Anda di halaman 1dari 12

PERTANYAAN

1. Nama judul

Kemampuan koneksi matematis anak Tunarungu ditinjau dari kreativitas pada


pembelajaran PJBL dengan magic straw

a. Kemampuan Koneksi Matematis

Kemampuan siswa menghubungkan konsep – konsep matematikabaik antar konsep itu


sendiri maupun menghubungkan konsep matematikadengan bidang lainnya,
menggunakan ketertarikan ide – ide dalam matematika dan mengaplikasikan ide – ide
matematika dalam konteks diluar matematika

b. Anak Tunarungu

Merupakan anak yang kehilangan Sebagian atau seluruh pendengarannya yang


mengakibatkan hambatan dalam berkomunikasi dan berbahasa dalam kehidupan sehari
– hari sehingga memerlukan Pendidikan khusus.

c. Kreativitas

Kemampuan seseorang dalam mengkombinasikan data atau informasi yang telah


didapat sebelumnya untuk menciptakan suatu karya baru yang berbeda dengan yang
lainnya dan dapat membantu seseorang dalam memecahkan suatu permasalahan

d. Model PJBL

Pembelajaran yang berfokus pada aktivitas peserta didik untuk dapat memahami suatu
konsep dan prinsip dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang suatu
masalah dan peserta didik belajar secara mandiri maupun berkelompok. Serta hasil dari
pembelajaran ini adalah suatu produk.

e. Magic straw

Media visual yang merangsang siswa untuk melatih kemampuan berfikir dan
meningkatkan kreativitas
2. Mengapa memilih judul ini

 Dikarenakan judul ini mempresentasikan masalah yang ditemui saat observasi awal

 Judul ini belum banyak diteliti oleh oranglain

 Judul ini masih menimbulkan berbagai macam persoalan sehingga saya tertarik
menyelesaikan permasalahan tersebut

3. Apa yang melatarbelakangi penelitianmu

Adanya masalah yang ditemui dilapangan

4. Apa benar ada masalah dilapangan

 Berdasarkan wawancara dengan pengajar bahwa pembelajaran disekolah hanya


bertujuan meningkatkan nilai saja tidak memperhatikan aspek yang lain seperti
kemampuan koneksi, kreativitas anak ataupun yang lainnya.

 Pembelajaran dikelas juga masih didominasi guru, siswa pasif dikelas hanya
mendengarkan saja

 Tidak menggunakan metode pembelajaran maupun media sehingga pembelajaran


cenderung monoton sehingga kemampuan koneksi matematis dan kreativitas anak
tunarungu rendah, Dikarenakan keterbatasan anak tunarungu untuk memahami konsep
matematika yang abstrak

5. Manfaat penelitian

a. Manfaat Praktis

 Dengan menggunakan model pembelajaran PJBL anak akan lebih mudah


memahami materi

 Meningkatkan kemampuan koneksi matematis

 Menumbuhkan kreativitas anak

b. Manfaaat untuk Pendidikan matematika (Teoritis)


 Memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan kemampuan koneksi matematis

 Menjadi bahan kajian bagi peneliti lainnya untuk memahami dan peduli terhadap
masalah Pendidikan khususnya Pendidikan anak tunarungu

6. Hal yang menarik dari penelitian ini

 Anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam menerima pelajaran yang diberikan


oleh guru, mereka membutuhkan waktu dalam menghubungkan keterkaitan antar
konsep matematika

 Selain itu anak tunarungu kurang menggunakan potensi kognitifnya dalam


memproses informasi yang dipengaruhi oleh keterbatasan dalam komunikasi dan
pemecahan masalah. Dalam menyampaikan materi pelajaran diperlukan suatu metode
pembelajaran dan media visual yang tepat. Olehkarena itu saya tertarik ingin meneliti
dan mengetahui lebih dalam lagi bagaimana permasalahan ini dan apa sebaiknya
solusi yang harus dilakukan.

 Selain itu saya juga telah membaca beberapa jurnal penelitian terdahulu sepertinya
belum belum banyak penelitian untuk anak tunarungu dibidang matematika dengan
menggunakan model PJBL

7. Dimana lokasi penelitian

Di SDLB Negeri Brebes jalan Yos sudarso

8. Mengapa memilih penelitian ditempat tersebut

 Karena setelah di observasi di sekolah tersebut ada permasalahan yang menarik untuk
diteliti dan dicari solusinya

 Siswa SLB N brebes memiliki kemampuan pemahaman yang rendah, selain itu
kemampuan yang dimiliki anak tunarungu kurang dikembangkan sehingga sulit untuk
diketahui kemampuan koneksi matematis siswa dan kreativitasnya

 Media dan model pembelajaran yang tidak bervariasi sehingga anak cenderung tidak
bersemangat dalam belajar.
9. Berapa rencana waktu penelitiannya

Sekitar 2-3 minggu

10. Apakah yakin penelitian terlaksana dengan baik/ bagaimana cara menyelesaikan
penelitian tersebut

Saya yakin dengan menggunakan Langkah – Langkah yang ada didalam studi penelitian
yang saya gunakan yaitu metode kuantitatif dan kualiatif untuk menjawab seluruh rumusan
masalah yang ada dalam penelitian ini.

11. Pendekatan penelitain apa yang digunakan

Penelitian kuantitatif dan kualitatif

12. Kenapa menggunakan pendekatan penelitian mix metod

Tujuan penelitian kuantitatif itu sendiri untuk mencari hubungan antara 2 variabel.
Hubungan dapat diketahui jika menggunakan data kuantitatif yang dapat diuji dengan
statistic untuk melihat hubungannya.

Sedangkan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih dalam fenomena yang ada dengan
wawancara, angket dan observasi

Sehingga apabila pendekatan itu dikombinasikan akan menghasilkan pemahaman yang


lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingkan jika hanya menggunakan salah satu
pendekatan saja

13. Jelaskan pengertian Kuantitatif dan kualitatif

Kuantitatif:

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, biasanya
pengambilan sampel dilakukan secara random dan data dikumpulkan menggunakan
instrument lalu dianalisis secara statistic dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

Kualitatif:
Metode untuk meneliti objek secara alamiah, dimana peneliti adalah instrument kunci.
Dimulai dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas.

14. Adakah penelitian terdahulu yang relevan

a. Penelitian I Wayan Eka Mahendra (2017)

siswa yang mengikuti model pembelajaran PJBL etnologis berbasis proyek dan siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan model tradisional di Kelas VIII SMP Negeri 3
Abiansemal, terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar matematika

b. Penelitian yang dilakukan oleh Asni Widiastuti, Vita Istihapsari, dan Dadang Afriady
(2020)

Model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dapat meningkatkan kreativitas siswa

15. Teori siapa yang dipake

Belajar : Slavin, Gagne, Hudoyo, Thorndike

Teori belajar: Piage, Bruner, Vigotsky, Ausubel

KOneksi matematis : Kusumah, sumarmo,

Model PJBL : Faturohman, Mulyasa

Kreativitas :

16. Bagaimana cara memperoleh data (dengan data primer dan sekunder)
 Data primer : Data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber utama
(wawancara, survey, tes, angket)
 Data Sekunder : Data berupa informasi yang sudah ada sebelumnya digunakan
sebagai pelengkap data penelitian. Sumber dari dokumentasi dan angket

17. Jenis Data


Data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua yakni data diskrit dan kontinyu.
Data diskrit adalah data yang angka-angkanya memiliki kemungkinan nilai terbatas dan
antara satu angka dengan angka yang lain jelas terpisah. Contohnya adalah banyak kursi
di kelas. Tidak mungkin ada 2,5 kursi di kelas, yang ada hanyalah 2 kursi atau 3 kursi di
kelas.
Data kontinyu adalah data yang angka-angkanya memiliki kemungkinan nilai tidak
terbatas dalam kisaran tertentu. Contohnya usia
a. Kualitatif
 Data Nominal
Angka nominal bukanlah hasil prosedur pengukuran, melainkan hasil pemberian.
Artinya angka ini hanya sebagai label atau identitas yang membedakan satu
objek/subjek dengan objek/subjek yang lain.
C: untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi,
atau sebaliknya. hanya memberikan peringkat saja. sebuah set objek yang
dinomori, dari 1 sampai n, misalnya peringkat 1, 2, 3,
 Data Ordinal
Angka ordinal adalah angka yang berfungsi untuk menunjukkan adanya
penjenjangan kualitatif atau secara sederhana angka ini menunjukkan sebuah
peringkat. Jarak jenjang antara dua angka yang berurutan juga selalu sama dan
karena itu operasi hitung tambah dan kali juga tidak dapat dikenakan.
C: Misalnya dalam skala Likert, mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju sampai sangat tidak setuju
b. Kuantitatif
 Data Interval

Angka interval pada dasarnya adalah hasil pengukuran ordinal yang memiliki jarak
antar jenjang yang tetap (selalu sama)

C: hasil belajar

 Data Rasio
Angka rasio pada dasarnya adalah angka interval yang memiliki angka nol mutlak,
artinya angka nol dalam skala ini memang menunjukkan bahwa atribut yang diukur
memang tidak ada pada objek.
C: data rasio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Jika ada
4 anak, A, B, C dan D mempunyai berat badan masing-masing 30 40 90 100. Bila
dilihat dengan ukuran rasio maka berat anak C adalah 4 kali berat A

18. Mengapa memilih responden itu

Karena kemampuan pemahaman dan koneksi matematis anak tunarungu masih rendah dan
hasil belajar siswa yang belum memuaskan sehungga diperlukan perhatian khusus.

19. Kenapa menggunakan metode penelitian itu


Berdasarkan tujuan penelitian karena metode ini yang paling tepat dengan tujuan
penelitian
20. Pengertian Populasi dan sampel

Populasi : sekumpulan karakteristikyang akan di observasii. Seperto oranag, binatang dll

Sampel: bagian dari populasi yang sengaja dipilih secara representative/ mewakili2

21. Bagaimana tekhnik pengambilan sampel/ menentukan informan atau responden

Cluster random : Tekhnik sampling yang diterapkan Ketika pada populasi didapati
kelompok yang tampak seragam namun secara internail berlainan

22. Kenapa pake cluster random


Karena ketidakmungkinan untuk meneliti setiap individu yang Menyusun sebuah populasi
tertentu
23. Mengapa metode sampling diperlukan
Penarikan sampel akan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis masalah secara
terarah, focus dan sesuai dengan ketersediaan biaya dan waktu yang dimiliki peneliti
24. Apa jenis penelitian yang digunakan
Explanatory sequential :
Tahap pertama mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif mengenai kualitas model
PJBL dgn magic straw pada kemam koneks matemat. Kemudian metode kuali untuk
mendeskripsikan kemampuan konek siswa dgn kreativitas yaitu dengan mengumpulkan
dan menganalisis data kuali berdasarkan data kuantitatif dalam menjawab rumusan
masalah ttg bagaimana kemampuan konek anak tunarungu pada pembelajaran PJBL
dengan magic straw ditinjau dari krativitas.
25. Kenapa menggunakan Explanatory sequential
Karena jenis penelitian tersebut saling memperkuat dan saling melengkapisehingga akan
diperoleh hasil penelitian yang tidak hanya objektif, terstruktur dan terukur namun akan
dicapai juga hasil penelitian yang mendalam dan factual

26. Desain True experiment jenis Pretes Postest Control desain


D a la m d e s a i n True experiment pe ne l it i d ap at mengontrol semua variabel luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksnaaan
rancangan penelitian) menjadi tinggi.
Tujuan dari true experiments adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan
hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Tru e exp e ri men t s i n i memp u n yai ciri u t ama ya it u sampe l ya ng
digu nakan unt uk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil
secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments
pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random.

Pretest-posttes control group design

Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest
untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak berbeda secara signifikan.

posttest-only control group design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.

27. Vaariabel
Variabel : suatu konsep atau karakteristik mengenai objek, orang, atau fenomena yang
memiliki ciri-ciri dan bervariasi yang digunakan untuk penelitian.
Independent/Bebas : variabel yang menjadi penyebab munculnya variabel dependen
( model pembelajaran PJBL yang diberikan kepada anak tunarungu)
Dependent/ terikat : Variabel yang dipengaruhi/ menjadi akibat dari var independent
( hasil belajar kemampuan koneksi matematis)

28. Apa tekhnik pengumpulan data yang digunakan


Tekhnik : Langkah – Langkah dalam penelitian untuk memperoleh data
Kuantitatif: angket, tes
Kualitatif : wawancara, observasi, dokumentasi, angket
29. Uji Kuantitatif
a. Rumusan masalah 1
Apakah media pemb. Berkriteria valid? Diuji menggnakan
 Alpha testing: yaitu uji validasi oleh ahli media, uji validasi oleh ahli materi,
uji coba butir instrument dan uji realibilitas instrument
 Beta Testing : yaitu uji pemakaian produk. Tekhnik pengumpulan datanya
menggunakan angket model kuisioner yang sudah disediakan jawabannya
untuk dipilih.
b. Hipo 1
 Menguji apakah siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model
PJBL berbantuan magic straw dapat memenuhi ketuntasan belajar
 Analisis One Sampel t Test ( Uji rata – rata )
Digunakan untuk membandingkan rata – rata sampel yang diteliti dengan yang
sudah ada
 Ho : µ1 ≤ 75
Hi : µ1 > 75
c. Hipo 2
 Menguji apakah siswa yang mengikuti pemb matematika dengan menggunakan
pemb PJBL dapat memenuhi ketuntasan belajar klasikal lebih dari atau sama
dengan 75
 Analisis uji proporsi satu pihak ( uji rata – rata )
 Ho : P1 ≤ 75

Hi : P1 > 75

d. Hipo 3
 Menguji Proporsi kemampuan koneksi matematis pada Pemb PJBL dengan magic
straw lebih dari Proporsi kemampuan koneksi matematis pada Pemb konvensional
 Analisis Uji Proporsi satu arah
Untuk mengetahui apakah populasi pertama memiliki proporsi yang lebih kecil
atau lebih besar dibandingkan dengan proporsi populasi kedua
 Ho : P1 ≤ P2

Hi : P1 > P2

e. Hipo 4
 Menguji apakah kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran PJBL lebih baik daripada siswa yang mengikuti pemb konvensional
 Analisis Uji independent two sample
Untuk membandingkan dua sampel yang tidak saling berpasangan
 Uji kesamaan varian dulu
Ho : varian variabel 1 = 2
Hi : varian variabel 1 ≠ 2
 Hipo
Ho ditolak : thitung > t tabel

Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan matematis siswa yang mengikuti


pembelajaran PJBL lebih baik daripada siswa yang mengikuti pemb konvensional

f. Hipo 5
 Menguji besar peningkatan rata – rata kemampuan koneksi matematis sebelum
diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan dengan model PJBL
 Analisis Uji Dependent sample t-test / Paired Sampel t-Test
Untuk membandingkan rata – rata dua grup yang saling berpasangan
 Hipo
Ho ditolak : thitung > t tabel
Terdapat peningkatan rata – rata kemampuan koneksi matematis yg mengikuti
pemb PJBL
g. Hipo 6
 Menguji apakah kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan model PJBL
berpengaruh positif terhadap hasil belajar
 Analisis Uji regresi linier sederhana
Untuk mengukur besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat.
 Hipo

Ho ditolak : thitung < t tabel

Ada pengaruh kreativitas siswa terhadap kemampuan koneksi yg mengikuti


pembelajaran dengan model PJBL

30. Uji Kualitatif


Menggunakan analisis jalinan : Analisis yang dilakukan secara mengalir, mulai dari awal
sampe akhir penelitian.

Pengumpulan data  reduksi data  sajian data  penarikan simpulan

Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan kegiatan reduksi data yaitu


menghilangkan hal – hal yang tidak menjadi focus penelitian. Kemudian dilakukan
penyajian data dan di analisis. Jika masih ada data yang kurang maka dilakukan
pengumpulan data lagi baru kemudian bisa diambil kesimpulan

CONTOH PROSES PEMBELAJARAN PJBL

Ada 6 tahap

1. Mengajukan pertanyaan esensial

Guru menyajikan masalah sebagai berikut dengan menunjukan sebuah dus snack atau dadu
yang sebelumnya sudah dibuat sendiri oleh guru

 Pernahkan kalian mendapat snack dalam tempat seperti ini? Atau pernahkan kalian
bermain ular tangga menggunakan dadu?
 Apa bentuk snack dus atau dadu?
 Kira – kira bagaimana membuat dus snack ini?\
 Ada berapa cara membuat dus snack ini?
Peserta didik memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut ( diharapkan peserta didik
menjawab balok)

Salah satu peserta didik diminta maju kedepan untuk membuka dus tersebut

Peserta didik dengan bimbingan guru memotong sisi – sisi pembentuk dus

diharapkan peserta didik bertanya atau guru bisa menanyakan: jika sisi – sisi dihimpitkan
lagi bangun apa yang akan terbentuk

Peserta didik mendapat penjelasan bahwa bentuk kertas karton itulah yang disebut
jarring – jarring

Peserta didik mengekplorasi, bangun datar apa saja yang terdapat pada jarring – jarring
balok/ dus snack tersebut

Mana yg menjadi rusuk, sudut dan sisi balok

Agar setiap tahapan berpikirnya logis dan ilmiah maka perlu dibuat suatu panduan yang
menuntun mereka berpikir secara runtut, maka perlu dibuat Lembar Panduan Kegiatan
Proyek (LPKP)

a. Diskusikan dan buat pertanyaan

2. Mendesain perencanaan untuk proyek


3. Membuat jadwal
4. Memantau kemajuan peserta didik
5. Menilai hasil
6. Mengevaluasi pengalaman

CONTOH TUGAS PROYEK

Susunlah magic straw menjadi bentuk benda apapun yang ada disekitar atau benda yang
pernah dilihat. Contoh : roket, mobil, rumah atau apapun

Dari benda yang dibuat, anak diminta menganalisis dan menemukan ada berapa dan bangun
ruang apa saja yang ada di benda yang suda dibuat.

Kemudian anak diminta menyebutkan sisi, rusuk, sudut dan jarring – jarring dari masing –
masing benda.

Anda mungkin juga menyukai