Anda di halaman 1dari 13

Nama : Nova Soviana

NIM : 857722488

Kelas : 5CPGSD

Modul 9

GELOMBANG dan BUNYI

GELOMBANG

Gelombang

Gelombang air, bunyi, dan cahaya memang berbeda dalam berbagai segi, tetapi semuanya
mempunyai sifat dasar gerak gelombang yang serupa. Gelombang adalah gangguan periodik yang
bergerak menjauhi sumber dan membawa energi. Gerak periodik itu bisa berupa prtupahan bolak-balik
tinggi permukaan pada gelombang air, perubhan bolak-balik tekanan udara pada gelombang bunyi,
serta perubahan bolak-balik kuat medan magnetik pada gelombang cahaya. Informasi juga dapat
dibawa oleh gelombang yang merupakan gejala sering kita lihat dan dengar.

Pulsa pada Tali

Kecepata v tergantung pada sifat tali, misalnya seberapa berat tali itu atau seberapa kuat tali
itu direntangkan. Pulsa bergerak lambat pada tali yang ringan dan tegang. Ukuran “berat” atau “ringan”
disini berati massa per satuan panjang tali adalah besar, pulsa bergerk lambat karena masing-masing
bagian tali mempunyai inersia besar sehingga akan menanggapi gaya-gaya yang bekerja secara
lambat. Jika tali di rentangkan secara tegang, kecepatan pulsa akan tinggi karena kecenderungan tali
untuk menjadi lurus lebih besar.

“Pulsa Bergerak dengan Kecepatan Konstan pada Tali yang Direntangkan”

Hasil pengamataan tersebut mencerminkan rumus kecepatan v gerak gelombang pada tali sebagai
berikut.

v=
√ T
m/ L
keterangan; T = teganagn tali ; m = massa total tali ; L = panjang talli itu

Asas Superposisi
Apabila ujung tali yang berlawanan di beri sentakan ke atas sehingga dua pulsa dihasilkan dan
bergerak saling mendekati, apa yang terjadi jika dua pulsa tersebut bertemu?

Perhtikan gambar berikut

“Dua pulsa sedang bergerak saling mendekati sepanjang tali yang direngtakan. Ketika dua pulsa
tersebut bertemu, simpangan tali merupakan jumlah simpanagan dari masing-masing pulsa.”

Apa yang terjadi jika salah satu pulsa tersebut terbalik terhadap pulsa lainnya?

Perhatikan gambar berikut

“Dua pulsa identik dengan simpangan berlawanan akan saling meniadakan ketika keduannya bertemu”

Gelombang Periodik

Gelombang periodik merupakan barisan pulsa yang teratur, satu pulsa diikuti oleh pulsa
lainnya secara berurutan. Gelombang air, gelombang bunyi, dan gelombang cahaya hampir selalu
periodik. Gelombang yang merambat pada tali yang direntangkan mempunyai tampilan yang sama
seperti grafik sin x (atau cos x) sepanjang sumbu-X yang searah dengan kecepatannya. Gelombang
sinusoida merupakan gelombang yang umum karena partikel-partikel zat dalam suatu medium yang
dilewatinya mengalami gerak harmonik sederhana ketika disimpangkan dari posisi kesetimbangannya.
“Sebagain besar gelombang periodik berbentuk sinusoida. Tiap titik pada lintasan gelombang sinusoida
melakukan osilasi harmonik sederhana tegak lurus pada arah rambatan”

Dalam menggambarkan gelombang periodik, kita memanfaatkan tiga besaran yang saling
berhubungan sebagai berikut.

1. Kecepatan gelombang v, yaitu jarak yang ditempuh setiap gelombang tiap satuan waktu
(biasnya per sekon)
2. Panjang gelombang λ, yaitu jarak anatara dua puncak gelombang atau dasar gelombang yang
berturutan.
3. Frekuensi f, yaitu jumlah gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan waktu (biasanya per
sekon)

Satuan frekuensi adalah hertz (Hz), 1 Hz = 1 cps (cps = cycle per second). Untuk frekuensi tinggi,
digunakn satuan berikut.

1 kilohertz = 1KHz = 10³ Hz

1 megahertz = 1 MHz = 10⁶ Hz

1 gigahertz = 1GHz = 10⁹ Hz

Besaran-besaran yang terlibat dalam suatu gerak gelombang harmonik adalah panjang gelombang λ,
frekunsi f atau periode T, dan kecepatan gelombang v. hubungan antara besar-besaran ini dapat
dituliskan sebagai berikut.

λ
V = fλ atau V =
T

Jenis Gelombang

Gelombang pada tali yang direntangkan termasuk jenis gelombang mekanis, yaitu gelombang
yang melibatkan medium yang bergerak, berlawanan dengan gelombang elektromagnetik yang tidak
perlu medium. Jenis gelombang yang banyak dikenal adalah gelombang longitudinal dan gelombang
transversal. Gelombang permukaan, misalnya gelombang permukaan air laut, merupakan gabungan
gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang gempa melibatkan gelombang-
gelombang longitudinal, transversal, dan permukaan.

Gelombang gempa longitudinal dan transversal merambat melalui interior (bagian dalam) kerak
bumi. Dengan menganalisis gelombang-gelombang itu yang mencapai berbagai observatorium, ada
kemungkinan mempelajari stktur interior bumi. Secara khusus, ketidakmampuan gelombang gempa
transversal melalui bagian pusat bumi, sedangkan daerah ini haruslah cair karena gelombang
longitudinal dapat terjadi dalam cairan, sednagkan gelombang transversal tidak dapat terjadi.

Pemantulan dan Transmisi Gelombang

Untuk membahas pantulan dan transmisi gelombang, kita kembali perhatikan gerak pulsa pada
tali yang direntangkan. Ketika pulsa mencapai ujung tali, pulsa itu bisa dipantulkan kembali kearah titik
awalnya. Tergantung pada cara mengikat tali, pulsa terpantul mungkin terbalik atau sama tegak
terhadap pulsa mula-mula. Tentu saja energi pulsa diserap seluruhnya oleh penopang dan pulsa itu
hilang. Jadi, pulsa yang tegak menjadi terbalik karena pemantulan dan sebaliknya. Pemantulan pada
ujung ini dikatakan sebagai pemantulan pada ujung tetap.

“Pulsa Mencapai Ujung Tetap Tali dan Dibalik pada Pemantulan”

“Pulsa Mencapai Ujung Bebas Tali dan Tidak Dibalikan pada Pemantulan”

Jika ujung tali tidak diikat kuat pada tiang, pulsa terpantul tidak terbalik. Jia melihat gambar
diatas menujukan ujung tali diikatkan pada cincin yang bisa bergerak bebas tanpa gesekan naik turun.
Apabil apulsa tiba pada ujung ini,tali bergerak keatas sampai energi kinetiknya diubah menjadi energi
potensial elastik,kemudian ujung tali itu bergerak turun kembali dan mengirimkan pulsa kearah
berlawanan, tetapi tidak terbalik.pemantulan jenis ini dikatakan pemantulan pada ujung bebas.

Jika gelombang yang merambat melalui dua tali yang berbeda dan tersambung satu sama lain:
satu tali ringan (massa persatuan panjang kecil) dan tali lain berat (massa persatuan panjang besar).
Salah satu ujung sambungan ditambatkan pada suatu tiang, sedangkan ujung lainnya disentakan agar
dihasilkan pulsa. Tidak herankan kalau pulsa itu dapat melewati sambungan dari tali pertama ke tali
kedua. Namun demikian, transmisi ini tidak sempurna karena pulsa terpantul juga terlihat pada
sambugan dan bergerak dalam arah berlawanan.
a. Apabila pulsa melewati tali ringan ketali besar, pulsa terpantul dibalikan.
b. Apabila pulsa melewati tali berat ke tali ringan, pulsa terpantul tidak dibalik.

Gelombang Diam

Apabila kita memetik dawai yang dua ujungnya terikat erat, dawai itu akan mulai bergetar
dengan berbagai pola seperti di tunjukan pada gambar di bawah. Gelombanng semacam ini disebut
gelombang diam. Gelombang diam ini bisa dibayangkan sebagai hasil paduan gelombang-gelombang
yang melewati dawai dalam dua arah, dipantulkan pada ujung-ujungnnya, melanjutkan perambatannya
keujung-ujung yang berlawanan, dipantulkan kembali, dan seterusnya.

“Gelombang Diam dalam Tali yang Direntangkan”

Apabila dua gelombang atau lebih dengan sifat sama merambat melalui suatu titik pada waktu
yang sama, pergeseran pada titik itu merupakan jumlah pergeseran-pergeseran sesaat dari
gelombang-gwlombang individual.

Asas superposisi itu berlaku untuk semua jenis gelombang, termasuk gelombang pada tali
yang direntangkan, gelombang bunyi, gelomban air, dan gelombang cahaya. Asas superposisi dapat
menjelaskan terbentuknnya gelombang diam dari dua gelombang yang merambat dalam arah
berlawanan. Gelombang diam terdiri atas simpul-simpul (amplitudo nol) dan perut-perut (amplitudo
maksimum). Pada alat-alat musik berdawai, terjadi pembentukan gelombang diam dengan nada dasar
yang dihasilkan sebagai berikut.

f₁=
1
√ T
2 L m/ L
Keterangan, f adalah nada dasar yang dihasilkan, L adalah panjang dawai,T adalah tegangan dawai,
dan m adalah massa dawai. Sementara itu, nada-nada atasnya adalah

Fn=nf₁ dengan n =2,3,4,....

Dengan f adalah nada atas ke-n.

BUNYI

Karakteristik Bunyi

Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, misalnya gitar yang dipetik, gong yang dipukul,
trompet yang di tiup, dan sebagainya. Sumber bunyi menghasilkan gelombang longitudinal yang
merambat di udara, berupa getaran-getaran udara yang memaksa gendang telinga kita bergetar.

Ada dua aspek penting untuk bunyi bagi pendengar, yaitu keras (loudness) dan titi nada
(pitch), masing-masing berhubungan dengan perasaan dalam alam sadar pendengar. Namun
perasaan subjektif ini berhubungan dengan besaran yang dapat diukur secara fisis. Karena
berhubungan dengan energi dan gelombang bunyi.

Titi nada bunyi ditentukanle frekunsi: makin tinggi frekuensi, makin tinggi pula tinggi nadanya.
Telinga manusia menanggapi frekuensi-frekuensi dalam jangkauan kira-kira 20 Hz sampai kira-kira
20.000 Hz yang disebut jangkauan terdengar (audible range).

Keras bunyi merupakan perasaan subjektif pendengar yang berkaitan besaran terukur yang
disebut intensitas bunyi. Intensitas bunyi berhubungan dengan amplitudo gelombang bunyi. Telinga
manusia dapat mendeteksi intensitas bunyi yang memebentang dari intensitas acuan 10ˉ¹² W/m²
sampai 1 W/m². Intensitas minimum yang dapat didengar bagi manusia secra rata-rata, yang disebut
“ambang pendengaran”, adalah 1₀ = 1,0 x 10ˉ¹²

Rambatan Gelombang Bunyi

Bunyi adalah gelombang longitudinal dan terdiri atas frekuensi tekanan udara (atau medium
lainnya) dalam lintasan gelombang bunyi yang menjadi lebih rapat dan lebih renggang secara
bergantian. Kecepatan bunyi berbeda-beda dlam berbagai zat. Di udaa pada 20 ⁰C dan 1 atm, bunyi
merambat pada kecepatan 343 m/s. Kecepatan ini bertambah sesuai dengan kenaikan temperatur. Di
dalam air pada 20⁰C dan 1 atm, bunyi merambat dengan kecepatan 1440 m/s. Dalam kayu
(mahogany) pada 20⁰C dan 1 atm, bunyi merambat dengan kecepatan 4300 m/s.

Kecepatan bunyi dalam fluida ditentukan oleh

V=
√ B
ρ

Dengan B adalah bluk modulus fluida dan ρ adalah massa jeisnnya.

Kecepatan bunyi dalam zat padat


V=
√ Y
ρ

Dengan Y adalah young modulus atau modulu selastik.

“Gelombang yang dihasilkan oleh benda yang bergerak pada; a.subsonik, b.sonik, c.supersonik”

Interferensi Gelombang Bunyi

1. Instrumen Musik

Gelombang longitudinal juga menujukan gejala interferensi. Gelombang diam yang terjadi
dalam kolam udara melukiskan gejala ini karena gelombang itu dihasilkan oleh interferensi gelombang
bunyi yang bergerak bolak-balik antara ujung-ujungnya.
“(a)gelombang bunyi diam dalam tabung yang terbuka pada kedua ujungnya. (b)gelombang bunyi diam
dalam tabung yang terbuka salah satu ujungnnya dan terutup pada ujung lainnya.”

2. Layangan

Inferensi dua gelombang bunyi yang frekuensinya sedikit berbeda menghasilkan layangan
dengan frekuensi sma dengan selisih frekuensi dua gelombang bunyi tersebut.

Efek Doppler

Efek doppler mengacu pada perubahan titi nada bunyi karena gerak sumber bunyi atau
pendengar. Efek doppler gelombang bunyi dapat dinyatakan sebagai berikut.

Fρ = Fs( VV −Vs
+Vρ
)
Keterangan: fs adalah frekuensi yang dihasilkan sumber, fp adalah frekuensi yang diterima pendengar,
v adalah kecepatan bunyi, Vp adalah kecepatan pendengar, dan Vs adalah kecepatan sumber bunyi.

Perhtikan gambar berikut

“efek doppler terjadi ketika ada gerak relatif antara sumber bunyi dan pendengar”

Intensitas Bunyi

Intensitas didefinisikan sebagai energi yang diangku oleh gelombang per satuan waktu
melewati satu satuan luas. Intensitas gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudonya. Karena
energi persatuan waktu adalah daya, satuan intensitas adlah W/m².

Penerapan Gelombang Bunyi

1. Sonar

Pemantulan gelombang bunyi dapat dilakukan untuk mengukur jarak, misalnaya untuk
mengukur kedalaman laut, lokasi karang, bangkai kapal tenggelam, dan sebagainya. Teknik yang
digunakan disebut sonar (sound navigation ranging).
2. Deru pesawat terbang.

pesawat jet yang berada pada jarak 30 m mempunyai intensitas 100 watt per meter persegi dan tingkat
intensitas 140 dB.jika kita mengabaikan pemantulan oleh permukaan tanah dan bangunan kita dapat
menghitung tingkat intensitasnya pada jarak 300 meter. Menurut perhitungan, intensitas pada jarak ini
adalah 1,0 W/m. Dan tarif intensitasnya 120 dB.
KONSEP DASAR IPA
MODUL 10
OPTIKA

KB I.
CAHAYA
A. Cahaya Dan Sifatnya

B. Pemantulan

Gb. Hukum pemantulan

Pemantulan dibagi menjadi 2 janis, yaitu :


1. Pemantulan teratur : Pemantulan yang terjadi jika bidang
pemantulnya datar dan licin
2. Pemantulan baur : pemantulan yang terjadi jika bidang pemantulnya
merupakan bidang yang kasar dan tidak rata

C. Pembiasan

Pada contoh di atas terlihat sinar datang (i) > sinar bias (r) atau dengan kata lain sinar
bias mendekati garis nornal....terjadi ketika sinar menembus batas bidang dari medium
yang renggang ke medium yang lebih rapat. bila sinar berasal dari sebaliknya yakni dari
medium rapat ke medium yang lebih rengang maka sinar menjauhi garis normal (i < r)
Dari gambar diatas kita memperoleh rumus sbb :

Keterangan :
n : Indeks bias mutlak
c : Laju cahaya dalam ruang hampa ( 3,00 x 108 m/s )
v : Laju cahaya pada suatu medium / zat (m/s)
Contoh soal :
Cahaya datang dari udara menuju medium yang berindeks bias 25. Tentukan kecepatan
cahaya dalam medium tersebut!

Hukum Pembiasan
n1 sin i = n2 sin r’ Keterangan :
n1 : indeks bias medium 1
n2 : indeks bias medium 2
c sin i = c sin r’ atau sin i = v1 i : sudut datang
r’ : sudut bias
c : indeks bias
v1 : laju cahaya dalam medium 1 (m/s)
v2 : laju cahaya dalam medium 2 (m/s)
Contoh soal :
Seberkas cahaya datang dari kaca yang mempunyai indeks bias 1,5 dan masuk kedalam
air yang mempunyai indeks bias 1,33. Apabila sudut datang cahaya sebesar 45 o, maka
tentukan sudut biasnya !

D. Cahaya Sebagai gelombang Elektromagnetik

E. Interferensi Cahaya
Oleh thomas young (1773-1829) yang menggunakan bagan eksperimen yang ditunjukan
dalam gambar 10.15.
F. Polarisasi
Untuk mencari sudut datang yang menghasilkan berkas gelombang cahaya terpantul
menjadi terpolarisasi sempurna, kita menggunakan kenyataan bahwa p + r = 900 dan
hukum snell sehingga
n1 sinp = n2 sinr
n1 sinp = n2 sin (900-p)
oleh karena itu,
sin p = n2
cos p n1

ket : p = sudut
G. Hamburan cahaya : biru langit, warna matahari terbit dan tenggelam

KB II
OPTIK

A. Cermin Steris
1. Cermin Cekung
Sifat-sifat pada cermin cekung :
a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.

b. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan ke titik itu
juga.

Rumus :

1. Rumus pembentukan jarak fokus cermin : f = ½ R atau R = 2 f

2. Rumus pembentukan bayangan : 1/f = 1/So + 1/Si

3. Rumus perbesaran bayangan : M = -(Si/So) = hi/ho

Keterangan:
So = jarak benda ; Si = jarak bayangan ; f = jarak fokus ; hi = tinggi bayangan ; ho =
tinggi benda ; R = jari-jari kelengkungan cermin ; M = Perbesaran linier bayangan

contoh soal

Sebuah benda berada di depan cermin cekung dengan fokus 15 cm. benda diletakan 20
cm di depan cermin cekung, maka jarak bayangan yang terbentuk ke cermin dan
perbesarannya adalah …

2. Cermin cembung
Sifat-sifat pada cermincembung :
a. sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah olah dari fokus
b. sinar datang ke titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
c. Sinar melalui pusat optik tidak dibiaskan.
sifat bayangan cermin cembung: maya, tegak, diperkecil, berada di belakang cermin
Rumus :

1. Rumus pembentukan jarak fokus cermin : f = -½ R atau R = -2 f

2. Rumus pembentukan bayangan : -1/f = 1/So + 1/Si

3. Rumus perbesaran bayangan : -M = -(Si/So) = hi/ho

B. Lensa
Rumus : 1 = (n-1) 1 + 1
f R1 R2
Ket :
f : jarak focus
n : indeks bias
R1 : jari-jari 1
R2 : jari-jari 2

Contoh soal :
Sebuah lensa konfeks tipis mempunyai jari-jari kelengkungan R1 = 50 cm dan R2 = 15
cm indeks bias nk = 1,5 . lensa tersebut dimasukan kedalam air yang mempunyai indeks
bias na = 1,3 hitunglah jarak focus lensa ketika berada dalam air?

C. Alat Optik
1. Mata
2. Mikroskop
Perbesaran lensa objektif
Mob = h’ob = -s’ob
hob sob
perbesaran lensa okuler
Mok= Sn
fok

Anda mungkin juga menyukai