Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Kelekatan

Orang Tua dengan Anak


dalam Kasus Cyberbullying
Ihsan Baihaqi Restu Utami
I2501231025 I2501231026
Cyberbullying
Cyberbullying adalah tindakan yang melibatkan
penggunaan teknologi digital, seperti internet dan
media sosial, untuk melakukan pelecehan, intimidasi,
atau gangguan terhadap orang lain. Ini adalah bentuk
perundungan yang dilakukan secara online dan dapat
memiliki dampak emosional, psikologis, dan sosial
yang serius pada korban.

Kasus cyberbullying pada anak adalah salah satu


perhatian utama dalam dunia digital saat ini. Anak-anak
dan remaja lebih rentan terhadap cyberbullying karena
mereka sering terlibat dalam aktivitas online dan
mungkin kurang berpengalaman dalam menghadapi
situasi ini.
Mengapa Anak Menjadi Pelaku Cyberbullying?
Cyberbullying terjadi karena Hubungan antara orang tua dan anak
kurangnya rasa menghormati merupakan hubungan pertama yang
dan menghargai orang lain, dimiliki seorang anak dan dapat
serta kurangnya nilai-nilai berpengaruh besar terhadap
moral yang bertentangan perkembanga anak.
dengan penyimpangan yang
dimiliki oleh anak. Orang tua memiliki kontribusi besar
dalam sistem pengasuhan pada
Cyberbullying merupakan anak terhadap cyberbullying. Gaya
salah satu bentuk dari perilaku pengasuhan yang mengontrol
agresif. Agresivitas dapat sekaligus gaya mediasi internet yang
berkembang dari keluarga, tidak konsisten dikaitkan dengan
tetapi keluarga juga dapat prevalensi anak yang lebih tinggi
menekan perilaku agresif keterlibatan dalam cyberbullying
pada anak. sebagai pelaku.
Ikatan Keluarga dalam
Kasus Cyberbullying
Perilaku cyberbullying pada anak
juga tidak bisa dilepaskan dari
ikatan antara keluarga terutama
orang tua, pendidik dan teman
sebaya.

Pelaku cyberbullying memiliki


kelekatan yang lemah dengan
orang tua.

Kelekatan berkaitan dengan


kepedulian, kepekaan serta koneksi
psikologis dan emosional yang
dirasakan anak terhadap orang tua
atau anggota keluarga lainnya.
John Bowlby, menyoroti pentingnya ikatan
Sekilas Tentang emosional yang terbentuk antara individu, terutama
anak-anak, dan figur perawatan utama dalam
Teori Attachment keluarga. Ikatan ini membentuk dasar keamanan
John Bowlby emosional dan kenyamanan anak dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.

Menurut Bowlby dalam landasan Teori Attachment


(Teori Ikatan), anak yang merasa aman dalam
ikatan mereka dengan anggota keluarga lainnya
cenderung memiliki interaksi yang lebih positif dan
sehat dalam keluarga.

Teori ini mengidentifikasi beberapa tipe attachment:


Secure attachment
Anxious-preoccupied attachment
Avoidant attachment
Disorganized attachment
Hubungan Kelekatan Orang Tua dan Anak Cyberbullying
Anak yang mengalami kelekatan yang aman memiliki kesehatan sosial, emosional,
kognitif, dan motivasi yang tinggi. Sebaliknya anak yang mengalami kelekatan
yang tidak aman kurang memiliki kesehatan sosial, sosial, kognitif, dan motivasi
yang rendah.

Anak yang ketika masih bayi memperoleh kelekatan yang aman (secure
attachment) dengan orang tuanya, saat memasuki usia kanak-kanak ia menjadi
lebih mandiri dan percaya diri, mampu menyesuaikan diri dengan teman-teman
sebaya dan guru, mampu berkonsentrasi, rasa ingin tahu yang tinggi dan motivasi
di sekolah, serta memiliki kemampuan problem solving yang tinggi.

Sementara anak yang mengalami gangguan kelekatan (insecure attachment)


cenderung mengalami masalah dalam perkembangan dan penyesuaiannya,
keterampilan sosialnya buruk. Misal menarik diri atau agresif, keterampilan
berkomunikasinya buruk tidak responsif, mudah terganggu, kurang rasa ingin tahu,
dan motivasi berprestasinya kurang.
Fakta bahwa anak yang memiliki pola
insecure attachment dengan orang
tua dimasa kanak-kanak menunjukkan
ketidakmampuan menjalin hubungan
dengan teman sebaya, memiliki sedikit
teman dan menunjukkan perilaku
menyimpang, misalnya cyberbullying.
Orang Tua Harus Apa?
Orang tua berperan penting dalam membentuk tingkah laku anak, orang tua
diharapkan dapat membentuk kelekatan yang positif, bentuk kelekatan yang dapat
diberikan kepada anak adalah pemahaman, pengertian, memberikan kesempatan
dalam mengambil keputusan, memberikan dukungan emosional, dan menghargai
pendapat anak.

Dukungan emosional akan bisa dilakukan apabila orang tua dan anak telah
merasa nyaman mengungkapkan kondisi perasaan mereka satu sama lain, oleh
karena itulah para orang tua harus bisa mendukung munculnya keterbukaan
perasaan di dalam keluarga.

Misalnya beri respon yang positif, hindari untuk mengkritik saat anak mengajukan
pendapatnya. Hal itu jauh lebih baik dan akan membuat anak merasa mendapat-
kan apresiasi sehingga terjadi keterbukaan antara orang tua dan anak.
Tips untuk Orang Tua dalam Kasus Cyberbullying
Pentingnya Pendidikan Digital: Orang tua dan pengasuh perlu
mendidik anak-anak mereka tentang etika online, menjelaskan
bahaya cyberbullying, dan memberikan pedoman tentang cara
bersikap yang aman dan bijaksana di dunia digital.

Komunikasi Terbuka: Orang tua harus membangun komunikasi


terbuka dengan anak-anak mereka sehingga mereka merasa
nyaman berbicara tentang pengalaman online mereka.
Anak-anak harus tahu bahwa mereka dapat melaporkan kasus
cyberbullying kepada orang tua atau penjaga mereka.

Pantau Aktivitas Online: Orang tua dan pengasuh perlu secara rutin
memantau aktivitas online anak-anak mereka. Ini termasuk
melihat pesan teks, media sosial, dan konten online yang mereka
akses.
Tips untuk Orang Tua dalam Kasus Cyberbullying
Perlindungan Privasi: Pastikan anak-anak memahami pentingnya
menjaga privasi mereka secara online. Mereka tidak boleh
membagikan informasi pribadi yang sensitif dengan orang asing
atau di tempat-tempat yang tidak aman.

Penggunaan Alat Kontrol Orang Tua: Banyak platform dan


perangkat memiliki alat kontrol orang tua yang dapat membantu
mengawasi dan mengontrol aktivitas online anak-anak.
Manfaatkan alat-alat ini sebaik mungkin.

Pendidikan Empati: Ajarkan anak-anak Anda untuk berempati dan


berbicara dengan hormat terhadap orang lain dalam komunikasi
online. Mereka harus memahami bahwa kata-kata online dapat
memiliki dampak yang sama seperti kata-kata di dunia nyata.
Tips untuk Orang Tua dalam Kasus Cyberbullying
Mengenal Tanda-tanda: Anak-anak harus diajari untuk mengenali
tanda-tanda cyberbullying, seperti perubahan perilaku atau
perasaan, penarikan diri dari aktivitas online, atau perubahan
dalam kinerja sekolah.

Melaporkan Kejadian: Anak-anak perlu tahu cara melaporkan


kasus cyberbullying kepada pihak berwenang, sekolah, atau
platform media sosial yang bersangkutan.

Dukungan Emosional: Jika anak Anda menjadi korban


cyberbullying, berikan dukungan emosional yang kuat. Dengarkan
mereka, berikan dukungan, dan pertimbangkan untuk mencari
bantuan dari profesional jika diperlukan.
Tips untuk Orang Tua dalam Kasus Cyberbullying
Kolaborasi dengan Sekolah: Orang tua dapat bekerja sama
dengan sekolah anak-anak untuk mengatasi kasus cyberbullying.
Sekolah biasanya memiliki kebijakan dan program anti-bullying
yang dapat membantu menangani masalah ini.

Kolaborasi antar Pihak: Pencegahan cyberbullying pada anak


membutuhkan peran aktif dari orang tua, pengasuh, dan
komunitas secara keseluruhan. Dengan mendidik anak-anak
tentang bahaya cyberbullying dan memberikan dukungan yang
kuat, kita dapat membantu melindungi mereka dari pengalaman
yang merugikan secara emosional dan psikologis.
Daftar Pustaka Jurnal Internasional
Alexandra Iwanski, et al. 2022. A Family Systems Perspective on Attachment Security and
Dependency to Mother and Father in Preschool: Differential and Reciprocal Effects on
Children’s Emotional and Behavioral Problems. Brainsci | www.mdpi.com

Jude Cassidy, et al. 2013 University of California, DavisContributions of Attachment Theory and
Research: A Framework for Future Research, Translation, and Policy. NIH Public Access.

Marcantonio Gagliardi. 2021. How Our Caregivers Shape Who We Are: The Seven Dimensions of
Attachment at the Core of Personality. Frontiers in Psychology | www.frontiersin.org

Monica Sood, et al. 2022. How Does Insecure Attachment Lead to Paranoia? A Systematic
Critical Review of Cognitive, Affective, and Behavioural Mechanisms. School of Psychology,
University of Southampton, UK.

Yoo Rha Hong, MD, et al. 2012. Impact of Attachment, Temperament and Parenting on Human
Development. Department of Pediatrics, Kosin University College of Medicine, Busan, Korea.
Daftar Pustaka Jurnal Nasional
Asma Zakiyyah, et al. 2022. Pengaruh Kelekatan Remaja-orangtua, Harga Diri, dan Kontrol Diri
Terhadap Penggunaan Internet Bermasalah Pada Remaja. Institut Pertanian Bogor.

Raihan ‘Ainun Hasanah, et al. 2021. Investigasi Online Resilience Remaja: Eksplanasi Peranan
Karakteristik Remaja, Karakteristik Keluarga, Kelekatan Remaja-orang Tua, Regulasi Emosi,
dan Hubungan Persahabatan. Institut Pertanian Bogor.

Rika Hardani, et al. 2017. Kelekatan Anak Dengan Ibu dan Ayah Serta Perilaku Pornografi Pada
Anak Usia SMP. Institut Pertanian Bogor.

Sriyanti Rahmatunnisa. 2019. Kelekatan Antara Anak dan Orang Tua dengan Kemampuan
Sosial. PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Wihelmina Fitriani, et al. 2016. Pengaruh Kelekatan Remaja dengan Ibu, Ayah, dan Teman
Sebaya Terhadap Kenakalan Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II
Bandung. Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai