Anda di halaman 1dari 32

https://docplayer.info/61403987-Buku-pedoman-pelayanan-perinatologi-picu-nicu.

html

https://rsud.banjarnegarakab.go.id/wp-content/uploads/2020/09/18.-PEDOMAN-PENGORGANISASIAN-
NICU-2019FIX.pdf

rsudkartini.jepara.go.id/wp-content/uploads/sites/85/2019/02/17.-STANDAR-PELAYANAN-INST

103.111.55.226/koesma_file/bank_data/files/2019_1_51_2019-11-02_08-58-41.pdf

PEDOMAN PELAYANAN PICU


RSUD MALINGPING
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pediatric Intensive Care Unit (PICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan
yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. PICU menyediakan kemampuan
dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital
dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
Rumah Sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai
fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan PICU yang profesional dan
berkualitas dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada PICU perawatan untuk
pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari
multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang
kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu dukungan
sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan PICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus,
terbatasnya sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi,
keberadaan PICU perlu dikonsentrasikan

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Ruang PICU.
2. Tujuan khusus
a. Sebagai pedoman bagi perawat PICU dalam memberikan asuhan
keperawatan di Unit PICU
b. Menjamin safety bagi pasien maupun petugas

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di PICU adalah sebagai berikut:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa
menit sampai beberapa hari;
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus
melakukan pelaksanaan spesifik problema dasar;
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi
yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik; dan
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
tergantung pada alat/mesin dan orang lain.
Bidang kerja PICU meliputi pengelolaan pasien, administrasi unit, pendidikan dan
penelitian. Kebutuhan dari masing-masing bidang akan bergantung dari tingkat
pelayanan tiap unit.

1. Pengelolaan pasien langsung


Pengelolaan pasien langsung dilakukan secara primer oleh dokter intensivis
dengan melaksanakan pendekatan pengelolaan total pada pasien sakit kritis,
menjadi ketua tim dari berbagai pendapat konsultan atau dokter yang ikut
merawat pasien. Cara kerja demikian mencegah pengelolaan yang terkotak-
kotak dan menghasilkan pendekatan yang terkoordinasi pada pasien serta
keluarganya.

2. Administrasi unit
Pelayanan PICU dimaksud untuk memastikan suatu lingkungan yang menjamin
pelayanan yang aman, tepat waktu dan efektif. Untuk tercapainya tugas ini
diperlukan partisipasi dokter intensivis pada aktivitas manajemen.
3. Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian
PICU melakukan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga medis dan non-medis
mengenai hal-hal yang terkait dengan PICU terdiri dari:
a. Pelatihan BTCLS-PPGD
b. Pelatihan Keperawatan Kritis Anak Bagi Perawat
c. Pelatihan PICU
d. Pelatihan BHD
e. RJP bayi / anak
f. Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
g. Pelatihan Excelent Service
h. Pelatihan Pengembangan Motivasi Berprestasi (AMT)
a. Pelatihan Assesor Kompetensi Klinik
j. Penggunaan ventilator
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Dalam rangka melaksanakan program pelayanan RSUD Malingping khususnya pada


pelayanan PICU diperlukan tenaga yang memadai agar pelayanan yang berkualitas,
aman dan nyaman dapat terwujud, untuk itu pola ketenagaan diatur sebagai berikut
perawat profesional sangatlah dibutuhkan. Standar Ketenagaan di PICU memiliki
jumlah perawat yang cukup dan sebagian besar terlatih.

1.
1.
1.
A. Kualifikasi SDM

NAMA KUALIFIKASI FORMAL & FUNGSI


JABATAN INFORMAL
Ka Instalasi Spesialis anastesiologi, Managerial
Intensif Pelatihan ACLS dan BLS
Ka Perawat SI Keperawatan, pelatihan Managerial
PICU PICU, Pelatihan
Manajemen Bangsal
Penanggung D3 Keperawatan, Bantuan Melakukan administrasi
Jawab shif Hidup Dasar dan Bantuan keperawatan da
( ka-tim) Hidup lanjut bertanggung jawab
terhadap kelancaran tugas
Perawat D3 Keperawatan, Bantuan Melakukan tindakan –
Pelaksana Hidup Dasar tindakan keperawatan
sesuai SOP

1.
1.
1.
B. Distribusi ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan ruang PICU dibagi menjadi 3 shift yaitu:
a. Untuk dinas pagi : 07.00 – 14.00
Yang bertugas sejumah 4 (empat) orang dengan standar minimal BLS
Kategori :
 I orang Penanggung Jawab
 1 orang Ka-Tim
 2 orang pelaksana
b. Untuk dinas siang : 14.00 – 21.00
Yang bertugas Yang bertugas sejumah 3 (tiga) orang dengan standar minimal
BLS
Kategori :
 1 orang Ka-Tim
 2 orang pelaksana
c. Untuk dinas malam : 21.00 – 07.00
Yang bertugas sejumah 4 (empat) orang dengan standar minimal BLS
Kategori :
 1 orang Ka-Tim
 2 orang pelaksana

Setiap shiff jaga Ka-Tim bertugas membagi pasien PICU untuk dikelola masing –
masing perawat pelaksana, dan Ka-Tim bertanggung jawab terhadap semua pasien.

1.
1.
1.
C. Pengaturan Jaga
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada ruang PICU pimpinan
mempertimbangkan petanyaan sebagai berikut :
1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan
2. Hari apa kalender penjadwalan dimulai
3. Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun
4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti
tahunan
6. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
7. Bagaimana menciptakan komunikasi terbuka antara staf dan pembuat
jadwal
Pengaturan jadwal dinas perawat PICU dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh
Kepala Ruang dan disetujui oleh asisten manajer Pelayanan Keperawatan. Jadwal
dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan da direalisasikan ke perawat setiap 1 bulan.
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu , maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan libur pada buku permintaan .
permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada ( apabila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanaan , maka permintaaan
disetujui ). Pengaturan jadwal dokter jaga PICU menjadi tangung jawab Ka instalasi
Unit intensif yang disetujui oleh Manajer Pelayanan . jadwal dokter jaga PICU dibuat
untuk jangka waktu 1 bulan dan diedarkan ke dokter jaga yang bersangkutan.

1.
1.
1.
D. Uraian Tugas
A. Kepala PICU
1. Menyusun program kerja instalasi sebagai salah saut bahan masukan
untuk menyusun program kerja Rumah Sakit.
2. Membuat usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana, pemeliharaan
sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas dan
pengembangan di Instalasi Anestesiologi dan Reanimasi
3. Menyusun usulan rencana peningkatan kemampuan tenaga medis dan
para medis
4. Menyusun rencana pemenuhan jumlah tenaga medis, para medis maupun
non medis sesuai dengan kebutuhan di Instalasi Anestesiologi dan
Reanimasi
5. Membagi tugas kepada bawahan agar kegiatan di Instalasi Anestesiologi
dan Reanimasi dapat berjalan lancer dan terbagi habis.
6. Memimpin, mengarahkan dan menggerakkan sumber daya manusia di
Instalasi Anestesiologi dan Reanimasi
7. Membina bawahan agar kegitan sesuai dengan petunjuk dan peraturan
yang berlaku.
8. Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada bawahan guna
meningkatkan dedikasi, loyalitas dan disiplin kerja bawahan
9. Mengadakan koordinasi dan kerjasama serta memelihara hubungan kerja
yang harmonis dengan bidang dan semua Instalasi untuk menunjang
tercapainya tugas dan fungsi dari Instalasi Anestesiologi dan Reanimasi
10. Memberikan usulan dan saran-saran baik diminta maupun tidak
kepada atasan sebagai bahan masukan ke pimpinan Rumah Sakit
11. Melaksanakan kegiatan atau tugas lain yang diberikan sesuai
dengan petunjuk atau pengarahan atasan
12. Membantu atasan untuk menjabarkan kebijakan pimpinan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pelayanan medis untuk diketahui
dan dilaksanakan di Instansi
13. Member peringatan kepada bawahan bila melakukan pelanggaran
peraturan dan ketentuan yang berlaku
14. Membuat protap tertulis yang dapat dipakai sebagai pedoman kerja
15. Melaksanakan pemantauan kelancaran penggunaan peralatan
medis agar pelayanan kepada penderita menjadi lancar
16. Menerima tugas / perintah dari Kepala Bidang Pelayanan atau
Direktur

1.
1.
1.
1.
B. Penanggung jawab Ruang
1. Mendukung terwujudnya Visi dan Misi Rumah Sakit.Membagi staf
keperawatan kedalam tim sesuai dengan kemampuan dan beban kerja
2. Merencanakan, menyusun jumlah , jenis, mutu tenaga perawatan dan
tenaga lainnya sesuai kebutuhan
3. Merencanakan jumlah dan jenis perawatan, obat-obatan serta usaha lain
sesuai kebutuhan, menentukan jenis kegiatan serta usaha peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan bagi tenaga perawat
4. Mengatur, mengkoodinasikan seluruh kegiatan pelayanan perawatan di
unit PICU
5. Menyusun daftar dinas, daftar cuti dan lainnya
6. Mengembangkan kerjasama dan hubungan baik dengan unit lain serta
penderita dan keluarganya
7. Melaksanakan program, pengendalian dan penilaian seluruh kegiatan
pelayanan
8. Menyelenggarakan administrasi barang dan inventarisasi di unit
9. Memberi dorongan, bantuan serta bimbingan kepada pelaksana
perawatan dan tenaga lainnya Menerima usulan-usulan, keluhan yang
timbul dari pelasana perawatan dan tenaga lainnya serta memecahkan
masalah yang timbul bersama kepala bidang pelayanan perawatan
10. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan
tenaga lainnya di unit PICU
11. Malakukan supervise kegiatan perawatan di unit PICU
12. Memeriksa, memantau dan verifikasi absensi di unit PICU
13. Melaksanakan perawatan dan pengobatan, memelihara kebersihan
serta menyelenggarakan pencatatan dan pelaporan
14. Membantu menilai kinerja bagi tenaga pelaksana perawatan dan
tenaga lainnya bersama dengan kepala seksi keperawatan
15. Membimbing siswa/mahasiswa yang praktek di unit PICU
16. Melaksanakan tugas sebagai pengawas keperawatan
17. Penanggung jawab laporan bulanan
18. Membuat laporan kejadian penting
19. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan

1.
1.
1.
1.
C. Tugas Katim PICU
1. Merencanakan jumlah, jenis obat-obatan dan bahan lain sesuai
kebutuhan, menenukan jenis kegiatan serta usaha peningkatan unit.
2. Mengembangkan kerjasama, memelihara hubungan baik dengan unit lain
serta penderita dan keluarga
3. Menyelenggarakan administrasi barang dan inventaris di unit
4. Memberi dorongan, bantuan serta bimbingan kepada pelaksana
perawatan dan tenaga lainnya
5. Menerima usulan-usulan yang timbul dari pelasana perawatan dan tenaga
lainnya serta memecahkan masalah bersama kepala ruang
6. Membimbing siswa/mahasiswa yang praktek di unit PICU
7. Observasi asuhan keperawatan
8. Koordinasi dengan dokter spesialis untuk penyegaran setiap bulan
9. Memantau dan mengingatkan stap dalam mengerjakan tugas tambahan
10. Merencanakan dan memusnahkan alat/barang yang sudah tidak
terpakai
11. Menggantikan tugas kepala aruang bila berhalangan ( cuti )
12. Melaksanakan tugas sebagai pengawas keperawatan
13. Membimbing dan mengawasi mahasisiwa PKL ( CI )
14. Menerima tugas dari kepala ruang

1.
1.
1.
1.
D. Tugas perawat pelaksana
1. Mengikuti pelatihan dan seminar
2. Membimbing siswa /mahasiswa PKL
3. Memberikan tugas lain yang diberikan oleh atasan
4. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan gawat
darurat secara tepat dan cepat
5. Memberikan asuhan keperawata yang telah dilakukan
6. Menerima pasien baru sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
melaksanakan orientasi kepada pasien dan menirim penderita ke instalasi
lain
7. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik dengan anggota
tim
8. Melakukan absensi setiap akan melakukan tugas
9. Melakukan tugas jaga sore, malam hari, hari libur secara bergiliran sesuai
jadwal dinas
10. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
yang tepat dan benar
11. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis aadministrasinya
12. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya
13. Menciptakan dan memlihara suasana kerja yang baik antara
pasien, keluarga pasien serta perawat dengan perawat dan perawat
dengan dokter
14. Memesan diet pasien
15. Melaksanakan delegasi medis ( infuse, oksigenasi, dll )

1.
1.
1.
E. Kemampuan Pelayanan

Kemampuan pelayanan PICU RSUD Malingping, meliputi :

1.
1. Resusitasi jantung paru
2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan ventilasi
mekanik
3. Terapi oksigen
4. Pemasangan kateter vena sentral dan arteri
5. Pemantauan EKG, pulsoksimetri dan tekanan darah
6. Pelaksanaan terapi secara titrasi
7. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral

8. Pemeriksaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh

TATA LAKSANA PELAYANAN

1.
A. Pendaftaran Pasien
Setelah dilakukan triage dari IGD Sebelum pasien dimasukkan ke PICU, pasien
dan/atau keluarganya harus mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai
dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di PICU,
serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat
di PICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh Kepala PICU atau dokter yang
bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan/atau keluarganya dapat
menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat di PICU. Persetujuan
dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.
Indikasi keluar masuk PICU
Pasien sakit kritis meliputi :
1. Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter,
perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan,
serta memerlukan perhatian yang teliti, agar dapat dilakukan pengawasan
yang ketat dan terus menerus serta terapi titrasi;
2. Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis
sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta
dilakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang
merugikan.
Kriteria masuk PICU dibagi menjadi 3 prioritas, yaitu :

1. Pasien prioritas 1 (satu)


Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif dan tertitrasi, seperti: dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif
organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia
kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya
2. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di PICU, sebab sangat
berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemberian
therapy surfactan
3. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara
sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di
PICU pada golongan ini sangat kecil.
Kriteria pasien masuk PICU :
1. Anak umur 28 hari – 16 tahun
2. Anak post operasi laparotomy
3. Anak dengan kejang lama/berulang
4. Anak dengan kebutuhan O2 lebih dari 80%
5. Anak dengan pemakaian obat inotropic
6. Anak dengan alat ventilator
7. Anak dengan shock/resiko perdarahan

B. Pencatatan dan pelaporan


Catatan PICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan
pelayanan di PICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.
Pencatatan menggunakan status khusus PICU yang meliputi pencatatan lengkap
terhadap diagnosis yang menyebabkan dirawat di PICU, data tanda vital,
pemantauan fungsi organ khusus (jantung, paru, ginjal, dan sebagainya) secara
berkala, jenis dan jumlah asupan nutrisi dan cairan, catatan pemberian obat,
serta jumlah cairan tubuh yang keluar dar ipasien.
Pelaporan pelayanan PICU terdiri dari jenis indikasi pasien masuk serta
jumlahnya, sistem skoring prognosis, penggunaan alat bantu, lama rawat, dan
keluaran (hidup atau meninggal) dari PICU

A. Monitoring dan evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna
mewujudkan pelayanan PICU yang aman, bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien.Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti
untuk menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat
diupayakan penyelesaian yang efektif.Indikator pelayanan PICU yang digunakan
adalah sistim skoring prognosis dan keluaran dari PICU. Sistem skoring
prognosis dibuat dalam 24 jam pasien masuk ke PICU . Contoh sistim skoring
prognosis yang dapat digunakan adalah APACHE II, SAPS II, dan MODS.Rerata
nilai skoring prognosis dalam periode tertentu dibandingkan dengan keluaran
aktualnya. Pencapaian yang diharapkan adalah angka mortalitas yang sama
atau lebih rendah dari angka mortalitas terhadap nilai skoring prognosis.Z

B. Pembinaan dan Pengawasan


Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap Rumah Sakit dengan melibatkan organisasi profesi dan masyarakat
yang dilakukan secara berjenjang melalui standardisasi, sertifikasi, lisensi,
akreditasi, dan penegakan hukum. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud diarahkan untuk :

1.
a. pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat.
b. peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
c. keselamatan pasien.
d. pengembangan jangkauan pelayanan.
e. peningkatan kemampuan kemandirian Rumah Sakit.

C. Hal – hal yang harus diperhatikan


1. Observasi keadaan umum pasien tiap jam
2. Observasi tanda – tanda vital tiap 1 jam
3. Pengukuran intake dan output pasien
4. Merubah posisi 2 – 3 jam sekali

D. Prosedur medic Ruang PICU


1. Pemasangan stomach tube
2. Pemasangan vena central
3. Pemasangan infus
4. Pemasangan kateter
5. Intubasi dan perawatannya
6. RJP anak
7. Pemakaian ventilator
8. Ekstubasi
9. Fisiotherapi
10. Suction
11. Balance cairan
12. Penghitungan obat inotropic
13. Pemeriksaan AGD

14. EKG

SOAL SOAL LATIHAN NICU

Soal Ujian Magang ICU Diklat RSU Surya Husadha 1. Jenis cairan koloid yang
digunakan untuk resusitasi stabilisasi adalah kecuali: A. Asering B. Voluven C.
Haes steril 6% D. Dextran 70 2. Syarat pemberian kalium (KCL) secara intravena
pada koreksi hipokalemi adalah sebagai berikut kecuali: A. Produksi urine 0,5 – 1
ml/kg/jam B. Tidak boleh diberikan > 20 mEq/jam C. Harus diencerkan D.
Pemberian dosis besar melalui vena perifer 3. Gejala dan tanda pasien yang
mengalami hipokalemi adalah kecuali: A. Mudah terjadi keracunan digitalis B.
Aritmia C. Gambaran EKG ada tall “T” D. Paralitik ileus 4. Jenis cairan nutrisi
parenteral dibawah ini dapat diberikan lewat vena perifer kecuali: A. Kaen Mg 3 B.
Vitrimix C. Triofusin E1000 D. Ringer Dextrose 5. Seorang pasien sepsis dengan
BB 50 kg, dirawat di ICU dan direncanakan mendapat asupan nutrisi parenteral.
Kebutuhan kalori dan protein adalah kecuali: A. Asupan kalori total = 1250
kcal/hari

B. Kebutuhan karbohidrat = 750 kcal/hari C. Kebutuhan lemak = 750 kcal/hari D.


Kebuthan protein = 100 gr/hari 6. Komplikasi yang perlu diamati pada saat
pemberian nutrisi parenteral adalah kecuali: A. Hiperglikemi B. Hiperkalemi C.
Infeksi: Flebitis D. Hipernatremi 7. Alat- alat dan obat yang perlu dipersiapkan
sebelum melakukan tindakan intubasi di ICU adalah kecuali: A. Laringoskop, OTT,
guedel, sarung tangan B. Suction catheter, heparin, stetoskop, sarung tangan C.
Plester, spuit cuff, stetoskop, suction catheter D. Face mask, mandrin/stilet, mayo,
ventilator 8. Obat-obat emergensi yang perlu dipersiapkan saat melakukan
intubasi di ICU adalah kecuali: A. Efinefrin B. Digoksin C. Sulfas atropin D.
Deksametason 9. Seorang pasien dengan BB 50 kg, mendapat dopamine 5
mcg/kg/menit dengan menggunakan syringe pump 50 ml dalam Dextrose 5%.
Dopamin yang tersedia 1 ampul mengandung 200 mg. Berapa ml cairan
dopamine dalam dektrose 5% diberikan setiap jam ? A. 3,75 ml/jam B. 4,75
ml/jam C. 5,75 ml/jam D. 6,75 ml/jam
10. Bila tidak tersedia syringe pump, maka jumlah tetesan mikro larutan dextrose
5% dalam 100 ml yang diberikan adalah: A. 7-8 tetes/menit B. 9-10 tetes/menit C.
11-12 tetes/menit D. 13-14 tetes/menit 11. Indikasi melakukan defibrilasi adalah
pada pasien: A. Pasien dengan VF B. Pasien dengan AF C. Pasien dengan VES D.
Pasien VT dengan denyut nadi positif 12. Pengukuran saturasi oksigen dengan
menggunakan alat pulse oximetry, umumnya tidak akurat pada pasien: A.
Hiperventilasi B. Mendapat terapi oksigen C. Perfusi jelek kejaringan ekstemitas
D. Dengan warna kulit hitam 13. Seorang pasien mengeluh sesak nafas dan
setelah dilakukan pemeriksaan AGD didapatkan pH = 7, 31, PaCO2 = 75 mmHg
dan HCO3 = 23 mEq/L. Pasien ini kemungkinan mengalami: A. Asidosis metabolic
B. Asidosis respiratorik C. Alkalosis metabolic D. Alkalosis respiratorik 14. Seorang
pasien umur 49 tahun dirawat di Rumah sakit selama 3 hari dengan muntah –
muntah karena keracunan alcohol. Dari hasil pemeriksaan AGD dan elektolit
didapatkan pH = 7,5, PaCO2 = 53 mmHg, PaO2 = 55mmHg, SaO2 = 88%,
Natrium 138 mEq/L, Kalium 2,3 mEq/L, Klorida 74 mEq/L. Berdasarkan hasil diatas
pasien ini kemungkinan mengalami:

A. Asidosis metabolic B. Asidosis respiratorik C. Asidosis respiratorik D. Ketidak


seimbangan ventilasi - perfusi 15. Langkah awal dalam melakukan setting
ventilator pasien dewasa adalah kecuali: A. Preset RR= 10-12 x/menit B. Preset RR
= 20-24 x/menit C. Preset I:E ratio = 1:2 D. Preset FiO2 = 100% 16. Volume tidal
yang diberikan pada pasien dewasa BB 55 kg dalam setting ventilator adalah: A.
300 ml B. 500 ml C. 600 ml D. 700 ml 17. Pada pasien GBS yang mengalami
kelumpuhan jalan nafas dirawat di ICU perlu bantuan ventilasi mekanik, maka
mode ventilator yang dipilih adalah: A. ASV B. CPAP C. CMV D. BiPAP 18.
Penyapihan (weaning) dari ventilator dapat dilakukan setelah kondisi pasien
sebagai berikut kecuali: A. Otot-otot nafas sudah kuat B. Penyakit penyebab
membaik C. Menggunakan obat inotropik minimal D. Menggunakan obat
relaksasi otot minimal

19. Bila kita ingin melakukan suctioning pada pasien dewasa yang terpasang ETT,
maka tekanan pada suction yang digunakan adalah: A. 60 – 100 mmHg B. 100 –
120 mmHg C. 120 – 200 mmHg D. 200 – 220 mmHg 20. Kateter suction yang
dipilih sesuai dengan umur pasien dan ukuran ETT yaitu sekitar: A. Setengah
diameter ETT B. Sepertiga diameter ETT C. Seperempat diameter ETT D. Seperlima
diameter ETT

Kunci jawaban: 1. A 2. D 3. C 4. C 5. C 6. D 7. B 8. B 9. A 10. A 11. A 12. C 13. B 14.

D 15. B 16. B 17. C 18. D 19. C 20. B


Mengutip Journal of Clinical Epidemiology , terlepas dari kemajuan teknologi
modern, Apgar score tetap menjadi alat terbaik untuk mengidentifikasi kondisi
bayi baru lahir.

Berikut merupakan tabel kondisi bayi baru lahir yang dapat diketahui melalui tes
skor Apgar:

Foto: scribd.com/doc/76151665/Apgar-Score

Warna Kulit (Appereance)

 Nilai 0: Seluruhnya biru


 Nilai 1: Warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan
(akrosianosis)
 Nilai 2: Warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda. Tidak ada
sianosis.
Denyut Jantung (Pulse)

 Nilai 0: Tidak ada


 Nilai 1: <100 kali/menit
 Nilai 2: >100 kali/menit

Respons Refleks (Grimance)

 Nilai 0: Tidak ada respons terhadap stimulasi


 Nilai 1: Menangis lemah/ meringis saat distimulasi
 Nilai 2: Bersin/meringis/batuk saat stimulasi saluran napas

Tonus Otot (Activity)

 Nilai 0: Lemah/tidak ada gerakan


 Nilai 1: Sedikit gerakan
 Nilai 2: Bergerak aktif

Pernapasan (Resporation)

 Nilai 0: Tidak ada


 Nilai 1: Lemah/tidak teratur
 Nilai 2: Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
unipasby.ac.id/ckeditor/images-media/1524061137_SOP%20RESUSITASI%20BAYI%20BARU
%20LA
RUANG NICU RSUD REDA BOLO
BERAT BADAN BAYI DAN TEMPERATUR INCUBATOR

UMUR 1,1 - 2 1,2 - 1,5 1,5 - 2,5  2,5


KG KG KG KG
 0,5 C  0,5 C  1,0 0C
0 0
 1,0
0
C
0 – 12 JAM 35,0 34,0 33,3 32,8
12 – 24 JAM 34,5 33,8 32,8 32,4
24 – 96 JAM 34,5 33,5 32,3 32,0
5 – 14 HARI 33,5 33,5 32,1 32,0
2 – 3 MINGGU 33,1 33,1 31,7 30,0
3 – 4 MINGGU 32,6 32,6 31,4 -
4 – 5 MINGGU 32,0 32,0 30,9 -
5 – 6 MINGGU 31,4 31,4 30,4 -

RUANG NICU RSUD REDA BOLO


BERAT BADAN BAYI DAN TEMPERATUR INCUBATOR

UMUR 1,1 - 2 1,2 - 1,5 1,5 - 2,5  2,5


KG KG KG KG
 0,5  0,5 C  1,0 0C
0
 1,0
0 0
C C
0 – 12 JAM 35,0 34,0 33,3 32,8
12 – 24 JAM 34,5 33,8 32,8 32,4
24 – 96 JAM 34,5 33,5 32,3 32,0
5 – 14 HARI 33,5 33,5 32,1 32,0
2 – 3 MINGGU 33,1 33,1 31,7 30,0
3 – 4 MINGGU 32,6 32,6 31,4 -
4 – 5 MINGGU 32,0 32,0 30,9 -
5 – 6 MINGGU 31,4 31,4 30,4 -
INFORMASI KE KELUARGA JIKA BAYI MASUK KE RUANG NICU :

1. SIAPKAN BERKAS KARTU KELUARGA ( KTP DAN KIS )


2. SURAT KETERANGAN LAHIR (JIKA BELUM ADA,URUS KE
REKAM MEDIK SEBELUM 3 X 24 JAM).
3. JIKA BAYI SEHAT POST SC MASUK NICU,OBSERVASI
SELAMA 2 JAM DI NICU.
4. BILA KEADAAN UMUM BAIK DAN STABIL BAYI BISA PINDAH
KE RUANGAN MATERNA RAWAT GABUNG BERSAMA
IBUNYA

INFORMASI KE KELUARGA JIKA BAYI MASUK KE RUANG


NICU :

1. SIAPKAN BERKAS KARTU KELUARGA ( KTP DAN KIS )


2. SURAT KETERANGAN LAHIR (JIKA BELUM ADA,URUS KE
REKAM MEDIK SEBELUM 3 X 24 JAM).
3. JIKA BAYI SEHAT POST SC MASUK NICU,OBSERVASI
SELAMA 2 JAM DI NICU.
4. BILA KEADAAN UMUM BAIK DAN STABIL BAYI BISA PINDAH
KE RUANGAN MATERNA RAWAT GABUNG BERSAMA
IBUNYA
INFORMASI KE KELUARGA JIKA BAYI MASUK KE RUANG NICU :

1. SIAPKAN BERKAS KARTU KELUARGA ( KTP DAN KIS )

2. SURAT KETERANGAN LAHIR (JIKA BELUM ADA,URUS KE


REKAM MEDIK SEBELUM 3 X 24 JAM).

3. JIKA BAYI SEHAT POST SC MASUK NICU,OBSERVASI


SELAMA 2 JAM DI NICU.

4. BILA KEADAAN UMUM BAIK DAN STABIL BAYI BISA PINDAH


KE RUANGAN MATERNA RAWAT GABUNG BERSAMA
IBUNYA

INFORMASI KE KELUARGA JIKA BAYI MASUK KE RUANG NICU :

1. SIAPKAN BERKAS KARTU KELUARGA ( KTP DAN KIS )

2. SURAT KETERANGAN LAHIR (JIKA BELUM ADA,URUS KE


REKAM MEDIK SEBELUM 3 X 24 JAM).

3. JIKA BAYI SEHAT POST SC MASUK NICU,OBSERVASI


SELAMA 2 JAM DI NICU.

4. BILA KEADAAN UMUM BAIK DAN STABIL BAYI BISA PINDAH


KE RUANGAN MATERNA RAWAT GABUNG BERSAMA
IBUNYA
Satuan Acara Penyuluhan
“Bayi Premature”
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Cabang Ilmu : Keperawatan Anak
Topik : Bayi Prematur
Hari/Tanggal : Kamis, 2 Juli 2015
Waktu : 08.00 WITA
Tempat : Ruang NICU
Sasaran : Keluarga Pasien
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : Leaflet dan Lembar Balik
Materi : Terlampir

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga mampu memahami tentang bayi prematur
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga dapat :
1. Menjelaskan pengertian bayi prematur
2. Menjelaskan penyebab bayi prematur
3. Menyebutkan tanda dan gejala persalinan prematur
4. Menyebutkan Masalah keperawatan pada prematur
5. Menjelaskan Pencegahan kelahiran prematur

B. Metode
1. Ceramah : memberikan penyuluhan/penjelasan tentang bayi prematur
2. Diskusi tanya Jawab

C. Media
1. Leaflet.
2. Lembar balik

D. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Media Waktu


1 Pembukaan6. Memberi salam 5 Menit
7. Memperkenalkan diri
8. Menyampaikan pokok bahasan
9. Menjelaskan tujuan penyuluhan
10. Kontrak waktu

2 Penyajian 11. Menjelaskan pengertian bayi prematur Leaflet 15 Menit


12. Menjelaskan penyebab bayi prematur Lembar
13. Menyebutkan tanda dan gejala persalinan premature Balik
14. Menjelaskan Pencegahan kelahiran premature
15. Menjelaskan perawatan bayi premature

3 Penutup 16. Memberikan kesempatan bertanya 5 Menit


17. Memberikan umpan balik
18. Menjelaskan hal – hal yang belum dimengerti
19. Memberi salam penutup

E. Evaluasi
1. Menyebutkan Pengertian bayi prematur
Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
2 : Menyebutkan tapi tidak benar
3 : Menyebutkan sebagian benar
4 : Menyebutkan dengan baik dan benar
2. Menyebutkan penyebab bayi prematur
Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
2 : Menyebutkan tapi tidak benar
3 : Menyebutkan sebagian benar
4 : Menyebutkan dengan baik dan benar
3. Menyebutkan tanda dan gejala persalinan prematur
Score 1 : Tidak dapat meyebutkan
2 : Menyebutkan tapi tidak benar
3 : Menyebutkan salah satu dan benar
4 : Menyebutkan keduanya dengan baik dan benar
4. Menyebutkan masalah keperawatan pada bayi prematur
Score 1 : tidak dapat menyebutkan
2 : menyebutkan tapi tidak benar
3 : menyebutkan sebagian benar
4 : menyebutkan dengan benar
5. Menjelaskan pencegahan kelahiran prematur
Score 1 : Tidak dapat menjelaskan
2 : Menjelaskan tapi tidak benar
3 : Menjelaskan sebagian benar
4 : Menjelaskan seluruhnya dengan baik dan benar

Kriteria hasil :
Score : < 13 sangat baik
Score : 8-12 Baik
Score : 5-7 cukup
Score : < 4 kurang
Hasil : .........................

MATERI
1. Pengertian bayi prematur
Prematuritas adalah neonatus /bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
2. Penyebab bayi prematur
 Faktor usia ibu < 16 tahun - > 35 tahun
 Infeksi terjadi dalam tubuh ibu hamil
 Jika wanita yang hamil mengkonsumsi alcohol, obat-obatan dan merokok
 Jika ada masalah dengan sistem reproduksi ibu
 Tidak menerima perawatan yang tepat selama kehamilan dan tidak mengikuti perintah dokter
pada kebutuhan gizi

3. Tanda dan gejala persalinan prematur


 Berat badan < 2000gr, panjang badan < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm. lingkar dada < 30 cm
 Masa kehamilan < 37 minggu
 Kulit : tipis transparan, rambut lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
 Reflex tonus otot masih lemah, reflex menghisap dna menelan serta reflex batuk belum sempurna
 Pernapasan tidak teratur bisa terjadi apneau
 Pernapasan sekitar 45-50x/menit dan nadi100-140x/menit

4. Pencegahan kelahiran prematur


 Rajin memeriksakan kehamilan
 Ketahui faktor risiko seperti merokok, hipertensi, pernah memiliki komplikasi kehamilan
sebelumnya
 Mengonsumsi makanan bergizi selama kehamilan
 Hindari cemas
 Menghindari persalinan dengan operasi section Caesar
 Membantu ibu hamil berhenti merokok
5. Perawatan bayi premature
Perawatan bayi premature sebaiknya dirawat di incubator. Bayi dizinkan dibawa pulang setelah
BB mencapai titik tertentu, biasanya antara 2040 – 2270 gram. Dengan memperhatikan
gambaran klinik, maka perawatan bayi premature yaitu :
 Pengaturan suhu badan
 Makanan bayi premature
 Menghindari infeksi

Menurut Slusher (2013) Hiperbilirubin merupakan suatu kondisi di mana


produksi bilirurin yang berlebihan di dalam darah. Menurut Lubis (2013),
Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis tersering ditemukan
pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh proses fisiologis, atau patologis,
atau kombinasi keduanya. Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. Nilai normal bilirubin indirek
0,3-1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1-0,4 mg/dl. Ikterus adalah warna kuning pada
kulit, konjungtivam dan mukosa akibat penumpukan bilirubin, sedangkan
hiperbilirubinemia adalah icterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang
menjurus ke arah terjadinya kernicterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar
bilirubin tidak dikendalikan. Ikterus

Anda mungkin juga menyukai