Anda di halaman 1dari 4

SOAL PENILAIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM PENGANGKUTAN NIAGA

NAMA : IRMA ARIANI


NPM : 2140501014
LOKAL / KELAS : A1 / V

1. Andika pengemudi mobil Xenia M Family tahun 2015 plat hitam, dari Balikpapan
dengan Tujuan Kota Samarinda melalui jalur darat. Karena cukup banyak barang
yang akan dimuat oleh Andika akhirnya ia memutuskan untuk menaruh barang di
bagasi belakang dengan posisi jok belakang terlipat. Tepat di tujuh kilometer sebelum
memasuki gerbang Tol Balsam. Polisi Menghentikan kendaraannya serta melakukan
pemerikasaan.
a. Berdasarkan Informasi dari peristiwa di atas apakah Andika dapat dikategorikan
melanggar aturan terkait Lalu Lintas?
Jawaban :
Sebelum mengetahui aturan mobil pribadi membawa barang, perlu
mengetahui terlebih dahulu mengenai definisi dari mobil penumpang atau mobil
pribadi itu sendiri. Pengertian dari mobil penumpang sendiri sudah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan pada Pasal 47 Ayat (2) Huruf B. Dalam peraturan Undang-
Undang tersebut, sudah dijelaskan bahwa “Mobil Penumpang merupakan
kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk maksimal 8
(delapan) orangtermasuk dengan tempat duduk untuk pengemudi atau yang
beratnya tidak melebihi dari 3.5 kilogram”. Sementara itu, terdapat pula pasal dan
ayat yang sama pada Huruf D yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
“Mobil Barang adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut
barang. Namun, mobil barang tetap boleh memangku penumpang sesuai dengan
syarat yang terdapat di Pasal 137”.
Mengacu pada aturan di atas dapat diketahui bahwa mobil penumpang atau
mobil pribadi memang tidak seharusnya digunakan sebagai mobil yang membawa
barang melebihi kapasitas bagasi yang dimilikinya. Melalui penjelasan di atas
dapat diketahui bahwa mobil pribadi hanya boleh digunakan untuk mengangkut
penumpang saja. Namun, bukan berarti mobil Xenia M Family tidak bisa
membawa barang. Salah satu hal yang harus diperhatikan tentu jumlah
barangnnya. Mengacu pada aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan pada Pasal
10. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa aturan mobil pribadi membawa barang
adalah sebagai berikut.
 Mobil pribadi yang digunakan memiliki ruang muatan atau tempat muatan
yang dirancang khusus;
 Barang bawaan yang akan diangkut harus disesuaikan dengan ruang muatan
yang tersedia;
 Jumlah barang yang akan diangkut tidak boleh melebihi kapasitas maksimum
yang dimiliki oleh mobil yang akan digunakan
Jika mobil Xenia M Family melanggar aturan mobil pribadi membawa barang
yang sudah tertuang jelas di dalam Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah
yang sudah dijelaskan di atas maka mobil Xenia M Family harus siap dengan
sanksi yang akan diberikan.
Andika dapat dikategorikan melanggar aturan terkait lalu lintas. Menaruh
barang di bagasi belakang dengan posisi jok belakang terlipat dapat dianggap
sebagai pelanggaran karena melanggar ketentuan pengaturan muatan dan
keamanan dalam berkendara. Menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, kendaraan harus memastikan bahwa barang yang diangkut tidak
mengganggu kenyamanan dan keselamatan penumpang serta tidak
membahayakan pengemudi dan pengguna jalan lainnya. Dalam hal ini, menaruh
barang di bagasi belakang dengan posisi jok belakang terlipat dapat mengganggu
visibilitas pengemudi, mengurangi stabilitas kendaraan, dan meningkatkan risiko
kecelakaan.
Sebaiknya, pastikan muatan dalam kendaraan diatur dengan baik dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Jika ada banyak barang yang akan diangkut,
pertimbangkan untuk menggunakan metode pengangkutan yang lebih aman dan
sesuai, seperti menggunakan kendaraan yang lebih besar atau menyewa kendaraan
khusus untuk keperluan tersebut.
b. Berdasarkan peristiwa diatas jika Anda adalah pihak Kepolisian yang bertugas di
jalan pada kondisi seperti ini, apa Anda akan melakukan tindakan
memberhentikan, melarang, atau menunda pengoperasian dan menyita sementara
kendaraan dari Andika?
Jawaban :
Berdasarkan peristiwa yang dijelaskan, jika Andika melanggar aturan terkait
lalu lintas dengan menaruh barang di bagasi belakang dengan posisi jok belakang
terlipat, maka jika saya adalah Penyidik Kepolisian di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dengan ini berwenang memberhentikan, melarang, atau menunda
pengoperasian dan menyita sementara kendaraan dari Andika yang patut diduga
melanggar peraturan berlalu lintas. Selain itu, lebih lengkap saya sebagai Penyidik
Kepolisian di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berpegang teguh pada
peraturan “Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan” yang berlaku sesuai dengan ketentuan yakni pada Pasal 260
Ayat (1) Huruf a sampai i yang menerangkan sebagai berikut:
Dalam hal penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak pidana, Penyidik
Kepolisian Negara Republik Indonesia selain yang diatur di dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berwenang:
a) memberhentikan, melarang, atau menunda pengoperasian dan menyita
sementara Kendaraan Bermotor yang patut diduga melanggar peraturan
berlalu lintas atau merupakan alat dan/atau hasil kejahatan;
b) melakukan pemeriksaan atas kebenaran keterangan berkaitan dengan
Penyidikan tindak pidana di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
c) meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau
Perusahaan Angkutan Umum;
d) melakukan penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi, Kendaraan Bermotor,
muatan, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba
Kendaraan Bermotor, dan/atau tanda lulus uji sebagai barang bukti;
e) melakukan penindakan terhadap tindak pidana pelanggaran atau kejahatan
Lalu Lintas menurut ketentuan peraturan perundang-undangan;
f) membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan;
g) menghentikan penyidikan jika tidak terdapat cukup bukti;
h) melakukan penahanan yang berkaitan dengan tindak pidana kejahatan Lalu
Lintas; dan/atau
i) melakukan tindakan lain menurut hukum secara bertanggung jawab.
Tindakan yang mungkin dilakukan oleh pihak kepolisian dapat beragam,
seperti memberikan teguran, mengeluarkan tilang, atau bahkan menyita sementara
kendaraan jika dianggap perlu. Namun, tindakan yang diambil akan tergantung
pada kebijakan dan penilaian petugas di lapangan. Pastikan untuk selalu
mematuhi aturan lalu lintas dan ketentuan yang berlaku agar terhindar dari
masalah hukum dan menjaga keselamatan diri sendiri, penumpang, dan pengguna
jalan lainnya.

(gunakan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang
Angkutan Jalan)

2. Jelaskan apa yang dimaskud dengan prinsip di bebaskan dari tanggung jawab
mengganti kerugian!
Jawaban :
Pengangkutan dilakukan karena nilai barang akan lebih tinggi di tempat tujuan
daripada tempat asalnya. Setiap penyelenggaraan pengangkutan, baik darat, laut dan
udara memiliki risiko. Oleh karena itu, pengangkut dibebani kewajiban untuk
menjaga keselamatan barang maupun penumpang yang diangkut selama perjalanan.
Sehingga, dalam pengangkutan dimana pihak pengangkut dibebani tanggung
jawab. Namun, dalam menentukan tanggung jawab pengangkut, terdapat prinsip-
prinsip tanggung jawab yang mendasarinya. Penggunaan suatu prinsip
tanggung jawab bergantung pada keadaan tertentu. Tanggung jawab dalam
pengangkutan barang menganut prinsip tanggung jawab berdasarkan asas praduga
yang berarti bahwa tanggung jawab pengangkut dapat dihindarkan bila
pengangkut dapat membuktikan pihaknya tidak bersalah. Hal ini sesuai dengan
Pasal 91 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya ditulis KUHD)
yang menyatakan bahwa, “pengangkut menanggung segala kerugian yang terjadi
kecuali pengangkut dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut diakibatkan karena
cacat pada barang itu sendiri, keadaan yang memaksa, atau karena kesalahan atau
kealpaan si pengirim atau ekspeditur”.
Sehingga dapat diketahui bahwa, jika pengangkut dapat membuktikan bahwa
kerugian yang timbul itu bukan kesalahannya, maka pengangkut dapat dibebaskan
dari tanggung jawab membayar sebagian atau seluruh ganti kerugian tersebut. Beban
pembuktian pada prinsip tanggung jawab asas praduga ini berada pada pihak
pengangkut, bukan pada pihak yang dirugikan. Pihak yang dirugikan cukup
menunjukkan adanya kerugian yang diderita dalam pengangkutan yang
diselenggarakan oleh pengangkut. Berdasarkan prinsip tanggung jawab atas asas
praduga ini, pengangkut dianggap selalu bertanggung jawab (presumption of liability
principle) dan memiliki kewajiban untuk membuktikan bahwa tidak sampainya
pengiriman atau rusaknya barang karena adanya badai tersebut adalah bukan
kesalahanya. Sehingga dimaskud dengan prinsip di bebaskan dari tanggung jawab
mengganti kerugian, kewajiban pengangkut adalah mengangkut barang sampai
tempat tujuan dengan selamat, tetapi apabila barang tidak selamat atau muncul
suatu kerugian dalam pelaksanaan pengangkutan tersebut, pengangkut dapat
lepas dari tanggung jawab apabila dia dapat membuktikan bahwa kerugian
yang muncul itu bukan akibat dari kesalahannya. Akhirnya, tanggung jawab
pengangkut dapat ditimbulkan sebagai akibat pengoperasian pengangkutan, berupa
musnah, hilang atau rusaknya barang maupun keterlambatan angkutan penumpang
dan/atau barang yang diangkut. Jika perusahaan angkutan yang dapat membuktikan
bahwa kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kesalahannya, maka perusahaan
angkutan dapat dibebaskan dari sebagian atau seluruh tanggung jawabnya.

SELAMAT MENGERJAKAN DENGAN JUJUR

Anda mungkin juga menyukai