Anda di halaman 1dari 4

SAMBUNGAN RM 5.

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE No. RM :


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Nama :
TGK.ABDULLAH SYAFI’I BEUREUNUEN Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Jalan. B. Aceh – Medan Km. 125,5 Kota Mini – Beureunuen (0653) 821576
(Mohon di isi atau tempelkan stiker jika ada)

FORM EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI


1. ANESTESIA UMUM (AU)
AU adalah teknik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar, tidak dapat dirangsang dan tidak merasakan sakit. Obat bius
untuk AU berupa obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah atau zat anestesi yang dapat dihirup/dihisap, terutama pada bayi/anak.
Lama kerja obat disesuaikan dengan lama operasi. Sesuai dengan kebutuhan operasi dan kondisi pasien, teknik ini akan mempengaruhi
kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas, terjadi depresi fungsi pernafasan spontan atau depresi fungsi otot. Sehingga
pasien sering memerlukan pemasangan alat pernafasan untuk mempertahakan patensi jalan napas dan pemberian nafas bantu.
 KELEBIHAN TEKNIK AU :
 Dari awal pembiusan pasien sudah tidak sadar, tidak merasakan nyeri, teknik dan lama pembiusan bisa disesuaikan dengan
lama operasi
 KEKURANGAN TEKNIK AU :
 Pasca bedah pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum.
 Obat bius yang diberikan dapat memiliki efek keseluruh tubuh termasuk ke aliran pembuluh janin dalam kandungan.
 KOMPLlKASl / EFEK SAMPING :
 Efek samping pasca bedah berupa mual muntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit tenggorokan yang bisa diatasi dengan
obat-obatan
 Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung kejalan nafas/paru.
 Kesulitan pemasangan alat/pipa pemafasan yang tidak terduga sebelumnya
 Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
2. ANESTESIA SPINAL / EPIDURAL
 Anestesia spinal/epidural adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut ke bawah (perut sampai ujung kaki) dengan pasien
tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien menginginkan untuk tidur maka dokter dapat rnemberi obat tidur/penenang melalui
suntikan. Obat bius yang dipakai adalah obat bius lokal (Anestesi Lokal) dan bisa ditambah dengan obat lain yang bisa menambah
kekuatan obat maupun rnenambah lama kerja obat bius lokal. Untuk anestesia spinal, obat bius lokal tersebut disuntikkan dengan
jarum yang sangat kecil di celah tulang belakang di daerah punggung.
 Untuk anestesia epidural didaerah punggung penyuntikan didahului dengan pemberian obat bius lokal dan melalui jarum epidural
yang disuntikan di celah tulang belakang akan dimasukkan selang kecil kearah pinggiran tulang belakang, yang berfungsi untuk
menyalurkan obat ke sekitar saraf yang ada dipinggiran tulang belakang.
 Pada ke dua teknik diatas, Penyuntikan dilakukan pada pasien dalam keadaan posisi duduk membungkuk atau miring kesalah satu
sisi dengan kedua tungkai dilipat ke perut dan kepala menunduk. Pada waktu penyuntikan obat, akan terasa hangat dipunggung.
Setelah obat masuk ke tulang belakang, pada awalnya akan merasakan kesemutan pada tungkai, lama kelamaan akan terasa berat
pada kedua tungkai dan pada akhirnya kedua tungkai tidak dapat digerakkan, seolah-olah tungkainya hilang. Pada awalnya dibagian
perut pasien masih bisa merasakan sentuhan, gosokan, dan tarikan, tapi lama kelamaan akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang
rasa ini bisa berlangsung kira-kira 2 sampai 3 jam sesuai jenis obat anestesi lokal yang digunakan.
3. KELEBIHAN TEKNIK ANESTESIA SPINAL / EPIDURAL :
 Jumlah obat yang diberikan sedikit sekali (untuk epidural jumlah obat lebih banyak)
 Obat bius tidak masuk ke dalam sirkulasi ari-ari/rahim sehingga baik untuk operasi besar
 Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh
 Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan hingga 24 jam pasca bedah (untuk epidural bisa ditambah terus obat
anti sakit sesuai kebutuhan)
 Bila tidak mual/muntah pasca bedah bisa langsung minum tanpa harus menunggu flatus (buang angin)
 Lebih aman untuk pasien yang tidak puasa/operasi darurat
4. KELEMAHAN SPINAL / EPIDURAL:
 Pasca bedah harus berbaring, tidak boleh duduk/bangun selama 6 jam
5. KOMPLIKASI / EFEK SAMPING :
 Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-gatal terutama di daerah wajah, semua bisa diatasi dengan obat-
obatan.
 Efek samping yang jarang adalah sakit kepala dibagian depan atau belakang kepala pada hari ke-2/ke-3 terutama pada waktu
mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari. Bila tidak menghilang maka akan dilakukan tindakan khusus berupa
pemberian darah pasien pada tempat suntikan semula.

Terima kasih atas kerjasamanya telah mengisi formulir ini dengan benar, lengkap dan tulisan jelas
SAMBUNGAN RM 5.1

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE No. RM :


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Nama :
TGK.ABDULLAH SYAFI’I BEUREUNUEN Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Jalan. B. Aceh – Medan Km. 125,5 Kota Mini – Beureunuen (0653) 821576
(Mohon di isi atau tempelkan stiker jika ada)

 Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil.


 Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
 Gangguan pernafasan mulai dari ringan (terasa pernafasannya agak berat) sampai berat (henti nafas)
 Kelumpuhan atau kesemutan/rasa baal ditungkai yang memanjang, bersifat sementara dan bisa sembuh kembali.
 Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam pembuluh darah (jarang terjadi) dan dapat ditangani sesuai prosedur
tanpa gejala sisa.
6. BLOK PERIFER
Blok Perifer adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja (misalnya Iengan atas atau bawah, tangan, tungkai,
kaki dan sebagainya). Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan obat bius lokal di daerah sekitar saraf yang mensyarafi bagian tubuh
yang akan dioperasi. Pada saat mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin akan merasakan
sedikit nyeri. Kadang bila syaraf sudah terkena maka akan terasa seperti kesetrum dibagian tubuh yang akan dioperasi.
Demikian juga pada saat penyuntikkan obat bius lokal akan terasa nyeri, tapi lama kelamaan bagian tubuh yang dioperasi akan terasa
kesemutan dan akhimya terasa berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius berlangsung antara 2-4jam tergantung jenis obat yang
dipakai.
7. KOMPLIKASI EFEK SAMPING :
 Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motorik) yang berkepanjangan tetapi bersifat sementara
 Pendarahan dibawah kulit (hematom)
 Tertusuknya lapisan paru
 Pembiusan yang tidak kompli (sebagian tubuh terbius)
 Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal)
 Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa.
8. SEDASI
 Sedasi Ringan
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal
terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya, sedang fungsi pernafasan dan kerja
jantung serta pembuluh darah tidak dipengaruhi.

 Sedasi Sedang.
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap
rangsangan verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat menjaga patensi jalan
nafasnya sendiri. Pada sedasi moderat terjadi perubahan ringan dari respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh
darah masih tetap dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi moderat dapat diikuti gangguan orientasi lingkungan serta
gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang.
 Sedasi Dalam
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tidur, serta tidak mudah dibangunkan
tetapi masih memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai terganggu
dimana nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan pasien tidak dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya
(mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh refleks protektif jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh terhadap fungsi
kerja jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga tindakan sedasi dalam membutuhkan alat monitoring
yang lebih lengkap dari sedasi ringan maupun sedasi moderat.
9. KELEBIHAN TEKNIK SEDASI :
 Obat diberikan secara bertahap
 Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur.
 Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia.
10. KELEMAHAN TEKNIK SEDASI:
 Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
 Sampai 24 jam pasca sedasi pasien tidak diperbolehkan mengendarai mobil, mengoperasikan mesin dan menandatangani dokumen
penting yang bersifat legal.

Terima kasih atas kerjasamanya telah mengisi formulir ini dengan benar, lengkap dan tulisan jelas
SAMBUNGAN RM 5.1

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE No. RM :


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Nama :
TGK.ABDULLAH SYAFI’I BEUREUNUEN Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Jalan. B. Aceh – Medan Km. 125,5 Kota Mini – Beureunuen (0653) 821576
(Mohon di isi atau tempelkan stiker jika ada)

11. KOMPLIKASI SEDASI :


 Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan dapat berubah, maka sedasi ringan ataupun moderat bisa
bergeser menjadi sedasi dalam
 Efek samping pasca sedasi dapat berupa: mual muntah, menggigil, pusing, mengantuk, yang bisa diatasi dengan obat-obatan
Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/ fatal.
 Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung ke jalan nafas/ paru.
 Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa pernafasan.
12. ANESTESIA TOPIKAL
Anesthesia topical tekhnik pembiusan yang hanya melibatkan bagian tubuh tertentu saja (misalnya mata, gusi dll). Tekhnik
pembiusan dilakukan dengan memberikan obat bius tetes/ spray/jelly pada bagian tubuh yang akan dibius. Efek bius berlangsung kira –
kira 15 – 30 menit tergantunf jenis obat yang dipakai
 KOMPLIKSI
Hampir tidak pernah ditemukan
 PENGELOLAAN NYERI PASCA TINDAKAN
Pasien Pasca Tindakan Atau Anetesia Akan Akan Mendapatkan Manajemen Nyeri Disesuaikan Dengan Tingkat Nyeri Yang
Dialami Pasien. Pasien Akan Dievaluasi Tingkat Nyeri Berdasarkan Skla 0 (Tidak Ada Nyeri) Hingga 10 (Nyeri Berat). Tingkat
Nyeri Dibagi Dalam 3 Katagori :
o Skala Nyeri 0-3 Nyeri Ringan
o Skala Nyeri 4-4 Nyeri Sedang
o Skala Nyeri 7-10 Nyeri Berat
Untuk setiap tingkat nyeri akan diberikan manajemen yang berbeda. Modalitas penatalaksanaan nyeri dapat diberikan melalui oral,
suntikan, spinal, maupun epidural.
o Rasa sakit ringan
Dapat diberikan parasetamol (10-15 mg/kgBB tiap 4-6 jam) diminumkan atau melalui suntikan atau rejimen lain sesuai
prosedur SPO tatalaksana neri
o Nyeri sedang
Dapat diberikan kombinasi beberapa macam obat, termasuk parasetamol dan obat anti inflamasi non steroid melalui
suntikan. Atau modalitas dan rejimen lain sesuai prosedur SPO tatalaksana nyeri
o Nyeri hebat
Dapat diberikan obat-obatan golongan narkotik kombinasi obat atau modalitas
Dan rejimen lain sesuai prosedur SPO tatalaksana nyeri
 KOMPLIKASI PENGELOLAAN NYERI PASCA TINDAKAN
o Mual/ muntah, gatal-gatal terutama di daerah wajah. Semua bisa dikurangi dengan obat-obatan
o Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat
o Gangguan fungsi pernafasan (jarang) dan dapat diatasi dengan tindakan.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca atau dibacakan keterangan diatas dan telah dijelaskan terkait dengan
prosedur anestesia dan sedasi yang akan dilakukan terhadap diri saya sendiri/istri/suami/ anak/ayah/ibu *)
 Nama :........................................................................................................................................................................
 Umur/Jenis Kelamin :...........................................................................Tahun, (Laki -laki / Perempuan*)
 Alamat : ........................................................................................................................................................................
 No. Telp : ........................................................................................................................................................................
 No.Rekam Medis : .....................................................................................................................................................................
 Diagnosa : ......................................................................................................................................................................
 Rencana Tindakan :.......................................................................................................................................................................
 Jenis Anestesia :............... ........................................................................................................................................................
(*) coret yang tidak perlu

Tanggal, .......................................Pukul............................
Dokter yang menjelaskan Pihak yang dijelaskan,

( ..............................................................) ( ........................................................)
Terima kasih atas kerjasamanya telah mengisi formulir ini dengan benar, lengkap dan tulisan jelas
SAMBUNGAN RM 5.1

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE No. RM :


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Nama :
TGK.ABDULLAH SYAFI’I BEUREUNUEN Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Jalan. B. Aceh – Medan Km. 125,5 Kota Mini – Beureunuen (0653) 821576
(Mohon di isi atau tempelkan stiker jika ada)

Jalan. B. Aceh – Medan Km. 125,5 Kota Mini – Beureunuen (0653) 821576

Terima kasih atas kerjasamanya telah mengisi formulir ini dengan benar, lengkap dan tulisan jelas

Anda mungkin juga menyukai