01 STG RM 29
RUMAH SAKIT TK IV 12.07.01 SINGKAWANG
No RM
Nama Pasien
Tanggal Lahir
Harap diisi /tempelkan stiker bila ada
1. ANESTESI UMUM
a. PENGERTIAN
Anestesi umun adalah tehnik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar,
tidak dapat dirangsang dan tidak merasakan sakit. Obat bius untuk Anestesi Umum berupa obat
yang disuntikkan kedalam pembuluh darah atau zat anestesi yang dihirup/dihisap. Lama kerja
obat disesuaikan dengan lama operasi, kebutuhan operasi dan kondisi pasien.Tehnik ini akan
mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas, terjadi depresi fungsi
pernafasan spontan atau depresi fungsi otot pernafasan, jantung dan sistem aliran darah , saraf
pusat . Untuk itu pasien sering memerlukan pemasangan alat bantu pernafasan untuk
mempertahankan patensi jalan nafas dan pemberian bantuan nafas. Selain itu diperlukan pula
topangan obat dan alat untuk mengatasi bila terjadi gangguan fungsi jantung dan sistem aliran
darah serta sistem saraf pusat.
d. KOMPLIKASI/EFEK SAMPING :
• Efek samping pasca bedah berupa mual muntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit
tenggorokan yang bisa diatasi dengan obat-obatan.
• Beresiko pada pasien yang tidak puasa, bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung
kejalan nafas/baru.
• Kesulitan pemasangan alat/pipa pernafasan yang tidak terduga sebelumnya.
• Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
a. PENGERTIAN
Sub Arachnoid Block adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut kebawah
(perut sampai ujung kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien
menginginkan untuk tidur maka dokter dapat memberi obat tidur/penenang melalui suntikan.
Untuk anestesi epidural di daerah punggung penyuntikan didahului dengan pemberian
obat bius lokal dan melalui jarum epidural yang disuntikan di celah tulang belakang akan
dimasukkan selang kecil kearah pinggiran tulang belakang, yang berfungsi untuk menyalurkan
obat ke sekitar saraf yang ada di pinggiran tulang belakang.
Pada kedua tehnik diatas, penyuntikan dilakukan pada pasien dalam keadaan posisi
duduk membungkuk atau miring kesalah satu sisi dengan kedua tungkai dilipat ke perut dan
kepala menunduk. Pada waktu penyuntikan obat akan terasa hangat dipunggung. Setelah obat
masuk ke tulang belakang, pada awalnya akan merasakan kesemutan pada tungkai, seolah-olah
tungkainya hilang. Pada awalnya dibagian perut pasien masih bisa merasakan sentuhan,
gosokan, dan tarikan, tapi lama kelamaan akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang rasa ini
bisa berlangsung kira-kira 2 sampai 3 jam sesuai jenis obat anestesi lokal yang digunakan.
1
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 12.04.01 STG
RUMAH SAKIT TK IV 12.07.01 SINGKAWANG
• Jumlah obat yang diberikan sedikit sekali (untuk epidural jumlah obat lebih banyak)
• Obat bius tidak masuk dalam sirkulasi ari-ari/rahim sehingga baik untuk operasi besar
• Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh
• Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan hingga 24 jam pasca bedah
(untuk epidural bisa ditambah terus obat anti sakit sesuai kebutuhan)
• Bila tidak mual/muntah pasca bedah bias langsung minum tanpa harus menunggu flatus
(buang angin)
• Lebih aman untuk pasien yang tidak puasa/operasi darurat.
3. BLOK PERIFER
a. PENGERTIAN
Blok perifer adalah tehnik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja
(misalnya lengan atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki, dan sebagainya). Tehnik ini dilakukan
dengan menyuntikkan obat bius lokal di dareah sekitar syaraf yang mensyarafi baian tubuh
yang akan dioperasi. Pada saat mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin akan
merasakan sedikit nyeri. Kadang bila syaraf sudah terkena maka akan terasa seperti kesetrum
dibagian tubuh yang akan dioperasi. Demikian juga pada saat penyutikan obat bius lokal akan
terasa nyeri, tapi lama kelamaan bagian tubuh yang dioperasi akan terasa kesemutan dan
akhirnya terasa berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius berlangsung antara 2-4 jam
tergantung jenis obat yang dipakai.
b. KOMPLIKASI/EFEK SAMPING
• Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motoric) yang berkepanjangan tetapi bersifat
sementara
• Perdarahan dibawah kulit (hematom)
• Tertusuknya lapisan paru
• Pembiusan yang tidak komplit (sebagian tubuh terbius)
• Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal)
• Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat ditangani sesuai prosedur
tanpa gejala sisa.
4. SEDASI
a. PENGERTIAN
2
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 12.04.01 STG
RUMAH SAKIT TK IV 12.07.01 SINGKAWANG
• SEDASI RINGAN
Adalah Tehnik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan
pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap rangsangan verbal dan tetap
dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya, sedang fungsi pernafasan dan kerja
jantung serta pembuluh darah tidak dipengaruhi.
• SEDASI SEDANG/MODERAT
Adalah Tehnik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan
pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap rangsangan verbal, dapat
diikuti atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat
menjaga patensi nafasnya sendiri.Pada sedasi moderat terjadi perubahan ringan dari
respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh darah masih tetap
dipertahankan dalam keadaan normal.Pada sedasi moderat dapat diikuti gangguan
orientasi lingkungan serta gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang.
• SEDASI DALAM
Tehnik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan pasien
mengantuk , tidur, serta tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon
terhadap rangsangan berulang atau rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai
terganggu dimana nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan pasien tidak dapat
mempertahankan patensi dari jalan nafsnya (mengakibatkan hilangnya sebagian atau
seluruh reflex proteksi jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh terhadap fungsi kerja
jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga tindakan sedasi
dalam membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari sedasi ringan maupun
sedasi moderat.
d. KOMPLIKASI SEDASI
• Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan dapat berubah,
maka sedasi ringan ataupun moderat bisa bergeser menjadi sedasi dalam.
• Efek samping pasca sedasi dapat berupa mual/muntah, menggigil, pusing, mengantuk,
yang bisa diatasi dengan obat-obatan.
• Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga
berat/fatal.
• Beresiko pada pasien yang tidak puasa, bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung
ke jalan nafas/paru.
• Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa pernafasan.
5. ANESTESI TOPIKAL
Anestesi topikal adalah tehnik pembiusan yang hanya melibatkan bagian tubuh tertentu
saja (misalnya mata, gusi, dll). Tehnik pembiusan dilakukan dengan memberikan obat bius
3
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 12.04.01 STG
RUMAH SAKIT TK IV 12.07.01 SINGKAWANG
tetes/spray/jelly pada bagian tubuh yang akan dibius. Efek bius berlangsung kira-kira 15-30 menit
tergantung jenis obat yang digunakan.
RM 29 A
No RM
Nama Pasien
Tanggal Lahir
Harap diisi /tempelkan stiker bila ada
4
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 12.04.01 STG
RUMAH SAKIT TK IV 12.07.01 SINGKAWANG
Telah membaca atau dibacakan dan telah dijelaskan terkait dengan prosedur anestesi/sedasi yang akan
dilakukan terhadap : Diri saya/Istri/Suami/Anak/Ayah/Ibu*)
Nama : .............................................................................................................................
Umur / jenis kelamin : .......................... Tahun, laki- laki / perempuan*)
Alamat : .............................................................................................................................
No. Telp : .............................................................................................................................
No. Rekam medik : .............................................................................................................................
Diagnosa : .............................................................................................................................
Rencana tindakan : .............................................................................................................................
Jenis anestesi : .............................................................................................................................
Singkawang, .................................
Jam .......................................
Dokter yang menjelaskan Pihak yang dijelaskan
(.........................................) (........................................)
Tanda tangan