Struktur Baja dapat di definisikan sebagai rangkaian batang-batang baja yang
saling berhubungan yang kokoh dengan maksud untuk dapat menahan beban dari atasnya maupun berat sendiri. Konstruksi baja yang dapat digunakan antara lain adalah baja INP, IWF, baja siku, baja UNP, dan CNP. Keuntungan suatu konstruksi yang terbuat dari baja adalah kekokohannya dan mudah dirangkai dengan bentuk yang dihendaki dalam bentang yang lebar maupun tinggi, sehingga mempercepa pengerjaan, walaupun juga memiliki kelemahan diantaranya adalah mudah terjadi kerusakan bila terjadi kontak dengan lingkungan korosif seperti dekat laut. Untuk ituperlu diberi pelapis agar terhindar dari korosi seperti menggunakan cat, plastik maupun lapis galvanis.
1.2 DATA DASAR STRUKTUR KUDA-KUDA
Jenis penutup atap = Genteng Beton Jumlah segmen (n) = 20 buah Jarak antar segmen (a) = 2,0 m Tinggi kuda-kuda (b) = 4,4 m Jarak antar kuda-kuda = 3,9 m Beban hidup (0,58 kN/m2 × A) = 0,696 kN/m2 Beban angin = 25 kg/m2 Beban angin (sementara) = 130 km/jam Alat sambungan = Baut Mutu baja = BJ 41 Jenis plafon dengan rangka Hollow = Akustik Kemiringan kuda-kuda (asumsi) = 30o
1.3 PERATURAN YANG DIGUNAKAN
Peraturan-peraturan yang digunakan antara lain :
1. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 dan SNI
1727:2020 2. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 1729:2020 3. Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Agus Setiawan)
1.4 SPESIFIKASI BAHAN
Dalam perencanaan struktur baja, SNI 1729:2020 mengambil beberapa sifat