Rasio total aset terhadap penjualan ini kadang disebut dengan (capital
intensity ratio) yaitu total asset perusahaan dibagi dengan penjualannya, atau
jumlah asset yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan sebesar $1.
Contoh kasus pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 halaman 115.
Sebagai contoh pada sisi asset, persediaan sama dengan 60% dari penjualan
(=$600/1.000) pada tahun yang baru saja berakhir. Kita mengasumsukan
persente tersebut tetap berlaku untuk tahun depan, sehingga untuk setiap
kenaikan penjualan sebesar $1 penjualan, persediaan akan mengalami
peningkatan sebesar $0,60. lebih umumnya, rasio dari total asset terhadap
penjualan untuk tahun yang baru saja berakhir adalah #3.000/1.000 = 3, atau
300 persen.
Bagi Rosengarten, yang mengasumsikan bahwa rasio intensitas modal adalah
konstan, diperlukan total asset sebesar $3 untuk menghasilkan penjualan
sebesar $1 (tampaknya Rosengarten adalah perusahaan yang relatif pada
model). Jika penjualan inin ditingkatkan sebesar $100, Rosengarten harus
meningkatkan total asetnya sebanyak tiga kali dari jumlah tersebut, atau
$300.
Kita sekarang dapat menyusun laporan posisi keuangan pro forma parsial
untuk Rosengarten . Kita melakukannya dengan menggunakan persentase
yang telah kita hitung sebelumnya. Sebagai contoh, aset tetap bersih adalah
180 persen dari penjualan, sehingga dengan tingkat penjualan yang baru
sebesar $1.250, jumlah asset tetap bersih akan menjadi 1,80 x $1.250 = $2.250,
terdapat kenaikan sebesar $2.250 – 1.800 = $450 dalm Gedung dan peralatn.
METODE RUMUS
Pendanaan eksternal yang diperlukan (EFN) dapat ditentukan dengan
menerapkan rumus berikut :
EFN = (A*/S) ∆S - (L*/S) ∆S – M S1(1-d) dimana
A*S = (asset yang menigkat secara spontan)/penjualan awal
L*S = (liabilitas yang meningkat secara spontan)/penjualan awal
S = penjualan awal
S1 = total penjualan tahun depan (didasarkan pada proyeksi)
∆S = perubahan dala penjualan (berdasarkan proyeksi) = S1-S
M = margin laba
d = rasio pembayaran dividen
SKENARIO KHUSUS
Dalam hal ini pendanaan dimungkinkan dalam tiga hal yaitu pinjaman jangka
pendek, pinjaman jangka Panjang dan ekuitas baru.
Contoh kasus pada halama 117
Andaikan Rosengarten memutuskan untuk meminjam dan yang diperlukan.
Dalam kasus ini, perusahaan mungkin memilih untuk meminjam sebagai
dananya dari utang jangka pendek dan sisanya dari utang jangka Panjang.
Sebagi contoh, asset lancar mengalami peningkatan sebesar $300 sedangkan
liabilitas lancar hanya naik sebesar $75. Rosengarten dapat meminjam sebesar
$300 – 75 = $225 dalam bentuk wesel bayar jangka pendek tanpa mengubah
modal kerja bersih. Total dana yang diperlukan sebesar $565 sehingga tersisa
$565 – 225 = $340 yang berasal dari utang jangka Panjang.
SKENARIO ALTERNATIF
Asumsi bahwa asset merupakan persentase yang tetap dari penjualan adalah
hal yang umum tetapi mungkin tidak sesuai dalam banyak kasus.
Contoh kasus pad ahalaman 118 -119
Ketika asset tetap tidak perlu ditambah, hanya asset lancar yang mengalami
peningkatan secara spontan dengan penjualan sehingga, A* = $1.200. dengan
sedikit penyesuaian, pendanaan eksternal yang diperlukan adalah sebagai
berikut.
EFN = (A*/S) ∆S - (L*/S) ∆S – M S1(1-d)
= ($1.200/1.000) ($1.250-1.000) – ($300/1.000) ($1.250 – 1.000) – ($132/1.000)
($1.250) (1 - $44/132)
=$300-75-110
=$115
KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN
Dalam hal ini, dua jenis tingkat pertumbuhan yang bermanfaat untuk
perencanaan jangka Panjang:
Tingkat pertumbuhan internal (internal growth rate)
jenis dari tingkat pertumbuhan yang pertama adalah tingkat pertumbuhan
maksimum yang dapat dicapai tanpa adanya pendanaan eksternal atau
sejenisnya.
Tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan
tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa
memerlukan pendanaan dari ekuitas dan tetap mempertahankan rasio utang
terhadap ekuitas yang konstan.
Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan
1. Margin laba : kenaikan dalam margin laba akan meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana secara internal
sehingga meningkatkan pertumbuhannya yang berkelanjutan.
2. Kebijakan dividen : suatu penurunan dalam persentase dari laba bersih
yang dibayarkan sebagai dividen akan meningkatkan rasio retensi.
3. Kebijakan keuangan : suatu peningkatan dalam rasio utang terhadap
ekuitas atas akan meningkatkan leverage keuangan perusahaan.
4. Tingkatkan perputaran total aset : suatu peningkatan dalam tingkat
perputaran total asset perusahaan akan meningkatkan perolehan
penjualan untuk setiap dolar dalam asset.
TERIMAKASIH