AGUNG SUBAKTI
A3A023010
PENDAHULUAN
berbagai kegiatan yang berbentuk karya seni seperti seni tari, musik, rupa,
Musi Rawas, salah satunya adalah kesenian jarang kepang (kuda kepang)
yang merupakan kesenian asli dari pulau Jawa yang juga dibawa oleh
Tengah. Yang tercatat masih memiliki kesenian jaran kepang ini antara
berasal dari kata jathil yang mengandung arti menimbulkan gerak reflek
tersirat dalam tarian yang diilhami oleh ceritera Panji yang mengisahkan
yang sama karena lumping berarti kulit atau kulit bambu yang dianyam,
akan tampak suatu bentuk tari yang bersumber dari cerita Panji,
yaitu cerita yang berasal dari jaman kerajaan Jenggala dan Kediri.
(jathilan) juga berasal dari Jawa. Kesenian tradisional jaran kepang (kuda
kepang) bisa ada di Kabupaten Musi Rawas dikarenakan orang-orang
pernikahan, khitanan (sunat rasul) dan acara lainnya sebagai bentuk rasa
suka cita atas sukses atau terlaksananya suatu acara di Desa Transubur.
jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis dan indah. Kesenian
jaran kepang adalah salah satu unsur kebudayaan Jawa yang ada di
Indonesia yang mengandung nilai etis dan estetika yang berharga dan
nilai dan pesan normatif yang dapat memberi pendidikan bagi masyarakat
di Desa Transubur salah satunya adalah kesenian tari jaran kepang (kuda
kepang) yang merupakan kesenian asli dari pulau Jawa yang juga dibawa
di Desa Transubur.
dari ritual, yang terbukti pada saat pemain (penari) akan mengalami
maka kesenian (jathilan) tidak saja digunakan sebagai acara ritual, kini
pedasaan jenis kesenian ini lebih akrab disebut sebagai seni kerakyatan.
Sesuai dengan perkembangan jaman, kuda lumping tidak lagi
roh halus. Bentuk tari kuda lumping jenis baru ini berkembang baik di
tari tidak lagi monoton. Para seniman dan seniwati dilatih dengan
oleh masyarakat luas. Dengan demikian kini ada dua jenis tari kuda
lumping yang dapat dinikmati, yaitu yang mengutamakan gerak tari yang
pemainnya.
kuda lumping (jathilan) hanya dibawakan oleh empat orang pemain, lima
musik dan satu orang dalang. Dalam hal ini pemimpin pertujukan (dalang),
sosial, yang lebih dikenal sebagai sarana upacara, seperti merti desa atau
bersih desa. Keberadaan (jathilan) dalam acara merti desa memberi efek
seni tari yang biasanya diadakan pada acara yang ada di suatu tempat.
Tarian ini berfungsi sebagai tontonan atau dengan kata lain sebagai
(kesurupan) dan memakan hal-hal yang tidak wajar, seperti makan ayam
(ingkung) dan mengupas kelapa dengan gigi, menelan telur ayam dengan
tergesah.
kepang bukan lagi asli orang Jawa melainkan keturunan dari Jawa yang
dan sebagainya. Alat musik pada kesenian jathilan cukup dengan satu
kendang, dua bende, tiga angklung dan satu gong bambu. Sedangkan
Jaran Kepang (jathilan) mulai ada pada tahun 1980-an yang mana
yang ada di Desa Transubur Kec. Muara Lakitan Kab. Musi Rawas.
Demikian pula bentuk kuda lumping. Saat ini bentuk kuda lumping
seadanya kini memakai kostum yang lengkap, Bentuk tari lumping, seperti
namanya menyesuaikan gerakannya dengan gerakan-gerakan kuda dan
dan berjiwa ksatria. Nama ragam tarinya antara lain, untu walang, kiring
ini agar tidak punah di zaman sekarang. Kesenian jaran kepang (jathilan)
untuk meneliti lebih jauh tentang eksistensi dan makna kesenian jaran
Transubur Kec. Muara Lakitan Kab. Musi Rawas. Dalam hal ini supaya
terhadap roh-roh.
B. Rumusan Masalah
Musi Rawas?
Musi Rawas?
Kab. Musi Rawas. Selain itu tulisan ini diharapkan dapat memberi motivasi
kepang (jathilan) salah satunya. Dari paparan di atas yang menjadi tujuan
Musi Rawas.
Muara Lakitan Kab. Musi Rawas masih tetap eksis dan memaknai
jaran kepang sebagai pertunjukan seni tari yang berasal dari Jawa?
D. Kerangka Teori
proses interpretif dua arah. Kita tidak hanya harus memahi bahwa
perilaku orang lain, tetapi bahwa interpretasi ini akan memberi dampak
pula. Salah satu kontribusi utama IS bagi teori tindakan adalah elaborasi
bahwa kita menggunakan interpretasi orang lain sebagai bukti ”kita pikir
siapa kita”. Berarti, citra diri (selfi-image) kesadaran idektitas kita adalah
produk dari cara orang lain berfikir tentang kita. Akibatnya, dalam hal ini
“saya adalah apa yang saya pikir engkau berpikir tentang saya.” Bagi IS
inilah terutama apa yang dimaksud dengan sosialisasi itu. Jadi bukan
berbagai sifat yang di miliki oleh manusia. Semua sifat itu memiliki sisi
E. Kajian Pustaka
Sebagimana penelitian awal, penulis telah menemukan beberapa
penyajian tari kuda lumping (jathilan), seperti gerak, pola lantai, tatah
busana, tatah rias, properti, tata busana dan seluruh perlengkapan penari
Dari hasil penelitian Kuswarsantyo dalam jurnal ”kajian seni” yang berjudul
perkembangan bentuk penyajian seni (jathilan) dalam dimensi ruang dan waktu,
seni (jathilan) merupakan salah satu jenis kesenian yang hidup dan berkembang
yorong.
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa manusia, sistem
satu masyarakat yang hidup dan berkembang mulai zaman dahulu hingga
sekarang yang secara turun temurun mengunakan bahasa Jawa berbagai ragam
kuda kepang, bentuk iringan musik, gerak, tata rias, tata busana, pola
kesenian kuda lumping yang hingga kini masih tetap bertahan dan tetap
Nagan Raya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
2. Penelitian lapangan
3. Lokasi Penelitian
a. Observasi
b. Wawancara
dalam penelitian.
c. Dokumentasi
2) Analisis Data
yang ada.
G. Daftar Pustaka