Revisi Makalah Non Ulser - Rika Ramadhanti - 160112190060
Revisi Makalah Non Ulser - Rika Ramadhanti - 160112190060
Rika Ramadhanti
160112190060
Pembimbing :
ii
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1 Pemeriksaan bentuk wajah, kesimetrisan wajah dan profil wajah12............. 24
Gambar II-2 Pemeriksaan nodus oksipital dengan palpasi bilateral12 ............................... 26
Gambar II-3 Palpasi nodus post-aurikularis dan pre-aurikularis12 .................................... 27
Gambar II-4 Palpasi nodus servikal anterior dan posterior12 ............................................ 27
Gambar II-5 Palpasi bilateral nodus supraklavikular12 ..................................................... 28
Gambar II-6 Palpasi nodus submandibula12 ...................................................................... 28
Gambar II-7 Palpasi nodus submentalis12 ......................................................................... 29
Gambar II-8 Palpasi bimanual kelenjar tiroid12 ................................................................ 29
Gambar II-9 Pemeriksaan kelenjar tiroid saat gerakan penelanan12 ................................. 30
Gambar II-10 Palpasi Kelenjar Parotis12 ........................................................................... 30
Gambar II-11 Palpasi bilateral sendi temporomandibular12 .............................................. 31
Gambar II-12 Pemeriksaan sendi temporomandibular saat pasien membuka dan menutup
mulut12 ........................................................................................................... 31
Gambar II-13 Lesi kulit yang ditemukan pada pasien discoid lupus erythematous12 ....... 32
Gambar II-14 Pemeriksaan visual mukosa labial12 ........................................................... 34
Gambar II-15 Palpasi bimanual mukosa labial12 ............................................................... 34
Gambar II-16 Pemeriksaan mukosa bukal ........................................................................ 35
Gambar II-17 Palpasi palatum keras12............................................................................... 35
Gambar II-18 Pemeriksaan pada lidah12 ........................................................................... 36
Gambar II-19 Palpasi pada Dasar Mulut12 ........................................................................ 37
Gambar II-20 Pengisian Odontogram ............................................................................... 37
Gambar II-21 Gambaran Kasus......................................................................................... 40
Gambar III-1 Bagian Anatomi Dorsum Lidah15................................................................ 43
Gambar III-2 Papila pada Bagian Dorsum Lidah13 ........................................................... 44
Gambar III-3 Papila Foliata pada BagianLateral Lidah13 ................................................. 44
Gambar III-4 Struktur Bagian Ventral Lidah13 ................................................................. 45
Gambar III-5 Black Hairy Tongue14 .................................................................................. 50
Gambar III-6 Gambaran elongasi dan hiperkeratosis papila20 .......................................... 53
Gambar III-7 Gambaran hiperkeratinisasi dan debris20 .................................................... 53
Gambar III-8 Gambaran kolonisasi bakteri20 .................................................................... 53
Gambar III-9 Gambaran Klinis Oral Hairy Leukoplakia25 ............................................... 55
Gambar III-10 Gambaran Histopatologi Oral Hairy Leukoplakia25 ................................ 56
Gambar III-11 Pigmented Fungiform Papillae of the Tongue26 ....................................... 57
Gambar III-12 Acanthosis Nigricans pada bibir dan lidah27 ............................................. 57
Gambar III-13 Pseudo-black hairy tongue14 ..................................................................... 58
Gambar III-14 Central Longitudinal Pattern3 .................................................................. 61
Gambar III-15 Central Transverse Pattern3 ..................................................................... 62
Gambar III-16 Lateral Longitudinal Pattern3 ................................................................... 62
Gambar III-17 Branching Pattern3 ................................................................................... 63
Gambar III-18 Diffuse Pattern3 ......................................................................................... 63
Gambar III-19 Fissured tongue grade 029 ......................................................................... 64
Gambar III-20 Fissured tongue grade 129 ......................................................................... 64
Gambar III-21 Fissured tongue grade 329 ......................................................................... 65
v
vi
PENDAHULUAN
Lidah merupakan organ dalam rongga mulut yang tersusun oleh serabut
otot yang melekat pada tulang hyoid, mandibular, prosesun styloid, palatum, dan
faring. Permukaan lidah secara keseluruhan dibagi menjadi dua bagian, yaitu dua
per tiga anterior (presulcal) dan sepertiga posterior lidah (postsulcal). Permukaan
lidah dilapisi oleh papila – papila lidah yang berperan dalam proses pengecapan.
Papila yang melapisi lidah yaitu papila circumvalata, papila fungiformis, papila
kesehatan rongga mulut dan kesehatan sistemik.2 Lesi pada lidah sering
ditemukan. Besarnya prevalensi lesi pada lidah bervariasi pada setiap daerah. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan faktor ras, jenis kelamin, dan adanya
penyakit sistemik.3
Black hairy tongue merupakan suatu lesi jinak dan bersifat asimptomatik
yang dapat ditemukan pada permukaan dorsal lidah di depan papila circumvalata.
Lesi ini jarang ditemukan, namun lebih sering ditemukan pada orang dewasa
deskuamasi defektif dan hipertrofi papila filiformis pada lidah. Pada beberapa
kasus, black hairy tongue dapat bersifat simptomatik dengan gejala seperti
halitosis, adanya rasa metal pada rongga mulut, dan rasa penuh pada bagian
belakang lidah yang dapat menyebabkan munculnya rasa mual. Beberapa sumber
7
8
kebersihan mulut yang buruk, konsumsi teh atau kopi, penggunaan obat antibiotik
Fissured tongue merupakan suatu variasi normal pada lidah yang ditandai
dengan adanya satu atau beberapa fissure atau groove pada permukaan dorsum
lidah. Kedalaman dan ukuran dari fissure atau groove dapat bervariasi. Lesi ini
bakteri iritan yang terdapat pada fissure atau groove dapat menyebabkan
terjadinya infeksi dan muncul rasa sakit. Prevalensi ditemukannya fissured tongue
pada laki – laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita. Semakin bertambah usia
munculnya fissured tongue ini belum diketahui secara pasti, namun beberapa
Oral lichenoid drug reaction merupakan lesi lichenoid yang muncul akibat
– obatan lainnya. Lesi ini dapat muncul dalam kurun beberapa minggu hingga
beberapa bulan setelah penggunaan obat. Pola gambaran klinis dari lesi ini dapat
bervariasi seperti pola retikular, papular, plak, atrofi (eritematous), erosif, dan
bula.6
9
Makalah ini akan membahas laporan kasus mengenai black hairy tongue,
fissured tongue, dan oral lichenoid drug reaction yang ditemukan pada pasien
tanya jawab antara dokter/dokter gigi dengan pasien mengenai keluhan utama
anamnesis yang dilakukan antara dokter/dokter gigi dengan pasien itu sendiri,
atau yang membawa pasien tersebut ke klinik atau rumah sakit. Anamnesis yang
baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, berpedoman pada empat
pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat sosial
dan ekonomi.7,8
dokter/dokter gigi dan pasien yang baik. Bentuk komunikasi antara dokter/dokter
10
11
gigi dan pasien yang baik dapat terjadi melalui perilaku non-verbal, meliputi
kontak mata, ekspresi wajah, postur, posisi dan pergerakan, dan vokal (kecepatan,
volume, dan kekerasan bicara). Jika dokter/dokter gigi harus menulis atau
percakapan dan pengumpulan data dari pasien. Seorang dokter/dokter gigi harus
menerima semua keluhan yang disampaikan dari sudut pandang pasien tanpa
akan lebih baik jika dokter/dokter gigi menjelaskan secara mendetail mengenai
dahulu.8
dahulu dan mengucapkan salam sapa dengan sikap yang ramah. Pasien
Perkenalkan nama saya Rika Ramadhanti dokter gigi muda yang berjaga pada
keluhan/penyakit Ibu/Bapak.”)7
nama lengkap pasien, usia, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan status
12
perkawinan. Nama pasien sangat penting untuk tujuan komunikasi yang akan
akan dilakukan. Sumber data ini biasanya didapatkan dari pasien sendiri atau
mungkin didapatkan dari anggota keluarga lain terutama untuk pasien anak
pertanyaan terbuka (Contoh : “Ada keluhan apa Bu/Pak?” atau “Ada yang
anggukan atau senyuman atau dengan bahasa verbal “netral” seperti “ya”,
klinik atau rumah sakit, dokter/dokter gigi perlu untuk menggali informasi
1) Lokasi keluhan
nyeri tajam seperti tertusuk, pedih, rasa panas atau nyeri tumpul, seperti
Kuantitas keluhan ini meliputi seberapa berat rasa sakit yang dirasakan
oleh pasien apakah berat atau ringan. Hal ini sangat subjektif karena
pasien seperti dengan berkumur air hangat atau minum obat pereda
nyeri.8
pasien seperti aktivitas makan pedas, asam, panas, atau dingin yang dapat
yang sakit gigi karena impaksi perlu ditanyakan apakah terdapat rasa
pusing atau apakah susah saat membuka mulut atau pertanyaan lain yang
penyakit yang pernah dialami dan sedapat mungkin dituliskan menurut urutan
waktu yang meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita saat kecil dan
penyakit gigi dan mulut yang pernah dialami serta jenis perawatan gigi dan
bila masih hidup, atau apabila sudah meninggal dapat ditanyakan umur waktu
hereditas atau kontak diantara anggota keluarga terdekat atau ada tidaknya
Riwayat kultural dan sosial ini dapat berupa informasi yang berhubungan
9. Harapan Pasien
Setelah menggali informasi mengenai keluhan pasien serta hal-hal lain yang
semua hasil anamnesis dan menanyakan apakah terdapat keluhan yang terlewat
atau tidak.
2.1.2.1 Anamnesis
di lidah yang baru disadari beberapa hari lalu. Pasien mengaku mengkonsumsi
Disangkal
17
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital.
Pemeriksaan tanda vital terdiri dari kesadaran pasien, pemeriksaan tekanan darah,
nadi, laju pernapasan, suhu, tinggi badan, dan berat badan. Hasil yang didapatkan
1. Keadaan Umum
Dokter/dokter gigi dapat menilai kesan kesehatan umum dan kondisi fisik
dari setiap pasien mulai saat awal kontak/tatap muka dengan pasien dan
pasien, dan ada atau tidaknya keterbatasan fisik yang mungkin terlihat.9
1) Kesadaran Pasien
a. Kompos Mentis
lingkungannya.
18
b. Apatis
acuh tak acuh, dan segan berhubungan dengan orang lain dan
lingkungannya.
c. Somnolen
d. Sopor/ Stupor
dengan pergerakan spontan yang sedikit atau tidak ada dan hanya
rangsangan nyeri.
e. Koma
lingkungannya.
19
2) Denyut Nadi
satu menit untuk mengetahui frekuensi denyut jantung dalam satu menit.
palpasi menggunakan tiga jari (jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis).
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam waktu satu menit dan dicatat
x/menit.11
3) Tekanan Darah
yang terlalu kecil dapat menyebabkan nilai tekanan darah meningkat dari
ini dilakukan dengan melihat nilai tekanan sitolik dan diastolik. Sebelum
dengan benar. Manset dipasangkan pada lengan bagian atas dengan batas
bawah manset berjarak sekitar 3 jari dari fossa cubiti. Sebuah stetoskop
suara pada stetoskop. Tekanan pada saat bunyi “dub” yang pertama
menunjukkan nilai tekanan systole (.... mmHg). Tekanan pada saat bunyi
4) Suhu Tubuh
cara yang mudah dan akan memberikan hasil pengukuran yang baik,
termometer digital, hal pertama kali yang dapat dilakukan yaitu dengan
Suhu tubuh lalu dicatat dalam .... derajat celcius. Suhu tubuh normal
suhu yang tertulis paling rendah pada alat (Misalnya dibawah 35,50 C).
telah dikeringkan terlebih dahulu lalu pegang dan tahan hingga lima
air raksa yang menunjukkan suhu pada angka tertentu. Suhu dicatat
5) Pernapasan
terlebih dahulu meminta izin pasien dan menjelaskan tindakan dan tujuan
tangan pada bahu atau punggung pasien, lalu merasakan naik turunnya
rongga dada dan hitung frekuensi pernapasan selama satu menit atau
pemeriksaan pada struktur kepala, leher, dan kavitas oral yang sangat
23
abnormal atau adanya kelainan pada struktur kepala dan leher, yaitu wajah,
mata, hidung, telinga, bibir, kelenjar limfa, TMJ, serta daerah tubuh lain
ekstraoral meliputi :
1. Wajah
Wajah dapat dinilai dari tampak depan (bentuk wajah dan kesimetrisan
masing individu bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh suku dan ras.
garis imajiner garis vertikal (garis midsagital wajah yang ditarik dari
Gambar II-1 Pemeriksaan bentuk wajah, kesimetrisan wajah dan profil wajah12
2. Bibir
kompeten), bentuk bibir (panjang atau pendek, tebal atau tipis, dan
homogen, dan vermilion border yang jelas. Komisura bibir yang normal
perdarahan/epistaksis.12
25
dari telinga dan berbau dan apakah terdapat perdarahan yang keluar dari
telinga atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan telinga ini yaitu untuk
4. Mata
terfiksasi atau tidak, apakah nodus lunak atau keras, dan apakah nodus
1) Nodus Oksipital
satu inci diatas dan dibawah dari garis rambut bagian belakang
2) Nodus Aurikularis
3) Nodus Servikal
bidigital dan nodus posterior dari otot ini dengan teknik bimanual.
disebutkan.12
4) Nodus Supraklavikular
5) Nodus Submandibula
mandibula.12
6) Nodus Submentalis
depan bawah.
6. Kelenjar Tiroid
samping trakea. Kelenjar ini memiliki dua lobus yang terhubung oleh
7. Kelenjar Saliva
secara normal tidak akan teraba saat dipalpasi. Indurasi dan nyeri dapat
8. Sendi Temporomandibular
dan dengarkan dengan seksama apakah terdapat bunyi berupa klik atau
lainnya.
9. Kulit
Pemeriksaan pada kulit kepala dan leher serta daerah tubuh dan
berkaitan erat dengan lesi pada kulit, seperti kasus discoid lupus
Gambar II-13 Lesi kulit yang ditemukan pada pasien discoid lupus
erythematous12
1. Kebersihan Mulut
OHI-S. Nilai dari OHI-S ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil
penjumlahan antara nilai indeks debris dan nilai indeks kalkulus. Nilai
Kriteria :
Kriteria :
2. Mukosa Labial
palpasi bidigital pada jaringan bibir/labial. Lalu raba dari satu sisi kesisi
yang lain.12
3. Mukosa Bukal
dengan cara melihat secara langsung dan palpasi pada seluruh area
apakah paltum lunak bergerak secara aktif atau tidak dan simetris atau
tidak simetris.12
atau pendek atau uvula yang asimetris saat keadaan istirahat juga
dicatat.12
36
5. Lidah
pergantian dan liat batas lateral lidah. Pemeriksaan batas lateral lidah
langit.12
6. Dasar Mulut
ujung lidah menyentuh langit – langit agar area midline dapat diamati.
dapat dinilai pada pemeriksaan ini. Pemeriksaan dasar mulut juga dapat
7. Gigi Geligi
8. Lesi Intraoral
Jika terdapat lesi dalam rongga mulut, maka perlu dilakukan penilaian.
Penilaian lesi intraoral yaitu meliputi jumlah lesi, jenis lesi, bentuk lesi,
warna lesi, dasar dan kedalaman lesi, ukuran lesi, dan tepi lesi.12
38
Lain-lain :-
39
Kalkulus + / - Stain + / -
Gingiva : Normal
Frenulum : Normal
tengah lidah
Status Gigi :
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Tidak dilakukan
2.5 KIE
pada lidah.
yang dikonsumsi.
menggunakan bulu sikat gigi yang halus dan pasta gigi berfluoride
pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
2x sehari.
teh.
2. Pro Farmakologi
TINJAUAN PUSTAKA
Lidah merupakan organ lebar dan pipih yang terletak di lantai dasar mulut
dalam corpus mandibula yang melengkung dan disusun oleh serabut otot dan
glandula. Serabut otot pada lidah ini memungkinkan lidah dapat bergerak dan
Bagian anatomi lidah dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian dorsum lidah dan
kesehatan sistemik.2
Bagian dorsum lidah berwarna merah kelabu dan kasar. Bagian ini
merupakan bagian yang penting untuk indera pengecapan karena terdiri dari
beberapa papila. Bagian dorsum lidah dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
Bagian posterior dorsum lidah dilapisi oleh epitel gepeng berlapis tanpa
dengan keratin.14 Bagian dua per tiga anterior lidah diinervasi oleh nervus
dorsum lidah.
42
43
1) Papila Filiformis
2) Papila Fungiformis
3) Papila Circumvallata
linguae di dekat 1/3 posterior lidah yaitu tepat didepan sulkus terminalis.
4) Papila Foliata
besar, merah, dan seperti lipatan – lipatan kecil. Papila ini dapat diperiksa
indera pengecap.13,15
5) Sulkus Terminalis
yaitu pada bagian 1/3 posterior lidah mempunyai permukaan yang halus
45
6) Foramen Caecum
circumvallata.13
Permukaan bagian ventral atau bagian bawah lidah biasnya terlihat mengkilat
1) Frenulum Lingualis
mulut.13
46
2) Plica Fimbriata
Plica fimbriata merupakan membran mukosa yang halus pada setiap sisi
merupakan suatu kondisi yang jinak dan bersifat self limiting yang
beberapa pewarnaan pada lidah yang berbeda, seperti warna coklat, kuning,
hijau, biru, hitam, atau bahkan tidak terpigmentasi. Keluhan utama pasien
dengan black hairy tongue yaitu masalah estetik, namun beberapa pasien
pada seluruh populasi berkisar antara 0,15 % hingga 11,3 %. Laki – laki
perempuan.16
obatan yang biasanya berkaitan dengan black hairy tongue. Selain itu,
black hairy tongue. Black hairy tongue juga dapat ditemukan pada pasien
terjadinya black hairy tongue pada pasien usia lanjut sebesar 40%. Pada
pasien usia lanjut ini, kondisi umum sudah memburuk dan adanya gangguan
berperan serta dalam terjadinya black hairy tongue. Jenis – jenis obat yang
juga terjadi akibat perawatan radiasi kepala dan leher. Xerostomia ini dapat
predisposisi lain.
ada di rongga mulut ini mungkin disebabkan akibat obat antibiotik, namun
Gambaran klinis black hairy tongue yaitu biasanya terdapat lesi plak
permukaan lateral lidah dan ujung lidah. Ciri khas dari lesi ini yaitu lesi
namun warna lesi dapat bervariasi mulai dari warna coklat kehitaman,
kuning kehijauan, atau bahkan tanpa adanya pigmentasi. Black hairy tongue
adanya rasa seperti metal, dysgeusia, rasa terbakar pada mulut, dan
halitosis.14
50
bakteri yang terperangkap diantara epitel filiformis permukaan dorsum lidah yang
mengalami elongasi. Salah satu contoh bakteri yang terperangkap diantara papilla
seperti glukosa, peptide, mucin, dan protein pada saliva akan menyebabkan
lemak. Senyawa ini akan menimbulkan terjadinya halitosis. Selain itu, halitosis
juga berkaitan dengan salah satu faktor predisposisi dari black hairy tongue yaitu
terjadi penurunan fungsi saliva sebagai antimikroba. Hal ini akan menyebabkan
dari papila filiformis. Hipertrofi atau elongasi papila filiformis terjadi secara
namun juga dapat memanjang hingga 12-18 mm dengan lebar sekitar 2 mm.
interpapillary space. Tidak ada bakteri dan jamur spesifik yang terlibat
dalam kondisi ini, namun Candida sp. dan Aspergilus sp. dapat
memberikan retensi bagi bakteri, jamur, debris makanan, dan benda asing
lainnya yang dapat berasal dari tembakau, kopi, teh, dan makanan lain.
Warna hitam yang muncul pada black hairy tongue ini kemungkinan berasal
bismuth, dan suplemen zat besi juga turut berkontribusi terhadap adanya
pigmentasi gelap. Adanya pewarnaan yang gelap pada lidah diikuti dengan
dan warna papila filiformis. Pemeriksaan melalui kultur pada jaringan black
jamur atau bakteri dengan black hairy tongue. Pemeriksaan biopsy tidak
perlu dilakukan kecuali jika lesi bersifat atipikal, simptomatik, dan dicurigai
sistemik.14,18,21
kondisi ini berkaitan degan jumlah limfosit T CD4+ yang sedikit. Oral
secara unilateral atau bilateral. Karakteristik dari lesi ini yaitu tidak
cells dengan lapisan sel prickle dan sedikit atau tidak adanya sel
inflamasi pada lamina dan edema pada lapisan epitel dapat ditemukan.
immunohistochemistry.17,25
dan asimptomatik. Kondisi ini banyak terjadi pada pasien dengan usia
sangat jarang terjadi dan biasanya ditemukan pada orang berkulit gelap.
dan banyak ditemukan pada sisi lateral dan ujung lidah. Patogenesisnya
abnormal.26
57
3. Acanthosis Nigricans
dan mempunyai prognosis yang baik.18 Perawatan black hairy tongue dapat
black hairy tongue terjadi karena drug-induced, klinisi harus mencari tahu
terlebih dahulu obat yang berpotensi menyebabkan black hairy tongue dan
59
rongga mulut yang baik.18,20 Pada kasus yang persisten, penggunaan retinoid
pengobatan black hairy tongue. Pemberian obat kumur antiseptik yang tidak
black hairy tongue masih ada meskipun sudah diberikan pengobatan seperti
electrodesiccation.20
Fissured tongue atau yang dikenal dengan nama lain Lingua Plicata
merupakan variasi normal yang dapat ditemukan pada lidah yang ditandai
dengan adanya satu atau banyak groove atau fissure pada permukaan
60
usia seseorang. Fissured tongue sering ditemukan pada orang dewasa atau
terjadinya fissured tongue semakin tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena
kandidiasis.30
secara kongenital, saat lahir, atau mungkin muncul saat anak – anak atau
kasus, fissure pada sentral lidah muncul secara longitudinal (sulkus median)
dan kemudian beberapa cabang muncul dari sulkus median lidah sehingga
pada kasus yang parah, lidah seperti terbagi menjadi beberapa bagian.
Kondisi ini biasa terjadi pada daerah dua per tiga anterior lidah yang berasal
midline.
62
midline lidah.
4. Pola branching
5. Pola diffuse
lidah.
1. Grade 0
2. Grade 1
dorsum lidah
3. Grade 2
Permukaan lidah diselimuti oleh epitel gepeng yang halus pada fissure
yang terdapat pada midline (tanpa adanya papila yang terlihat pada
fissure) pada samping fissure, atau pada tepi lidah (maksimal pada dua
tempat).
65
4. Grade 3
sistemik dan kebersihan mulut yang buruk. Kebersihan mulut yang buruk
Faktor sistemik yang berkaitan dengan rasa terbakar pada lidah diantaranya
jarang dilakukan.30,29
normal yang terjadi pada sebagian orang.30 Pada kondisi yang parah, faktor
suatu lesi yang secara klinis dan histopatologis menyerupai lesi oral lichen
planus dengan etiologi yang dapat diidentifikasi. Oral lichenoid lesion juga
dapat disebut contact allergies atau oral lichenoid reactions. Oral lichenoid
drug reaction merupakan suatu lesi yang secara klinis dan histopatologis
serupa dengan oral lichen planus yang disebabkan oleh penggunaan obat –
membran mukosa, dan lupus eritematous. Oral lichenoid drug reaction ini
67
dapat bermanifestasi pada kulit atau mukosa oral atau keduanya. Oral
lichenoid drug reaction yang terjadi pada rongga mulut dapat ditemukan
pada mukosa bukal posterior, lidah, dasar mulut, langit – langit, dan linggir
alveolar.6
Tabel III-1 Obat obatan yang dapat menyebabkan oral lichenoid reaction33
Antibiotik Demeclocycline
Penicilin
Tetracycline
Anticonvulsants Carbamazepine
Oxcarbazepine
Phenytoin
Valproate sodium
Antidiabetik Insulin
Sulfonylureas (Chlorpropamide, Glipizide, Tolazamide,
Tolbutamide)
Antidiare Bismuth
Antifungal Amphothericin B
Ketoconazole
Antihipersensitif Alpha-2 adrenergic receptor agonists (Methyldopa)
Angiotensin-converting enzyme inhibitors (captopril, enalapril)
Beta blockers (atenolol, labetalol, metoprolol, oxprenolol, practolol,
propranolol)
Calcium channel blockers (amlodipine)
Diuretik (furosemide, hydrochlorothiazide)
Vasodilators (Diazoxide)
Antimalaria Chloroquine
Hydroxychloroquine
Pyrimethamine
Sulfadoxine
Quinacrine
Quinidine
Quinine
Antimikobakterial Aminosalicylate sodium
Ethambutol
Isoniazide
Pyrazinamide
Rifampicin
Streptomycin
Antiplatelet Clopidogrel
Antiretrovirals Ziduvodine
68
Benzodizepines Lorazepam
Kemoterapeutik Datinomycine
Fludarabine
Hydroxyurea
Imatinib
Kortikosteroid Prednisolone
NSAIDs Aspirin
Diflunisal
Fenclofenac
Ibuprofen
Indmethacin
Isoxicam
Naproxen
Phenylbutazone
Proxicam
Rofecoxib
Salsalate
Sulindac
Obat-obat lainnya Hepatitis B vaccine
Pyridoxine (Vitamin B6)
gambaran mirip lesi oral lichen planus. Gambaran klinis yang muncul dapat
dan bula. Gambaran dengan pola retikular merupakan gambaran yang sering
ditemukan. Striae Wickham juga sering terlihat pada oral lichenoid drug
reaction. Kurun waktu munculnya tampilan lesi ini dari awal penggunaan
obat dapat bervariasi dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa
bulan (2-3 bulan). Oral lichenoid drug reaction banyak ditemukan pada
Gambar III-23 Gambaran Klinis Oral Lichenoid Drug Reaction pada Mukosa Bukal
dan Lidah6
pasti. Sebuah sumber menyatakan bahwa dari hasil patch test, beberapa
angka CYP2-D6 yang lebih tinggi pada perempuan (P > .05) dan angka
keseluruhan populasi.34,35
reaction ini berhubungan dengan adanya proses imun yang belum diketahui
secara pasti penyebabnya. Pada oral lichenoid drug reaction, rute akses
terbentuknya oral lichenoid lesion. Sel mast akan melepaskan sitokin, baik
sitokin yang sudah ada maupun sitokin yang baru, termasuk TNF- α yang
subepitel, dan adanya sel-sel inflamasi. Jumlah colloid body yang ditemukan
lebih banyak dibandingkan pada lesi oral lichen planus. Salah satu
adanya infiltrasi dari limfosit, sel plasma, neutrofil dengan atau tidak adanya
ini serupa dengan gambaran histopatologis yang ditemukan pada oral lichen
sel – sel inflamasi lebih diffuse dan meluas lebih dalam ke lamina propria
dibandingkan infiltrasi band-like yang terlihat pada oral lichen planus. Sel
infalamasi perivascular kronis juga dapat ditemukan pada lesi ini, namun
dilakukan. Hal ini disebabkan karena tampilan klinis oral lichenoid drug
reaction yang serupa dengan oral lichen planus ataupun oral lichenoid
klinis pasien dan riwayat penggunaan obat sangat penting dilakukan untuk
mukosa rongga mulut, yang secara dominan dimediasi oleh sel T yang
pada lapisan basal dan adanya infiltrasi band-like atau limfosit pada
lichen planus.38
73
perawatan yang tepat, namun hal ini harus dikonsultasikan kembali kepada
obat. Pada kasus dimana pasien menderita penyakit kronis, penggunaan obat
akan sulit dilakukan sehingga dapat diberikan terapi steroid topikal, tetapi
3.5 Brucellosis
hewan kepada manusia dan dapat menyerang organ dalam tubuh. Penyebab
utama penyakit ini adalah bakteri gram negatif fakultatif intraseluler dari
Genus Brucella.40 Periode inkubasi infeksi dari penyakit ini kurang lebih
74
satu hingga tiga minggu atau bahkan mencapai waktu beberapa bulan
hingga munculnya tanda dan gejala penyakit ini. Keluhan utama yang sering
dikeluhkan oleh pasien adalah demam dan terkadang juga muncul keluhan
kepala.41
makrofag dan secara aktif melawan patogen serta dapat bersifat aktif pada
fagolisosom asam dimana senyawa ini berinteraksi dengan Brucella sp. dan
75
suatu kontraindikasi bagi pasien anak – anak dibawah usia 8 tahun karena
yang baru disadari sejak beberapa hari lalu. Pasien mengaku mengkonsumsi
doxycycline dan rifampicin sejak 10 hari yang lalu akibat brucellosis dan tidak
ada riwayat merokok. Pada pemeriksaan klinis pada permukaan dorsum lidah
tampak lesi plak berbentuk irregular seperti rambut berwarna coklat kehitaman
76
berbentuk irregular seperti rambut dengan warna kehitaman dan tepi tidak jelas ini
merupakan gambaran black hairy tongue. Hal ini sesuai dengan literasi yang
menjelaskan bahwa hairy tongue terjadi akibat deskuamasi yang tidak adekuat
pada permukaan dorsum lidah. Deskuamasi yang tidak adekuat ini menyebabkan
lidah. Elongasi dari papilla filiformis ini dapat mencapai panjang hingga 12-18
mm.14,16 Hal ini lah yang menyebabkan tampilan klinis lesi tampak berbentuk
seperti rambut.
Berdasarkan hasil anamnesis pasien, etiologi dari black hairy tongue ini
melawan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.43 Penggunaan doxycycline
dapat mempengaruhi flora normal dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan
warna pada lidah. Salah satu contoh bakteri kromogenik penyebab diskolorisasi
merupakan bakteri gram negatif yang akan memproduksi zat porfirin yang akan
menghasilkan warna kecoklatan pada lidah.18 Hal ini sesuai dengan temuan klinis
pemberian informasi mengenai kondisi lesi pada rongga mulut, diagnosis, serta
etiologinya. Pasien diberikan informasi bahwa black hairy tongue yang terjadi ini
kebersihan rongga mulut yang baik. Pasien diberikan oral hygiene instruction
untuk menyikat gigi 2x sehari dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu yang
halus dengan pasta gigi berfluoride, menyikat lidah setelah menyikat gigi dengan
rongga mulut ini dapat membantu mengurangi faktor predisposisi terjadinya black
hairy tongue. Menyikat lidah dengan menggunakan kassa atau tongue scrapper
juga merupakan salah satu cara untuk membantu proses deskuamasi secara
mekanis.20 Pasien juga diinstruksikan untuk memperbanyak minum air putih dan
mengurangi konsumsi kopi atau teh. Hal ini dilakukan untuk mengurangi faktor
predisposisi terjadinya black hairy tongue, yang salah satunya disebabkan oleh
konsumsi teh atau kopi yang akan memberikan zat pewarna pada lidah.16 Pasien
dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, seperti buah sayur agar dapat
peroxide dengan air 1:5 dan kemudian dibilas dengan berkumur menggunakan air
informasi mengenai kondisi rongga mulutnya dan dijelaskan bahwa kondisi ini
Pada kasus ini, fissured tongue yang ditemukan merupakan fissured tongue
jelas pada 1/3 anterior permukaan dorsum lidah lateral dextra dan sinistra. Hasil
Diagnosis dari temuan klinis tersebut adalah oral lichenoid drug reaction. Lesi
yang ditemukan berbentuk striae serupa dengan lesi pada oral lichen planus yang
dapat bervariasi seperti pola retikular, papular, plak, atrofik (eritematous), erosif,
dan bula.33 Pada kasus ini, etiologi lesi dapat teridentifikasi karena penggunaan
dalam kombinasi dengan obat lain. Mekasisme kerja dari rifampicin sebagai
79
antimikroba ini dengan cara menghambat polymerase DNA dan RNA.45 Sebuah
menyebabkan reaksi pada mukosa oral berupa munculnya oral lichenoid lesion.33
Hal ini membantu menegakkan diagnosis pada kasus pasien ini yaitu oral
lichenoid drug reaction. Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus pasien ini
mengenai kondisi lesi pada rongga mulut, diagnosis, serta etiologinya. Pasien
diberikan informasi bahwa munculnya lesi oral lichenoid drug reaction yang
namun harus dikonsultasikan kepada dokter yang merawat pasien. Apabila obat
tidak diganti, pasien dapat diedukasi mengenai oral hygiene instruction untuk
menyikat gigi 2x sehari dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu yang halus
dengan pasta gigi berfluoride, menyikat lidah setelah menyikat gigi dengan
kassa atau tongue scrapper dapat membantu menjaga kebersihan rongga mulut.
dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, seperti buah sayur agar dapat
tubuh.
BAB IV
KESIMPULAN
pemeriksaan klinis, ditemukan adanya tiga lesi. Diagnosis dari pasien ini
adalah black hairy tongue, fissured tongue, dan oral lichenoid drug reaction.
permukaan dorsum lidah di 1/3 tengah lidah. Hal ini didukung oleh anamnesis
hairy tongue.
Variasi normal yang ditemukan pada pasien ini yaitu adanya fissured
tongue. Hal ini ditemukan melalui pemeriksaan klinis adanya satu buah fissure
berbentuk garis lurus berwarna serupa dengan mukosa lidah kedalaman dangkal
berukuran ± 1,5 cm pada permukaan dorsum 1/3 tengah lidah dengan tepi tegas.
berbentuk striae berwarna putih berukuran panjang ± 2 cm berbatas jelas pada 1/3
anterior dorsum lidah lateral dextra dan sinistra. Lesi ini didiagnosis oral
lichenoid drug reaction karena didukung oleh hasil anamnesis bahwa pasien
80
81
lesi black hairy tongue, fissured tongue, dan oral lichenoid drug reaction. Pasien
sehari menggunakan bulu sikat gigi yang halus dan pasta gigi berfluoride pada
pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur, menyikat lidah setelah
menyikat gigi dengan menggunakan tongue scrapper/ kassa, minum air putih
yang banyak, dan hindari terlebih dahulu minum minuman berwarna seperti kopi
atau teh, dan memperbanyak makan makanan bergizi, seperti buah dan sayur.
dengan air 1:5 dan kemudian dibilas dengan berkumur menggunakan air tawar
1. Dotiwala AK, Samra NS. Anatomy, Head and Neck, Tongue. StatPearls.
2020;
82
83
Dentalcare.com. 2012.
13. Ricke C. Sheid, D.D.S. ME. Woelfel’s Dental Anatomy. 8th ed. 2012. 490–
492 p.
14. Gurvits GE, Tan A. Black Hairy Tongue Syndrome. World J Gastroenterol.
2014;20(31).
15. Moore KL. Anatomi Klinis Dasar : Essential Clinical Anatomy. Jakarta:
Hipokrates; 2015. 385–386 p.
20. Thompson LDR, Wenig BM, Müller S, Nelson B, editors. Tongue. In:
Diagnostic Pathology: Head and Neck (Second Edition) [Internet]. Second
Edition. Elsevier; 2016. p. 334–5. (Diagnostic Pathology). Available from:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780323392556501022
24. Agustina YA, Wardhany II, Wimardhani YS, Krisnuhoni En, Iamaroon A.
Oral Hairy Leukoplakia : Clinical Indicator of an Immunosuppressive
Condition adn CHallenges in Patient Management. J Dent Indones.
2016;23(2):54–8.
84
26. Ross MCL, Ring MC, Yang MS. Pigmented Fungiform Papillae of the
Tongue. JAMA Dermatology. 2020;
27. Lee HC, Ker KJ, Chong WS. Oral Malignant Acanthosis Nigricans and
Triple Palms Associated With Renal Urothelial Carcinoma. JAMA
Dermatology. 2015;151(12).
34. Muller S. Oral Lichenoid Lesions : Distinguishing the Benign From The
Deadly. Mod Pathol. 2017;54–67.
35. Yuan A, Woo S Bin. Adverse Drug Events in the Oral Cavity. Oral Surg
Oral Med Oral Pathol Oral Radiol. 2015;119:35–47.
43. Holmes NE, G.P. Charles P. Safety and Efficacy Review of Doxcycline.
Clin Med (Northfield Il). 2009;1.