah saat ini mengalami banyak kekurangan.
Kekurangan tersebut dapat disebabkan oleh melemahnya kibrah para pengelola
pendidikan, terlalu beratnya tantangan yang dihadapi atau kompleksitas persoalan
yang harus dipecahkan. Sebaliknya Muhammadiyah pun mendirikan sekolah
umum model pemerintah seperti Kweekschool (sekolah guru) tetapi tidak netral
agama. Dengan predikatnya sebagai pembaharuan, Muhammadiyah menyusun
kurikulum pengajaran di sekolah-sekolahnya mendekati rencana pelajaran
sekolah- sekolah pemerintah. Pada pusat-pusat pendidikan Muhammadiyah
disiplin- disiplin sekuler (ilmu umum) diajarkan, walaupun ia mendasarkan
8
sekolahnya pada masalah-masalah agama. Tampaknya dalam kurikulum,
pemisahan antara dua macam disiplin ilmu itu dinyatakan dengan tegas.
Kepedulian Muhammadiyah atas pendidikan tidak dapat disanksikan,
sehingga dimana ada papan nama Muhammadiyah, di situ terdapat lembaga
pendidikannya (Ali, 2016). Muhammadiyah kini mengelola ribuan lembaga
pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga
pendidikan tinggi. Di usianya yang lebih dari satu abad, Muhammadiyah
mengelola 174 perguruan tinggi yang terdiri atas 48 universitas, 5 institut dan 99
sekolah tinggi, 18 akademi, 4 politeknik. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus
bertambah, seiring dengan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap
Muhammadiyah.
9
melibatkan elemen-elemen Muhammadiyah yang terkait. Misalnya, pada daerah
tertentu ada peluang bisnis perumahan atau dalam bentuk lainnya, sebaiknya
direspon dan hasilnya juga tetap dalam pengawasan Muhammadiyah.
Sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah dari Sabang sampai Marauke
sungguh menjajikan, sebab berbagai hal telah dimiliki seperti jumlah anggota dan
simpatisan serta relasinya. Muhammadiyah dapat dijadikan sebagai instrument
bisnis dalam posisi sebagai produsen, konsumen atau lainnya. Amal usaha yang
paling terkecil sekalipun pasti punya potensi nilai ekonomi yang dapat menjadi
sebuah kekuatanbagi persyarikatan Muhammadiyah. Nilai dasar Muhammadiyah
telah dituangkan dalam maksud dan tujuannya, yaitu “Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”.
Terkait tentang Muhammadiyah sebagai gerakan pemberdayaan perempuan
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi sosial keagamaan yang didirikan pada
tahun 1912 di Indonesia. Gerakan ini dikenal sebagai salah satu organisasi yang
mengedepankan pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang, termasuk
pendidikan, ekonomi, dan politik. Muhammadiyah menekankan pentingnya
perlakuan yang adil terhadap perempuan dan memberikan mereka kesempatan
yang sama dengan laki-laki untuk mengembangkan potensi mereka. Gerakan ini
juga mengkampanyekan hak-hak perempuan, termasuk hak untuk mendapatkan
pendidikan yang baik dan bekerja di luar rumah. Contoh nya bisa kita lihat sendiri
disekitar kita yaitu organisasi Aisyiyah
Beberapa program pemberdayaan perempuan diantaranya adalah
mengembangkan Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Aisyiyah dalam perannya untuk pemberdayaan perempuan dan masyarakat,
dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.Dalam bidang pendidikan,
‘Aisyiyah mendirikan PAUD (Kelompok Bermain dan Taman Kenak-
Kanak).Program Keluarga Sakinah juga memberi pengetahuan tentang adab
berpakaian muslimah dalam Islam.Dalam bidang kesehatan, ‘Aisyiyah mendirikan
RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak).
10
Dalam bidang kesehatan, ‘Aisiyiyah memiliki rumah sakit, rumah bersalin,
badan kesehatan ibu dan anak, balai pegobatan dan pos yandu, semuanya
berjumlah 280 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Dalam bidang
keagamaan ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Majelis Tablig untuk menjadi
organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan keagamaan guna
membangun masyarakat madani.
11
Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset
atau sumberdaya yang bisa dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya
manusia, yaitu anggota Muhammadiyah sendiri, baik sebagai produsen, Kedua,
kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas,
lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti asuhan yatim piatu. Ketiga,
organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah, cabang
dan ranting.
Dapat disimpulkan bahwa, gerakan ekonomi Muhammadiyah di Indonesia
bisa disajikan antara lain dengan:
Mendirikan koperasi di berbagai jajaran jenis koperasi sebagai sarana
untuk melakukan perkuatan ekonomi ummat.
Mendirikan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dalam berbagai
bidang jasa, perdagangan, pariwisata, perkebunan, perikanan dan lain-lain.
Lembaga keuangan untuk mendukung usaha-usaha ummat yaitu Baitul
Mal wa Tanwil (BMT), BPR Syariah,koperasi dan lain-lain.
Sharing dalam berbagai perusahaan yang bonafit dan
kompetitif.Membangun jaringan informasi bisnis, seperti memberikan
berbagai penjelasan informasi kepada warga Muhammadiyah tentang
bagaimana bisnis obat, bahan tekstil, bahan kimia, rumah makan dan lain-
lain. Informasi ini juga meliputi bagaimana pandangan melakukan
kegiatan produksi, pemasaran jaringannya, tata niaganya dan lain-lain.
Membangun jaringan kerja sama bisnis dengan semua pengusaha dan
koperasi Muhammadiyah untuk saling membantu baik dari segi informasi,
kiat bisnis maupun pendanaan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Misi Dakwah dan sebagai gerakan tajdid (Pembaharuan) adalah fakta yang
tak terbantahkan terhadap lahirnya Muhammadiyah lebih dari satu abad silam.
Bagaimana Kyai Dahlan berpikir maju tentang mendirikan sekolah, merubah arah
kiblat Masjid Gede Kauman, teologi Al-Maun dengan memberdayakan
masyarakat sekitar adalah contoh gerakan Muhammadiyah yang masih terpatri
dalam setiap sanubari pimpinan persyarikatan sampai saat ini.
Namun persinggungan yang akhirnya terbentur dengan nilai nilai
kebangsaan yang membuat Muhammadiyah keluar dari ‘sarang’ nya tersebut.
Tapi tentu ini hal yang tak terhindarkan, Muhammadiyah sebagai salah satu
Ormas terbesar di Indonesia dalam praktik dakwahnya pasti akanterseret dinamika
kehidupan berkebangsaan. MUhammadiyah yang sudah mengikrarkan konsep
‘Darul Ahdi Wassyahadah’ ini dapat dipastikan akan selalu berada di jalannya,
yakni jalan kebangsaan di dalam Negara Pancasila, Indonesia.
13
DAFTAR PUSTAKA
14