Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENELITIAN

STRATEGI PERENCANAAN PENGEMBANGAN DAN


PENGELOLAAN POTENSI PARIWISATA DI
KAMPUNG TOPENG , Kel.TLOGOWARU , KOTA MALANG
Untuk memenuhi tugas projek mata pelajaran Geografi yang dibina
oleh Ibu Ferliana Ariyanti M.Pd

Disusun oleh :

Alfa Yuniar Nur Ilmah ( 05 )


Shalmadinah Safitri ( 28 )

GEOGRAFI
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (3)
SMA NEGERI 2 MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul
“ STRATEGI PERENCANAAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN
POTENSI PARIWISATA DI KAMPUNG TOPENG , Kel.TLOGOWARU ,
KOTA MALANG “ .

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Ferliana Ariyanti M.Pd yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, ahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Malang, April 2021

Tim Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Halaman Judul
Kata Pengantar

BAB I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Manfaat Penelitian
1.4. Tujuan Penelitian

BAB II : Gambaran Umum Objek


2.1. Sejarah Kampung Topeng
2.2. Tujuan Didirikan
2.3. Letak Geografis

BAB III : Metode Penelitian


3.1. Jenis Penelitian
3.2. Ruang Lingkup Penelitian
3.3. Teknik Pengambilan Data

BAB IV : Strategi Pengembangan Analisis Swot


4.1. Strategi STRENGTH
4.2. Strategi WEAKNESS
4.3. Strategi OPPORTUNITY
4.4. Strategi THREAT

BAB V : Hasil Penelitian


5.1. Hasil Penelitian
5.2. Saran
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3. Letak Geografis Kampung Topeng


BAB I :
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Malang terkenal akan Keindahan dan Kreativitas Masyarakatnya dalam


membangun dan mengembangkan sektor pariwisata , maka tak heran , jika
perekonomian Kota Malang sangat tinggi karena ditunjang oleh Sektor Pariwisata nya .
Untuk Itu , bebarapa daerah di Kota Malang berlomba – lomba untuk mengembangkan
pariwisata di daerah mereka seperti Kelurahan Jodipan terdapat Kampung warna –
warna , Kampung 3D dan Kampung Biru Arema , lalu daerah Dinoyo terdapat
Kampung Keramik , Daerah Kayutangan terdapat Kampung Heritage , Dan lain – lain .
Namun , masih banyak daerah atau kampung yang dapat dikatakan sebagai kampung
dengan perekonomian rendah atau banyak gelandangan , pengemis dan pengangguran .
Demi mengentaskan angka gelandangan dan pengemis yang jumlahnya mencapai
belasan ribu di Indonesia, khususnya di Kota Malang, Strategi yang dilakukan pihak
pemerintah melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI)
mencanangkan sebuah program yang bernama program “DESAKU MENANTI”
sebagai salah satu bentuk penanganan masalah gelandangan dan pengemis tersebut
(Kementerian Sosial RI, 2014). Definisi program Desaku Menanti adalah sebuah
program rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis yang dilakukan secara terpadu
dan berbasis desa (Kementerian Sosial RI, 2014). Yang mana terdapat 40 Kartu
Keluarga 1(KK) akan dimasukkan dalam program Desaku Menanti, diiharapkan mereka
tidak lagi turun ke jalan untuk mengamen, mengemis, maupun memulung .
Dengan berjalannya progam Desaku Menanti, juga terdapat fenomena-fenomena
dan permasalahan yang muncul. Saat ini Malang sedang ramai kampung wisata, dan
Desaku Menanti menjadi sebuah kampung wisata 1000 topeng, karena itu di Desaku
Menanti ini dikembangkan juga dengan membuat kampung wisata Topeng. Oleh karena
itu, dengan hadirnya kampung wisata 1000 Topeng, diharapkan dapat menghidupkan
juga ekonomi warga sekitar.
Diantaranya yaitu memberdayakan kaum pria untuk membuat parkiran, memberikan
karcis bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke kampung wisata 1000 topeng
tersebut,dan memberikan biaya sebesar seribu rupiah untuk penguntuk yang ingin ke
toilet, hal tersebut dilakukan oleh eks gelandangan dan pengemis yang sekarang
menjadi warga bina sosial tersebut untuk menambah penghasilan sehari-hari mereka
agar tidak mencari penghasilan di jalanan .

Pemda setempat melalui Dinas Sosial terus berupaya mengembangkan desa wisata
ini, ada kerjasama dengan komunitas-komunitas yang ada di Kota Malang untuk
mempercepat publikasi kampung wisata ini. Komunitas yang bermitra diantaranya,
Malang Struddle, Amazing Malang, Lingkar Malang dan lain-lain.Selain itu ada
program CSR yang ikut membantu, yaitu dari Ikatan Akuntan Indonesia, BNI, dan
BRI.Dan masih banyak strategi pengembangan lain yang dapat kita lakukan agar wisata
kampung topeng dapat menjadi wisata favorit dan terkenal di Kota Malang . Dengan
metode analisis SWOT .

1.2. Rumusan Masalah


 Bagaimana Kekuatan ( Strength ) dalam STRATEGI PERENCANAAN
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN POTENSI PARIWISATA DI
KAMPUNG TOPENG , Kel.TLOGOWARU , KOTA MALANG ?
 Apa Kelemahan ( Weakness ) yang ada dalam STRATEGI
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN POTENSI
PARIWISATA DI KAMPUNG TOPENG , Kel.TLOGOWARU , KOTA
MALANG ?
 Bagaimana Kesempatan ( Opportunity ) yang dapat kita ambil dalam
STRATEGI PERENCANAAN PENGEMBANGAN DAN
PENGELOLAAN POTENSI PARIWISATA DI KAMPUNG TOPENG ,
Kel.TLOGOWARU , KOTA MALANG ?
 Apa Ancaman ( Threat ) yang didapatkan ketika melakukan STRATEGI
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN POTENSI
PARIWISATA DI KAMPUNG TOPENG , Kel.TLOGOWARU , KOTA
MALANG ?
1.3. Manfaat Penelitian
Agar Strategi pengembangan dan pengelolaan potensi pariwisata di Kampung
Topeng di Kota Malang dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang telah
ditentukan . Dan permasalahan awal yang ada di Kampung ini dapat diberantas dengan
baik dan efektif agar tidak muncul Kembali .

1.4. Tujuan Penelitian


Untuk menentukan Strategi pengembangan dan pengelolaan potensi pariwisata di
Kampung Topeng dengan menggunakan metode Analisis SWOT agar pengembangan
berjalan dengan baik .
BAB II :
GAMBARAN UMUM OBJEK

2.1. Sejarah
Kampung Topeng diresmikan pada tanggal 14 Februari 2017 oleh Walikota Kota
Malang, Moch. Anton. Pendirian Kampung Topeng dilatar belakangi oleh peningkatan
kualitas hidup masyarakat khususnya pengemis dan pengamen yang ditampung oleh
Dinas Sosial sebelumnya. Dari para pengemis dan pengamen yang ditampung oleh
Dinas Sosial diberikanlah pelatihan untuk menjadikannya Sumber Daya manusia yang
mampu menghasilkan topeng berkualitas untuk Kampung Topeng, dan mereka akan
dipekerjakan layaknya khalayak umum yang berhasil menghasilkan sebuah karya,
sehingga para pengemis dan pengamen ini mampu bersaing dengan para pelaku usaha
lainnya dan juga mampu kembali ke masyarakat tanpa perlu mengemis dan emngamen
lagi. Hal ini menjadi tujuan utama Dinas Sosial dalam melakukan pembinaan terhadap
mereka yang dahulunya memilih untuk mengemis dan mengamen dalam mencari uang
nafkah, ppembinaan yang dilakukan pun mampu menghasilkan sebuah Kampung
Topeng ini, yang notabene hasil karya masyarakat setempat sendiri.
Dengan jumlah penghuni terdiri dari 36 Kepala Keluarga, 128 jiwa dan masih akan
terus berkembang, para penghuni menempati sejumlah 40 rumah dengan tanah yang
telah disediakan sebelumnya. Kampung Topeng hanya memiliki 1 orang koordinator
yang bertingkat RT, bernama Bapak Adi Sudarso. Dan terkadang kampung topeng
dikunjungi oleh pihak Dinas Sosial yang diwakilkan oleh Ibu Indra Sari Citowati, dan
dikunjungi juga oleh Ketua Pelaksana Kampung Topeng, Bapak Nunang, demi
mengawasi aktivitas dan perkembangan Kampung Topeng. Pengawasan ini rutin
dilaksanakan dengan tujuan untuk memantau perkembangan Kampung Topeng sesuai
dengan semestinya, agar tidak terjadi penyelewengan dan kembalinya warga kampong
topeng ke jalan yang dahulu menjadi pengemis dan pengamen, selaku pengawas
Kampung Topeng, Bapak Nunang dan Ibu Indra Sari Citowati juga memberikan banyak
masukan serta ilmu kepada para pelaku usaha di Kampung Topeng, sehingga mampu
menjalin hubungan yang harmonis di kampong Topeng tersebut.
Kampung Topeng ini didirikan untuk mengubah pola pikir ekonomi para penghuni
Kampung Topeng, yang sebelumnya merupakan pengemis dan pengamen yang
ditampung di Dinas Sosial, namun sebelumnya telah diseleksi oleh Dinas Sosial
berdasarkan minat dan kemampuannya. Sehingga hal ini mampu memberikan
kesempatan kepada semua pihak untuk mengembangkan minat dan potensi mereka, hal
ini sejalan dengan visi dan misi Kota malang yang notabene ngin memberikan
kesehjateraan dan juga lapangan pekerjaan kepada seluruh masyarakatnya, sehingga
mampu mengurangi tingkat pengangguran dan juga kemiskiman di Kota Malang.
Pada awal berdirinya Kampung Topeng, Bapak Nunang selaku ketua pelaksana
menyatakan bahwa banyak rintangan yang ditemui, mengingat lokasi yang tidak
strategis dan infrastruktur yang susah diakses, namun seiring berjalannya waktu,
Kampung Topeng menerima berbagai bantuan dan sumbangan dari berbagai badan dan
organisasi selama pembentukannya, hingga diresmikanlah Kampung Topeng ini pada
tanggal 14 februari 2017. Sebagai seorang pionir Kampung Topeng, Bapak nunang
tentunya mampu menjalankan perannya sebagai ketua pelaksana dengan sangat baik,
sehingga mampu mengembangkan kampong topeng menjadi lebih bersahaja dan
sejahtera, berbagai perubahan telah dilakukan Bapak Nunang untuk menopang
Kampung Topeng sehingga seperti yang telah terjadi pada tahun 2017 Kampung
Topeng pun diresmikan dan mampu menciptakan berbagai lapangan pekerjaan sehingga
membantu banyak pihak.

2.2. Tujuan Didirikan


Kampung Topeng memiliki tujuan sebagai sarana untuk mengubah pola pikir para
pengemis dan pengamen, demi mendapatkan mata pencaharian yang layak dan pantas.
Demi memenuhi tujuan tersebut, pihak Dinas Sosial juga melatih para penghuni untuk
membuat dan menjual kreasinya, walaupun saat ini rata-rata penghuni hanya
menyediakan kreasi berupa kuliner, topeng, serta jasa parkir seikhlasnya. Tujuan ini
dilaksanakan atas dasar pemberdayaan masyarakat, di kota Malang masyarakat masih
cenderung susah mendapatkan kesempatan berkreasi, di kampong Topeng inilah mereka
dilatih dan diberikan fasilitas untuk mengebangkan minat dan potensi mereka di bidang
seni topeng.
Sehingga mampu menciptakan berbagai lapangan pekerjaan serta menjadi sumber
kehidupan masyarakat setempatnya.Tujuan lain didirikannya Kampung Topeng ini
adalah untuk melestarikan budaya Topeng Malangan

2.3. Letak

Geografis

Gambar 2.3. letak geografis kampung topeng

Kampung Topeng, atau bisa disebut juga dengan nama lainnya, Desaku Menanti,
terletak di Dusun Baran, RT 04/ RW 07, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan
Kedungkandang, Kota Malang. Dari jalan raya terdekat, yaitu Jl. Mayjend Sungkono,
terhitung jarak sekitar kurang lebih 5 kilometer. Akses jalan dapat dibilang sulit,
mengingat kondisi jalan yang sempit, berlubang, dan cukup padat dikarenakan oleh
aktivitas masyarakat yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani dan
peternak.
BAB III :
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini , Tim menggunakan Jenis Penelitian Deskriptif karena di
dalamnya akan menjelaskan tentang mulai awal berdirinya kampung topeng sampai
pada Strategi yang akan dikembangkan menggunakan analisis SWOT untuk
meningkatkan potensi pariwisata di Kampung Topeng , Kota Malang . Lalu juga
terdapat beberapa data dan fakta yang mendukung terbentuknya Strategi pengembangan
.

3.2. Ruang Lingkup Penelitian


Kampung Topeng Malang ( Dusun Baran, RT 04/ RW 07, Kelurahan Tlogowaru,
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang )

3.3. Teknik Pengambilan Data


Penelitian ini menggunakan metode observasi ( karena kita hanya mengamati
penelitian ini dari video youtube dan website yang valid karena kita tidak terjun
langsung ke lapangan ) dan Studi Pustaka ( Kita melakukan metode studi pustaka dari
makalah tentang kampung topeng dan terdapat beberapa website informais kampung
topeng ) .

Jenis Data yang kami gunakan adalah Data Sekunder karena kita banyak melakukan
penelitian tidak terjun langsung ke lapangan melainkan melalui beberapa perantara .
BAB IV :
STRATEGI PENGEMBANGAN ANALISIS SWOT

4.1 Strategi STRENGTH

a. Nilai Kebudayaan yang dapat mengedukasi


Kekuatan yang terdapat dalam kampung topeng ini karena adanya nilai nilai budaya
dalam kampung topeng tersebut . Di dalamnya terdapat fasilitas seperti mengajarkan
beberapa ilmu tentang jenis jenis topeng malangan yang dipandu oleh pemandu wisata
ahli budaya lalu juga terdapat cara pembuatan topeng malangan dan belajar tari topeng .
dan pastinya wisata ini cocok untuk kalangan usia agar melestarikan nilai nilai budaya
yang hamper hilang ini .

b. Lingkungan yang Asri


Untuk mengembangkan pengelolaan , meskipun berada di dalam desa namun
mereka memanfaatkan potensi alam yang ada untuk memperindah fasilitas yang ada
sehingga menarik minat masyarakat untuk mengunjungi kampung tersebut dan
mempublikasikannya ke sosial media karena keindahan lokasinya .

c. Fasilitas Menarik
Selain mengajarkan nilai kesenian pada masyarakat , Kampung topeng ini juga
memiliki fasilitas menarik lainnya yaitu beruapa wahana yaitu Flying Fox , Omah
Topeng ( Souvenir dan Pembuatan Topeng malangan ) , Spot Foto , dan
masih banyak lagi

d. Dukungan Banyak Pihak


Eksistensi Topeng Malangan di kota Malang sendiri masih kurang, dalam artian
belum banyak orang yang mengenal keberadaan Topeng Malangan. Bahkan di kalangan
orang Malang sekalipun, karya Topeng Malangan tidaklah setenar keripik tempe atau
apel Batu. Namun, banyak orang yang memberi perhatian akan hal ini. Khususnya di
kalangan akademisi, beberapa penelitian yang bertemakan Topeng Malangan cukup
banyak ditemukan. Para pengusaha yang mau menanamkan modal dalam pembuatan
topeng pernah ada, meskipun tidak banyak. Peran budayawan dalam melestarikan
Topeng Malangan juga tidak perlu diragukan lagi. Melalui koleksi serta pemahaman
akan setiap karakter Topeng Malangan yang mengandung filosofi tinggi, serta beberapa
aktivitas pameran yang digelar atau sekedar tari penyambutan Topeng Malangan, sudah
mengangkat keberadaan akan Topeng Malangan. Saat ini, banyak restoran yang sengaja
menggelar atraksi tari Topeng Malangan untuk menarik pengunjungnya. Selain
menikmati seni tari, pengunjung juga bisa membeli langsung karya seni Topeng
Malangan. Bahkan, beberapa hotel di Malang sudah melengkapi desain interior dengan
nuansa Topeng Malangan. Hal ini menunjukkan kegiatan pelestarian budaya Topeng
Malangan masih berlangsung sampai saat in

4.2 Strategi WEAKNESS

a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia atau Pengrajin


Zaman Sekarang banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi pekerja modern
karena apabila menjadi pengrajin topeng masyarakat belum pasti mendapat penghasilan
yang lebih karena minat masyarakat terhadap budaya sendiripun juga masih kurang
ditambah lagi tidak semua orang bisa berprofesi menjadi pengrajin topeng bisa jadi
kualitas yang dihasilkan pun juga berbeda – beda dan menimbulkan toko kerajinan di
kampung topeng yang seharusnya ramai pembeli untuk mengajarkan kesenian pada
masyarakat menjadi sepi peminat .

b. Terbatasnya Modal dan Jaringan Pemasaran


Dikarenakan Kampung tersebut Sebagian besar belum dikelola oleh generasi muda dan
mayoritas adalah eks rakyat menengah ke bawah jadi hampir belum mengikuti seiring
dengan perkembangan zaman yang menjadikan mereka tidak dapat memasarkan produk
topeng yang mereka buat lalu modal yang digunakan sangat terbatas dan dalam jumlah
yang besar mengakibatkan mereka tidak bisa membuat kerajinan dengan kualitas
tinggi .

4.3 Strategi Opportunity

a. Meningkatkan perekonomian masyarakat


Karena termasuk ke dalam sector pariwisata yang unik otomatis perekonomian di
Desa tersebut semakin meningkat . Masyarakat memanfaatkan potensi tersebut dengan
berdagang di daerah kampung topeng yang ramai pengunjungnya .

b. Kearifan Lokal/Kebijakan Pemerintah


Topeng Malangan memiliki peluang besar untuk menjadi ikon budaya Malang.
Konsekuensinya, Topeng Malangan akan menjadi tema/motif bagi berbagai jenis
produk. Walaupun faktanya, sejak tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Malang bisa
dianggap tidak lagi secara penuh memperhatikan perkembangan seni, kerajinan dan
industri Topeng Malangan. Namun, berdasarkan diskusi dengan Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Malang, ada rencana Pemerintah Kabupaten Malang untuk
kembali memberi perhatian penuh kepada industri kerajinan Topeng Malangan.

c. Kurangnya Pesaing
Topeng Malangan adalah karya seni yang tinggi dengan detail pengerjaan yang
rumit, dapat dikatakan bahwa produk ini hamper kurang pesaing. Tidak banyak orang
yang memproduksi Topeng Malangan serta tidak banyak juga orang yang membelinya.
Topeng Malangan bukanlah kebutuhan primer yang wajib dipenuhi melainkan sebuah
karya seni yang bernilai tinggi dan hanya orang-orang di kalangan tertentu yang
berminat untuk membeli. Banyak orang membeli Topeng Malangan dan merasa puas
karena bisa merasakan keindahan di setiap ukirannya
d. Pengembangan Industri Topeng Malangan yang Terintegrasi
Dari penjabaran berbagai macam peluang bagi pengembangan industri Topeng
Malangan semuanya mendukung pengembangan sentra industri Topeng Malangan yang
komprehensif dan terintegrasi. Sebenarnya pengembangan sentra industri ini bukanlah
sebuah proyek angan-angan belaka sebab faktanya sejak tahun 1982 pemerintah sudah
mulai membina dan membangun sebuah kawasan yang diklaim sebagai “desa
kerajinan” di dusun Kedungmonggo, Pakisaji. Walaupun pada kenyataaannya saat ini,
kawasan ini terbengkalai, namun dengan potensi yang dimilikinya termasuk akses
transportasi yang cukup baik untuk sebuah kawasan industri kerajinan maupun wisata,
kawasan ini bisa dijadikan sebuah rintisan sentra industri Topeng Malangan. Sekaligus
sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam maupun di sekitar
kawasan ini.

4.4 Strategi THREAT

a. Kepunahan Seni dan Tradisi Topeng Malangan


Topeng Malangan yang semakin lama ditinggalkan dan bisa saja hanya menjadi
sebuah nama. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat menyiasati kondisi ini yang tentu
saja semua tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi kita,
masyarakat yang peduli dan mau mempedulikan nasib kesenian Topeng Malangan agar
tidak menjadi fatamorgana.

b. Dukungan Pemerintah yang tidak Terorganisasi dengan Baik


Saat pemerintah memiliki program, pengrajin benar - benar didukung. Sayangnya,
selama ini program hanya untuk kepentingan sesaat seperti pameran budaya, mengisi
acara pemerintahan, dan belum ada program semacam pendampingan secara
berkelanjutan agar keberadaan pengrajin Topeng Malangan lebih stabil. Kepentingan
pemerintah pun terkadang tumpang tindih. Dalam artian, kurang terkoordinasi dengan
baik antara pemerintah daerah, dinas perindustrian, dinas pendidikan ataupun dinas
pariwisata.
c. Adanya Ancaman Pihak Ketiga
Munculnya beberapa pihak yang mengaku sebagai Event Organizer (EO) yang
sebenarnya tidak tahu persis bagaimana cara pembuatan Topeng Malangan namun
mereka mengambil keuntungan dari produk hasil kerajinan Topeng Malangan maupun
wisata seni dan industrinya. Bahkan ironinya, mereka bisa mengambil keuntungan
hampir 100% dari harga pokok sebuah Topeng Malangan . Hingga saat ini, kehadiran
EO tersebut hanya sebatas bila ada permintaan. Pihak pengrajin pun hanya sebatas
menerima pesanan dan kemudian menyetorkan ke pihak EO.
d. Belum Terbukanya pemikiran masyarakat
Kampung Topeng ini sebelumnya merupakan kampung dengan pemukiman kumuh
dan masyarakat menengah ke bawah . hingga akhirnya disulap menjadi kampung topeng
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat namun faktanya , maish banyak warga
desa tersebut yang masih menjadi gelandangan , pengemis , dan lain – lain karena
pemikiran mereka belum terbuka .
BAB V :
HASIL PEMBAHASAN

5.1. Hasil
Setelah menganalisa Strategi pengembangan kampung topeng dengan metode
analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa Kampung Topeng ini masih kurang
mengembangkan potensi wisata yang ada dan masih banyak pemikiran masyarakat yang
belum bisa menginovasikan kampung ini sehingga kurang terealisasi dengan baik .
Namun , jika dilihat dari sisi positifnya menjadikan malang sebagai objek wisata karena
di kampung topeng ini juga termasuk destinasi wisata yang trending di sosial media
akan keindahan lokasinya .

5.2 Saran
Agar Strategi Pengembangan dapat berjalan dengan baik ada baiknya untuk
melakukan penelitian terjun langsung ke lapangan untuk mempermudah memperoleh
fakta yang ada dan pengembangan kampung wisata tersebut berjalan dengan baik .
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Marshal , Hafyz ( 2018 ) “ Kampung Topeng Jadi Wisata Terunik di Kota Malang “
diakses pada 1 Juni 2021 dari https://kataindonesia.com/wisata-kampung-topeng-jadi-
tempat-wisata-terunik-di-kota-malang/

Hubungan Internasional , Mahasiswa UB ( 2017 ) “INDUSTRI KREATIF ATAU


KOTA DIGITAL: KAMPUNG TOPENG “ diakses pada 1 Juni 2021 dari
https://www.academia.edu/33428453/Riset_GDL_IHI_4_HI_Inggris_Kampung_Topen
g_docx?auto=download

KSM Tour “Kampung


Topeng Sajikan
Keunikan Tersendiri
di Malang Jawa
Timur“ diakses
pada 1 Juni 2021 dari
https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/jawa-timur/kampung-topeng-sajikan-
keunikan-tersendiri.html

Arifin , Zainul ( 2018 ) “Kampung Topeng, Andalan Baru Wisata di Kota Malang “
diakses pada 1 Juni 2021 dari
https://www.liputan6.com/regional/read/3237837/kampung-topeng-andalan-baru-
wisata-di-kota-malang

Yulianto , Agus ( 2018 ) “ Kampung Topeng Harapan Baru Eks 'Gepeng' “ diakses pada
1 Juni 2021 dari https://nasional.republika.co.id/berita/p657xz396/kampung-topeng-
harapan-baru-eks-gepeng

Malang Strudel ( 2018 ) “ Flying Fox, Ayunan Angin, Spot Foto, Banyak yang baru di
Kampung Topeng Malang” diakses pada 1 Juni 2021 dari https://youtu.be/julxijgTkyM

Anda mungkin juga menyukai