PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
NINDA MEI DIANA
NIM 180711638547
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................10
1.3 Tujuan......................................................................................................13
1.4 Manfaat....................................................................................................13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................15
BAB III
METODE PENELITIAN.......................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Penelitian ini tidak hanya memberikan manfaat teoritis maupun
manfaat praktis, tetapi juga memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan langkah awal bagi peneliti untuk
menyusun skripsi sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1. Selain
itu, penelitian ini juga digunakan sebagai sarana untuk memperkaya
wawasan dan pengetahuan, serta dapat digunakan sebagai rujukan untuk
penelitian selajutnya.
2. Bagi Program Studi PPKn
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dan tambahan informasi bagi para mahasiswa maupun bagi
para dosen program studi PPKn. Di samping itu, penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai referensi untuk menyusun karya tulis lainnya.
3. Bagi Pemerintah Desa Parakan
Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi terhadap strategi pemberdayaan dan dapat memberikan
tambahan informasi bagi Pemerintah Desa Parakan supaya lebih
meningkatkan lagi program pemberdayaan terhadap potensi yang
terkandung di dalam Desa Parakan.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi terkait strategi Pemerintah Desa dalam hal pemberdayaan
potensi desa Parakan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek.
Sehingga masyarakat, mengetahui program pemberdayaan apa saja yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Desa dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup masyarakat desa Parakan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Pemerintah Desa
Menurut Syafi’ie secara etimologi, pemerintahan dapat diartikan
sebagai berikut:
a. Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh, yang berarti
didalamnya terdapat dua pihak, yaitu yang memerintah memiliki
wewenang dan yang diperintah memiliki kepatuhan akan keharusan.
b. Setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemerintah, yang berarti badan
yang melakukan kekuasaan memerintah.
c. Setelah ditambah lagi akhiran “an” menjadi pemerintahan, berarti
perbuatan, cara, hal atau urusan dari badan yang memerintah tersebut.
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan
oleh Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan
kepentingan Negara sendiri, jadi tidak diartikan sebagai Pemerintah yang
hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-
tugas lainnya termasuk legislatif dan yudikatif. Pemerintahan Desa adalah
suatu proses pemaduan usaha-usaha masyarakat desa yang bersangkutan
dengan usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 ayat
(2) menyebutkan bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintahan Desa merupakan organisasi penyelenggara
pemerintahan Desa yang terdiri atas:
a. Unsur Pimpinan, yaitu kepala Desa,
b. Unsur Pembantu Kepala Desa (Perangkat Desa), yang terdiri atas:
1) Sekretariat desa, yaitu unsur staf atau pelayanan yang diketuai oleh
sekretaris desa
2) Unsur pelaksana teknis, yaitu unsur pembantu kepala desa yang
melaksanakan urusan teknis di lapangan seperti urusan pengairan,
keagamaan, dan lain-lain
3) Unsur kewilayahan, yaitu pembantu kepala desa di wilayah kerjanya
seperti kepala dusun.
Dalam Pasal 1 ayat (3) juga disebutkan bahwa Pemerintah Desa
adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
a. Kepala Desa
Menurut Pasal 26 Undang-undang No. 6 tahun 2014 Tentang Desa
disebutkan bahwa:
1) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa,
dan pemberdayaan masyarakat desa.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Desa berwenang:
a) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;
b) Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;
c) Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan asset desa;
d) Menetapkan peraturan desa;
e) Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa;
f) Membina kehidupan masyarakat desa;
g) Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa;
h) Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala
produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat desa;
i) Mengembangkan sumber pendapatan desa;
j) Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan
negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa;
k) Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa;
l) Memanfaatkan teknologi tepat guna;
m)Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
n) Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
o) Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Perangkat Desa
Menurut Pasal 48 Undang-Undang No. 6 tahun 2014 Tentang
Desa disebutkan bahwa Perangkat Desa terdiri atas:
1) sekretariat Desa;
2) pelaksana kewilayahan; dan
3) pelaksana teknis.
Undang-Undang No. 6 tahun 2014 Tentang Desa Pasal 49 juga
menyebutkan bahwa:
1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 bertugas
membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh
Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama
Bupati/Walikota.
3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada
Kepala Desa.
C. Pemberdayaan
Pemberdayaan (empowerment) berasal dari Bahasa Inggris, power
diartikan sebagai kekuasaan atau kekuatan. Sedangkan Pranarka dan
Vidhyandika (1996:56) menjelaskan pemberdayaan adalah upaya
menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin
efektif secara struktural, baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
negara, regional, internasional, maupun dalam bidang politik, ekonomi,
dan lain sebagainya.
Prijono dan Pranarka (1996: 77) menyatakan bahwa pemberdayaan
mengandung dua arti, yakni: to give power or authority dan to give ability
to or enable. Pengertian pertama mengandung arti memberikan kekuasaan,
mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada pihak yang
kurang atau belum berdaya. Pengertian kedua adalah memberikan
kemampuan atau keberdayaan serta memberikan peluang kepada pihak
lain untuk melakukan sesuatu.
Pemberdayaaan dapat diartikan sebagai sebuah tindakan
pelimpahan atau pemberian kekuatan (Power) yang akan menghasilkan
hirarki kekuatan dan ketiadaan kekuatan. Pemberdayaan mewujudkan
pembangunan yang berpusat pada masyarakat. Masyarakat menjadi pelaku
utama sekaligus tujuan (people centre). Melalui upaya pemberdayaan
masyarakat, pemerintah mencoba untuk membangun kesadaran kritis
masyarakat tentang makna dan tujuan pembangunan. Masyarakat didorong
bersedia untuk belajar memahami beragam hal yang mempengaruhi
dampak pembangunan bagi masyarakat dan lingkungan (Ra’is, 2018).
Pemberdayaan dimaknai sebagai pembagian kekuasaan yang adil
sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang
lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dan hasil-hasil
pembangunan. Pemberdayaan juga mendorong perubahan sosial yang
memungkinkan orang-orang orang sebelumnya yang kurang mampu
bersaing akhirnya menjadi mampu memiliki daya saing untuk berbuat
sesuai potensi yang dimilikinya. Dengan demikian memberdayakan
masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat masyarakat
yang tidak mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterblakangan.
Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat melalui pemamfaatan potensi sumber daya
yang dimilikinya (Andi Tenri Nippi & Andri Pananrangi, 2019).
Pemberdayaan (empowerment) meningkatkan kemampuan untuk
memilih dan membuka kesempatan untuk memilih yang berarti adalah
peningkatan kemampuan untuk mengambil keputusan dan membuka
kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan, terutama yang
bersangkutan dengan kehidupan mereka sendiri (Saut M. Lubis, 2000:22).
Pemberdayaan mempunyai maksud dan tujuan yang lebih hakiki
atau mendalam yakni mempunyai arah ke suatu proses pemampuan, serta
lebih memberikan peran atau fungsi yang lebih besar kepada masyarakat.
Dalam menuju pada suatu tujuan, masyarakat adalah pelaku atau aktor
utama sehingga fungsi masyarakat merupakan sumber kekuatan dalam
menggerakan roda pembangunan. Ide atau buah pikiran untuk
menggerakan motor pembangunan harus disertai dengan kekuatan
ekonomi. Kondisi ekonomi masyarakat harus mampu memberikan jaminan
sehingga mereka dapat berperan. Sebagai bahan untuk dapat lebih
berkembang masyarakat harus mampu memahami potensi yang dimiliki
(Sujali, 2001:3).
D. Potensi Desa
Potensi adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Jadi, potensi desa
adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang dimiliki oleh
suatu desa yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Ahmad Soleh,
2017).
Secara garis besar potensi desa dapat dibedakan menjadi dua.
Pertama adalah potensi fisik yang berupa tanah, air, iklim, lingkungan
geografis, binatang ternak, dan sumber daya manusia. Kedua adalah
potensi non-fisik berupa masyarakat dengan corak dan interaksinya,
lembaga-lembaga sosial, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial desa,
serta aparatur dan pamong desa. Secara lebih rinci potensi desa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Potensi Fisik
Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam
yang ada di desa berupa :
a. Lahan, lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi
juga sebagai sumber bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki
jenis tanah yang menjadi media bagi tumbuhnya tanaman tertentu.
Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi, jagung, dan
kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada
lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti
batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.
b. Tanah, mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang
terdapat di dalamnya, misalnya kesuburan tanah, bahan tambang,
dan mineral.
c. Air, pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan
melimpah. Dari dalam tanah, air diperoleh melalui penimbaan,
pemompaan, atau mata air. berfungsi sebagai pendukung kehidupan
manusia. Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk
bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-hari.
d. Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang
sangat
mempengaruhi setiap daerah. Pada ketinggian tertentu, suatu desa
menjadi maju karena kecocokan iklimnya bagipengembangan
tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti perkebunan buah, tempat
rekreasi, dan tempat peristirahatan sehingga corak iklim sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat desa.
e. Lingkungan geografis, seperti letak desa secara geografis, luas
wilayah, jenis tanah, tingkat kesuburan, sumber daya alam, dan
penggunaan lahan sangat mempengaruhi pengembangan suatu desa.
f. Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi
masyarakat pedesaan. pada desa agraris ternak juga dapat menjadi
investasi dan sumber pupuk.
g. Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan
petani, sehingga manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi
suatu wilayah untuk mengelolah sumber daya alam yang ada.
Tingkat pendidikan, ketrampilan dan semangat hidup masyarakat
menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pembangunan desa.
2. Potensi Nonfisik
Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan
masyarakat desa dan tata perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah
lembaga desa, aparatur desa, adat istiadat dan budaya. Suatu masyarakat
desa yang hidup dalam waktu yang lama akan membentuk tata
kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi oleh kondisi
alam wilayah desa itu sendiri. Adapun potensi desa non fisik tersebut
antara lain:
a. Masyarakat desa cirinya memiliki semangat kegotongroyongan yang
tinggi dalam ikatan kekeluargaan yang erat (gemeinschaft)
merupakan landasan yang kokoh bagi kelangsungan program
pembangunan dan merupakan kekuatan dalam membangun
pedesaan.
b. Lembaga dan organisasi sosial merupakan suatu badan perkumpulan
yang membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari,
seperti :
1) Lembaga Desa, seperti Badan Perwakilan Desa (BPD), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK,
Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), Karang Taruna dan
lain-lain.
2) Lembaga Pendidikan, seperti sekolah, perpustakaan desa,
kelompencapir, penyuluhan, simulasi, dan lain-lain.
3) Lembaga Kesehatan, seperti puskesmas, posyandu, dan BKIA.
4) Lembaga Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa (KUD),
BadanUsaha Milik Desa (BUMDes), Pasar Desa, dan lumbung
desa.
c. Aparatur dan pamong desa merupakan sarana pendukung kelancaran
dan ketertiban pemerintahan desa. peranannyasangat penting bagi
perubahan dan tingkat perkembangan desa. Contohnya : kepala desa,
kepala dusun, kepala adat, dan lain-lain.
Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan faktor
penunjang peranan desa sebagai hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-
bahan pokok bagi masyarakat kota. Sedangkan berdasarkan potensinya
wilayah pedesaan digolongkan menjadi tiga:
1) Wilayah desa berpotensi tinggi, terdapat didaerah berpotensi subur,
topografi rata, dan dilengkapi dengan irigasi teknis
2) Wilayah desa berpotensi sedang, terdapat didaerah dengan lahan
pertanian agak subur, topografi tidak rata, serta irigasi sebagian teknis
dan semiteknis
3) Wilayah desa berpotensi rendah, terdapat didaerah pertanian tidak
subur, topografi kasar (perbukitan) dan sumber air bergantung pada
curah hujan.
Nama
Metode
No. Penulis/Judul Masalah Hasil Penelitian
Penelitian
Penelitian/Tahun
1. (Andi Tenri Nippi Pendekatan 1) Upaya 1) Beberapa strategi
& Andi kualitatif meningkatkan Pemerintah Desa
Pananrangi M, dengan jenis kemampuan dalam
2019), deskriptif dan pemberdayaan
(Penelitian memandirikan Kelompok Tani
Strategi deskriptif masyarakat sudah dijalankan,
Pemerintah Desa kualitatif) tani dalam tetapi
dalam meraih terbatas dalam
Pemberdayaan kesejahteraan anggaran untuk
Kelompok Tani di Desa membiayai
(Studi Kasus di Siawung program
Desa Siawung Kecamatan pemberdayaan
Kecamatan Barru Barru kelompok tani.
Kabupaten Barru) Kabupaten 2) Pemerintah Desa
Barru dalam membina
hubungan dengan
Kelompok Tani
terkesan cukup
memperhatikan
ketika
memberikan
pendapat dan
masukan tentang
kebutuhan-
kebutuhan
kelompok tani
3) Strategi
Pemerintah Desa
dalam
upaya
mensejaterakan
Kelompok
Tani sudah ada
perhatian dari
pemerintah desa,
tetapi
belum cukup
mampu untuk
mengakomodir
seluruh aspirasi
dan kebutuhan
kelmpok
tani karena faktor
keterbatasan
anggaran
dan fasilitas.
Pemerintah desa
Siawung sudah
menjalankan
strategi
dengan cukup baik,
meskipun belum
maksimal
sebagaimana
mestinya.
2. (Edi Irawan, Pendekatan 1) Banyaknya 1) Strategi
2017), kualitatif masyarakat desa pemerintah
dengan jenis Tambe yang desa tidak
Strategi deskriptif berprofesi
diterapkan
Pemerintah Desa (Penelitian sebagai petani
dalam deskriptif) dan didukung dengan baik dan
Pemberdayaan dengan keadaan berjalan
Kelompok Tani di geografi dan ditempat. Ada
Desa Tambe topografi dari beberapa
Kecamatan Bolo desa Tambe itu kelompok tani di
Kabupaten Bima sendiri yang desa ini yang
cocok untuk
tidak
dijadikan area
pertanian. diberdayakan
oleh pemerintah.
Selain faktor
pemerintah,
kemampuan
sumberdaya
manusia juga
berpengaruh
dalam
perkembangan
kelompok tani di
Desa Tambe.
3. (Andrianus Sodi Pendekatan 1) Upaya untuk 1) Dalam
Liwu & Cahyo kualitatif meningkatkan menciptakan
Sasmito, 2019), dengan jenis kualitas suasana
untuk
deskriptif sumber daya
Strategi mengembangkan
Pemerintah Desa (Penelitian manusia potensi desa
dalam deskriptif (SDM), khususnya
Pemberdayaan kualitatif) menguatkan kelompok tani,
Kelompok Tani potensi pemerintah telah
yang ada serta mendatangkan
melindungi pihak
penyuluh untuk
kelompok tani
membantu dalam
dengan meningkatkan
membentuk pemahaman
dan merubah kelompok tani
agar dapat
perilaku
mengembangkan
masyarakat potensi yang ada.
melalui Selain itu,
pengembangan strategi
potensi-potensi pemerintah desa
yang dimiliki untuk
meningkatkan
kapasitas
kelompok tani
dengan
memperkuat
potensi yang ada
dan melindungi
kelompok tani
dari berbagai
persaingan yang
terjadi
pemerintah desa
sudah melakukan
monitoring dan
sosialisasi
dengan tujuan
agar kelompok
tani lebih
sejahtera.
Pada deskripsi tabel penelitian terdahulu di atas terdapat persamaan
dan perbedaan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, antara
lain:
1. Penelitian terdahulu berjudul “Strategi Pemerintah Desa dalam
Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus di Desa Siawung Kecamatan
Barru Kabupaten Barru)” karya Andi Tenri Nippi & Andi Pananrangi M
dari STIA Al Gazali Barru tahun 2019.
Persamaan penelitian Nippi dan Pananrangi dengan penelitian ini
adalah sama-sama membahas strategi Pemerintah Desa dalam melakukan
pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan juga sama, yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Namun, pada
penelitian Nippi dan Pananrangi, fokus utamanya pada pemberdayaan
kelompok tani, sedangkan penelitian ini berfokus pada pemberdayaan
potensi desa. Penelitian Nippi dan Pananrangi terletak di Desa Siawung
Kecamatan Barru Kabupaten Barru sedangkan penelitian ini terletak di
Desa Parakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek.
2. Penelitian terdahulu berjudul “Strategi Pemerintah Desa dalam
Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Tambe Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima” karya Edi Irawan dari Universitas Teknologi Sumbawa
tahun 2017.
Persamaan penelitian Irawan dengan penelitian ini adalah sama-
sama membahas strategi Pemerintah Desa dalam melakukan
pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan juga sama, yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Namun, pada
penelitian Irawan, fokus utamanya pada pemberdayaan kelompok tani,
sedangkan penelitian ini berfokus pada pemberdayaan potensi desa.
Penelitian Irawan terletak di Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima sedangkan penelitian ini terletak di Desa Parakan Kecamatan
Trenggalek Kabupaten Trenggalek.
3. Penelitian terdahulu berjudul “Strategi Pemerintah Desa dalam
Pemberdayaan Kelompok Tani” karya Andrianus Sodi Liwu dan Cahyo
Sasmito dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi tahun 2019.
Persamaan penelitian Liwu dan Sasmito dengan penelitian ini
adalah sama-sama membahas strategi Pemerintah Desa dalam melakukan
pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan juga sama, yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Namun, pada
penelitian Liwu dan Sasmito, fokus utamanya pada pemberdayaan
kelompok tani, sedangkan penelitian ini berfokus pada pemberdayaan
potensi desa. Penelitian Liwu dan Sasmito terletak di Desa Pujon Lor
Kecamatan Pujon Kabupaten Malang sedangkan penelitian ini terletak di
Desa Parakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek.
BAB III
METODE PENELITIAN
Nippi, Andi Tenri & Andi Pananrangi M. 2019. Strategi Pemerintah Desa dalam
Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus di Desa Siawung Kecamatan
Barru Kabupaten Barru). Meraja Journal, 2(1), 38-39.
Soleh, Ahmad. 2017. Strategi Pengembangan Potensi Desa. Jurnal Sungkai, 5(1),
36-38.
Liwu, Andrianus Sodi & Cahyo Sasmito. 2019. Strategi Pemerintah Desa dalam
Pemberdayaan Kelompok Tani. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8(4),
230.