TEKS NARASI
Berikut unsur-unsur teks narasi yang harus ada di dalam cerita narasi, yaitu:
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok pikiran sebuah cerita. Contoh tema yang cukup sering
diangkat pada cerita narasi adalah cinta, keluarga, pertemanan, perpisahan, dan lain
sebagainya.
2. Latar
Latar ini berupa informasi tempat dan waktu kejadian, yang menjelaskan di mana dan
kapan peristiwa dalam cerita terjadi. Latar, merujuk pada pengertian tempat dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan.
3. Alur
Alur adalah rangkaian pola-pola tindak-tanduk untuk memecahkan konflik yang terdapat
dalam narasi tersebut. Biasanya alur sebuah cerita bisa maju, mundur (cerita dimulai
dari akhir ke awal alias regresif), dan gabungan (maju mundur).
4. Tokoh cerita
5. Penokohan
6. Sudut pandang
Sudut pandang merupakan arah pandangan dan penyampaian penulis ketika
menyampaikan sebuah cerita. Bisa dengan sudut pandang orang pertama, orang
kedua, dan ketiga.
Biografi Diponegoro
Biografi singkat Pahlawan Nasional yang pertama yaitu dari Bendara Pangeran Harya
Dipanegara atau yang lebih dikenal dengan nama Diponegoro. Lahir di Ngayogyakarta
Hadiningrat, 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Hindia Belanda, pada 8
Januari 1855, tepatnya pada umur 69 tahun.
Pangeran Diponegoro semakin dikenal ketika memimpin Perang Diponegoro atau yang
bisa disebut Perang Jawa, tepatnya tahun 1825-1830 saat melawan pemerintah Hindia
Belanda. Bahkan bisa dikatakan jika perang tersebut tercatat sebagai perang dengan
jumlah korban paling besar dalam sejarah Indonesia
Suatu hari, saat tengah berjemur di bawah terik matahari, Si Kancil merasa lapar. Dia
pun membayangkan betapa nikmatnya kalau ada makanan kesukaannya yaitu
mentimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara
menyeberanginya ya?
Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, "Siapa yang teriak siang-
siang begini.. mengganggu tidurku saja."
"Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu," kata buaya kedua yang
muncul bersamaan.
"Begini buaya, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging
segar buat buaya-buaya di sungai ini, makanya kalian harus keluar semua untuk
menghabiskan daging-daging segar ini," kata kancil.
Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera
memanggil teman-temannya untuk keluar semua.
"Hei, teman-teman semua, ada makanan gratis nih! Ayo kita keluaaaar!" pemimpin dari
buaya itu berteriak memberikan komando.
"Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian
para buaya segera baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana. Nanti aku akan
menghitung satu persatu," kata kancil.
Tanpa pikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari
tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
"Oke, sekarang aku akan mulai menghitung," kata si Kancil yang segera melompat ke
punggung buaya pertama, sambil menghitung satu-satu buaya itu.
Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, "Hai buaya-buaya
bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat
bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?"
"Sebenarnya aku hanya ingin menyeberangi sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk
lewat," kata si Kancil.
"Haaaa!....huaaaaaahh... sialan... Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Awas kau
kancil ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu," kata buaya-buaya itu geram.