Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MEDIA DALAM BK

Media : Komik
Edukasi Masa Pubertas Remaja

Disusun:
Tri Ulfa Cahyani
Ahmad Habibi
Sahrur Romadhon

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADANB DAN DAKWAH
INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2023
A. JUDUL TEMA

Edukasi Masa Pubertas Remaja

B. TUJUAN TEMA

1. Unutuk membantu remaja memahami perubahan fisik,emosional,dan social yang terjadi

selama masa pubertas

2. Memberikan informasi tentang kesehatan fisik dan mental, termasuk pencegahan

penyakit menular seksual, kehamilan remaja.

3. Mendorong pemahaman tentang bagaimana membangun hubungan yang sehat dan

menghormati, termasuk mengatasi tekanan dari teman sebaya

C. SASARAN KONSUMEN MEDIA

Sasaran dari Komik ini adalah Remaja yang belum pubertas maupun yang sudah pubertas

D. SUB TEMA MATERI

1. Mengenal Menstruasi dan Mimpi Basah

2. Mengenal Siklus Menstruasi

3. Anatomi dan Fisiologi

4. Perubahan emosional dan psikologis

5. Kesehatan mental

6. Kesehatan Reproduksi

7. Perubahan Suara
E. PEMBAHSAN MATERI

1. Mengenal Menstruasi dan Mimpi Basah

Mimpi Basah
Mimpi basah merupakan peristiwa Ejakulasi (pengeluaran air mani) pada saat tidur,
karena testis dan salurannya terisi penuh sperma. Mimpi basah merupakan cara alami tubuh
mengeluarkan timbunan sperma yang berbentuk secara terus-menerus. Mimpi adalah salah satu
cara otak untuk mengeluarkan ide, hasrat, atau ketakutan yang terlalu abstrak. Tujuan dari mimpi
adalah untuk menyalurkan fantasi, ide, atau hasrat tadi secara mental sehingga anda tidak terlalu
‘terbebani’ dengan hal-hal tadi. Prinsipnya sama seperti mengosongkan tempat sampah.
Ejakulasi pertama yang dialami oleh remaja laki-laki merupakan tanda bahwa ia telah siap untuk
melaksanakan proses reproduksi. Bila ini terjadi pada saat hubungan seks, sperma yang
dikeluarkan dapat membuahi sel telur perempuan yang telah matang dan menyebabkan
kehamilan.
Selain sebagai pengeluaran sperma secara alamiah, secara fisiologis pun mimpi basah merupakan
pendidikan seks yang alamiah bagi remaja serta cara penyaluran dorongan seksual secara sehat.

Menstruasi
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel
tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan. Menstruasi dimulai saat pubertas
dan menandai kemampuan seorang perempuan untuk mengandung anak, walaupun mungkin
faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara
umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan perempuan, status
nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali
sebulan sampai perempuan mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan
dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan perempuan untuk bermenstruasi disebut
menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang perempuan. Panjang rata-rata
daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat
bervariasi pada satu perempuan selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari
bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi
perempuan tersebut.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh perempuan setiap
bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi
hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada
permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai
penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila perempuan tersebut hamil. Hormon memberi
sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah
telur dilepaskan dari indung telur perempuandan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke
rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi
buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau
haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang perempuan menjadi hamil,
menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan
merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang perempuan sedang hamil. Kehamilan
dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
Remaja perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi dapat mengira
bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku
yang buruk. Remaja perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi
tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat menstruasi pertama
mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali sebagai proses yang normal, perasaan kotor
dapat tinggal sampai masa dewasa. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini pendidikan
anatomi dan fisiologi yang lebih baik telah menjadikan penerimaan akan menstruasi. Malahan
banyak perempuan yang melihat menstruasi dengan bangga sebagai proses yang hanya terjadi
pada perempuan. Beberapa keluarga bahkan memiliki perayaan khusus untuk menghormati
kedewasaan seorang perempuan.

2. Mengenal Siklus Menstruasi

Kebanyakan orang cenderung menganggap bahwa menstruasi adalah pertanda mulainya

pubertas. Kenyataannya, menstruasi paling terakhir terjadi. Menstruasi tidak akan dimulai

sampai sekurangnya satu tahun setelah pertumbuhan pesat, yaitu setelah payudara mullai
berkembang dan rambut diketiak dan pubis mulai tumbuh. Satu atau dua tahun sebelum

menstruasi, vagina mulai menghasilkan cairan bening yang tak berbau. Bila sebelumnya tidak

mengetahui masalah ini, mungkin akan cemas. Keadaan ini normal dan tidak perlu dicemaskan

Bila cairan itu agak banyak bisa memakai pembalut yang disediakan khusus tetapi kalau cairan

tersebut berbau, berwarna kuning atau menimbulkan rasa gatal, periksakan kedokter sekali siklus

ini dimulai akan berlangsung terus.

Walaupun mestruasi biasanya mulai antara umur 11 dan 14 tahun, kadang-kadang ada

juga yang lebih lambat datangnya. Tidak perlu cemas, bila teman-temannya sudah menstruasi,

sedangkan dia belum. Biasanya hal ini karena keterlambatan yang dipengaruhi oleh faktor

keturunan, misalnya: ibunya terlambat mendapat menstruasi pertama, seringkali anaknya juga

mengalami hal yang sama. Jika ukuran tubuh lebih kecil dari ukuran rata-rata, biasanya

menstruasinya lebih telat. Hampir semua anak perempuan telah menstruasi pada usia 16 tahun.

Menstruasi pertama mungkin bervariasi lamanya, tapi bila sudah teratur biasanya

berlangsung sekitar 5 hari. Bisa juga lebih cepat atau lebih lama (3–8 hari), Pendarahan lebih

banyak terjadi pada hari kedua dan ketiga, lalu semakin sedikit sampai menstruasi berhenti. Pada

awalnya menstruasi berlangsung tidak teratur, mungkin terjadi diantara 2 sampai 3 bulan atau

bahkan lebih lama, setelah menstruasi pertama. Hal ini masih normal. Biasanya memerlukan

waktu 18 bulan atau lebih, barumenstruasi. Biasanya siklus terjadi sekali dalam sebulan, dari hari

pertama menstruasi sampai menstruasi berikutnya berlangsung 28–35 hari. Keadaan ini disebut

siklus menstruasi.

Dianjurkan agar remaja mencatat hari pertama mengalami menstruasi. Pada awalnya, hal

ini dapat menjadi pegangan karena menstruasi belum teratur. Bila sudah teratur maka menstruasi

dapat lebih diperhatikan. Namun pada beberapa orang tak dapat diduga, karena menstruasinya
tidak teratur sebagian remaja perempuan mencatat bahwa mengalami pertumbuhan jerawat yang

lebih banyak dari biasanya, misalnya sebelum menstruasi mulai. Ada juga yang merasa bahwa

payudara terasa membesar dan daerah di sekitar putting susu menghitam dan puting susu

menegang, menjelang menstruasi

Pertama kali menstruasi biasanya tidak terasa sakit. Tapi bila siklus sudah teratur, banyak

remaja perempuan yang mengalami perasaan tidak enak sebelum dan selama periode menstruasi

(dismenore), mungkin akan mengalami rasa keram di perut bagian bawah, atau rasa sakit pada

punggung bawah. Rasa sakit akan berakhir setelah beberapa jam dan obat penghilang rasa sakit

misalnya asam mefenamat biasanya dapat membantu menghilangkan rasa sakit itu. Jika

mengalami dismenore, sebaiknya periksa ke dokter.

3. Anatomi dan fisiologi

Achadi (2001) (dalam Saadah, 2004) menjelaskan bahwa perubahan fisik yang terjadi

pada masa pubertas adalah sebagi berikut:Proses biologis pada masa pubertas ditandai dengan

bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara tajam, perubahan dalam komposisi tubuh

dan jaringan, dan perubahan karakteristik seksual. Rata-rata lama proses pubertas pada anak

wanita adalah empat tahun. 15-20% tinggi badan dewasa dicapai dalam masa ini. Sedang

untuk berat badan pada anak wanita pada masa pubertas merupakan lima puluh persen dari

berat badan dewasa yang ideal. Perubahan komposisi tubuh dipengaruhi hormon, yaitu

estrogen dan progesteron pada wanita, testosteron dan androgen pada laki-laki. Anak wanita

lebih banyak menyimpan lemak dan pada memasuki masa pubertas mempunyai presentase

lemak sebesar 15%, pada saat pertumbuhan selesai presentase lemak menjadi 25%. Frisch

mengasumsikan bahwa untuk terjadinya menarche,persentase lemak dalam tubuh sedikitnya

adalah sebesar 17%, dan membutuhkan 25% lemak untuk terjadinya dan mempertahankan
ovulasi.Perubahan karakteristik seks primer juga terjadi, yang ditandai dengan organ seks

yang bertambah besar dan mulai berfungsi. Misalnya ovarium yang mulai berfungsi pada saat

menstruasi. Karakteristik seks sekunder juga mengalami perubahan ditandai dengan

tumbuhnya rambut pada kemaluan dan pada ketiak.

Pada masa pubertas kadang-kadang timbul sikap agresif, pertentangan dengan orang tua,

ingin menang sendiri dan mencari-cari kesalahan dari apa yang dilakukan orang dewasa.

Mereka juga sulit diajak berkomunikasi, kecuali jika diperlukan. Lebih sering menjawab tidak

tahu atau tidak ingat. Kadang-kadang sering merasa malu pada semua orang, disebabkan oleh

kecemasan yang berlebihan terhadap penilaian orang tentang perubahan yang terjadi pada

tubuh dan perilakunya (Hurlock, 1995 dalam Saadah 2004). Sejalan dengan perkembangan

fisiknya, pada masa remaja juga akan terlihat jelas berbagai perubahan yang menyangkut

aspek psikis, sosial dan prilakunya. Pada masa ini mulai muncul kebutuhan akan privasi,

keintiman dan ekspresi erotik. Ditandai dengan mulai tumbuh ketertarikan pada lawan

jenisnya dan keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan lawan jenisnya.

Beberapa perubahan yang bisa diamati adalah:

1. Emosi yang mudah berubah (antara sedih, marah, senang, takut)

2. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba besar

3. Rasa ingin dihargai dan diakui kedewasaannya

4. Lebih percaya dan mudah terpengaruhi oleh teman sebaya

5. Merasa mampu bertanggung jawab dan mulai berani mengambil resiko

6. Lebih kritis dan ingin menuntut keadilan

7. Menjadi lebih sensitive

8. Timbul perhatian pada lawan jenis sehingga suka memperhatikan penampilan


9. Ingin diperhatikan dan disayang

4. Perubahan emosional dan psikologis


Periode remaja dikatakan sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa di mana

ketegangan emosi meninggi (tempramental) sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar

ditambah kondisi lingkungan yang tidak mendukung perkembangan emosionalnya. Mereka

memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum

sempurna. Remaja juga mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang dan khawatir kesepian.

Banyak porsi karakteristik emosi remaja dipandang dari sudut negatif pada hal sebetulnya tidaklah

demikian. Pada hal kalau dicermati ada sisi emosi yang positif tergantung pada pendidikan yang

diterimanya. Remaja memperlihatkan tingkahlaku yang negatif, karena lingkungan yang tidak

memperlakukan mereka sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan mereka. Misalnya

orang tua belum menganggap remaja sebagai pribadi yang mandiri untuk menentukan diri sendiri.

Mereka perlu diberikan kepercayaan untuk mengaktualisasikan potensinya, sehingga dengan

demikian mereka terdorong untuk melakukan hal-hal yang positf karena telah diberikan

kepercayaan. Menurut Blair dan kawan-kawan seperti yang dikemukakan Elida Prayitno (2006)

mengemukakan sejumlah ciri khas perkembangan remaja sebagai berikut :

1. Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) yang paling pesat

2. Memiliki energi yang melimpah

3. Mengarahkan perhatian kepada teman sebaya dan secara berangsur melepaskan diri dari

keterikatan dengan keluarga

4. Remaja memiliki ketertarikan dan keterikatan yang kuat dengan lawan jenis
5. Periode yang idealis

6. Menunjukkan kemandirian

7 Berada dalam periode transis

i 8. Pencarian identitas diri.

5. Kesehatan mental
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa
berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini
seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di
rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu
merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para
remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness).
Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang
lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau
mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri
mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri
mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan
ketenaran.
1. Perubahan psikoseksual
Produksi hormon testosteron dan hormon estrogen mempengaruhi fungsi otak, emosi, dorongan
seks dan perilaku remaja. Selain timbulnya dorongan seksual yang merupakan manifestasi
langsung dari pengaruh hormon tersebut, dapat juga terjadi modifikasi dari dorongan seksual itu
dan menjelma dalam bentuk pemujaan terhadap tokoh-tokoh olah raga, musik, penyanyi, bintang
film, pahlawan, dan lainnya.
Remaja sangat sensitif terhadap pandangan teman sebaya sehingga ia seringkali membandingkan
dirinya dengan remaja lain yang sebaya, bila dirinya secara jasmani berbeda dengan teman
sebayanya maka hal ini dapat memicu terjadinya perasaan malu atau rendah diri.
2. Pengaruh teman sebaya
Kelompok teman sebaya mempunyai peran dan pengaruh yang besar terhadap kehidupan
seorang remaja. Interaksi sosial dan afiliasi teman sebaya mempunyai peranan yang besar dalam
mendorong terbentuknya berbagai keterampilan sosial. Bagi remaja, rumah adalah landasan
dasar sedangkan dunianya adalah sekolah. Pada fase perkembangan remaja, anak tidak saja
mengagumi orangtuanya, tetapi juga mengagumi figur-figur di luar lingkungan rumah, seperti
teman sebaya, guru, orangtua temanya, olahragawan, dan lainnya.
Dengan demikian, bagi remaja hubungan yang terpenting bagi diri mereka selain orangtua adalah
teman-teman sebaya dan seminatnya. Remaja mencoba untuk bersikap independent dari
keluarganya akibat peran teman sebayanya. Di lain pihak, pengaruh dan interaksi teman sebaya
juga dapat memicu timbulnya perilaku antisosial, seperti mencuri, melanggar hak orang lain,
serta membolos, dan lainnya.
3. Perilaku berisiko tinggi
Remaja kerap berhubungan berbagai perilaku berisiko tinggi sebagai bentuk dari identitas diri.
80% dari remaja berusia 11-15 tahun dikatakan pernah menunjukkan perilaku berisiko tinggi
minimal satu kali dalam periode tersebut, seperti berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan
zat, serta perilaku antisosial (mencuri, berkelahi, atau bolos) dan 50% remaja tersebut juga
menunjukkan adanya perilaku berisiko tinggi lainnya seperti mengemudi dalam keadaan mabuk,
melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, dan perilaku criminal yang bersifat minor.
Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa 50% remaja pernah menggunakan marijuana, 65%
remaja merokok, dan 82% pernah mencoba menggunakan alkohol.
Dengan melakukan perbuatan tersebut, mereka mengatakan bahwa mereka merasa lebih dapat
diterima, menjadi pusat perhatian oleh kelompok sebayanya, dan mengatakan bahwa melakukan
perilaku berisiko tinggi merupakan kondisi yang mendatangkan rasa kenikmatan (fun).
Walaupun demikian, sebagian remaja juga menyatakan bahwa melakukan perbuatan yang
berisiko sebenarnya merupakan cara mereka untuk mengurangi perasaan tidak nyaman dalam
diri mereka atau mengurangi rasa ketegangan. Dalam beberapa kasus perilaku berisiko tinggi ini
berlanjut hingga individu mencapai usia dewasa.
4. Kegagalan pembentukan identitas diri
Menurut J. Piaget, awal masa remaja terjadi transformasi kognitif yang besar menuju cara
berpikir yang lebih abstrak, konseptual, dan berorientasi ke masa depan (future oriented).
Remaja mulai menunjukkan minat dan kemampuan di bidang tulisan, seni, musik, olah raga, dan
keagamaan. E. Erikson dalam teori perkembangan psikososialnya menyatakan bahwa tugas
utama di masa remaja adalah membentuk identitas diri yang mantap yang didefinisikan sebagai
kesadaran akan diri sendiri serta tujuan hidup yang lebih terarah. Mereka mulai belajar dan
menyerap semua masalah yang ada dalam lingkungannya dan mulai menentukan pilihan yang
terbaik untuk mereka seperti teman, minat, atau pun sekolah. Di lain pihak, kondisi ini justru
seringkali memicu perseteruan dengan orangtua atau lingkungan yang tidak mengerti makna
perkembangan di masa remaja dan tetap merasa bahwa mereka belum mampu serta
memperlakukan mereka seperti anak yang lebih kecil.
Secara perlahan, remaja mulai mencampurkan nilai-nilai moral yang beragam yang berasal dari
berbagai sumber ke dalam nilai moral yang mereka anut, dengan demikian terbentuklah superego
yang khas yang merupakan ciri khas bagi remaja tersebut sehingga terjawab pertanyaan siapakah
aku? dan kemanakah tujuan hidup saya?
Bila terjadi kegagalan atau gangguan proses identitas diri ini maka terbentuk kondisi
kebingungan peran (role confusion). Role confusion ini sering dinyatakan dalam bentuk
negativisme seperti, menentang dan perasaan tidak percaya akan kemampuan diri sendiri.
Negativisme ini merupakan suatu cara untuk mengekspresikan kemarahan akibat perasaan diri
yang tidak adekuat akibat dari gangguan dalam proses pembentukan identitas diri di masa remaja
ini.
5. Gangguan perkembangan moral
Moralitas adalah suatu konformitas terhadap standar, hak, dan kewajiban yang diterima secara
bersama, apabila ads dua standar yang secara sosial diterima bersama tetapi saling konflik maka
umumnya remaja mengambil keputusan untuk memilih apa yang sesuai berdasarkan hati
nuraninya. Dalam pembentukan moralitasnya, remaja mengambil nilai etika dari orangtua dan
agama dalam upaya mengendalikan perilakunya. Selain itu, mereka juga mengambil nilai apa
yang terbaik bagi masyarakat pada umumnya. Dengan demikian, penting bagi orangtua untuk
memberi suri teladan yang baik dan bukan hanya menuntut remaja berperilaku baik, tetapi
orangtua sendiri tidak berbuat demikian.
Secara moral, seseorang wajib menuruti standar moral yang ada namun sebatas bila hal itu tidak
mebahayakan kesehatan, bersifat manusiawi, serta berlandaskan hak asasi manusia. Dengan
berakhirnya masa remaja dan memasuki usia dewasa, terbentuklah suatu konsep moralitas yang
mantap dalam diri remaja. Jika pembentukan ini terganggu maka remaja dapat menunjukkan
berbagai pola perilaku antisosial dan perilaku menentang yang tentunya mengganggu interaksi
remaja tersebut dengan lingkungannya, serta dapat memicu berbagai konflik.
6. Stres di masa remaja
Banyak hal dan kondisi yang dapat menimbulkan tekanan (stres) dalam masa remaja. Mereka
berhadapkan dengan berbagai perubahan yang sedang terjadi dalam dirinya maupun target
perkembangan yang harus dicapai sesuai dengan usianya. Di pihak lain, mereka juga berhadapan
dengan berbagai tantangan yang berkaitan dengan pubertas, perubahan peran sosial, dan
lingkungan dalam usaha untuk mencapai kemandirian.
Tantangan ini tentunya berpotensi untuk menimbulkan masalah perilaku dan memicu timbulnya
tekanan yang nyata dalam kehidupan remaja jika mereka tidak mampu mengatasi kondisi
tantangan tersebut

6. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi bagi
remaja haruslah memiliki informasi yang benar mengenai fungsi, peran dan proses reproduksi
serta memiliki sikap dan tingkah laku bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Bag I Otak (kelenjar pituitary) merangsang produksi hormon testosteron pada laki-laki untuk
memproduksi sel sperma, dan hormon estrogen dan progesteron pada perempuan untuk
reproduksi sel telur Mengapa di Sekitar Kemaluan Kita Tumbuh Bulu?
Menurut penelitian :
1. Untuk menjaga suhu sekitarnya agar tetap stabil
2. Menjaga suhu dalam testis agar sel sperma tidak mati (untuk laki-laki)
3. Untuk menjaga keseimbangan hormon
4. Untuk menghantarkan panas keluar dari tubuh
5. Dan membuat daerah kemaluan tidak terjadi iritasi
Menjaga kebersihan di sekitar kemaluan merupakan aktivitas yang penting. Berikut
merupakan cara untuk membersihkan alat kelamin yang benar :
Perempuan :
• Tidak memerlukan banyak sabun
• Bersihkan dari bagian depan ke belakang
• Bersihkan lipatan-lipatan kulit setelah BAK
• Keringkan setelah buang air
• Jangan menyemprotkan parfum ke alat kelamin
• Ganti celana dalam minimal 2x sehari atau bila basah
Laki - laki :
• Bersihkan alat kelamin setelah buang air
• Pakai celana dalam dan luar yang tidak ketat
• Cuci tangan sebelum dan sesudah buang air kecil

Kemudian mengenai kehamilan remaja yang terjadi akibat pergaulan bebas. Kehamilan yang
terjadi rata-rata pada wanita berusia antara 14 – 19 tahun. Menyebabkan angka kematian bayi
dan balita pada ibu hamil usia < 20 tahun lebih tinggi dibandingkan ibu hamil usia > 20 tahun.
Serta memberikan peluang menyebarkan penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.
Berikut merupakan resiko hamil usia muda :
1. Tekanan Darah Tinggi
2. Anemia
3. Bayi Lahir Prematur
4. BBLR
5. Pendarahan
6. Depresi Post Partum
7. Ketidakstabilan Ekonomi
8. Penyakit Kelamin
Demikian penjelasan yang dapat disampaikan mengenai masalah kesehatan reproduksi remaja,
peran orangtua dalam mengawasi pergaulan anak sangatlah penting agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan. Apabila anda ingin berkonsultasi masalah kesehatan reproduksi atau untuk
keluhan yang lain bisa segera kunjungi dokter.

7. Perubahan Suara
Mengingat hormon testosteron meningkat saat puber, apakah ini berpengaruh pada suara yang
menjadi lebih berat? Ya, benar.
Mengutip dari Kids Health, hormon testosteron membuat laring laki-laki tumbuh besar saat
remaja. Laring bertanggung jawab untuk memproduksi suara.
Laring terletak di tenggorokan bagian atas trakea atau tenggorokan. Bentuknya seperti tabung
hampa sekitar yang tingginya 5 cm.
Di dalam laring, terdapat pita suara yang akan melemas saat seseorang bernapas. Saat dinding
laring melemas, udara akan masuk dan keluar dari paru-paru.
Ketika berbicara, pita suara berdekatan dengan membentang di pangkal tenggorokan.
Udara dari paru-paru kemudian keluar antara pita suara dan membuat getaran sehingga
membentuk nada suara.
Mengingat laring laki-laki semakin tumbuh besar saat puber, pita suara akan tumbuh lebih
panjang dan tebal. Ini menjadi penyebab suara berubah menjadi lebih berat saat puber.
Saat laring membesar, akan ada tonjolan di bagian depan tenggorokan, itu adalah jakun. Pada
anak perempuan, laring juga tumbuh besar tetapi tidak sebanyak anak laki-laki.
Pertumbuhan tulang wajah
Selama masa puber, kondisi tulang wajah anak laki-laki akan bertumbuh dan berpengaruh pada
suara yang berubah.
Rongga dalam sinus, hidung, dan bagian belakang tenggorokan juga tumbuh lebih besar. Ini
menciptakan lebih banyak ruang di wajah yang membuat suara lebih banyak ruang untuk gema.
Semua faktor ini jadi penyebab kenapa suara berubah saat puber terjadi pada remaja laki-laki.
Kalau diibaratkan, perubahan suara laki-laki saat puber seperti sebuah gitar.
Ketika seseorang memetik senar tipis, getaran akan menghasilkan nada tinggi. Sementara itu,
saat memetik senar tebal, kedengarannya jauh lebih dalam ketika bergetar.
Sebelum mengalami pertumbuhan, laring laki-laki relatif kecil dan pita suara relatif tipis. Jadi
suara anak laki-laki akan tinggi.
Namun, saat tulang, tulang rawan, dan pita suara tumbuh, suara akan mulai terdengar seperti
orang dewasa.
https://pkbi-diy.info/menstruasi-dan-mimpi-basah/

Anda mungkin juga menyukai