Anda di halaman 1dari 7

Innovation accounting adalah sebuah sistem yang dibentuk untuk mengumpulkan, menganalisis, dan

menyajikan data tentang terobosan perusahaan dan usaha inovasi disruptive. Innovation accounting
mungkin diawali dari sebuah asumsi. Namun seiring dengan perjalanan, asumsi tersebut diubah
menjadi model keuangan yang dapat dihitung.

Inovasi akuntansi dapat digunakan untuk mengukur dan mengelola kemajuan usaha startup dalam
menemukan ide potensial ke model bisnis yang divalidasi. Apakah ide yang dieksekusi benar-benar
layak untuk dikembangkan lebih jauh lagi? Inovasi akuntansi bisa menjadi salah satu tolak ukur
menilai hal tersebut. Prinsip inovasi akuntansi tidak terbatas pada akuntansi itu sendiri.

Dalam perusahaan startup, makna inovasi akuntansi diperluas untuk mengukur dan mengelola
ekosistem inovasi secara menyeluruh. Sedikitnya ada 3 aktivitas kegiatan inovasi yang menjadi fokus
innovation accounting. Pada intinya, akuntansi inovasi berarti mengelola tiga kegiatan utama:

1. Memutuskan investasi pada produk yang berbeda di tahap yang berbeda dalam perjalanan
inovasi dan memastikan jumlah investasi yang tepat.
2. Memantau dan mengukur keberhasilan suatu proyek inovasi sebagai landasan bagi para
eksekutif untuk terus berinvestasi atau menghentikan investasi pada suatu produk.
3. Menilai dampak inovasi pada keseluruhan bisnis untuk menentukan apakah perusahaan
sudah mencapai tujuan inovasi dan target portofolionya.

Ini berarti bahwa akuntansi inovasi harus dilakukan pada ting- kat perincian yang berbeda.

A. TINGKATAN INNOVATION ACCOUNTING

Dalam innovation accounting, terdapat 3 tingkatan yang harus dilalui oleh setiap startup. Setiap
tingkatan memiliki fokusnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, berikut 3 tingkatan innovation
accounting.

Level 1

Tingkat pertama atau level 1 memiliki fokus pada pengguna. Kuncinya di sini ada pada penggunaan
metrik yang mudah dilacak dan berkaitan erat dengan aktivitas pengembangan produk.

Hal ini dilakukan untuk proses pengembangan bisa selaras dengan feedback dan kebutuhan
pengguna. Di level 1, tim bisa melihat apa saja yang berhasil dan tidak. Misalnya jika tidak ada orang
yang mau mencoba, pembelian, terlebih pembelian berulang jelas tidak akan mungkin ada.

Beberapa contoh metrik yang digunakan di level 1 ini diantaranya adalah kecepatan eksperimen,
jumlah konversi pengguna, jumlah wawancara pengguna, jumlah observasi pengguna dan jumlah
prototipe yang dibangun.

Level 2

Dalam startup, tidak mungkin membangun sesuatu yang baru tanpa didasari oleh asumsi. Akan
tetapi, asumsi tersebut harus diukur dan divalidasi. Inilah yang terjadi di inovasi akuntansi level 2.
Setidaknya ada dua jenis asumsi yang perlu diuji. Kedua asumsi tersebut adalah value assumption
dan growth assumption.

Pengujian kedua asumsi tersebut dapat dilakukan melalui pembuatan prototipe dan pembelajaran
yang akan memandu arah pengembangan produk. Di sini, startup bisa menggunakan metrik-metrik
seperti tingkat pembelian berulang, tingkat retensi, kesediaan untuk membayar harga premium dan
tarif referral.
Level 3

Di level 3, inovasi akuntansi masuk ke “pengecekan kenyataan” melalui Net Present Value (NPV). Jika
sebelumnya startup hanya bergerak atas dasar asumsi, NPV menunjukkan apa yang sebenarnya
terjadi.

Berbeda dengan NPV konvensional yang memasukkan asumsi seperti cost produk, market share dan
sejenisnya, NPV inovasi akuntansi menggunakan “driver” jangka panjang.

Metrik yang digunakan di sini diantaranya adalah jumlah pengunjung website, persentase
pengunjung yang menjadi pengguna hingga harga rata-rata yang dibayar oleh setiap pengguna

Untuk mengadopsi innovation accounting, sedikitnya ada 3 tahapan proses yang perlu dilalui. Ketiga
tahapan tersebut adalah memilih metrik, monitoring data dan mengambil tindakan berdasarkan data
yang diperoleh. Melalui ketiga tahap proses tersebut, startup tidak lagi bergerak atas dasar asumsi.

Akuntansi bertahap:

Akuntansi bertahap, juga dikenal sebagai metode pengakuan pendapatan secara bertahap atau
metode pengakuan pendapatan secara seragam, adalah metode akuntansi yang digunakan untuk
mengakui pendapatan secara bertahap selama periode waktu tertentu. Metode ini sering digunakan
dalam situasi di mana produk atau layanan disediakan secara berkesinambungan selama periode
waktu tertentu. Ini bertentangan dengan metode pengakuan pendapatan sekaligus, di mana
pendapatan diakui pada saat transaksi penjualan terjadi.

Berikut adalah beberapa contoh di mana metode pengakuan pendapatan bertahap dapat diterapkan:

1. Langganan: Perusahaan yang menawarkan langganan bulanan atau tahunan, seperti layanan
streaming video atau langganan majalah, dapat menggunakan metode ini. Pendapatan dari
pelanggan diakui secara merata selama masa berlangganan.
2. Kontrak Konstruksi: Perusahaan konstruksi yang mengerjakan proyek jangka panjang dapat
mengenakan biaya proyek dan mengakui pendapatan secara bertahap seiring perkembangan
proyek.
3. Pengembangan Perangkat Lunak: Perusahaan perangkat lunak sering mengakui pendapatan
secara bertahap seiring dengan penggunaan produk atau layanan mereka oleh pelanggan.
4. Lisensi Hak Cipta: Jika perusahaan memberikan lisensi hak cipta untuk produk mereka,
pendapatan dari lisensi tersebut dapat diakui seiring dengan masa berlakunya lisensi.

Kerangka kerja inovasi juga memberi panduan untuk memutuskan sebuah investasi. Kebanyakan
rencana bisnis yang berjangka tiga hingga lima tahun mendatang, seringnya menghasilkan sebuah
investasi besar yang dibayarkan di muka pada sebuah gagasan yang belum teruji. Pernah ada
sekelompok pekerja yang sudah menjalankan proyeknya selama tiga tahun, sudah menggelontorkan
dana jutaan untuk membangun produknya, tapi masih belum direspons oleh pasar dan mereka
sendiri masih belum jelas produknya adalah solusi apa untuk masalah yang mana. Dengan kerangka
kerja inovasi, kita bisa menggunakan akuntansi inovasi untuk mengukur perkembangan dan
membuat investasi bertahap.

Di perusahaan, kerangka kerja inovasi menjadi panduan dan patokan yang bisa digunakan dalam
berinvestasi dan meng ukur keberhasilan. Berhubung di tahap awal inovasi fokusnya lebih banyak
menguji pasar dan mencari solusi yang tepat, investasi bisa dilakukan dengan jumlah kecil saja. Ketika
sebuah gagasan sudah menampakkan daya tariknya, barulah perusaha an bisa berinvestasi lebih
banyak untuk mengujikan produk di pasar, lalu mengembangkan produk tersebut. Dengan model ini,
kami merekomendasikan untuk berinvestasi sejumlah 5-25 ribu dolar pada tahap mengadakan,
memilih, dan mengkaji gagasan. Saat menguji gagasan yang terpilih, sebaiknya jumlah investasi tidak
lebih dari 150 ribu dolar untuk mengeksplorasi masalah dan memvalidasi solusi, demi memastikan
bahwa solusi yang disiapkan sesuai dengan masalah yang ada. Setelah itu, kami rekomendasikan agar
berinvestasi antara 150 dan 500 ribu dolar untuk membangun produk, menguji kanal pasar, biaya,
model pendapatan, dan jalur-jalur distribusi agar produk sesuai dengan pasar.

Saat produk telah sesuai dengan pasar, barulah perusahaan bisa menentukan jumlah investasi untuk
mengembangkan produk (katakanlah 500 juta-2 miliar dolar). Keputusan lain juga bisa ditetapkan
pada titik ini; semisal, apakah unit bisnis yang menghasilkan produk tersebut sebaiknya dijual atau
diubah menjadi sebuah entitas mandiri. Penting untuk ditegaskan bahwa jumlah investasi yang
disarankan di sini bukanlah jumlah yang wajib diikuti. Nilai investasi yang pasti untuk setiap tahap
inovasi bisa berbeda, bergantung pada si perusahaan dan industri bisnisnya. Sebagai contoh,
perusahaan manufaktur mungkin harus berinvestasi lebih banyak pada tahap litbang, sementara
perusahaan perangkat lunak hanya perlu beberapa ribu dolar untuk melakukan riset pasar dan
berdialog dengan pelanggan. Apa pun situasinya, investasi bertahap memungkinkan perusahaan
untuk berinvestasi saat produk masih diuji, sebelum dikembangkan lebih lanjut. Hal ini penting
dilakukan karena perusahaan jadi punya cara untuk memonitor perkembangan dan menghentikan
investasinya saat proyek terindikasi gagal, sebelum telanjur menghamburkan uang terlalu banyak.

B. KPI

Kini kita beralih pada penjabaran metrik utama dan KPI yang bisa digunakan untuk memantau
perkembangan, membuat keputusan investasi, dan mengelola portofolio inovasi. Kita akan bedakan
antara KPI Laporan, KPI Pengaturan, dan KPI Global. Kita juga akan membedakan antara metrik
aktivitas dan metrik dampak. Meskipun kami akan menghadirkan pengukuran yang spesifik untuk
setiap jenis akuntansi inovasi, penting untuk diketahui bahwa beberapa pengukuran bisa digunakan
untuk lebih dari satu jenis akuntansi. Oleh sebab itu, beberapa ada yang tumpang tindih dan
berulang. Kami tambahkan, bahwa pengukuranpengukuran ini bukan untuk merepotkan; dan yang
kami sajikan di sini sekadar untuk contoh. Perusahaan bisa membuat pengukurannya sendiri,
disesuaikan dengan bisnis masing-masing.

1. KPI LAPORAN

Merupakan alat penting dalam manajemen bisnis yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan
kinerja suatu organisasi atau perusahaan terhadap tujuan, sasaran, atau standar tertentu. KPI
laporan memberikan gambaran tentang sejauh mana suatu entitas telah mencapai tujuannya dan
apakah tindakan perbaikan atau koreksi diperlukan. Berikut penjelasan lebih terperinci dan juga
contoh dari kpi laporan

 Mengukur Kinerja: KPI laporan dirancang untuk mengukur kinerja organisasi atau
perusahaan dalam berbagai aspek, seperti keuangan, penjualan, sumber daya manusia,
pemasaran, operasional, dan lain-lain. Mereka digunakan untuk memberikan pandangan
tentang seberapa baik atau buruk suatu entitas berkinerja dalam mencapai tujuan dan
sasaran mereka.
 Mengidentifikasi Prioritas: KPI laporan membantu manajemen dalam mengidentifikasi
prioritas dan area yang memerlukan perbaikan. Dengan memantau KPI yang relevan,
manajemen dapat menilai di mana sumber daya dan upaya harus diarahkan untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
 Pemantauan Berkala: KPI laporan digunakan untuk pemantauan berkala. Mereka disusun dan
diperbarui secara rutin, biasanya dalam laporan bulanan, kuartalan, atau tahunan. Ini
memungkinkan organisasi untuk mengikuti perkembangan seiring berjalannya waktu.
 Objektif dan Terukur: KPI harus bersifat objektif dan terukur, artinya mereka harus diukur
dengan data yang dapat diverifikasi. KPI laporan seharusnya tidak bersifat subjektif atau
ambigu.
 Pelaporan kepada Pemangku Kepentingan: KPI laporan digunakan untuk melaporkan kinerja
organisasi kepada berbagai pemangku kepentingan, seperti pemilik, investor, dewan direksi,
karyawan, dan regulator. Mereka memungkinkan pemangku kepentingan untuk memahami
kondisi dan kinerja perusahaan.
 Penilaian Perbandingan: KPI laporan dapat digunakan untuk melakukan penilaian
perbandingan terhadap tujuan dan target yang ditetapkan. Misalnya, jika perusahaan
menetapkan target peningkatan penjualan sebesar 10%, KPI laporan akan memberikan
gambaran apakah target tersebut telah tercapai.
 Dasar Pengambilan Keputusan: KPI laporan membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik dan berinformasi. Mereka dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas strategi, mengidentifikasi tren, dan mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi.

KPI laporan dapat sangat bervariasi tergantung pada jenis bisnis, industri, dan tujuan yang ingin
dicapai. Mereka merupakan alat yang kuat dalam mengelola kinerja bisnis dan memastikan bahwa
organisasi bergerak menuju pencapaian tujuannya.

2. KPI PENGATURAN

uga dikenal sebagai KPI perencanaan atau KPI target, adalah indikator kinerja yang digunakan untuk
menetapkan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan. KPI
pengaturan memiliki peran penting dalam proses perencanaan strategis dan operasional.

Hal yang terkait dengan pengujian berbagai gagasan dan pembuatan produk yang dilakukan sehari-
hari oleh para pekerja adalah keputusan investasi yang harus ditetapkan. Seringnya, hal pertama
yang harus dilakukan adalah menentukan perlu tidaknya memberi investasi awal kepada para
pekerja, agar mereka bisa bekerja dan menguji gagasannya. Begitu pekerjaan sudah dilakukan, maka
keputusan yang harus terus ditetapkan dalam kurun berjalan adalah menerus- kan investasi pada
proyek tersebut atau tidak. Investasi ini dilakukan secara bertahap dan terhubung dengan kerangka
kerja inovasi perusahaan. Untuk menjalankan KPI pengaturan, Anda harus punya kriteria sukses di
setiap tahap inovasi. Berikut penjelasan yang lebih terperinci tentang KPI pengaturan:

 Mengidentifikasi Tujuan: KPI pengaturan membantu organisasi dalam mengidentifikasi


tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Ini dapat mencakup target pendapatan, pertumbuhan
pasar, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, atau tujuan lain yang relevan untuk
organisasi.
 Spesifik dan Terukur: KPI pengaturan haruslah spesifik dan terukur. Artinya, mereka harus
dirumuskan dengan jiperinci dan dapat diukur dengan data yang dapat diverifikasi.
Contohnya, jika tujuannya adalah "meningkatkan penjualan," KPI pengaturan akan merinci
berapa persentase kenaikan yang ingin dicapai.

 Waktu Tertentu: KPI pengaturan juga harus memiliki batasan waktu. Hal ini berarti harus ada
tenggat waktu atau periode tertentu di mana tujuan tersebut harus tercapai. Contoh,
"mencapai pertumbuhan pendapatan 10% dalam 12 bulan."
 Relevan dan Dapat Dikendalikan: KPI pengaturan harus relevan dengan tujuan organisasi dan
sesuai dengan area yang dapat dikendalikan oleh organisasi. Mereka seharusnya tidak
bergantung pada faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol.
 Mengaitkan dengan Strategi: KPI pengaturan harus selaras dengan strategi organisasi.
Mereka seharusnya mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.
 Peran dalam Perencanaan: KPI pengaturan digunakan sebagai dasar untuk perencanaan
strategis dan operasional. Mereka membantu dalam menentukan rencana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
 Monitoring dan Evaluasi: Setelah KPI pengaturan ditetapkan, organisasi harus secara berkala
memantau dan mengevaluasi kemajuannya terhadap tujuan yang ditetapkan. Ini
memungkinkan perbaikan yang diperlukan dan penyesuaian rencana tindakan.
 Inspirasi dan Motivasi: KPI pengaturan juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menginspirasi
dan memotivasi karyawan. Dengan memiliki sasaran yang jelas dan terukur, karyawan lebih
mungkin terdorong untuk bekerja menuju pencapaian tujuan tersebut.

KPI pengaturan adalah komponen kunci dalam manajemen kinerja dan perencanaan strategis.
Mereka membantu organisasi untuk merumuskan tujuan yang jelas dan mengukur kemajuannya
dalam mencapai tujuan tersebut.

3. KPI GLOBAL

dikenal sebagai KPI tingkat tinggi atau KPI organisasi, adalah indikator kinerja yang digunakan untuk
mengukur keseluruhan kinerja suatu organisasi atau perusahaan. KPI global memberikan pandangan
holistik tentang pencapaian tujuan organisasi dan memberikan gambaran keseluruhan yang dapat
digunakan oleh manajemen tingkat atas dan pemangku kepentingan dalam menilai kinerja
perusahaan.

KPI global mengukur seberapa baik hasil investasi pada se- buah inovasi bagi kesehatan perusahaan
secara menyeluruh. Strategi inovasi kita yang utama adalah siklus adakan-ujikan- pelajari yang
diawali dengan tesis inovasi. Tesis kita berisikan serangkaian perencanaan strategi masa depan dan
bagaimana agar perusahaan kita bisa berhasil. Perencanaan strategi ini lantas diujikan melalui
berbagai investasi yang dilakukan pada portofolio inovasi yang ada. Berhasil atau tidaknya investasi
ini merupakan parameter kualitas tesis inovasi kita. Pembel- ajaran terhadap pengalaman yang
didapat menjadi panduan untuk mengiterasi dan memperbaiki tesis kita. Inilah akuntansi inovasi
pada level strategis. Berikut adalah penjelasan lebih terperinci tentang KPI global:
 Mengukur Keseluruhan Kinerja: KPI global dirancang untuk memberikan gambaran umum
tentang sejauh mana organisasi mencapai tujuan dan visi keseluruhan mereka. Ini tidak
hanya mencakup satu area fungsional tertentu, tetapi mencakup semua aspek bisnis.
 Tingkat Tinggi: KPI global adalah indikator kinerja tingkat tinggi yang tidak terlalu rinci.
Mereka memberikan gambaran yang luas dan umum, yang biasanya diperoleh dari
penggabungan beberapa KPI fungsional yang lebih spesifik.
 Terhubung dengan Strategi: KPI global harus selaras dengan strategi dan arah keseluruhan
organisasi. Mereka mencerminkan tujuan jangka panjang dan visi yang telah ditetapkan oleh
manajemen tingkat atas.
 Menggambarkan Nilai Bisnis: KPI global seharusnya mencerminkan nilai bisnis yang ingin
dicapai oleh organisasi. Ini bisa mencakup peningkatan pendapatan, pertumbuhan pasar,
profitabilitas, efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan aspek-aspek lain yang relevan.
 Pemantauan oleh Pemangku Kepentingan: KPI global digunakan untuk melaporkan kinerja
organisasi kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemilik, dewan direksi,
investor, dan regulator. Mereka memberikan pandangan tentang kesehatan keseluruhan
bisnis.
 Perbandingan dari Waktu ke Waktu: KPI global dapat digunakan untuk membandingkan
kinerja organisasi dari waktu ke waktu. Ini membantu dalam mengidentifikasi tren panjang
dan perubahan signifikan dalam kinerja.
 Dasar Pengambilan Keputusan Strategis: Manajemen tingkat atas menggunakan KPI global
sebagai dasar pengambilan keputusan strategis. Mereka membantu dalam menentukan arah
bisnis, alokasi sumber daya, dan perbaikan yang diperlukan.

Pengukuran Keseluruhan Sukses: KPI global mencerminkan pengukuran keseluruhan sukses


organisasi. Mereka memberikan pandangan tentang apakah organisasi berhasil mencapai tujuan dan
visinya secara keseluruhan.

Contoh KPI global bisa mencakup:

 Pertumbuhan pendapatan keseluruhan perusahaan.


 Profitabilitas keseluruhan, seperti laba sebelum pajak (EBIT) atau laba bersih.
 Tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan.
 Pangsa pasar global perusahaan.
 Indeks reputasi dan citra merek.

KPI global penting untuk memberikan pandangan keseluruhan tentang kinerja organisasi dan untuk
memastikan bahwa semua upaya dan inisiatif mendukung pencapaian tujuan keseluruhan
perusahaan.

C. KESIMPULAN

Kombinasi antara KPI laporan, KPI pengaturan, dan KPI global adalah untuk mendapatkan
seperangkat alat yang terbaik dalam akuntansi inovasi. Mereka yang awalnya kebingungan jika tidak
ada perencanaan bisnis dan tidak tahu bagaimana cara mengukur kemajuan dalam inovasi, sekarang
mungkin malah kewalahan memilih dari sekian banyak pilihan. Meskipun di sini kami menyajikan
sejumlah metrik, penting untuk diketahui bahwa perusahaan tidak harus mengukur semuanya. Yang
perlu dilakukan hanyalah memilih beberapa metrik utama yang selaras dengan tujuan perusahaan,
model bisnis, dan tipe produk. Hal yang lebih penting lagi adalah menggunakan metrik bukan hanya
untuk mengukur progres, melainkan untuk membuat keputusan. Jika pekerja atau manajemen tidak
bisa membuat keputusan berdasarkan hasil yang diperoleh dalam metrik, maka mungkin metrik itu
adalah metrik bohong-bohongan. Pekerja harus membuat keputusan tentang apa yang akan
dilakukan setelah masing-masing pengujian. Dewan investasi harus menggunakan data untuk
memutuskan apakah akan menambah investasi, melanjutkan pengujian ke tahap berikutnya, atau
justru menghentikan seluruh proyek. Terakhir, para petinggi perusahaan harus mengkaji dampak
keseluruhan investasi inovasi bagi seantero organisasi bisnis, untuk menentukan apakah strategi
inovasi yang dijalankan sudah berhasil.

Anda mungkin juga menyukai