Anda di halaman 1dari 4

Tugas bahasa Indonesia

Narasi drama lucu

Pemuda yang pandai dan suka bercanda

 Pemeran: •Sebagai
o Firzatulah ( pemuda yang pandai)
o M.andika Daniswara. (Pemuda yang suka bercanda)
o Muhammad. (Pemuda yang gak jelas)
o Muhammad Sauqi rahman. (Polisi)

Penyunting naskah: SAUQIMr


Pada suatu masa yang akan datang, hiduplah dua pemuda yang dikenal dengan sebutan firza dan
andika. Mereka nampak kelelahan, karena melakukan sesuatu hmm, mau tahu? Kita langsung saja
saksikan kejadiannya. Judul : Politikus Kecelakaan

Andika: “Eh za, mana jatah gw,”

Firza: “Jatah apaan?”

Andika: “Jangan pura-pura bego deh lu, tadi gue lihat, lu salaman pas kita selesai ngubur. Gue juga
kebagian capenya pas nguburin tadi.”

Firza: “Yaelah, itu Cuma nyalamin doang,”

Andika: “Iya nyalamin, salam tempel kan?”

Firza: “Enggak lah dik!”

andika: “Beneran?”

Firza: “Iya, sumpah demi kesambar geledek bareng-bareng.”

“Stop!” ucap sang narator sambil menekan tombol di remote dan mereka pun terdiam.

Tiba-tiba, tanpa disangka-sangka, datanglah seorang polisi bersama dengan seseorang lelaki yang
tengah bersedih. Ada apakah gerangan? Kita lanjutkan ceritanya. (mencet tombol lagi, lalu
kepinggir).

Sauqi: “Maaf, bisa minta waktunya sebentar,”

Andika: “Minta? Beli dong.!”

Sauqi: “Kamu berani ya bercanda sama saya? Saya ini polisi, lho!”

Andika: “Saya ini rakyat jelata lho!”

Sauqi: “Apa kamu bilang?” (pegang kerah andika)

Andika: “Maaf pak.. Cuma bercanda...Hehehe”

Firza: “Jadi, ada urusan apa bpk polisi Sauqi dan mas Muhammad datang kemari?”

Sauqi: “Jadi begini... begitulah.”

Firza: “Ooh, begitu”

Andika: “Emangnya tadi dia bilang apa, Za?”

Firza: “Gak tau tuh.”

Sauqi: “Makanya denger baik-baik”

Andika : “Oke” (pura pura mendengarkan)


Sauqi: “Begini.. begitulah,”

Andika: “Begitulah apanya?”

Sauqi: “Beberapa jam yang lalu, ada seorang pitikus yang katanya mengalami kecelakaan dan di
kuburkan di desa ini apakah benar

Firza: benar itu pak pol Sauqi”

Narator : mas Muhammad langgsung ikut memotong pembicaraan antara pak polisi Sauqi dan
Firza...

Muhammad: “Jadi saya buru-buru aahkhaa~~ (nangis), buru-buru akkhaa~~”

Firza: “Buru-buru apa?”

Andika: “Buru-buru itu bukannya hewan yang ada di laut?, yang punya tentakel.”

Firza: “Itu Macan!”

Muhammad: “Tadi saya buru-buru berangkat”

Firza: “Kerja?”

Muhammad i: “Bukan, tadi saya mau beli oncom di warung depan “heheheh,”

Firza: “Oh gitu”

Andika: “Lu ngerti?”

Firza :“Kagak lah”

Andika: “Hahahahhahaah (ngetawain).. sama dong kita”

Sauqi :“Jadi intinya ginih, politiku yang di tabrak itu apakah Maas mad mengenalnya?”

Muhammad : “Nama saya jangan disingkat-singkat dong Pak Polisi Sauqi”

Sauqi: “Oh iya, maaf mas Muhammad. Jadi, apa kalian pernah melihat orang di tabrak itu ?”

Andika: “Oh, udah dikuburin tadi pak polisi Sauqi”

Muhammad: “Hiks....” (nangis)

Sauqi: “mas Muhammad tenang, ini memang sulit, tapi setidaknya orang-orang baik ini langsung
menguburkan Dia

Sauqi : Ngomong-ngomong, bisa dijelaskan kondisi beliau saat kalian melihatnya?”

Firza: “Bisa pak, jadi tadi itu dia masih gerak-gerak gitu, masih nafas juga”

Sauqi: “Lho, terus kenapa dikubur?”

Muhammad: “Gini pak, dia inikan seorang politikus, nah politikus itu suka bohong, berarti kalau dia
kelihatannya hidup, sebenarnya dia udah mati.”

Sauqi: “Oh iya-ya, sekarang kamu ikut saya ke kantor”


Akhirnya, andika dan Firza ikut bersama Pak Sauqi menuju kantor, tapi mereka tidak di penjara. Mau
tahu sebabnya? Ini dia penjelasannya.

Andika: “Saya memang membunuh seorang politikus”

Sauqii: “Bagus, itu artinya kamu mengakui kesalahanmu”

Andika: “Tapi saya menyelamatkan jutaan rakyat Indonesia dari tikus berdasi itu!”

Firza: “Merdeka!”

Sauqi: “Merdeka!”

Begitulah akhir kisah perjalanan antara andika dan Firza. Pada akhirnya jika ada orang yang
kecelakaan, mereka memastikan apakah orang itu seorang politikus yang korupsi atau bukan. Jika
iya, mereka tidak akan menolong, karena politikus juga tidak menolong rakyat Indonesia. Merdeka!

Anda mungkin juga menyukai