html
https://rsud.banjarnegarakab.go.id/wp-content/uploads/2020/09/18.-PEDOMAN-PENGORGANISASIAN-
NICU-2019FIX.pdf
rsudkartini.jepara.go.id/wp-content/uploads/sites/85/2019/02/17.-STANDAR-PELAYANAN-INST
103.111.55.226/koesma_file/bank_data/files/2019_1_51_2019-11-02_08-58-41.pdf
A. Latar Belakang
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan
yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. PICU menyediakan kemampuan
dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital
dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
Rumah Sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai
fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan PICU yang profesional dan
berkualitas dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada PICU perawatan untuk
pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari
multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang
kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu dukungan
sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan PICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus,
terbatasnya sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi,
keberadaan PICU perlu dikonsentrasikan
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Ruang PICU.
2. Tujuan khusus
a. Sebagai pedoman bagi perawat PICU dalam memberikan asuhan
keperawatan di Unit PICU
b. Menjamin safety bagi pasien maupun petugas
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di PICU adalah sebagai berikut:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa
menit sampai beberapa hari;
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus
melakukan pelaksanaan spesifik problema dasar;
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi
yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik; dan
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
tergantung pada alat/mesin dan orang lain.
Bidang kerja PICU meliputi pengelolaan pasien, administrasi unit, pendidikan dan
penelitian. Kebutuhan dari masing-masing bidang akan bergantung dari tingkat
pelayanan tiap unit.
2. Administrasi unit
Pelayanan PICU dimaksud untuk memastikan suatu lingkungan yang menjamin
pelayanan yang aman, tepat waktu dan efektif. Untuk tercapainya tugas ini
diperlukan partisipasi dokter intensivis pada aktivitas manajemen.
3. Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian
PICU melakukan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga medis dan non-medis
mengenai hal-hal yang terkait dengan PICU terdiri dari:
a. Pelatihan BTCLS-PPGD
b. Pelatihan Keperawatan Kritis Anak Bagi Perawat
c. Pelatihan PICU
d. Pelatihan BHD
e. RJP bayi / anak
f. Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
g. Pelatihan Excelent Service
h. Pelatihan Pengembangan Motivasi Berprestasi (AMT)
a. Pelatihan Assesor Kompetensi Klinik
j. Penggunaan ventilator
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1.
1.
1.
A. Kualifikasi SDM
1.
1.
1.
B. Distribusi ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan ruang PICU dibagi menjadi 3 shift yaitu:
a. Untuk dinas pagi : 07.00 – 14.00
Yang bertugas sejumah 4 (empat) orang dengan standar minimal BLS
Kategori :
I orang Penanggung Jawab
1 orang Ka-Tim
2 orang pelaksana
b. Untuk dinas siang : 14.00 – 21.00
Yang bertugas Yang bertugas sejumah 3 (tiga) orang dengan standar minimal
BLS
Kategori :
1 orang Ka-Tim
2 orang pelaksana
c. Untuk dinas malam : 21.00 – 07.00
Yang bertugas sejumah 4 (empat) orang dengan standar minimal BLS
Kategori :
1 orang Ka-Tim
2 orang pelaksana
Setiap shiff jaga Ka-Tim bertugas membagi pasien PICU untuk dikelola masing –
masing perawat pelaksana, dan Ka-Tim bertanggung jawab terhadap semua pasien.
1.
1.
1.
C. Pengaturan Jaga
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada ruang PICU pimpinan
mempertimbangkan petanyaan sebagai berikut :
1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan
2. Hari apa kalender penjadwalan dimulai
3. Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun
4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti
tahunan
6. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
7. Bagaimana menciptakan komunikasi terbuka antara staf dan pembuat
jadwal
Pengaturan jadwal dinas perawat PICU dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh
Kepala Ruang dan disetujui oleh asisten manajer Pelayanan Keperawatan. Jadwal
dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan da direalisasikan ke perawat setiap 1 bulan.
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu , maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan libur pada buku permintaan .
permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada ( apabila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanaan , maka permintaaan
disetujui ). Pengaturan jadwal dokter jaga PICU menjadi tangung jawab Ka instalasi
Unit intensif yang disetujui oleh Manajer Pelayanan . jadwal dokter jaga PICU dibuat
untuk jangka waktu 1 bulan dan diedarkan ke dokter jaga yang bersangkutan.
1.
1.
1.
D. Uraian Tugas
A. Kepala PICU
1. Menyusun program kerja instalasi sebagai salah saut bahan masukan
untuk menyusun program kerja Rumah Sakit.
2. Membuat usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana, pemeliharaan
sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas dan
pengembangan di Instalasi Anestesiologi dan Reanimasi
3. Menyusun usulan rencana peningkatan kemampuan tenaga medis dan
para medis
4. Menyusun rencana pemenuhan jumlah tenaga medis, para medis maupun
non medis sesuai dengan kebutuhan di Instalasi Anestesiologi dan
Reanimasi
5. Membagi tugas kepada bawahan agar kegiatan di Instalasi Anestesiologi
dan Reanimasi dapat berjalan lancer dan terbagi habis.
6. Memimpin, mengarahkan dan menggerakkan sumber daya manusia di
Instalasi Anestesiologi dan Reanimasi
7. Membina bawahan agar kegitan sesuai dengan petunjuk dan peraturan
yang berlaku.
8. Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada bawahan guna
meningkatkan dedikasi, loyalitas dan disiplin kerja bawahan
9. Mengadakan koordinasi dan kerjasama serta memelihara hubungan kerja
yang harmonis dengan bidang dan semua Instalasi untuk menunjang
tercapainya tugas dan fungsi dari Instalasi Anestesiologi dan Reanimasi
10. Memberikan usulan dan saran-saran baik diminta maupun tidak
kepada atasan sebagai bahan masukan ke pimpinan Rumah Sakit
11. Melaksanakan kegiatan atau tugas lain yang diberikan sesuai
dengan petunjuk atau pengarahan atasan
12. Membantu atasan untuk menjabarkan kebijakan pimpinan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pelayanan medis untuk diketahui
dan dilaksanakan di Instansi
13. Member peringatan kepada bawahan bila melakukan pelanggaran
peraturan dan ketentuan yang berlaku
14. Membuat protap tertulis yang dapat dipakai sebagai pedoman kerja
15. Melaksanakan pemantauan kelancaran penggunaan peralatan
medis agar pelayanan kepada penderita menjadi lancar
16. Menerima tugas / perintah dari Kepala Bidang Pelayanan atau
Direktur
1.
1.
1.
1.
B. Penanggung jawab Ruang
1. Mendukung terwujudnya Visi dan Misi Rumah Sakit.Membagi staf
keperawatan kedalam tim sesuai dengan kemampuan dan beban kerja
2. Merencanakan, menyusun jumlah , jenis, mutu tenaga perawatan dan
tenaga lainnya sesuai kebutuhan
3. Merencanakan jumlah dan jenis perawatan, obat-obatan serta usaha lain
sesuai kebutuhan, menentukan jenis kegiatan serta usaha peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan bagi tenaga perawat
4. Mengatur, mengkoodinasikan seluruh kegiatan pelayanan perawatan di
unit PICU
5. Menyusun daftar dinas, daftar cuti dan lainnya
6. Mengembangkan kerjasama dan hubungan baik dengan unit lain serta
penderita dan keluarganya
7. Melaksanakan program, pengendalian dan penilaian seluruh kegiatan
pelayanan
8. Menyelenggarakan administrasi barang dan inventarisasi di unit
9. Memberi dorongan, bantuan serta bimbingan kepada pelaksana
perawatan dan tenaga lainnya Menerima usulan-usulan, keluhan yang
timbul dari pelasana perawatan dan tenaga lainnya serta memecahkan
masalah yang timbul bersama kepala bidang pelayanan perawatan
10. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan
tenaga lainnya di unit PICU
11. Malakukan supervise kegiatan perawatan di unit PICU
12. Memeriksa, memantau dan verifikasi absensi di unit PICU
13. Melaksanakan perawatan dan pengobatan, memelihara kebersihan
serta menyelenggarakan pencatatan dan pelaporan
14. Membantu menilai kinerja bagi tenaga pelaksana perawatan dan
tenaga lainnya bersama dengan kepala seksi keperawatan
15. Membimbing siswa/mahasiswa yang praktek di unit PICU
16. Melaksanakan tugas sebagai pengawas keperawatan
17. Penanggung jawab laporan bulanan
18. Membuat laporan kejadian penting
19. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan
1.
1.
1.
1.
C. Tugas Katim PICU
1. Merencanakan jumlah, jenis obat-obatan dan bahan lain sesuai
kebutuhan, menenukan jenis kegiatan serta usaha peningkatan unit.
2. Mengembangkan kerjasama, memelihara hubungan baik dengan unit lain
serta penderita dan keluarga
3. Menyelenggarakan administrasi barang dan inventaris di unit
4. Memberi dorongan, bantuan serta bimbingan kepada pelaksana
perawatan dan tenaga lainnya
5. Menerima usulan-usulan yang timbul dari pelasana perawatan dan tenaga
lainnya serta memecahkan masalah bersama kepala ruang
6. Membimbing siswa/mahasiswa yang praktek di unit PICU
7. Observasi asuhan keperawatan
8. Koordinasi dengan dokter spesialis untuk penyegaran setiap bulan
9. Memantau dan mengingatkan stap dalam mengerjakan tugas tambahan
10. Merencanakan dan memusnahkan alat/barang yang sudah tidak
terpakai
11. Menggantikan tugas kepala aruang bila berhalangan ( cuti )
12. Melaksanakan tugas sebagai pengawas keperawatan
13. Membimbing dan mengawasi mahasisiwa PKL ( CI )
14. Menerima tugas dari kepala ruang
1.
1.
1.
1.
D. Tugas perawat pelaksana
1. Mengikuti pelatihan dan seminar
2. Membimbing siswa /mahasiswa PKL
3. Memberikan tugas lain yang diberikan oleh atasan
4. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan gawat
darurat secara tepat dan cepat
5. Memberikan asuhan keperawata yang telah dilakukan
6. Menerima pasien baru sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
melaksanakan orientasi kepada pasien dan menirim penderita ke instalasi
lain
7. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik dengan anggota
tim
8. Melakukan absensi setiap akan melakukan tugas
9. Melakukan tugas jaga sore, malam hari, hari libur secara bergiliran sesuai
jadwal dinas
10. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
yang tepat dan benar
11. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis aadministrasinya
12. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya
13. Menciptakan dan memlihara suasana kerja yang baik antara
pasien, keluarga pasien serta perawat dengan perawat dan perawat
dengan dokter
14. Memesan diet pasien
15. Melaksanakan delegasi medis ( infuse, oksigenasi, dll )
1.
1.
1.
E. Kemampuan Pelayanan
1.
1. Resusitasi jantung paru
2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan ventilasi
mekanik
3. Terapi oksigen
4. Pemasangan kateter vena sentral dan arteri
5. Pemantauan EKG, pulsoksimetri dan tekanan darah
6. Pelaksanaan terapi secara titrasi
7. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
1.
A. Pendaftaran Pasien
Setelah dilakukan triage dari IGD Sebelum pasien dimasukkan ke PICU, pasien
dan/atau keluarganya harus mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai
dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di PICU,
serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat
di PICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh Kepala PICU atau dokter yang
bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan/atau keluarganya dapat
menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat di PICU. Persetujuan
dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.
Indikasi keluar masuk PICU
Pasien sakit kritis meliputi :
1. Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter,
perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan,
serta memerlukan perhatian yang teliti, agar dapat dilakukan pengawasan
yang ketat dan terus menerus serta terapi titrasi;
2. Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis
sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta
dilakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang
merugikan.
Kriteria masuk PICU dibagi menjadi 3 prioritas, yaitu :
1.
a. pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat.
b. peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
c. keselamatan pasien.
d. pengembangan jangkauan pelayanan.
e. peningkatan kemampuan kemandirian Rumah Sakit.
14. EKG
Soal Ujian Magang ICU Diklat RSU Surya Husadha 1. Jenis cairan koloid yang
digunakan untuk resusitasi stabilisasi adalah kecuali: A. Asering B. Voluven C.
Haes steril 6% D. Dextran 70 2. Syarat pemberian kalium (KCL) secara intravena
pada koreksi hipokalemi adalah sebagai berikut kecuali: A. Produksi urine 0,5 – 1
ml/kg/jam B. Tidak boleh diberikan > 20 mEq/jam C. Harus diencerkan D.
Pemberian dosis besar melalui vena perifer 3. Gejala dan tanda pasien yang
mengalami hipokalemi adalah kecuali: A. Mudah terjadi keracunan digitalis B.
Aritmia C. Gambaran EKG ada tall “T” D. Paralitik ileus 4. Jenis cairan nutrisi
parenteral dibawah ini dapat diberikan lewat vena perifer kecuali: A. Kaen Mg 3 B.
Vitrimix C. Triofusin E1000 D. Ringer Dextrose 5. Seorang pasien sepsis dengan
BB 50 kg, dirawat di ICU dan direncanakan mendapat asupan nutrisi parenteral.
Kebutuhan kalori dan protein adalah kecuali: A. Asupan kalori total = 1250
kcal/hari
19. Bila kita ingin melakukan suctioning pada pasien dewasa yang terpasang ETT,
maka tekanan pada suction yang digunakan adalah: A. 60 – 100 mmHg B. 100 –
120 mmHg C. 120 – 200 mmHg D. 200 – 220 mmHg 20. Kateter suction yang
dipilih sesuai dengan umur pasien dan ukuran ETT yaitu sekitar: A. Setengah
diameter ETT B. Sepertiga diameter ETT C. Seperempat diameter ETT D. Seperlima
diameter ETT
Berikut merupakan tabel kondisi bayi baru lahir yang dapat diketahui melalui tes
skor Apgar:
Foto: scribd.com/doc/76151665/Apgar-Score
Pernapasan (Resporation)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga mampu memahami tentang bayi prematur
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga dapat :
1. Menjelaskan pengertian bayi prematur
2. Menjelaskan penyebab bayi prematur
3. Menyebutkan tanda dan gejala persalinan prematur
4. Menyebutkan Masalah keperawatan pada prematur
5. Menjelaskan Pencegahan kelahiran prematur
B. Metode
1. Ceramah : memberikan penyuluhan/penjelasan tentang bayi prematur
2. Diskusi tanya Jawab
C. Media
1. Leaflet.
2. Lembar balik
D. Kegiatan Penyuluhan
E. Evaluasi
1. Menyebutkan Pengertian bayi prematur
Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
2 : Menyebutkan tapi tidak benar
3 : Menyebutkan sebagian benar
4 : Menyebutkan dengan baik dan benar
2. Menyebutkan penyebab bayi prematur
Score 1 : Tidak dapat menyebutkan
2 : Menyebutkan tapi tidak benar
3 : Menyebutkan sebagian benar
4 : Menyebutkan dengan baik dan benar
3. Menyebutkan tanda dan gejala persalinan prematur
Score 1 : Tidak dapat meyebutkan
2 : Menyebutkan tapi tidak benar
3 : Menyebutkan salah satu dan benar
4 : Menyebutkan keduanya dengan baik dan benar
4. Menyebutkan masalah keperawatan pada bayi prematur
Score 1 : tidak dapat menyebutkan
2 : menyebutkan tapi tidak benar
3 : menyebutkan sebagian benar
4 : menyebutkan dengan benar
5. Menjelaskan pencegahan kelahiran prematur
Score 1 : Tidak dapat menjelaskan
2 : Menjelaskan tapi tidak benar
3 : Menjelaskan sebagian benar
4 : Menjelaskan seluruhnya dengan baik dan benar
Kriteria hasil :
Score : < 13 sangat baik
Score : 8-12 Baik
Score : 5-7 cukup
Score : < 4 kurang
Hasil : .........................
MATERI
1. Pengertian bayi prematur
Prematuritas adalah neonatus /bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
2. Penyebab bayi prematur
Faktor usia ibu < 16 tahun - > 35 tahun
Infeksi terjadi dalam tubuh ibu hamil
Jika wanita yang hamil mengkonsumsi alcohol, obat-obatan dan merokok
Jika ada masalah dengan sistem reproduksi ibu
Tidak menerima perawatan yang tepat selama kehamilan dan tidak mengikuti perintah dokter
pada kebutuhan gizi