AKU PENJAGA
MEMAKNAI LAYANG SESAJI
PENYUSUN:
ANDRI HERNANDI
DEPT. PENDIDIKAN
MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
INDONESIA
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi
dengan Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan
PENDAHULUAN dan peribadatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta pengamalan budi luhur yang ajarannya
bersumber dari kearifan lokal Bangsa Indonesia.
Kearifan lokal biasanya tercermin dalam nilai-nilai kelompok masyarakat tersebut, seperti pada
nyanyian, pepatah, tarian, atau bahkan semboyan. Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam
kelompok masyarakat, akan menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan. Kita bisa melihatnya
melalui perilaku sehari-sehari masyarakat tersebut.
Adalah suatu kenyataan mutlak, bahwa masyarakat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
menjelujuri kehidupan bangsa, khususnya di masyarakat adat sebagai suatu tradisi. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya upacara tradisional (turun temurun) dalam kehidupan masyarakat, seperti
: KEHIDUPAN (contoh: Selamatan 7 bulan kandungan (hamil), Kelahiran, Khitanan,Perkawinan,
Kematian : Nyusur tanah, 3 hari, 7 hari, 40 hari, mendak (1 tahun), 1000 hari. Sementara itu untuk
PENGHIDUPAN (contoh: menanam padi, memotong padi,membangun rumah).
Baik yang menyangkut segi penghidupan maupun kehidupan tersebut di atas, leluhur bangsa kita
mempergunakan sebagai KIAS, berupa : Perhiasan dari emas dan/ atau permata (kalau ada), pakaian
baru, kembang-kembangan, daun-daunan dan lain sebagainya. Memang harus diakui hal itu unik,
unik karena sifat khas yang mencolok, sangat berlainan dengan tata cara agama dan ilmu
pengetahuan.
Seandainya setiap kata dan kalimat ditulis dengan huruf serta bahasa yang berlaku pada zaman
leluhur, sudah dapat dipastikan yang dapat membaca dan memahaminya dewasa ini akan amat
kurang sekali. Akan tetapi dalam bentuk KIAS, seseorang yang buta huruf pun akan dapat memahami
KIAS bentuk apa yang dihubungkan dengan maksud upacara, sekalipun maknanya belum dipahami.
Oleh sebab itu dapat dimengerti, apa sebabnya hingga kini hampir semua orang yang teguh kepada
tradisi secara turun temurun dapat melakukannya dengan cermat
Tujuan, Alur, Dengan mengangkat tema “Kearifan lokal” dan mengacu kepada dimensi Profil
Hal yang perlu diperhatikan sebelum
memulai Projek
dan Target Pelajar Pancasila, Projek “Aku Penjaga Tradisi” ini bertujuan untuk membentuk
Pencapaian peserta didik yang mempunyai kesadaran untuk memahami kehadiran Tuhan Apakah di sekolah tersedia guru/penyuluh pendidikan
dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan pemahamannya tentang kualitas kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa?
Projek atau sifat-sifat Tuhan dengan konsep peran manusia di bumi sebagai makhluk
Apakah di sekitar sekolah atau rumah peserta didik
tersedia/dekat dengan sasana sarasehan (peribadatan)
Tuhan yang bertanggung jawab yang terdapat nilai-nilai luhur dalam kearifan lokal komunitas penghayat Kepercayaan?
terutama saat tradisi kelahiran. Selain itu tujuan projek ini adalah untuk Apakah komponen layang sesaji tersedia/dapat
disediakan dengan mudah di wilayah peserta didik
memahami bahwa kita ada karena ada orang tua yang melahirkan kita atas dasar tinggal?
kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa. Apakah terdapat pemuka adat/sesepuh di
wilayah peserta didik tinggal?
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, siswa mengeksplorasi dan
memahami tradisi layang sesaji serta permasalahan kesalahpahaman tentang
layang sesaji, kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi bahwa dalam
layang sesaji terdapat tata cara ritual yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus
dipahami sehingga siswa dapat menunjukkan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan menerima apa yang menjadi kodratnya. Setelah tahap pengenalan, Tips & Alternatif
siswa masuk dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan riset dengan cara Apabila belum ada penyuluh di wilayah tersebut
dapat dibantu oleh orang tua siswa atau sesepuhnya
mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan awal tentang layang sesaji dalam Apabila belum ada sasana sarasehan bisa dilakukan
kehidupan di masing-masing komunitas. Selanjutnya siswa masuk ke dalam tahap dirumah saja bersama orang tua dan sesepuh
aksi, di mana siswa melakukan demonstrasi dan presentasi layang sesaji, dan Apabila komponen layang sesaji belum ada atau tidak
lengkap bisa menggunakan yang ada atau simulasi
diakhir tahapan siswa bersama guru bahkan jika memungkinkan dengan orang tua
Bila tidak ada pemuka dapat dibantu oleh orang
serta ketua adat melakukan refleksi bersama memahami hubungan manusia tua
dengan Tuhan dan alam semesta melalui pemaknaan layang sesaji.
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut: Membangun kesadaran pribadi dan sesama dalam mensyukuri atas pemberian Tuhan Yang Maha Esa
12. 13.
Asesmen Sumatif: Pembuatan Karya Tulis: : Sesaji
“Aku Penjaga Tradisi” Memaknai Layang
R lai Ketuhanan dalam layang sesaji dalam bentuk jurnal
e mini yang berisi tentang (tata cara ritual, curahan rasa
f bersyukur, menerima apa yang
l menjadi kodrat)
e
k
s
i
i
n
t
e
r
n
a
l
i
s
a
s
i
n
i
l
a
i
-
n
i
Dimensi, elemen, dan sub elemen Profil Pelajar Pancasila
Dimensi Profil Elemen Profil peserta Sub-elemen profil Target Pencapaian di akhir Fase D (SMP, 12-15 tahun) Aktivitas terkait
Pancasila terkait didik Pancasila pelajar Pancasila
Beriman, Bertakwa Akhlak beragama dan Mengenal dan Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta 6,7,8,10,11,12,
kepada Tuhan YME, dan berkepercayaan terhadap Mencintai Tuhan Yang mengaitkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan 13
Berakhlak Mulia Tuhan Yang Maha Esa Maha Esa (S.E.1) dengan konsep peran manusia di bumi sebagai makhluk Tuhan yang
bertanggung jawab.
Pemahaman Agama/ Memahami makna dan fungsi, unsur-unsur utama agama 6,7,8,10,11,12,
Kepercayaan (S.E.2) /kepercayaan dalam konteks Indonesia, membaca kitab suci, serta 13
memahami ajaran agama/ kepercayaan terkait hubungan sesama
manusia dan alam semesta.
Pelaksanaan Ritual Melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan 1,2,3,6,7,8,9,10,
Ibadah (S.E.3) agama/kepercayaan, serta berpartisipasi pada perayaan 11,12, 13
hari-hari besar
Akhlak Pribadi Integritas (S.E.4) Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta 3,4,5,8,9,10,11,
memahami konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain 12, 13
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Mengenal dan Mencintai Memahami bahwa dirinya ada Menyadari bahwa dirinya Mengaktualisasikan potensi Mensyukuri kehadiran dirinya
Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak Tuhan Yang memiliki potensi diri sebagai diri sebagai karunia Tuhan atas kehendak Tuhan Yang
Maha Esa karunia dari Tuhan Yang Maha yang harus disadari untuk Maha Esa untuk dapat
Esa kepentingan sesama berguna bagi sesama dan
alam semesta
Pemahaman Agama/ Menerima Ajaran Mempraktekan ajaran Menghubungkan ajaran Memaknai ajaran
Kepercayaan Kepercayaan Terhadap Tuhan kepercayaan Terhadap Tuhan Kepercayaan Terhadap Tuhan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sebagai Yang Maha Esa di Yang Maha Esa antar sesama Yang Maha Esa terkait
pedoman hidupnya lingkungannya masing-masing dan alam semesta hubungan antar manusia dan
alam semesta
Pelaksanaan Ritual Ibadah Melaksanakan ritual/ibadah Menunjukan kebiasaan untuk Menangkap relasi antara Menunjukkan tindakan
sesuai ajaran Kepercayaan melaksanakan ritual/ibadah pelaksanaan ritual/ibadah disiplin pribadi sebagai
Terhadap Tuhan YME. sesuai ajaran Kepercayaan dengan sikap perilaku perilaku sehari-hari untuk
Terhadap Tuhan YME sehari-hari melaksanakan ibadah secara
rutin dan mandiri.
Integritas Mengetahui adanya Menjelaskan kebenaran dan Menyadari kebenaran dan Menangkap relasi kebenaran
kebenaran dan fakta dalam fakta dalam ajaran fakta ajaran Kepercayaan positif antara ajaran
ajaran kepercayaan terhadap Kepercayaan Terhadap Tuhan Terhadap Tuhan Yang Maha Kepercayaan dengan sistem
Tuhan YME YME Esa memberikan agama/kepercayaan lainnya
Relevansi Layang sesaji/sesajen merupakan budaya dan tradisi turun temurun yang terdapat di masyarakat nusantara,
projek ini khususnya bagi masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat leluhur, tak terkecuali penghayat
bagi sekolah Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa..
Menurut Koentjaraningrat (1984 : 342) sesaji merupakan salah satu sarana upacara yang tidak bisa ditinggalkan,
dan disebut juga dengan sesajen yang mempunyai makna simbolik tertentu dan dijadikan sebagai media untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjelujur kehidupan bangsa, khususnya di
masyarakat adat sebagai suatu tradisi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya upacara tradisional (turun
temurun) dalam kehidupan masyarakat, seperti : KEHIDUPAN (contoh: Selamatan 7 bulan kandungan (hamil),
Kelahiran, Khitanan,Perkawinan, Kematian : Nyusur tanah, 3 hari, 7 hari, 40 hari, mendak (1 tahun), 1000 hari.
Sementara itu untuk PENGHIDUPAN (contoh: menanam padi, memotong padi,membangun rumah).
Baik yang menyangkut segi penghidupan maupun kehidupan tersebut di atas, leluhur bangsa kita
mempergunakan sebagai KIAS, berupa : Perhiasan dari emas dan/ atau permata (kalau ada), pakaian baru,
kembang-kembangan, daun-daunan dan lain sebagainya. Memang harus diakui hal itu unik, unik karena
sifat khas yang mencolok, sangat berlainan dengan tata cara agama dan ilmu pengetahuan.
Sekolah merupakan tempat strategis dalam internalisasi nilai-nilai jati diri bangsa dan pembentukan karakter
moral keindonesiaan, sehingga sekolah diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan proses
internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai luhur yang terdapat dalam makna sesajen.
Cara
Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMP (Fase D) yang berada di sekolah
Penggunaan penggerak untuk melaksanakan kegiatan ko-kurikuler yang mengusung tema Kearifan Lokal. Di dalam
Perangkat perangkat ajar untuk projek “Aku Penjaga Tradisi” ini, ada 13 (tiga belas) aktivitas yang saling berkaitan.
Ajar Projek ini
Tim penyusun menyarankan agar projek ini dilakukan pada kelas 9 dikarenakan tingkat kematangan
berpikir dan bertindak serta usia pra remaja, dimana anak sudah memililki kepekaan intelektual yang
tinggi, dimana mereka sering mengeksplorasi dirinya, rasa ingin tahunnya tinggi, dan sangat berminat
terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Oleh karena itu, aktivitas yang ditawarkan disusun
sedemikian rupa agar siswa tidak hanya mengetahui layang sesaji hanya sebatas pengetahuan saja tetapi
perlu dieksplorasi dalam dirinya dan lingkungan dengan sikap bersyukur dan menerima atas kodratnya
yang Tuhan telah berikan kepada seluruh makhluk hidup.
Waktu yang direkomendasikan untuk pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester, dengan total
kurang lebih 79 JP. Sebaiknya ada jeda waktu antar aktivitas agar di satu sisi para guru mempunyai
waktu yang cukup untuk melakukan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi siswa. Siswa
juga mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-masing aktivitas dengan
baik.
Namun demikian, tim penyusun memahami bahwa kondisi tiap sekolah berbeda-beda. Oleh karena itu,
guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menyesuaikan jumlah
aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua aktivitas diselesaikan dalam waktu singkat
atau disebar selama satu semester/satu tahun ajar.
Materi ataupun rancangan aktivitas juga bisa disesuaikan agar projek bisa berjalan efektif dan efisien
sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri. Kami
juga akan memberikan saran praktis dan alternatif pelaksanaan beberapa aktivitas, serta rekomendasi
aktivitas pengayaan, jika diperlukan.
AKU
PENJAGA
TRADISI:
MEMAKNAI
LAYANG SESAJI
Tradisi Pelaksanaan
1. Guru memulai memperkenalkan tema projek berkaitan dengan layang sesaji
Layang 2. Guru menanyakan kepada siswa apa yang mereka tahu tentang layang sesaji yang ada di
Sesaji komunitasnya. Beberapa contoh pertanyaan dapat diajukan berdasarkan literasi
Adiksimba:
manfaat dan a) Apa layang sesaji itu? dan Apa contohnya?
permasalahannya b) Apa saja layang sesaji yang kamu ketahui? Sub-Elemen yang disasar:
c) Dimana layang sesaji itu dilakukan?
d) Siapa saja yang melaksanakan layang sesaji itu? S.E.3
e) Mengapa layang sesaji itu penting?
f) Nilai-nilai kebaikan apa saja yang terdapat dalam layang sesaji?
g) Bagaimana layang sesaji itu disiapkan?
3. Guru memperkenalkan isu kesalahpahaman mengenai sesaji kepada siswa dengan
mengajukan beberapa pertanyaan:
a) Apa saja yang menjadi isu kesalahpahaman mengenai layang sesaji?
b) Mengapa tradisi layang sesaji terjadi kesalahpahaman?
c) Bagaimana solusi untuk mengurangi kesalahpahaman tradisi layang sesaji?
Fasilitator
Waktu: 3x@2
JP Slide
presentasi
(2JP), Literasi
Adiksimba (2JP),
LKS (2JP)
Peran Guru:
Tugas et mandiri mengenai layang sesaji dari berbagai komunitas kepercayaan komunitas dirinya
1. S atau di luar komunitas nya.
i 2. Membuat daftar pertanyaan dengan jawabannya berdasarkan pendapat sendiri mengacu kepada
s literasi ADIKSIMBA yang dikomunikasikan dengan orang tua atau pemuka adat/sesepuh
w mengenai layang sesaji yang dilakukan di komunitas dirinya atau diluar komunitasnya.
a 3. Mendiskusikan dengan orang tua/pemuka adat/sesepuh untuk menjawab pertanyaan
permasalahan kesalahpahaman mengenai tradisi layang sesaji yang diajukan oleh guru dituangkan
d dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)
i
m
i
n
t
a
u
n
t
u
k
m
e
l
a
k
u
k
a
n
r
i
s
1.1
Nama siswa: Kelas:
Kapan? Bagaimana?
1.2
Nama siswa: Kelas:
[contoh] Apa saja yang menjadi isu kesalahpahaman mengenai layang sesaji?
Lembar
Kerja
Siswa
Waktu: 3 JP
Slide presentasi,
Video
Peran Guru:
Narasumber dan
Pelaksanaan melihat trailer film sajen 2018 pada link dibawah:
G https://www.youtube.com/watch?v=FU11f8KOPUw (Catatan: masih mencari
u film yang sesuai dengan siswa SMP) TIPS Guru:
r 2. Setelah menonton film ini, siswa diminta untuk memberikan pendapat
u setelah mendapat pemahaman awal hasil riset mandiri. Adapun guru Guru/Pendidik/Penyuluh
dapat memberikan pertanyaan untuk memandu diskusi. diharapkan telah membaca dan m
m a) Apakah siswa dapat memahami mengenai penggunaan sesaji?
e b) Apakah siswa dapat memahami penggunaan sesaji yang keliru?
m c) Apakah siswa dapat memberikan pandangan atau pendapat
i mengenai penggunaan layang sesaji tersebut?
n d) Apakah siswa dapat menjelaskan nilai/makna luhur (kebaikan)
t dalam layang sesaji
a e) Apakah siswa dapat memberikan solusi untuk memberikan
s penjelasan layang sesaji agar tidak terjadi pandangan yang keliru Alternatif:
mengenai layang sesaji? Apabila guru dan siswa kesulitan meng
i
s 3. Guru menjelaskan kembali tentang berbagai kesalahpahaman kegiatan
w layang sesaji yang berdampak pada pandangan keliru dalam aktivitas
a ritual masyarakat penghayat kepercayaan.
4. Guru menjelaskan kembali makna layang sesaji yang mempunyai nilai-
u nilai luhur (Ketuhanan), kemudian siswa diajak untuk menambahkan dari
n hasil riset mandiri siswa.
t
u
k
3.
Fasilitator
Refleksi Awal
adanya nilai-
nilai luhur
(kebaikan) dalam
layang sesaji
Waktu: 3
JP Lembar
refleksi, Peran
Guru:
Pelaksanaan uk mendalami dan memahami makna yang terkandung dalam layang sesaji sebagai
1. D sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan.
ar a) Apakah siswa dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur (keTuhanan)?
i b) Apakah siswa melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di tempat
h peribadatan (sasana sarasehan).
as c) Apakah siswa sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang
il terdapat dalam komunitasnya.
e d) Apakah siswa sudah melakukan perilaku kebaikan yang bersumber dari makna/nilai-
ks nilai kebaikan dalam layang sesaji?
pl e) Apakah menurut siswa, mereka sudah mampu berkontribusi untuk menyelesaikan
or
permasalahan kesalahpahaman layang sesaji di lingkungan terdekatnya (rumah
as
i, dan sekolah)”
aj 2. Setelah siswa mengisi lembar refleksi, guru dapat membaca dan
a mengidentifikasi pengetahuan dan kemampuan yang sudah dimiliki saat ini.
k 3. Guru dapat mengajak siswa untuk berbagi hasil dari refleksi tersebut, seperti:
si a) Hal yang menarik untuk mereka tentang makna layang sesaji
s b) Hal yang bisa dilakukan remaja seusia mereka untuk berkontribusi
w c) Kendala yang biasa ditemui saat mereka ingin mempertahankan tradisi layang sesaji
a
u
nt
3.
Nama: Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Kelas:
[Contoh] Aku dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur
(keTuhanan)? (S.E.3)
Lembar
Aku dapat melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di
Refleksi tempat peribadatan (sasana sarasehan). (S.E.3)
Awal Aku sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang
adanya nilai- terdapat dalam komunitasnya. (S.E.2)
6.
Persiapan sebelum kunjungan
1. Persiapan Jadwal Kunjungan. Guru mempersiapkan
kunjungan ke sasana sarasehan komunitas Kepercayaan
Kunjungan ke Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di daerah sekolah berada.
2. Persetujuan orang tua. Guru meminta izin kepada pihak orang
sasana tua untuk membawa siswa dalam kunjungan ini. Guru dapat
sarasehan memberi penjelasan mengenai tujuan positif dari kunjungan
salah satu ini kepada orang tua, tetapi tidak memaksakan apabila orang
komunitas tua keberatan.
kepercayaan terhadap 3. Menghubungi Pengurus Sasana Sarasehan Komunitas
Tuhan Yang Maha Esa Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan mengatur
jadwal agar selama kunjungan dapat bertanya kepada pihak
yang bersangkutan.
4. Membuat Pertanyaan Wawancara. Sebelum kunjungan,
dengan bimbingan guru, siswa dapat mempersiapkan list
pertanyaan kunci sesuai dengan tujuan pada proposal projek
Waktu: 10 kepada pengurus komunitas/pemuka adat/pelaku tradisi
JP (tergantung yang bersangkutan. Guru memberi bimbingan metode
jarak lokasi dari observasi dan wawancara yang baik
sekolah) 5. Tata Krama/Etika Kunjungan. Guru berkomunikasi dengan
Bahan: pengurus untuk menanyakan tentang hal yang boleh dan
Tranportasi, buku tidak boleh dilakukan selama kunjungan. Guru dan siswa
dan alat tulis, menetapkan aturan bersama apa yang boleh dan tidak
kamera (HP) boleh dilakukan selama masa kunjungan.
untuk
dokumentasi
Peran Guru:
Pendamping dan
Pelaksanaan pelaku tradisi layan sesaji sesuai dengan list
1. Observ pertanyaan yang sudah dikembangkan oleh
asi. siswa sebelumnya.
Siswa 3. Taati peraturan. Siswa diminta untuk menaati
mengo peraturan dari tempat yang dikunjungi.
bservas 4. Menulis laporan. Siswa diminta untuk
i membuat laporan kunjungan (500 kata). Siswa
kegiata juga dapat memperkaya laporan ini dengan
n tradisi memasukkan foto-foto kunjungan mereka.
layang Tips untuk guru:
sesaji Disarankan agar jadwal ini dapat dilakukan dengan format kombinas
pada
komuni
tas
keperca
yaan
tersebu
t.
2. Waw
Alternatif:
ancar
Jika kunjungan tidak memungkinkan, sekolah dapat mengundang pe
a.
Siswa
mewa
wanc
arai
pengu
rus/p
emuk
a
adat/
6.1 Nama :
Kelas: Sub-Elemen
[Contoh] yang disasar:
Tanggal Observasi
Lembar : Tempat S.E.1, S.E.2, S.E.3
Observasi Observasi:
Layang Sesaji
m
e
n
y
i
a
p
k
a
n
p
r
e
s
e
n
t
a
8.
Pelaksanaan
Poin penilaian presentasi dan Substansi
1. Siswa mempresentasikan
hasil temuan mereka dan Kejelasan ide dan ● Menceritakan informasi, temuan, dan argumen dengan bukti yang kuat
Asesmen menjawab pertanyaan dalam informasi ● Penjelasan mudah dimengerti
● Memilih informasi, mengembangkan ide sesuai dengan kebutuhan
Formatif sesi tanya jawab ● Melengkapi alternatif solusi atau memberikan pandangan lain sebagai pelengkap
2. Guru memberikan umpan
Presentasi balik tertulis atas presentasi Pengaturan informasi ● Memenuhi semua informasi yang diminta (termasuk sumber referensi)
Pemaknaan siswa di akhir sesi sebagai ●
●
Memberikan pendahuluan yang menarik, dan kesimpulan yang tajam
Bisa mengelola waktu presentasi dengan baik
salah satu bagian dari asesmen
tradisi layang sesaji formatif (lihat lampiran 8.1) Gestur dan ● Bicara jelas, tidak terlalu cepat/lambat
penyampaian ● Menjaga gestur dengan baik
sesuai karakteristik 3. Guru sebagai moderator
● Percaya diri
wilayah dan dapat meminta setiap
komunitas siswa/kelompok untuk Mengenal dan ● Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
memberikan satu Mencintai Tuhan ● Memahami sifat-sifat Tuhan dengan konsep
Yang ● Memahami peran manusia sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung jawab.
kesimpulan dari hasil
Maha Esa
presentasi yang ada di akhir
Pemahaman ● Memahami makna dan fungsi, unsur-unsur utama agama /kepercayaan
presentasi dalam konteks Indonesia
Kepercayaan
Waktu: 3 4. Guru menegaskan kembali ● Memahami ajaran agama/ kepercayaan terkait hubungan sesama manusia dan
Laptop, dalam tradisi layang sesaji ● Melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan kepercayaan,
Pelaksanaan Ritual
dan internalisasi nilai-nilai ● Berpartisipasi pada perayaan hari-hari besar
Proyektor Ibadah
keTuhanan dalam tradisi
Peran Integritas Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta
layang sesaji ●
Guru: memahami konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain
Moderator
Poin penilaian presentasiSangat baikBaikKurangKurang sekali
8.1
Kejelasan ide dan informasi (S.E.4)
Menceritakan informasi, temuan, dan argumen dengan bukti yang kuat
Penjelasan mudah dimengerti
Memilih informasi, mengembangkan ide sesuai dengan kebutuhan
[CONTOH} Melengkapi alternatif solusi atau memberikan pandangan lain sebagai pelengkap
Integritas (S.E.4)
Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta memahami konsekuensinya
untuk diri sendiri dan orang lain
9.
Persiapan sebelum demonstrasi
1. Persiapan bahan layang sesaji, siswa mencari bahan
layang sesaji yang diminati berdasarkan usulan proposal
Demonstrasi projek
penyiapan layang 2. Persiapan materi makna layang sesaji, siswa
sesaji membuat katalog layang sesaji dengan makna layang
sesajinya.
3. Persiapan pakaian ritual, siswa mengenakan pakaian
adat/tradisi yang biasa dipakai ritual tradisi layang sesaji
baik di rumah maupun di sasana sarasehan.
Pelaksanaan Demonstrasi
1. Siswa bekerja mandiri/kelompok untuk mendemonstrasikan
layang sesaji yang diminati sesuai dengan prosedur yang
dibuat berdasarkan usulan pada proposal projek (contoh
Sumber: Anggun Purnawati, Tradisi Merdi Desa, Komunitas
urutan: 1. menyiapkan layang sesaji, 2. doa/hening/semedi, Kepercayaan Kejawen Aboge
Waktu: 8-10 3. menjelaskan makna layang sesaji, 4. penutup)
Alternatif
JP Bahan: 2. Guru dapat membantu mengarahkan apabila terdapat
Apabila beberapa bahan layang sesaji sulit didapat dan ti
layang kesulitan dalam kelengkapan materi layang sesaji baik dari
sesaji sisi persiapan, ritual, dan penjelasan maknanya.
3. Guru menegaskan kembali makna layang sesaji yang
Peran Guru:
mempunyai nilai-nilai kebaikan dan tradisi layang
Moderator Sub-Elemen yang disasar:
sesaji merupakan kearifan lokal yang harus
dan dilestarikan S.E.3, S.E.4
Fasilitator
Katalog Layang sesaji
Nama :
9.1
Kelas:
Tradisi Layang Sesaji: Menanam Padi (Contoh)
Menangkap relasi antara pelaksanaan ritual/ibadah dengan sikap perilaku sehari-hari (S.E.3)
Menyadari kebenaran dan fakta ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa memberikan (S.E.4)
13.
Pelaksanaan
1. Dari hasil karya tulis, ajak siswa untuk mendalami dan memahami makna yang
Refleksi terkandung dalam layang sesaji sebagai sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan.
internalisasi nilai-nilai a) Apakah siswa dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur (keTuhanan)?
Ketuhanan dalam b) Apakah siswa melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di tempat
layang sesaji dalam peribadatan (sasana sarasehan).
bentuk jurnal mini c) Apakah siswa sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang
yang berisi tentang
(tata cara ritual,
terdapat dalam komunitasnya.
curahan rasa d) Apakah siswa sudah melakukan perilaku kebaikan yang bersumber dari makna/nilai-
bersyukur, menerima nilai kebaikan dalam layang sesaji?
apa yang menjadi
kodrat)
e) Apakah menurut siswa, mereka sudah mampu berkontribusi untuk menyelesaikan
permasalahan kesalahpahaman layang sesaji di lingkungan terdekatnya (rumah
dan sekolah)”
Waktu: 3 JP 2. Guru dapat mengajak siswa untuk berbagi hasil dari refleksi tersebut, seperti:
Bahan:
Lembar a) Hal yang menarik untuk mereka tentang makna layang sesaji
Refleksi, Peran b) Hal yang bisa dilakukan remaja seusia mereka untuk berkontribusi
Guru: Fasilitator
c) Kendala yang biasa ditemui saat mereka ingin mempertahankan tradisi layang sesaji
3. Guru terus mengajak melakukan refleksi terhadap arti penting makna layang sesaji
yang merupakan nilai-nilai luhur yang perlu dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan
bangsa Indonesia (terlampir contoh lembar refleksi yang dapat digunakan)
13.1
Nama: Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Kelas:
[Contoh] Aku dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur
(keTuhanan)? (S.E.1)
Lembar
Aku dapat melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di
Refleksi tempat peribadatan (sasana sarasehan). (sub-elemen: Pelaksanaan
Internalisasi nilai-nilai ritual ibadah) (S.E.3)
Ketuhanan dalam Aku sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang
layang sesaji dalam terdapat dalam komunitasnya. (S.E.2)
bentuk jurnal mini
yang berisi tentang Aku sudah melakukan perilaku kebaikan yang bersumber
dari makna/nilai-nilai kebaikan dalam layang sesaji? (S.E.3)
(tata cara ritual,
curahan rasa Menurutku, aku sudah mampu berkontribusi untuk menyelesaikan
bersyukur, permasalahan kesalahpahaman layang sesaji di lingkungan
menerima apa yang terdekatnya (rumah dan sekolah)” (S.E.4)
menjadi
kodrat)
Glosarium Kias makna yang memiliki arti yang tidak sebenarnya, dimana seseorang harus menerka maksud dari kata tersebut
Ritual Ritual adalah hal-hal yang dilakukan dalam rangka mengadakan sebuah upacara. Pada dasarnya, ritual adalah hal
yang dilakukan secara berulang- ulang sebagai suatu kebiasaan.
Konteksualisasi Proses atau upaya untuk memberikan pemahaman atau pandangan untuk mendekatkan kepada realitas keadaan
atau karakteristik wilayah
Demonstrasi metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan materi pembelajaran
Eksplorasi kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru.
Refleksi kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk siswa
dan oleh siswa untuk guru untuk mengekspresikan kesan konstruksif, pesan, harapan, dan kritik terhadap proses
pembelajaran
Asesmen upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja
mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran
tertentu
ASesmen formatif
sebuah penilaian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai proses pembelajaran yang sudah dilakukan
Asesmen penilaian yang dilakukan pada akhir sebuah unit instruksi atau satu capaian belajar yang bertujuan untuk memberikan nilai (
Sumatif grade ) pada hasil belajar peserta didik.
III. Berkembang sesuai
Rapor Mulai berkembang Sedang berkembang
harapan
Sangat Berkembang
Pelaksanaan
Pemahaman
Ritual Ibadah
Agama/
Kepercayaan
Integritas