Anda di halaman 1dari 5

SLIDE 1:

Selain melakukan analisis peserta didik seperti yang sudah dijelaskan


minggu lalu. Dalam merencanakan suatu pembelajaran atau mendesain
suatu pembelajaran, langkah lainnya yang harus dilakukan adalah
melakukan analisis konteks. kegiatan ini bertujuan untuk mendapat
gambaran nyata tentang kondisi dan situasi sekolah. pelaksanaan analisis
konteks biasanya diwujudkan dalam bentuk evaluasi diri (self-evaluation)
terhadap sekolah yang dilakukan secara bersama-sama oleh warga sekolah
dengan koordinasi kepala sekolah.
SLIDE 2
Nah mengapa seorang desainer atau guru perlu memperhatikan lingkungan
yang lebih luasa
1. Karena pengajaran dan pembelajaran tidak terjadi dalam ruang hampa.
Artinya disini dalam proses pembelajaran pastinya terdapat siswa, guru
dan lingkungan belajar
2. Sebagai contoh yang menghambat, ruang kelas yang berada di sebelah
kantin mungkin akan berisik dan memiliki gangguan lain yang dapat
mengganggu pengajaran.
Contoh yang memfasilitasi misalnya ruang kelas yang dilengkapi
dengan proyektor video dan komputer untuk setiap siswa jadi dapat
memfasilitasi pengajaran yang membutuhkan penggunaan teknologi.
3. Sebagai contoh, kelas lima yang menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis masalah dapat melakukan survei terhadap
bangunan bersejarah di lingkungan sekitar, melakukan penelitian di
lembaga sejarah, menggunakan laboratorium komputer, dan melakukan
pertemuan kelompok kecil di lorong. Peserta didik yang mengikuti
kursus geologi populer yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan minyak
dapat mengunjungi berbagai situs geologi di Texas dan di Grand Canyon
dan diakhiri dengan perjalanan snorkeling ke Karibia, semuanya untuk
mengamati struktur geologi yang berbeda. Setiap konteks ini
menyediakan lingkungan belajar yang unik.

SLIDE 3
Ada tiga jenis konteks yang harus dianalisis oleh guru ketika merancang
suatu pembelajaran. Pertama adalah konteks orientasi, yang berfokus
siswa. Kedua adalah konteks instruksional, yang memberikan informasi
tentang lingkungan fisik dan penjadwalan pelatihan. Ketiga adalah konteks
transfer, yang mempertimbangkan peluang untuk mentransfer pengetahuan
dan keterampilan ke situasi baru. Berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing jenis konteks tersebut.
1. Orienting Context. Konteks ini berfokus pada karakteristik peserta
didik yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibawa oleh
peserta didik ke dalam pembelajaran. Selain itu guru juga bisa
mempertimbangkan variabel lainnya. Misalnya
 Apa tujuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
Apakah siswa hanya mementingkan untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan atau apakah siswa lebih mementingkan untuk
mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru? Dengan
mengetahui tujuan peserta didik, guru dapat mempertimbangkan
bagaimana merancang strategi pembelajaran.
 Apa manfaat yang dirasakan oleh siswa dari kegiatan belajar
tersebut ?
Apakah para peserta didik melihat bahwa pembelajaran tersebut
memberikan mereka informasi berguna bagi mereka
 Persepsi peserta didik tentang akuntabilitas. Apakah peserta
didik bertanggung jawab untuk menguasai materi yang disajikan
dalam pembelajaran? Sebagai contoh, banyak guru yang
menemukan bahwa para siswa tidak akan berpartisipasi dalam
diskusi online, apabila hal tersebut tidak diperhitungkan dalam nilai
mereka.

2. Instructional Context
konteks instruksional yaitu memberikan informasi tentang
lingkungan fisik dan penjadwalan pembelajaran

Beberapa faktor lingkungan yang umum untuk dipertimbangkan


dalam pembelajaran dijelaskan pada berikut:
Faktor Pertimbangan
Pencahayaa Apakah penerangan di kelas cukup, apakah terdapat
n lampu, dan apakah terdapat tirai atau gorden
sehingga pada saat presntasi tidak layer terlihat
dengan jelas
Kebisingan Apakah ada sumber kebisingan, seperti perangkat
mekanis (misalnya lift, motor)atau ruang istirahat,
yang dapat mengganggu peserta didik? Apakah ada
cara untuk mengendalikan kebisingan tersebut?
Suhu Apakah suhu diruangan bisa disesuaikan dengan
(temperstur) mengatur suhu AC. Misalnya kalau harinya panas
derajat ACnya di turunkan. Begitu jga sebaliknya
Tempat Apakah ukuran dan bentuk meja sudah sesuai untuk
duduk aktivitas? Dapatkah Anda memindahkan kursi untuk
latihan kelompok kecil? Apakah setiap orang dapat
melihat dengan jelas ke layar dan penyaji?
Akomodasi Apakah ada akomodasi hotel atau perumahan yang
dekat? Bisa Peserta didik makan siang di tempat untuk
menghindari gangguan? Apakah fasilitas atau hiburan
tersedia setelah jam kursus?
Peralatan Apakah peralatan seperti proyektor, laboratorium
komputer, peralatan, dan laboratorium lainnya
tersedia?
Transportasi Apakah siswa dan guru memiliki akses yang mudah
ke ruang kelas?

SLIDE 4
Peserta didik akan lebih mudah mentransfer pengetahuan jika mereka
merasa bahwa pengetahuan tersebut dapat membantu mereka dalam
melakukan pekerjaan mereka. Demikian pula, pelajar membutuhkan akses
ke alat dan sumber daya yang diperlukan untuk menerapkan keterampilan.
Contoh pembagiab, guru meminta siswa membentuk kelompok

SLIDE 5 (Melakukan Analisis Kontekstual)


Metode yang digunakan untuk melakukan analisis kontekstual
meliputi survei, observasi, dan wawancara.
Dalam melakukan analisis kontekstua bisa dimulai dengan terlebih
dahulu mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi rencana
desain pembelajaran, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
Kemudian tentukan bagaimana cara mengumpulkan data yang diperlukan.
a. Mengumpulkan data
Data yang kaya diperlukan untuk memberikan gambaran yang akurat
kepada perancang tentang lingkungan pembelajaran.
Survei yang menggunakan forced-choice (misalnya, skala
penilaian dan pilihan ganda) serta pertanyaan terbuka dapat
memberikan gambaran singkat mengenai lingkungan. Sebagai
contoh, seorang guru dapat mengirimkan survei ke beberapa tempat
untuk mengumpulkan informasi mengenai fasilitas ruang pelatihan
atau jenis komputer dan perangkat lunak yang tersedia di
laboratorium. Survei juga dapat digunakan untuk menilai persepsi
peserta didik terhadap pembelajaran
Pengamatan memberikan gambaran langsung kepada
perancang instruksional tentanglingkungan sekitar. Perancang dapat
mengamati tata letak fasilitas untuk menentukan penerapannya untuk
berbagai strategi pembelajaran.
Wawancara dapat memberikan gambaran tentang calon peserta
didik di lingkungan kerja mereka. Mewawancarai anggota audiens
target dan atasan mereka dapat memberikan sumber informasi
kontekstual yang kaya. Wawancara yang dilakukan di tempat kerja
juga dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang dapat
mendukung atau menghambat transfer pembelajaran.
b. Menganalisis Data
Data yang terkumpul dianalisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan yang akan mempengaruhi desain dan penyampaian
instruksi. Analisis ini harus mengidentifikasi faktor-faktor yang
membatasi desain dan penyampaian instruksi, yang memfasilitasi
desain dan penyampaian, dan yang tidak tercakup dalam analisis.

c. Proses Desain Pembelajaran.

Berdasarkan pengumpulan data dan analisis temuan, perancang


pembelajaran akan memulai tahap berikutnya dari proses desain
pembelajaran yaitu analisis tugas, yang akan dibahas oleh kelompok
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai