Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN — B

ANALISIS PROSPEKTIF

Disusun oleh:
Yesica Arinda Damayanti (20013010024)

Dosen Pengampu:
Dr. Tantina Haryati, SE, M.Aks

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2023
ANALISIS PROSPEKTIF

1.1 Proses Proyeksi


1.1.1 Memproyeksikan Laporan Keuangan
Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, dilanjutkan dengan
neraca, dan laporan arus kas.
a. Laporan Laba Rugi yang Diproyeksikan
Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang
diharapkan. Salah satu yang dapai digunakan merupakan tren historis
untuk memprediksi level di masa depan. Analisis yang lebih rinci akan
memasukkan informasi luar seperti berikut:
 Tingkat aktivitas makroekonomi yang diharapkan. Karena target
pembelian pelanggan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan pribadi
yang dapat dibelanjakan, analisis ini mungkin memasukkan perkiraan
yang berkaitan dengan pertumbuhan perekonomian secara
keseluruhan dan perkiraan pertumbuhan penjualan ritel pada
khususnya.
 Lanskap kompetitif. Perubahan dalam lanskap kompetitif akan
mempengaruhi proyeksi penjualan unit serta kemampuan target untuk
menaikkan harga. Kedua hal ini akan berdampak pada pertumbuhan
pendapatan.
 Campuran toko baru versus lama. Toko-toko baru biasanya
menikmati peningkatan penjualan yang jauh lebih besar dibandingkan
toko-toko lama karena mereka mungkin memanfaatkan pasar yang
kurang terlayani atau menyediakan bauran produk yang lebih
mutakhir dibandingkan pesaing yang sudah ada. Sebaliknya, toko-
toko yang lebih tua biasanya tumbuh sesuai dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi lokal secara keseluruhan. Oleh karena itu,
analisis ini mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan
oleh manajemen.
b. Neraca yang Diproyeksikan
Prakiraan neraca melibatkan langkah-langkah berikut:

1
 Proyeksikan aset lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi
penjualan atau harga pokok barang dan rasio perputaran yang terjual.
 PP&E proyek meningkat seiring dengan perkiraan belanja modal yang
diperoleh dari tren historis atau informasi yang diperoleh di bagian
MD&A dalam laporan tahunan.
 Proyeksikan kewajiban lancar selain utang, dengan menggunakan
proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran
yang sesuai seperti dijelaskan di bawah ini.
 Dapatkan utang jangka panjang yang jatuh tempo saat ini dari catatan
kaki utang jangka panjang.
 Asumsikan utang jangka pendek lainnya tidak berubah dari tahun
sebelumnya, seimbang kecuali utang tersebut menunjukkan tren yang
nyata.
 Asumsikan saldo awal utang jangka panjang sama dengan utang
jangka panjang periode sebelumnya dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun dari (4) di atas.
 Mengasumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo
tahun sebelumnya kecuali jika kewajiban tersebut menunjukkan tren
yang nyata.
 Asumsikan estimasi awal saham biasa sama dengan saldo tahun
sebelumnya.
 Asumsikan laba ditahan sama dengan saldo tahun sebelumnya
ditambah (dikurangi) laba (rugi) bersih dan dikurangi dividen yang
diharapkan.
 Asumsikan akun ekuitas lainnya sama dengan saldo tahun sebelumnya
kecuali akun tersebut menunjukkan tren yang nyata.
Jumlah langkah (3) - (10) menghasilkan total kewajiban dan ekuitas.
Total aset kemudian ditetapkan sama dengan jumlah ini dan angka kas
yang dihasilkan dihitung sebagai total aset dikurangi (1) dan (2). Pada titik
ini, kas akan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hutang jangka
panjang dan saham biasa kemudian disesuaikan dengan penerbitan

2
(pembelian kembali) yang sesuai untuk menghasilkan tingkat uang tunai
yang diinginkan dan untuk mempertahankan leverage keuangan historis.
Penyesuaian ini menunjukkan tingkat pembiayaan yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan perusahaan.
Untuk memulainya, proyeksi piutang, persediaan, PP&E, utang
dagang, dan biaya yang masih harus dibayar menggunakan proyeksi
penjualan dan harga pokok penjualan bersama dengan tingkat perputaran
untuk akun-akun ini. Misalnya, tingkat perputaran piutang berdasarkan
akhir piutang adalah:
Sales
Account receivable turnover rate=
Accountsreceivable balance
Selanjutnya, proyeksi piutang dapat dihitung sebagai berikut:
Projected sales
Projected accounts receivable=
Accounts receivable turnover rate
c. Laporan Arus Kas yang Diproyeksikan
Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi
dan proyeksi neraca. Sisa defisit mengakibatkan pengurangan kas.
d. Analisis Sensitivitas
Proyeksi laporan keuangan terutama didasarkan pada hubungan yang
diharapkan antara laporan laba rugi dan akun neraca. Analis sering kali
menyiapkan beberapa proyeksi untuk memeriksa skenario kasus terbaik
(terburuk) selain kasus yang paling mungkin terjadi. Analisis sensitivitas
ini menyoroti asumsi mana yang mempunyai dampak terbesar terhadap
hasil keuangan dan, oleh karena itu, membantu mengidentifikasi area-area
yang memerlukan pengawasan lebih ketat.
1.1.2 Penerapan Analisis Prospektif Dalam Model Penilaian Pendapatan
Residual
Analisis prospektif merupakan inti dari analisis keamanan. Model
penilaian pendapatan residual, misalnya, mendefinisikan nilai ekuitas pada saat
itu sebagai jumlah dari nilai buku saat ini dan nilai sekarang dari seluruh
pendapatan residual yang diharapkan di masa depan:
E ( RI t +1 ) E ( RI t+2 ) E ( RI t +3 )
V t =BV t + + + +…
( 1+k )1 ( 1+ k )2 ( 1+k )3

3
dimana BV, adalah nilai buku akhir periode t, RIt+n adalah sisa pendapatan
pada periode t + n dan k merupakan biaya modal. Pendapatan residual pada
saat itu didefinisikan sebagai laba bersih komprehensif dikurangi beban nilai
buku awal yaitu RIt = NIt (k × BVt ̶ 1).
Proses penilaian memerlukan perkiraan laba bersih masa depan dan nilai
buku ekuitas pemegang saham. Dalam bentuk yang relatif sederhana ini, model
penilaian memerlukan estimasi enam parameter:
a. Pertumbuhan penjualan.
b. Margin laba bersih (Pendapatan/Penjualan bersih).
c. Perputaran modal kerja bersih (Penjualan/Modal kerja bersih).
d. Perputaran aset tetap (Penjualan/Aset tetap).
e. Leverage keuangan (Aset operasi/Ekuitas).
f. Biaya modal ekuitas.
Pendapatan (laba) bersih diperkirakan menggunakan proyeksi penjualan
dan proyeksi margin laba bersih (Penjualan × Margin laba bersih). Modal kerja
bersih dan aset tetap diestimasi masing-masing menggunakan proyeksi
penjualan dan perkiraan tingkat perputaran modal kerja bersih dan aset tetap
(Tingkat Penjualan/Perputaran). Terakhir, ekuitas diproyeksikan menggunakan
rasio aset operasi terhadap ekuitas (Aset operasi = Modal kerja bersih + Aset
tetap). Penilaian ekuitas sangat bergantung pada proses proyeksi, dimana harus
memeriksa dengan cermat sensitivitas estimasi harga saham terhadap asumsi
yang mendasari proyeksi.
1.1.3 Tren Penggerak Nilai
Model pendapatan residual mendefinisikan harga saham sebagai nilai
buku ekuitas pemegang saham ditambah nilai sekarang dari pendapatan
residual yang diharapkan (RI), dimana RIt, = NIt (k × BVt ̶ 1 ). Pendapatan
residual juga dapat dinyatakan dalam bentuk rasio sebagai:
RI =( ROE t−k ) × BV t −1
dimana ROE = NIt/BVt ̶ . Bentuk ini menyoroti fakta bahwa harga saham
1

hanya terpengaruh selama ROE ≠ k. Dalam keseimbangan, kekuatan kompetitif


akan cenderung mendorong tingkat pengembalian (ROE) ke biaya (k) sehingga
keuntungan abnormal dapat disingkirkan. Estimasi harga saham merupakan

4
proyeksi pengembalian ROE ke nilai jangka panjangnya untuk perusahaan dan
industri tertentu.
Untuk setiap tahun, portofolio perusahaan di setiap kuintil ROE dibentuk
dan ROE setiap perusahaan dalam portofolio dilacak untuk 10 tahun
berikutnya. Grafik menyajikan nilai median untuk setiap portofolio. Ada dua
pengamatan yang jelas:
a. ROE cenderung kembali ke keseimbangan jangka panjang. Hal ini
mencerminkan kekuatan persaingan. Selain itu, tingkat pengembalian pada
perusahaan-perusahaan yang paling tidak menguntungkan lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang paling menguntungkan.
Dan yang terakhir, tingkat pengembalian pada tingkat ROE yang paling
ekstrem lebih besar dibandingkan tingkat pengembalian pada perusahaan
dengan tingkat ROE yang lebih moderat.
b. Pengembaliannya tidak lengkap. Hal ini mungkin disebabkan oleh dua
faktor: perbedaan risiko yang tercermin dalam perbedaan biaya modal (k),
atau tingkat konservatisme yang lebih besar (lesser) dalam kebijakan
akuntansi.
ROE dianggap sebagai penggerak nilai karena merupakan variabel yang
secara langsung mempengaruhi harga saham. ROA selanjutnya dipilah menjadi
margin keuntungan dan omset. Komponen-komponen ini juga merupakan
penggerak nilai dan merupakan dua item masukan yang diproyeksikan dalam
penilaian. Oleh karena itu, penting untuk memahami tingkat pengembalian
komponen-komponen ini juga. Total perputaran aset (Total Asset Turnover—
TAT) adalah komponen kedua dari ROA. Proyeksi mengenai margin
keuntungan dan tingkat perputaran perlu mempertimbangkan pola
pengembalian yang umum dan tingkat pendorong dari rata-rata jangka panjang
pada saat estimasi dibuat. Selain itu, perlu memperhatikan karakteristik industri
karena karakteristik industri ini menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam
hal margin laba bersih-total perputaran aset dimensi. Dan yang terakhir,
cakrawala proyeksi tidak perlu terlalu panjang karena kehilangan kepercayaan
terhadap perkiraan dan ROE cenderung kembali mendekati biaya modal dalam
jangka waktu yang relatif singkat.

5
1.2 Lampiran 9A: Perkiraan Jangka Pendek
Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang paling berguna
adalah perkiraan kas jangka pendek (short-term cash forecasting). Perkiraan kas
jangka pendek menarik bagi pengguna internal seperti manajer dan auditor dalam
mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan saat ini dan masa depan. Hal ini juga
menarik bagi pengguna eksternal seperti kreditor jangka pendek yang perlu menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman jangka pendek. Keakuratan
perkiraan arus kas berbanding terbalik dengan horizon perkiraan–-semakin panjang
periode perkiraan, semakin tidak dapat diandalkan perkiraan tersebut. Hal ini
disebabkan banyaknya dan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi arus kas
masuk dan keluar tidak dapat diperkirakan secara andal dalam jangka panjang.
1.2.1 Pola Arus Kas
Penting untuk meninjau sifat pola arus kas sebelum memeriksa model
analisis dan proyeksi arus kas. Arus kas masuk dan arus keluar saling
berhubungan. Kegagalan salah satu aspek aktivitas bisnis perusahaan untuk
berhasil melaksanakan tugas yang diberikan akan berdampak pada keseluruhan
sistem arus kas. Penurunan penjualan mempengaruhi konversi barang jadi
menjadi piutang dan kas, sehingga menyebabkan penurunan ketersediaan kas.
Ketidakmampuan perusahaan untuk mengganti kas ini dari sumber seperti
ekuitas, pinjaman, atau utang dapat menghambat aktivitas produksi dan
menimbulkan kerugian dalam penjualan di masa depan. Sebaliknya, membatasi
pengeluaran untuk hal-hal seperti periklanan dan pemasaran dapat
memperlambat konversi barang jadi menjadi piutang dan kas. Pembatasan
jangka panjang baik arus kas keluar maupun masuk dapat menyebabkan
kebangkrutan perusahaan.
Analisis harus mengenali keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba.
Penjualan adalah sumber penggerak arus operasi. Ketika barang jadi yang
mewakili akumulasi banyak biaya dan pengeluaran dijual, margin keuntungan
perusahaan menghasilkan masuknya dana likuid melalui piutang dan uang
tunai. Semakin tinggi margin keuntungan, semakin besar pula pertumbuhan
dana likuid. Laba sering kali terutama berasal dari selisih antara penjualan dan
harga pokok penjualan (laba kotor) dan mempunyai konsekuensi yang sangat

6
besar terhadap arus kas. Banyak biaya, seperti biaya yang berasal dari
pemanfaatan pabrik dan peralatan atau biaya yang ditangguhkan, tidak
memerlukan pengeluaran tunai. Demikian pula, hal-hal seperti penjualan
angsuran tanah jangka panjang menciptakan piutang tidak lancar sehingga
membatasi relevansi akrual untuk arus kas. Analisis harus menggunakan
ukuran-ukuran ini secara tepat dalam menilai pola arus kas.
1.2.2 Pentingnya Perkiraan Penjualan
Keandalan perkiraan kas bergantung pada kualitas perkiraan penjualan.
Dengan sedikit pengecualian, seperti dana dari pendanaan atau dana yang
digunakan dalam aktivitas investasi, sebagian besar arus kas berhubungan dan
bergantung pada penjualan. Perkiraan penjualan kami mencakup analisis:
a. Arah dan tren penjualan.
b. Saham.
c. Kondisi industri dan perekonomian.
d. Kapasitas produktif dan finansial.
e. Faktor kompetitif.
Komponen-komponen ini biasanya dinilai sepanjang lini produk yang
berpotensi terpengaruh oleh kekuatan-kekuatan khusus di pasar mereka.
1.2.3 Perkiraan Arus Kas Dengan Analisis Pro Forma
Kewajaran dan kelayakan prakiraan kas jangka pendek diperiksa secara
berguna melalui laporan keuangan pro forma. Dicapainya hal ini dengan
menggunakan asumsi yang mendasari perkiraan kas untuk menyusun laporan
laba rugi proforma untuk periode perkiraan dan neraca proforma untuk akhir
periode perkiraan. Rasio keuangan dan hubungan lainnya diambil dari laporan
keuangan proforma ini dan diperiksa kelayakannya terhadap hubungan historis.
Perbandingan ini harus mengakui penyesuaian faktor-faktor yang diperkirakan
akan mempengaruhinya selama periode perkiraan kas.
Analisis prospektif harus secara kritis memeriksa pernyataan proforma
dan menyerahkannya ke uji kelayakan baik berdasarkan prakiraan maupun
asumsinya. Harus dievaluasi rasio dan hubungan yang terungkap dalam laporan
keuangan proforma dan membandingkannya dengan rasio historis untuk
menentukan kewajaran dan kelayakannya. Variasi tak terduga dalam hubungan

7
penting harus dijelaskan atau dilakukan penyesuaian asumsi dan ekspektasi
jika kesalahan teridentifikasi. Langkah-langkah ini meningkatkan keandalan
pernyataan proforma untuk analisis.
Harus disadari bahwa program spreadsheet elektronik tersedia untuk
membantu dalam analisis proforma. Kasus perubahan variabel untuk uji
sensitivitas meningkatkan kegunaan pernyataan proforma. Namun demikian,
tidak boleh mengacaukan kemudahan dan fleksibilitas program-program ini
dengan kebutuhan penting untuk mengembangkan dan memverifikasi
perkiraan dan asumsi yang mendasari keluarannya. Kewajaran estimasi dan
asumsi penting, serta kegunaan analisis ini, bergantung pada evaluasi dan
penilaian kritis dan bukan pada penggunaan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai