Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

Tim Penulis:
Nurhayati, M.Psi., Anita, Dewi Trisnawati, Rahayu Astuti,
Rizkiya Maisaroh, Feby Rizky, Fira Fahlefi, Mahligai Candra Putri,
Riza Ayani, Afraida Hardisa, Siti Nuramiza.

Desain Cover:
Helmaria Ulfa

Tata Letak:
Handarini Rohana

Editor:
Bila Nurfadillah

ISBN:
978-623-459-404-1

Cetakan Pertama:
Maret, 2023

Hak Cipta 2023, Pada Penulis

Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang


Copyright © 2023
by Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung
All Right Reserved

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau


seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT:
WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG
(Grup CV. Widina Media Utama)
Komplek Puri Melia Asri Blok C3 No. 17 Desa Bojong Emas
Kec. Solokan Jeruk Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

Anggota IKAPI No. 360/JBA/2020


Website: www.penerbitwidina.com
Instagram: @penerbitwidina
Telpon (022) 87355370
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan buku ini dengan baik
dan tepat waktu. Shalawat dan salam kepada Rasullah SAW atas segala
kemuliaannya dalam menyampaikan risalah Allah di atas muka bumi ini dan
semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di Hari Kiamat.
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini merupakan aspek
perkembangan yang paling penting diketahui dan dikembangkan pada anak
khususnya dalam dunia PAUD.
Perkembangan Sosial emosional anak usia dini merupakan proses belajar
pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang disekitarnya yang sesuai
dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam mengandalikan
perasaannya. Buku ini menambah wawasan guru yang benar terhadap
perkembangan sosial emosional anak, sehingga anak mampu mengendalikan
emosi dan berinteraksi sosial yang baik dengan lingkungan sekitarnya, teman
sebaya dan orang dewasa. Perkembangan sosial emosional yang terhambat
memberikan efek besar bagi periode kehidupan anak di masa yang akan
datang. Apalagi zaman era modern sekarang memicu permasalahan yang
berkaitan dengan sosial dan Kesehatan mental anak yang erat kaitannya
dengan emosi.
Mengingat hal di atas, mata kuliah perkembangan sosial emosional anak
usia dini menjadi salah satu mata kuliah wajib yang diberikan kepada
mahasiswa yang mengambil program pendidikan guru PAUD. Buku ini ditulis
sebagai bahan bacaan awal bagi mahasiswa yang ingin mempelajari
perkembangan sosial emosional anak usia dini. Diharapkan setelah membaca
buku ini pembaca memiliki pengetahuan tentang perkembangan sosial
emosional pada anak usia dini.
Sebagai suatu karya, buku ini tentu tidak terlepas dari kekurangan. Kritik
dan saran terhadap penyempurnaan buku ini, sangat penulis harapkan.
Kepada mahasiswa yang ikut membantu dalam proses penyusunan buku ini,
penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT memberi rahmat dan
hidayahNya kepada kita. Aamin.

Maret, 2023

Ketua Tim Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ······················································································ iii


DAFTAR ISI ································································································· iv
BAB 1 PERKEMBANGAN EMOSI ···································································· 1
A. Makna Emosi ·························································································· 1
B. Penggolongan Emosi ·············································································· 2
C. Proses Terjadinya Emosi ········································································· 5
D. Peran Emosi ···························································································· 6
BAB 2 PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI ·········································· 9
A. Pengertian Perkembangan Sosial ··························································· 9
B. Ciri-Ciri Tingkah Laku Sosial ·································································· 11
C. Faktor-Faktor Perkembangan Sosial····················································· 12
D. Proses Perkembangan Sosial Anak Usia Dini ········································ 14
BAB 3 PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI ···················· 17
A. Tugas Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini ······················· 18
B. Reaksi Sosial Emosional Anak Usia Dini ················································ 22
C. Teori Psikososial Eric Erikson ································································ 23
D. Tahapan Perkembangan Sosial Emosional ··········································· 24
BAB 4 PERMASALAHAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI ····················· 27
A. Permasalahan Perilaku Sosial Pada Anak Usia Dini ······························ 28
B. Permasalahan Emosi Anak Usia Dini ···················································· 30
C. Faktor Penghambat Permasalahan Sosial Emosional Anak Usia Dini··· 32
D. Penanganan Permasalahan Sosial Emosional Anak Usia Dini ·············· 35
BAB 5 KAITAN IDENTITAS GENDER DENGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK ······ 39
A. Istilah gender ························································································ 39
B. Definisi Identitas Gender ······································································ 43
C. Teori Pembentukan Identitas Gender ·················································· 45
D. Faktor yang Mempengaruhi Gender ···················································· 46
E. Isu Gender dalam Pendidikan Anak Usia Dini······································· 51
BAB 6 MENGENAL KECERDASAN INTERPESONAL PADA ANAK USIA DINI ····· 55
A. Pengertian Kecerdasan Interpersonal ·················································· 55
B. Ciri-Ciri Anak yang Memiliki kecerdasan interpersonal························ 57
C. Komponen Penting Kecerdasan Interpersonal Anak ···························· 58
D. Metode dalam Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
Pada Anak Usia Dini. ············································································ 61
E. Manfaat pengembangan Kecerdasan Interpersonal Pada
Anak Usia Dini ······················································································ 63

iv
BAB 7 PROGRAM STIMULASI SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI ············· 65
A. Penanganan Sosial Melalui Tahapan Bermain Sosial ·························· 67
B. Metode Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini ··················· 69
C. Program Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini ·················· 72
D. Kegiatan Pengembangan Emosi di Taman Kanak-Kanak ····················· 76
BAB 8 ASESSMEN DAN EVALUASI SOSIAL EMOSI PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI ············································································· 79
A. Asesment Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia ························ 79
B. Evaluasi Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini ··················· 81
C. Tujuan Asesmen Evaluasi Pengembangan Sosial Emosi Anak.············· 85
D. Teknik Asesmen dan Evaluasi ······························································· 87
DAFTAR PUSTAKA ······················································································ 93
PROFIL PENULIS ························································································· 96

v
BAB
1

PERKEMBANGAN EMOSI

Orang tua harus menyadari perkembangan emosi anak sejak dini. Guru
dan orang tua harus dapat mengenali anak-anak yang mengalami masalah
emosional di usia muda sehingga mereka dapat mempersiapkan mereka
dengan lebih baik untuk hidup. Meskipun masalah perilaku, gangguan
perkembangan, merupakan beberapa kategori kejiwaan yang memiliki
kesamaan, sulit untuk mengkarakterisasi masalah emosional pada anak-anak.
Anak-anak yang dianggap memiliki ketidakstabilan emosi sering
mengungkapkan emosi negatif mereka tanpa dapat dijelaskan. Anak yang
sering membentak, berteriak tidak pada tempatnya, dan bertindak impulsif
atau spontan dikatakan mengalami tantrum.
Atau, bayi selalu menangis saat membutuhkan ibunya, susu, atau
sesuatu yang tidak menyenangkan. Lalu, apa sebenarnya perasaan ini? Dan
alasan bagaimana emosi seseorang terkait erat dengan kehidupan sehari-hari
mereka.
A. MAKNA EMOSI
Setiap bayi yang baru lahir akan tumbuh secara fisik, mental, sosial, dan
emosional hingga dewasa dengan landasan moral yang kuat. Tumbuhnya
emosi tersebut, yang dipengaruhi oleh apa yang dialami dalam setiap
aktivitas, tidak lepas dari perkembangan karakter tersebut. Kapasitas mereka
untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, berperilaku dengan benar,
dan akhirnya menikmati hidup sebagai orang dewasa semuanya dipengaruhi
secara signifikan oleh respons emosional anak-anak terhadap rentang emosi
yang mereka alami setiap hari. Perkembangan emosi adalah proses di mana
seorang anak belajar mengidentifikasi perasaan dan pengalaman yang
mereka miliki, untuk memahami bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi,
dan untuk mengenali dan mengekspresikan emosi lainnya. Perkembangan
BAB
2

PERKEMBANGAN SOSIAL
ANAK USIA DINI

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIAL


berkaitan dengan organisasi sosial dan kehidupan manusia. Kehidupan
sosial adalah kecenderungan untuk bersimpati terhadap masalah orang lain.
Akibatnya, pemahaman sosial dapat didefinisikan sebagai seperangkat norma
sosial, moral, nilai, dan standar yang berfungsi sebagai peta jalan untuk
interaksi di antara anggota kelompok.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang suka berteman, menurut
Plato (politik zoon). Karena kebutuhan mereka akan orang lain dan
ketidakmampuan untuk berkembang sendiri, manusia dicirikan sebagai
makhluk sosial. Hal yang sama berlaku bagi mereka yang secara finansial
bergantung pada orang kaya, seperti orang miskin. dan seterusnya. Demikian
Allah (SWT) berfirman: “Apakah mereka orang-orang yang mengambil bagian
dari rahmat Tuhanmu? Agar sebagian dari mereka mendapat manfaat dari
pemanfaatan yang lain, Kami telah memisahkan mereka menjadi kelompok-
kelompok berdasarkan bagaimana mereka mempertahankan diri mereka di
dunia ini. dan Kami telah meninggikan sebagian mereka dengan derajat yang
lebih besar atau lebih kecil dari yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih besar
dari apa pun yang mereka kumpulkan (Az-Zukhruf:32) Dia tidak ingin
menekankan sifat sosial kemanusiaan.
Kita sekarang mungkin mengerti arti kata "Sosial", yaitu "Interaksi"
antara orang-orang dalam konteks sosial. Individu dapat terhubung satu sama
lain melalui kontak sosial untuk membentuk unit atau kelompok sementara
atau permanen dalam suatu komunitas (sosialisasi).
BAB
3

PERKEMBANGAN SOSIAL
EMOSIONAL ANAK USIA DINI

Pada dasarnya, tidak semua anak ditolak kesempatannya untuk


berkembang secara sosial dan emosional. Perkembangan sosial dan
emosional anak biasanya diabaikan oleh orang tua, guru, dan pengasuh
lainnya. Anak-anak pada usia ini juga sering merasa tidak senang dan kesal
ketika guru mereka tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam proses
pembelajaran. Karena mereka lebih tertarik daripada yang lain, guru
memusatkan perhatian pada mereka, yang menghambat pembelajaran. Hal
ini juga berlaku pada cara anak mengekspresikan perasaannya. Meskipun
secara umum dapat diterima, jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan anak-
anak nakal. Anak-anak dengan perkembangan emosi yang sehat adalah
mereka yang dapat mengekspresikan diri dengan cara yang positif. Untuk
membekali anak-anak dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk
mengekspresikan diri dengan cara yang sehat. guru harus mendukung anak-
anak saat mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional sejak
usia dini.
Perkembangan sosial-emosional mengacu pada perubahan perilaku yang
disebabkan oleh emosi tertentu yang mengelilingi kehidupan awal dan
dialami melalui interaksi dengan orang lain. Pertumbuhan sosial-emosional
adalah perubahan tingkah laku yang disertai dengan emosi-emosi tertentu
yang berasal dari hati. Perkembangan sosial adalah pertumbuhan
kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, sedangkan
perkembangan emosi adalah representasi emosi seseorang melalui kata-kata
perilaku seperti ekspresi wajah dan tindakan lain (verbal atau non-verbal),
mengelola, dan mengekspresikannya. Karena pertumbuhan sosial dan
BAB
4

PERMASALAHAN SOSIAL
EMOSIONAL ANAK USIA DINI

Kemampuan seorang anak untuk berinteraksi dengan orang lain,


berkomunikasi dengan sukses, dan bertindak secara disiplin dan dapat
diterima setiap hari disebut sebagai "Perkembangan sosial emosional."
Dwidjo Saputro (dalam Dewi, 2005) mengatakan bahwa anak yang
bermasalah dapat dilihat sebagai berikut:
1. Frekuensi; perilaku abnormal menggambarkan seberapa sering perilaku
bermasalah terjadi, seperti ketika anak kecil mengamuk setiap dua
hingga tiga minggu. Tetapi mengingat bahwa anak-anak mudah
tersinggung setiap hari, berkali-kali, ini menunjukkan anak bermasalah.
2. Tingkat munculnya perilaku buruk, atau intensitas. Misalnya, rentang
perhatian anak agak pendek, dan ketika perhatian mereka teralihkan,
mereka dapat dengan mudah beralih antara belajar dan bermain.
3. Usia adalah perilaku buruk seorang anak yang tidak sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
4. seberapa besar norma masyarakat itu. Hal ini menunjukkan bahwa,
bergantung pada ukuran komunitas, proporsi anak bermasalah akan
berubah.

Ada beberapa Jenis dan identifikasi permasalahan perkembangan sosial


emosional anak usia dini
1) Tempertantrum
Seorang anak yang mengamuk sedang marah berlebihan. Ini terjadi pada
seorang anak muda, 4 tahun, yang ada di sana. Anak-anak marah ketika
mereka menginginkan sesuatu karena mereka tahu permintaan mereka
BAB
5

KAITAN IDENTITAS GENDER


DENGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

A. ISTILAH GENDER
Salah satu tujuan perkawinan adalah pembaharuan keluarga melalui
kelahiran ahli waris pasangan antara dua keluarga. Perpaduan nilai-nilai yang
diturunkan dari nenek moyang atau pembentukan nilai-nilai baru dalam
keluarga tidak ditandai dengan bergabungnya dua keluarga menjadi satu
keluarga baru. Ketika laki-laki dan perempuan berbagi tanggung jawab
kepemimpinan dalam keluarga yang sama, transmisi nilai dan tradisi dapat
mengambil bentuk yang lebih dominan. Karena keragaman budaya, adat
istiadat, dan nilai masing-masing pasangan, pernikahan antaretnis semakin
umum saat ini.
Orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan seorang
anak, termasuk perkembangan sosialnya. Peran dominan dalam keluarga
mempengaruhi bagaimana orang tua berhubungan dengan anak-anaknya,
terutama dalam hal nilai-nilai sosiokultural yang ditanamkan dalam diri
mereka. Dalam proses sosial ini, pengaruh ideologi gender terhadap
perkembangan perilaku, pengetahuan, dan tradisi seringkali luput dari
perhatian. Dalam hal gender, biasanya anak-anak disosialisasikan ke dalam
peran tertentu dalam keluarga berdasarkan jenis kelamin mereka; dalam
situasi ini, porsi yang terkait dengan kewajiban anak tidak dapat dipisahkan
dari jenis kelamin anak. seorang anak Sebenarnya, stereotip maskulin
menjadi landasan budaya patriarki kekeluargaan yang mengutamakan peran
laki-laki. Orang-orang itu digambarkan tidak menangis, kuat, dan berani.
Sebaliknya, perempuan digambarkan lemah, sensitif, dan cenderung lari dari
kenyataan.
BAB
6

MENGENAL KECERDASAN
INTERPESONAL PADA ANAK USIA DINI

A. PENGERTIAN KECERDASAN INTERPERSONAL


Kapasitas mendasar untuk mengenali perbedaan—khususnya variasi
utama dalam suasana hati, temperamen, dorongan, dan kemauan—
meletakkan dasar bagi kecerdasan interpersonal. Orang dewasa yang
memiliki kecerdasan ini mampu mengetahui apa yang dipikirkan dan
dirasakan orang lain, yang merupakan bentuk yang lebih maju, bahkan ketika
keinginan itu tersembunyi. Pemimpin politik atau agama, terapis, orang tua,
dan pendidik semuanya menunjukkan keterampilan ini dengan cara yang
sangat halus.
Di sekolah dasar atau di tahun-tahun awal kehidupan, anak mulai
mengembangkan kemampuan sosial dan emosional. Mereka mulai berdamai
dengan siapa mereka. Pemahaman diri seorang anak, menurut John W.
Santrock (2007), adalah representasi kognitif mereka tentang siapa mereka
serta substansi dan isi dari konsep diri mereka. Mereka mulai memahami
tanggung jawab, tugas, dan kewajiban sosial mereka. Siswa mulai memahami
perannya sebagai siswa atau pembelajar di sekolah, anak di rumah, dan
warga negara di lingkungan tempat tinggalnya dalam skenario ini. Anak-anak
mulai mengambil peran dan menyadari tanggung jawab mereka. bahasa
sederhana yang digunakan secara teratur dan mapan di lingkungan keluarga
dan lingkungan sekitarnya digunakan.
Kemampuan seorang anak untuk menyelesaikan konflik lebih mungkin
dipengaruhi oleh perkembangan kecerdasan interpersonal dan kapasitas
empati mereka. Karena kepekaan mereka, mereka menjadi pemimpin di
antara rekan-rekan mereka. Mereka secara logis dapat menempatkan teman
BAB
7

PROGRAM STIMULASI SOSIAL


EMOSIONAL ANAK USIA DINI

Pertumbuhan sosial dan emosional seorang anak sangat penting karena


akan bermanfaat baginya di kemudian hari ketika ia terlibat dalam aktivitas
seperti kehidupan sosial komunitas sekolah, kariernya, dan bahkan
pernikahan. Selain memberikan hiburan, mainan dapat membantu anak
menemukan kemampuan dan minatnya.
Markus M. Danusantoso, pakar perkembangan anak ELC,
menggarisbawahi bahwa anak-anak melewati banyak tahap perkembangan
sosial dan emosional tergantung pada usia mereka.Usia 2 bulan Bayi mulai
mengenal senyum sosial
1. Usia sepuluh bulan, gelisah di sekitar orang asing tetapi mulai merasa
percaya diri.
2. usia 18 sampai 20 bulan Anak mulai mengalami rasa bangga atau malu.
mampu mengendalikan emosinya sendiri dan bersikap kooperatif saat
bermain dengan orang lain. ingin bermain dengan teman (bermain
paralel).
3. Usia 2 hingga 2,5 tahun Anak mampu mengenali simbol, menafsirkan
emosi wajah, dan memahami bahasa isyarat.
4. Usia 3,5 sampai 3 tahun ikut permainan teman (Permainan asosiatif)
Anak juga bisa memerankan karakter (permainan pura-pura)

Jika seorang anak tidak dapat menunjukkan keterampilan yang


disebutkan di atas di luar usianya, perkembangan sosial-emosionalnya akan
tertunda.
BAB
8

ASESSMEN DAN EVALUASI SOSIAL


EMOSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. ASESMENT PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA


Tentunya pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai. Ketika
datang ke kegiatan pembelajaran, penilaian mengungkapkan rincian tentang
metode yang digunakan dan hasil belajar bagi siswa. Sebagai pendidik, kita
menyadari aspek perkembangan, kemajuan belajar, dan perkembangan. Dari
kata assessment bahasa Inggris muncul istilah assessment. Penilaian adalah
proses memperoleh, mendokumentasikan, dan menyampaikan informasi
tentang kemajuan dan hasil belajar siswa sambil menerapkan kriteria
penilaian, norma, dan kompetensi belajar anak. Guru dan orang tua dapat
memanfaatkan evaluasi untuk mengetahui kemampuan kognitif, sikap, dan
kepribadian anak guna mencapai tujuan pembelajaran yang dialami anak.
Pemantauan tumbuh kembang anak merupakan tujuan deteksi dini.
Melalui pertumbuhan sosial, yang meliputi penciptaan diri sosial,
seseorang dapat melatih kemampuannya untuk bertindak sesuai dengan
aturan konteks sosialnya (pribadi dalam masyarakat). Sedangkan
perkembangan emosional mengacu pada evolusi seseorang dan mencakup
perasaan seperti kebahagiaan, kebencian, ketakutan, kesedihan, dan cinta.
Kematangan emosi adalah kemampuan untuk terlibat, merespon, dan
berperilaku sesuai dengan norma-norma masyarakat. Tahap perkembangan
anak dan perkembangan ini sejalan. Perkembangan sosial dapat mencakup
perilaku belajar melalui bermain peran sosial, serta mengembangkan sikap
sosial terhadap orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Agusniatih, A., & Monepa, J. M. (2019). Keterampilan Sosial Anak Usia Dini
“teori dan metode pengembangannya. Jawa Barat: Edu Publisher.
Atang Setiawan. (2012). Penanganan Perilaku Agresif pada Anak. Diakses dari
http ://jasianakku- sampel.blogspot.com/penanganan- perilaku-
agresif/2012. 15 februari 2013, Jam 10.45 WIB.
Dabis, Y., & Juniarti, Y. (2019). Asesmen Perkembangan Sosial Emosional Anak
Usia Dini. Jambura Early Childhood Education Journal, 1(2), 55-65.
Dachlan, A. M., Erfansyah, N. F., & Taseman. (2019). Perkembangan Sosial
Emosional Anak Usia Dini. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Damsar. 2011. Pengantar Sosialisasi pendidikan. Jakarta: Kencana
Dewi, R. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Dewi. A.R. 2014. Gambaran Keterampilan Sosial Emosi Anak ASD.UPI
Bandung
Dini, J. P. A. U. 2022. Pengaruh Permainan Terompah Terhadap Motorik Kasar,
Bahasa, dan Sosial-emosional Anak. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 6(5), 4026-4038.
Ellyasni, R., Rahmatina, & Habibi, M. 2020. Perkembangan Belajar Anak Usia
Dini. Malang: Literasi Nusantara.
Fauziddin, M. 2017. Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakary
Gardner,. H. 2003. Multiple Intelligences Kecerdasan Majemuk Teori Dalam
Praktek. Batam Center: Interaksara
Goleman, D.P. 1995. Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ
for Character, Health and Lifelong Achievement. New York: Bantam
Books
Goleman, Daniel. 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Gray, J.A. 1971. The Psychology of Fear and Stress. New York: Mc Graw Hill
Hetherington, E.M & Parke, R.D. 1987. Child Psychology A Contemporary View
Point. New York: McGraw Hill International Ed.
Holofatur, R.R., dan Christiana, E. 2013. Studi Tentang Permasalahan Sosial
Dan Penanganannya Pada Anak Usia Dini Kelompok A Di Desa Torjun
Kabupaten Sampang. Jurnal BK Unesa: 4(01), 10-15
Hurlock, E. B. 1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Alih Bahasa: Tjandrasa, M.
Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B., Terj. , M., & Muslishah Zarkasih. 1978. Perkembangan Anak
Jilid 1 Edisi: keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga (Anggota IKAPI).
Indri Savitri, M.Psi., dari Lembaga Psikologi Terapan UI memaparkannya
berikut ini (http://www.tabloid-nakita.com/).
Khadijah. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Cita Pustaka
Media Perintis.
Kurniawan, H., Marwany, & Laely, T. A. 2020. Bermain dan Permainan Anak
Usia Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya
Morrison, G.S. 2018. Fundamentals of early Childhood Education, 5th ( Dasar-
dasar Pendidikan Anak usia Dini). Jakarta: PT Indeks
Mulyasa, H. 2012. Manajemen PAUD . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Novianti, R. 2012. Teknik Observasi bagi pendidikan anak usia dini. Jurnal
Educhild: Pendidikan Dan Sosial, 1(1), 22-29.
Novita, W. 2027. Serba Serbi Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Nugraha, A dan Rachmawati, Y. 2015. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Pramudya Dan Soefandi. 2009. Strategi Mengembangkan Potensi Kecerdasan
Anak. Jakarta: Bee Media Indonesia
Rosyda, H. 2017. Permasalahan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia
Dini
https://www.kompasiana.com/hanifaturosyda/590df8b3ce9273b5548
29946/permasalahan-perkembangan-sosial-emosinal-anak-usia-dini
Safaria dan Saputra. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup ,
Edisi 13-Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Siswanto, I., & Lestari, S. 2012. Pembelajaran Atrakrif Dan 100 Permainan
Kreatif. Yogyakarta: Andi
Sit, M. 2017. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (edisi pertama). Depok:
Prenadamedia Group
Stewart, A.C., at al. 1985. Child Development A Tropical Approach. New York:
John Wiley & Sons
Suhada, I. 2016. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryana, D. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini “Stimulasi & Aspek
Perkembangan Anak”. Jakarta: Kencana.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia Dini. Yogyakarta: PEDAGOGIA.
Syafi’I, I., & Solichah, E.N. 2021. Asessmen Perkembangan Sosial Emosional
Anak Usia Dini Di TK Ummul Quro Talun Kidul. Jurnal Golden Age,
Universitas Hamzanwadi, 5(02): 83-88

94 | Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini


Tadkiroatun Musfiroh, 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk,
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka
Tirtayani, A.L., dkk. 2014. Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wiyani, Novan Ardy & Barmawi. 2012. Format PAUD Konsep, Karakteristik,
dan Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-
Ruzzmedia,
Yus, A. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Daftar Pustaka | 95
PROFIL PENULIS

Nurhayati, M.Psi.
Penulis adalah dosen tetap di jurusan Pendidikan Anak Usia
Dini, Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Sina Batam, Indonesia.
Dia mendapat gelar Sarjana Psikologi pada tahun 2013 di
salah satu perguruan tinggi swasta Medan. Ia adalah HRD di
salah satu perusahaan provider internet di Medan, dan
kemudian melanjutkan Magister Psikologi bidang Pendidikan
pada tahun 2014 sampai 2016. Pernah mengajar di Pendidikan Guru Rauhatul
Athfal di kampus swasta Kota Kisaran, Sumatera Utara. Hingga saat ini
mengajar di STAI Ibnu Sina.

96 | Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Anda mungkin juga menyukai