Anda di halaman 1dari 5

Hakikat Penelitian

Pada saat mendengar kata penelitian atau research yang terlintas pertama kali adalah
upaya pemecahan masalah. Misalkan dalam sebuah perusahaan, manager marketing dan sales
menyelidiki mengapa penjualan menurun dan menemukan bahwa yang menjadi penyebabnya
adalah kualitas produk yang buruk, lalu manager menyampaikan ke bagian produksi untuk
meningkatkan atau memperbaiki kualitas produksi, tetapi kegiatan tersebut belum bisa
dikatakan sebagai suatu penelitian. Karena kegiatan tersebut hanya sekedar untuk
menemukan solusi tanpa melalui pendekatan ilmiah, dan hasilnya bukan berupa temuan teori
atau pengetahuan baru. Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan dengan pendekatan
ilmiah tetapi bukan termasuk dalam penelitian, misalkan diagnosis, supervisi, evaluasi,
sensus, penyidikan atau penyelidikan (Siswono, 2019).
Kebanyakan orang salah berpersepsi bahwa penelitian dan pendekatan ilmiah
memiliki kesamaan arti padahal sebenarnya berbeda. Penelitian bukan hanya sekedar
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, mencari fakta – fakta dan kemudian
menyimpulkannya tanpa memberi kontribusi pengetahuan baru. Penelitian adalah upaya atau
cara kerja yang sistematik untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berfikir
ilmiah yang ditungkan dalam metode ilmiah (Ismayani, 2020). Metode ilmiah didasari oleh
pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka
pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik.
Hakikatnya penelitian bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang dianggap benar
melalui proses bertanya dan menjawab (Sumanto, 2020). Untuk itu manusia menempuh
berbagai upaya agar memperoleh pengetahuan yang benar, yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua : Pendekatan non ilmiah (secara tradisional) dan pendekatan ilmiah ( secara
modern). Pendekatan non ilmiah (secara tradisional) yang sering dipakai untuk memperoleh
kebenaran melalui proses , akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, coba – coba,
pendapat otoritas, pikiran kritis, serta pengalaman (Suryabrata, 2008). Sedangkan kebenaran
ilmiah (modern) manusia berupayah memperoleh kebenaran ilmiah yaitu kebenaran yang bisa
dipertanggung jawabkan secara rasional dan empiris (Siyoto, 2015).
Penelitian berangkat dari suatu pertanyaan akan suatu hal yang dikarenakan rasa
ingin tahu. Dari pertanyaan muncul suatu proses untuk memperole jawaban yang akan
dijawab melalui porses penelitian. Demikianlah penelitihan tidak pernah berakhir dan akan
terus berkembang. Tanpa penelitian, ilmu pengetahuan tidak berkembang. Penelitian menjadi
bukti bahwa suatu cabang pengetahuan berkembang dan diperlukan manusia (Siswono,
2019). Untuk lebih jelas berikut ciri – ciri peneliti
1. Bersifat objektivitas, sistematis dan logis. Penelitian harus dilaksanakan sesuai
prosedur atau langkah – langkah yang sistematis dan valid. Selain itu penelitian harus
dibuat secara logis dan tidak boleh memanipulasi. Objektivitas peneliti mengikuti
metode atau pendekatan yang dipilih oleh peneliti.
2. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri atas fakta, konsep, generalisasi, dan
teori (Alfianika, 2018). Fakta merujuk pada kenyataan yang terjadi di lapangan. Hasil
penelitian dapat menjelaskan kejadian secara faktual dan dapat memberikan hasil
prediksi.
3. Penelitian bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan untuk mendapatkan
suatu solusi.
4. Penelitian hanya dapat menjawab masalah – masalah yang dapat diobservasi atau
dibuktikan secara empiris.
5. Observasi dan deskripsi secara objektif dan akurat sehingga penelitian memerlukan
alat pengukur atau instrumen dan prosedur penelitian yang valid. Hal ini dikarenakan
supaya hasil analisis dan simpulan penelitian akurat.
6. Penelitian berupaya melahirkan suatu atau produk pemikiran yang original dan baru.
Kebaruan tidak selalu baru dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada (invention).
Peneliti dapat saja mengembangkan teori dari hasil pembandingan dan kajian dari ahli
sebelumnya. Hasil tugas akhir skripsi dan thesis biasanya penelitiannya belum
menghasilkan sesuatu yang baru, hanya mengaplikasikan teori atau mendeskripsikan
teori. Tugas tersebut bertujuan memberi pengalaman belajar
7. Rancangan penelitian mengikuti metodologi yang sistematis dan sesuai dengan tujuan
penelitian, serta dapat dijelaskan secara rasional.
8. Peneliti menuntut keahlian. Karena saat meneliti peneliti harus memiliki pengetahuan
secara memadahi masalah yang diteliti, metodologi yang tepat dengan masalah yang
diteliti, dan memiliki kemampuan menganalisis atau berfikir reflektif.
9. Penelitian menuntut kesabaran, tidak tergesah – gesah, hati – hati dan cermat. Karena
penelitian tidak bisa dikerjakan dalam waktu yang singkat seperti diperlukan kehati –
hatian dalam pengamatan, pengumpulan data, analisis dan kesimpulan. Sehingga
mampu menghasilkan temuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
10. Penelitian terkadang menuntut keberanian. Hal ini dikarenakan terkadang hasil
penelitian bertentangan dengan dogma, adat istiadat, kepercayaan yang dianut atau
temuan sebelumnya. Selain itu penelitian juga memerlukan keberanian yang tinggi
misalnya dalam mengungkap kenyataan yang sebenarnya.
Ciri – ciri diatas dapat dijadikan sebagai tolok ukur suatu penelitian berkualitas atau tidak.
Sejatinya seseorang peneliti merupakan seseorang yang memiliki keahlihan pada suatu
bidang, memiliki integritas pribadi yang tinggi, kaya imajinasi sekaligus mau meluangkan
waktu dengan sabar guna menemukan kebenaran (Siswono, 2019). Namun, manusia juga
memiliki kelemahan dan kekurangan sehingga gambaran seorang peneliti tidak
sepenuhnya tercapai.
F. Bidang Kajian Penelitian Pendidikan Matematika
Bidang kajian penelitian bidang matematika berkaitan dengan matematika sekolah dan
bidang – bidang lain yang mendukung . Bidang kajian itu meliputi :
a. Masalah belajar matematika di sekolah
Pada bagian ini menyangkut antara lain :
1. Masalah belajar dikelas dapat dirincikan sebagai berikut:
 Bagaimana gaya belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
 Bagaimana karakteristik siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
 Apakah motivasi belajar dapat mempengaruhi pembelajaran dikelas
 Apakah siswa yang sering tidak mengikuti proses pembelajaran dikelas bisa
mengikuti pembelajaran dengan baik dikelas
2. Kesalahan pembelajaran dapat dirincikan sebagai berikut :
 Bagaimana strategi pembelajaran yang dapat mengatasi kesalahan konsep
siswa dalam menyelesaikan materi trigonometri
 Belum meneliti secara detail materi yang digunakan acuan untuk pembelajaran
dan langsung dibagikan kepada siswa
3. Miskonsepsi dapat dirincikan sebagai berikut :
 Faktor – faktor apa yang menyebabkan miskonsepsi dalam mengoprasikan
bilangan bulat
 Apa saja miskonsepsi yang dilakukan siswa dalam belajar pembagian dan
perkalian pecahan
 Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa
4. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dirincikan sebagai berikut :
 Faktor – faktor apa saja yang menghambat dan bagaiaman cara
mengatasinya
 Bagaimana pola pemberian tugas yang dapat memicu anak untuk semangat
belajar
 Apakah pemberian soal HOTS dapat meningkatkan kemampuan berfikir
5. Proses berfikir atau penalaran siswa dapat dirincikan sebagai berikut :
 Bagaimana krativitas siswa dalam menyelesaikan materi dimensi tiga
 Bagaimana proses siswa berfikir dalam memecahkan masalah

b. Desain atau strategi pembelajaran


Pada bagian ini menyangkut antara lain :
 Masalah pengelolahan dan prosedur pembelajaran (seperti bagaimana
perancangan metode pembelajaran yang mudah diterima, meningkatkan
kemampuan berfikir kritis dan dapat meningkatkan keaktifan siswa)
 Implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (seperti bagaimana
implementasi pembelajaran dengan metode flipped classroom, bagaimana
implementasi pembelajaran berdasar kontruksivisme, bagaimana implementasi
pembelajaran berdasar konektivisme.
 Interaksi didaalam kelas, partisipasi orang tua dalam proses belajar siswa
(seperti bagaimana pembelajaran matematika yang melibatkan kegiatan orang
tua ketika belajar, apakah pembelajaran dengan metode flipped classroom
meningkatkan kemampuan siswa untuk aktif berdiskusi dikelas)
c. Alat bantu, media, dan sumber belajar
Pada bagian ini menyangkut :
 Masalah penggunaan media (seperti bagaimana efektifitas sumber
pembelajaran online yang bersumber pada youtube dalam meningkatkan
pemahaman siswa)
 Perpustakaan adan sumber belajar didalam / diluar kelas (seperti bagaimana
efektivitas pembelajaran di perpustakaan dalam membangtu pemahaman siswa
dalam bidang matematika, Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran LRP
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung perkalian)
 Peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat ( seperti bagaiamana
konsep – konsep matematika yang berguna dalam kehidupan dunia nyata dan
bermasyarakat, Bagaimana kaitan konsep matematika dengan rumah
tradisional didaerah)
d. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajara.
Pada bagaian ini menyangkut antara lain :
 Masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran (seperti bagaimana model
penilaian yang efektif dalam pembelajaran matematika, bagaimana hubungan
strategi pembelajaran dengan hasil belajar siswa)
 Pengembangan isnstrumen sesemen berbasis komputer (seperti bagaimana
asesmen yang efektif dan efisien dalam pembelajaran matematika)
e. Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
lainnya.
Pada bagian ini menyangkut antara lain :
 Peningkatan kemandirian dan tanggung jawab peserta didik (seperti apakah
metode pembelajaran diskusi soal matematika dikelas dapat meningkatkan
kemandirian belajar siswa, bagaiaman strategi pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar matematika, Apakah
pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa,
bagaimana kualitas pendidik dalam memperispakan bahan ajar dan
pelaksanaan pembelajaran, bagaiamana kepala sekolah atau tenaga laboran/
perpustakaan mendukung efektivitas pembelajaran dengan model tertentu.)
 Peningkatan efektifitas hubungan antara pendidik – peserta didik dan orang
tua dalam PMB (Bagaiamana peran orang tua memotivasi anaknya dalam
pelajaran matematika, bagaimana hubungan guru dan siswa dalam
pembelajaran aktif dikelas, atau bagaimana presepsi guru terhadap
kemampuas matematika siswa disekolah)
f. Masalah kurikulum
Pada bagian ini menyangkut antara lain sebagai berikut :
 Impelementasi kurikulum ( seperti bagaimana cara mengimplementasikan
kurikulum dalam bidang pelajaran matemaika, bagaimana prinsip – prinsip
pembelajaran matematika dari suatu kurikulum dalam pelaksanaan dikelas).
 Urutan penyajian materi pokok (seperti bagaimana pemetaan kurikulum
ditinjau dari kemampuan siswa pada suatau sekolah, bagaimana urutan materi
untuk mengembangkan pembelajaran berbasis nalar)
 Interaksi guru – siswa, siswa – materi ajar, dan siswa – lingkungan belajar
(Bagaimana model buku siswa matematika yang efektif mengembangkan
penalaran, dan kemampuan komunikasi antar siswa, siswa – guru, siswa –
lingkungan sekolah)
Berdasarkan pemaparan bidang kajian penelitian pendidikan matematika diatas
dapat diproleh masalah – masalah yang dapat dijadikan inspirasi ide penelitian.

Anda mungkin juga menyukai