Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wahyu Muhammad Ali Shobirin

Npm : 2111021038

Tugas Ekonomi Perdagangan internasional

1. Cari komoditas potensial ekspor dari Indonesia atau Lampung ke negara lain.

EKSPOR UDANG DARI BUMI DIPASENA, RAWAJITU

Ekspor komoditas udang dari Rawajitu Lampung adalah salah satu komoditas ekspor utama dari
Lampung. Udang vannamei merupakan jenis udang yang banyak diproduksi di Rawajitu dan biasanya
dihasilkan dari tambak tradisional. Produksi udang di Rawajitu berkisar antara 30-70 ton per panen dan
sebagian besar di ekspor ke pasar luar negeri karena permintaan pasar yang besar. Potensi untuk
pengembangan tambak udang di Rawajitu cukup besar. Sebagai diketahui, Tambak Bumi Dipasena
memiliki luasan sekitar 16.250 Ha, dengan jumlah tambak sebanyak 17.139 petak. Dari luasan tambak
tersebut, 6.800 Ha merupakan lahan pertambakan mandiri (sertifikat hak milik), dan 9.450 Ha
merupakan lahan perusahaan (hak guna usaha). Komoditas udang yang disebar di 17.139 petak yaitu
udang vannamei 99 persen. Dengan jumlah KK petambak 6.500 keluarga, dan produksi 30-70 ton/hari.
Adapun kebutuhan harian yang diperlukan yaitu benih udang 3-7 ton/hari, pakan 45-105 ton/hari, obat-
obatan 50 ton/hari, dan es 120-280 ton/hari. Penjualan udang selama setahun mampu mencapai Rp
1,08 triliun. Dengan rata-rata hasil produksi bulanan Juni 2020-Mei 2021 yakni sebanyak 15.895
ton/bulan atau sekitar 44,15 ton/hari.

2. Cari tentang prosedur melakukan ekspor dan identifikasi kesulitannya apa dan bagaimana
menanggulangi kesulitannya

Prosedur Ekspor Udang ke luar negeri

1.Meminta Surat Izin dari pemerintah

Ada beberapa jenis izin pemerintah yang wajib Bapak/Ibu miliki untuk bisa mengekspor udang:

• Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian

• Surat Izin Usaha Dagang dari Dinas Perdagangan

• Surat Induk Kepabeanan atau NIK ekspor udang


2. Mengikuti Proses Karantina

Tujuan dari karantina adalah untuk mendapatkan sertifikasi kesehatan udang yang akan diekspor sesuai
persyaratan ke/oleh negara tujuan. Sertifikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa udang Bapak/Ibu
bebas dari hama penyakit. Sertifikasi dilakukan melalui tindakan karantina 8P (pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan).

3. Mengirimkan Instruksi Pengiriman Udang Ekspor ke Perusahaan Ekspedisi

Di tahap ini, Bapak/Ibu diwajibkan untuk mengirim instruksi pengiriman yang nantinya akan dijadikan
acuan bagi perusahaan ekspedisi untuk mengirim udang. Hal ini dilakukan agar udang ekspor yang
Bapak/Ibu kirim bisa ditempatkan dan diperlakukan dengan layak selama perjalan panjang ke negara
tujuan ekspor.

4. Menyerahkan Booking Confirmation

Booking confirmation yang berisi tempat, rute tujuan, dan depo container ke perusahaan ekspedisi yang
mengirim udang ke negara tujuan ekspor.

5. Memuat Udang ke Dalam Kapal atau Pesawat Ekspedisi

Di tahap ini, Bapak/Ibu dapat menyerahkan beberapa dokumen seperti packing list dan commercial
invoice, serta menghubungi pihak Bea Cukai untuk mengonfirmasi izin ekspor. Jika sudah mendapat izin
ekspor dengan nota persetujuan ekspor, hasil laut dapat dibawa ke pelabuhan dan dikirim ke negara
tujuan.

6. Mendapat Bill of Lading

Jika udang sudah sampai di negara tujuan ekspor, Bapak/Ibu akan mendapatkan dokumen Bill of Lading
yang diberikan pembeli ke eksportir.

Kesulitan dan solusi dalam proses ekspor udang

• Kualitas produk yang buruk

Cara mengatasinya: Meningkatkan kualitas produk dengan melakukan pengolahan dan


pengemasan yang tepat agar produk dapat bertahan selama pengiriman.

• Dokumen tidak lengkap

Cara mengatasinya: memastikan seluruh dokumen dan surat izin yang diperlukan sudah sesuai
dan lengkap.
• Birokrasi yang rumit

Cara mengatasinya: Mempercepat proses persetujuan dan pengawasan dari pihak-pihak yang
terlibat

• Pembayaran Bea dan Pajak Ekspor

Cara mengatasinya: Pelajari peraturan pajak dan bea ekspor di negara Anda dan negara tujuan.

Anda mungkin juga menyukai