1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan bagi masyarakat tentu harus
bisa melayani semua lapisan mayarakat tanpa terkecuali. Hal inilah yang tentunya
bisa menjadi pendorong bagi semua rumah sakit untuk bisa melayani dan
menyedikan berbagai fasilitas terbaiknya bagi masyarakat. Untuk itu agar setiap
rumah sakit bisa menjalankan fungsinya dengan baik perlu adanya lembaga
independen yang melakukan melakukan assesment terhadap rumah sakit berdasarkan
standar akreditasi yang berlaku.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah lembaga independen
pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional, non struktural dan
bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan. KARS tersebut dibentuk pertama kali
pada tahun 1995 dan setiap 3 (tiga) tahun peraturan diperbarui, yang terakhir
diperbarui melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 417/Menkes/Per/II/2011
tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit, dengan tugas dan fungsi melaksanakan
akreditasi di Indonesia.
RSU Adella Slawi adalah rumah sakit yang di tuntut untuk memberikan
pelayanan yang profesional dan bermutu oleh petugas yang sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki, serta rumah sakit yang mampu menyelenggarakan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam dalam sehari.
Program Penyelenggaraan PONEK di RSU Adella Slawi yang disusun
mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan/Pelayanan Obtetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di rumah sakit.
Dilatarbelakangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih
tergolong tinggi di Indonesia. Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati
peringkat teratas diantara negara-negara Asia Tenggara. Penyebab kematian ibu
terbanyak adalah perdarahan, eklamsia, infeksi, partus macet/lama dan aborsi.
Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal.
Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan
kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan Maternal
dan Perinatal sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk terus ditingkatkan
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan
dengan kesehatan ibu selamakehamilan, kesehatan janin selama di dalam kandungan
dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah.
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi
penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas
pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan
pelatihan secara berkala.
2
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi.
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan
manajemen yang handal.
Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan
memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.
3
BAB II
LATAR BELAKANG
4
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan umum:
Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunkan Angka Kematian
Bayi (AKB)
B. Tujuan khusus:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan secara terpadu.
2. Memberikan pelayanan pada pasien secara komprehensif.
3. Meningkatkan kualitas petugas dalam memberikan pelayanan kepda
pasien.
4. Meningkatkan fasilitas rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan pelayanan di
rumah sakit.
5
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
6
1. Pendidikan dan Pelatihan
Internal
(inhouse training)
a. Penatalaksanaan
Resusitasi
Neonatus.
b. Penatalaksanaan
Persalinan dengan
distocia bahu.
c. Penanganan perdarahan
Postpartum.
d. Pelatihan manajemen
laktasi.
e. Pelatihan manajemen
3. Pengembangan SDM MPASI.
f. Pelatihan Perawatan
Metoda
Kanguru.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Eksternal
a. Pelatihan Perawat
Perinatal.
b. Pelatihan APN.
c. Pelatihan tim PONEK
d. Pelatihan Konselor
ASI
e. Pelatihan manajemen
MPASI.
7
2. Melaksanakan Audit
Maternal
Perinatal (AMP)
a. Internal.
b. Eksternal.
1. Melaksanakan evaluasi
dilakukan
internal rumah sakit maupun
oleh
pihak luar.
2. Penilaian meliputi :
standar kinerja.
3. Manajemen dan Standar
Kinerja
Pemantauan dan Evaluasi
Klinis.
Kinerja unit maternal
5 4. Membentuk tim Self
neonatal(on the job training/
Assesment RS.
OJT)
5. Membuat format
pemantauan dan
evaluasi.
6. Membuat jadwal untuk
pemantauan
dan evaluasi kinerja.
7. Membuat laporan hasil
monev kepada
direktur.
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Cara Melaksanakan
No. Rincian Kegiatan
Kegiatan
1. Respontime dan stabilisasi pasien di 1. Pelayanan kegawat
UGD daruratan
dilakukan dalam waktu
<5mnt
telah dilakukan
pemeriksaan.
2. Mencatat waktu
kecepatan
pelayanan( respontime).
3. Menyediakan SDM yang
cukup.
8
4. Membuat SPO merima
rujukan maternal perinatal.
5. Monev respontime
sebulan
sekali.
1. Membuat SPO
permintaan
darah ke PMI.
2. Menentukan waktu
maksimal
2 Kecepatan penyediaan darah penyediaan darah untuk
kasus
emergensi.
3. Bersama laboratorium.
4. Mengusulkan penyediaan
bank darah.
1. Melakukan pelayanan
kesehatan maternal
fisiologis.
2. Melakukan pelayanan
maternal resiko tinggi.
3. Membuat SPO pelayanan
KB.
3. Pelayanan klinik Obsgyn
4. Penambahan SDM bidan.
5. Membuat leaflet dan
banner
ASI Eksklusif.
6. Membuat jadwal
penyuluhan
atau edukasi ke pasien.
1. Membuat SPO IMD.
2. Memberikan KIE tentang
IMD
dan ASI Eksklusif.
3. Mencatat pelaksaan IMD.
4. Menentukan target
4. Pelayanan Kamar bersalin keberhasilan IMD.
5. Rapat rutin dan bongkar
ruangan kamar bersalin.
6. Presentasi kasus
kebidanan.
7. Semua bidan mengikuti
pelatihan PPGDON
1. Perawat terlatih
penanganan
kegawat daruratan neonates.
2. Mencatat kematian bayi.
3. Membuat SPO pemberian
ASI.
4. Membuat SPO pemberian
9
ASIP.
5. Membuat SPO Perawatan
Metode Kangguru.
6. Presentasi asuhan
keperawatan
bayi.
7. Monev layanan di
perinatal.
1. Membuat SPO Rawat
Gabung.
2. Mencatat keberhasilan
rawat
6. Pelayanan Rawat Gabung
gabung.
3. Evaluasi keberhasilan
rawat
gabung.
1. Laboratorium
memberikan
pelayanan selama 24 jam
baik
yang terencana maupun cito.
2. Farmasi menyediakan
obat
dan alat kesehatan
7. Pelayanan pemeriksaan penunjang
emergency
baik maternal maopun
perinatal.
3. Radiologi memberikan
pelayanan radiologi dan
USG
untuk maternal dan
neonatal.
8. Pelaksanaan Universal Precaution 1. Bekerja sama dengan
PPI dan
bagian logistik untuk
pengadaan APD.
2. Bekerja sama dengan
PPI
melakukan sosialisasi
penggunaan APD yang
benar.
3. Bekerjasama dengan PPI
dan
bagian logistik untuk
pengadaan handwash.
4. Bekerjasama dengan PPI
untuk sosialisasi tentang
kebersihan cuci tangan.
5. Monitoring dan evaluasi
penggunaan APD dan
10
kebersihan tangan
bekerjasama dengan PPI
1. Mengusulkan kepada
direktur
tentang penyelenggaraan
sistem informasi
PONEK.
2. Bekerjasama dengan
Menyelenggakan sistem informasi
Tim IT
9. yang mengitegrasikan semua data
PONEK penyelenggaraan sistem
informasi tersebut.
3. Mengadakan rapat
koordinasi
dengan Tim IT.
12
kepada direktur.
13