Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jl. Jend. Ahmad Yani No. 10 Raha Kel. Butung-Butung Kec. Katobu

Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
No. RM :
Ruang Rawat :

EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI

A. ANESTESI UMUM
Anastesi umum adalah teknik anastesi dengan bius total dimana
pasien tidak sadar, tidak dapat dirangsang dan tidak merasakan sakit. Obat
bius untuk anestesi umum berupa obat yang disuntikan ke dalam pembuluh
darah atau zat anestesi yang dapat dihirup/dihisap, terutama pada bayi/anak,
lama kerja obat disesuaikan dengan lama operasi. Sesuai dengan kebutuhan
operasi dan kondisi pasien, teknik ini akan mempengaruhi kemampuan untuk
mempertahankan patensi nafas, terjadi depresi fungsi pernafasan spontan atau
pelumpuhan fungsi otot. Sehingga pasien memerlukan pemasangan alat bantu
pernafasan untuk mempertahankan patensi jalan nafas dan pemberian nafas
bantu.

1. TUJUAN
a. Membuat tidur untuk memfasilitasi pembedahan
b. Menghilangkan rasa sakit selama pembedahan
c. Relaksasi otot selama pembedahan

2. KOMPLIKASI/EFEK SAMPING
a. Efek samping pasca bedah berupa mual, muntah, mengigil, pusing,
mengantuk, sakit tenggorokan, sakit menelan yang bisa diatasi dengan
obat-obatan
b. Pada pasien yang tidak bisa puasa bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya
isi lambung ke dalam jalan nafas/paru
c. Kesulitan pemasangan alat/pipa pernafasan baik yang sudah di duga
atau tidak diduga sebelumnya
d. Alergi atau hipersensitif terhadap obat (sangat jarang) mulai derajat
ringan hingga berat/ fatal.
e. Kejang pita suara (spasme larings), kejang jalan nafas bawah (spasme
bronkus) dari ringan hingga berat yang dapat menyebabkan henti
jantung yang dapat diatasi sesuai prosedur terlampir
f. Komplikasi akan meningkat pasien di bawah 1 tahun, lanjut usia, pasien
dengan penyakit penyerta (jantung , ginjal, hati, saraf, paru, endokrin,
dan sepsis).

Komplikasi-komplikasi diatas dapat timbul tanpa diduga sebelumnya dan


akan ditangani sesuai prosedur medis.

3. KELEBIHAN TEKNIK ANESTESI UMUM


a. Sejak awal operasi pasien sudah tidak sadar dan tidak merasakan sakit
b. Lama pembiusan dapat disesuaikan dengan lama operasi
c. Kedalaman pembiusan dapat diatur sesuai kebutuhan
d. Relaksasi obat-obat dapat diatur

4. KEKURANGAN TEKNIK ANASTESI UMUM


a. Obat bius yang diberikan berefek keseluruh tubuh pasien termasuk ke
aliran darah janin dalam kandungan
b. Pasca bedah harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
c. Pemulihan relatif lebih lama
d. Pada pasien dengan kondisi tertentu, obat bius dapat mempengaruhi
sistem pernafasan maupun kardiovaskuler.

B. ANASTESI REGIONAL
1. Spinal
2. Epidural
 Anestesi spinal/epidural adalan penghilangan rasa sakit (analgesia) yang
hanya meliputi daerah perut ke bawah (perut sampai ujung kaki) dengan
pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien menginginkan untuk
tidur maka dokter dapat memberi obat tidur/penenang melalui suntukan. Obat
bius yang dipakai adalah obat bius local dan bisa di tambah dengan obat lain
yang bisa menambah kekuatan obat maupun menambah lama kerja obat bius
local.
 Untuk anastesi spinal, obat bius disuntukan dengan memakai jarum khusus
spinal yang sngat kecil di celah tulang belakang di daerah punggung
 Untuk anastesi epidural tempat penyuntikan sama dengan spinal tapi memakai
jarum khusus epidural dengan ukuran yang lebih besar. Penusukan jarum
epidural ini didahului oleh pemberian obat bius lokal di tempat penusukan
agar tidak sakit. Kemudian melalui jarum epidural tersebut dimasukan selang
kecil ke dalam pinggiran tulang belakang
 Pada kedua teknik di atas penyuntikan dilakuakn pad pasien dalam keadaan
posisi duduk membungkuk atau miring kesalahan satu sisi dengan kedua
tungkai dilipat ke perut dan kepala menunduk. Pada waktu penyuntikan obat
akan terasa hangat di punggung. Setelah obat masuk ke tulang belakang, pada
awalnya akan merasakan hangat, kesemutan pada tungkai, lama kelamaan
akan terasa berat pada kedua tungkai dan pada akhirnya kedua tungkai tidak
dapat digerakan, seolah-olah tungkainya hilang. Pada awalnya di bagian perut
pasien masih bisa merasakan sentuhan, gosokan dan tarikan, tapi lama
kelaman akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang rasa ini berlangsung kira-
kira sampai 2 sampai 3 jam sesuai jenis obat anastesi lokal yang digunakan.

1. KELEBIHAN TEKNIK ANESTESI SPINAL/EPIDURAL


a. Jumlah obat yang diberikan sedikit (untuk epidural jumlah obat lebih
banyak)
b. Obat bius tidak masuk kedalam sirkulasi ari-ari /rahim sehingga baik
untuk oprasi besar
c. Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh
d. Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan hingga
24 jam pasca bedah (untuk epidural bisa ditambah terus obat anti sakit
sesuai kebutuhan)
e. Bila tidak mual/muntah pasca bedah bisa langsung minum tanpa harus
menunggu flatus (buang angin)
f. Lebih aman untuk paien yang tidak puasa/operasi darurat

2. KELEMAHAN SPINAL/EPIDURAL
a. Pasca bedah harus berbaring, tidak boleh duduk/bangun selama +6 jam
b. Posisi pasien tidak nyaman pada waktu penyuntikan spinal/epidural

3. KOMPLIKASI/EFEK SAMPING
a. Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-gatal
terutama di daerah wajah, semua bisa diatasi dengan obat-obatan
b. Efek samping yang jarang adalah sakit kepala di bagian depan atau
belakang kepala pada hari ke 2/3 terutama pada waktu mengangkat
kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari dan bisa diatasi dengan obat-
obatan. Bila tidak menghilangkan maka bila perlu akan dilakukan
tindakan khusus berupa pemberian darah pada tempat suntikan semula
c. Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil, sehingga perlu
dipasang urin kateter
d. Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan
sampai berat/fatal
e. Gangguan pernafasan mulai dari ringan (terasa pernafasannya agak
berat) sampai berat (henti nafas)
f. Kelumpuhan atau kesemutan/rasa baal ditungkai memanjang, bersifat
sementara dan bisa sembuh kembali
g. Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam pembuluh
darah (jarang terjadi) dan dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala
sisa
h. Gangguan kardiovaskuler dari yang ringan (gangguan irama jantung)
sampai berat (henti jantung)

4. BLOK PERIFER
Blok perifer adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan
sebagian tubuh saja (misalnya lengan atas atau bawah, tangan, tungkai,
kaki dan sebagainya). Teknik ini dilakukan dengan menyuntikan obat bius
lokal di ddaerah sekitar syaraf yang mensyarafi bagian tubuh yang akan
dioperasi. Demikian juga pada saat penyuntikan obat bius lokal akan terasa
nyeri, tapi lama kelamaan bagian bagian tubuh yang dioperasi akan terasa
kesemutan dan akhirnya terasa berat sampoai tidak bisa digerakan. Efek
bius berlangsung 2-4 jam tergantung kondisi obat.

5. KOMPILKASI/EFEK SAMPING
a. Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motorik) yang
berkepanjangan tetapi bersifat sementara
b. Pendarahan dibawah kulit (hematom)
c. Tertusuknya lapisan baru
d. Pembiusan yang tidak komplit (sebagai tumbuh terbius)
e. Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal)
f. Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat
ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa

C. SEDASI
1. PENGGOLONGAN
a. Sedasi Ringan
Teknik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan
pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap
rangsangan verbal dan tetap mempertahankan potensi jalan nafasnya,
sadang fungsi pernafasan dan kerja jantung serta pembuluh darah tidak
dipengaruhi
b. Sedasi Sedang
Teknik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat penyuntikan
obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk tetapi masih memiliki
respon terhadap rangsangan verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh
rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat menjaga potensi
jalan nafasnya sendiri. Pada sedasi moderat terjadi perubahan ringan
dari respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh
darah masih tetap dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi
moderat dapat diikuti gangguan orientasi lingkungan serta fungsi
motorik ringan sampai sedang
c. Sedasi Dalam
Teknik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan
pasien mengantuk, tidur, serta tidak mudah dibangunkan tetapi masih
memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan
nyeri. Respon pernafasan sudah mulai tergannggu dimana nafas spontan
sudah mulai tidak adekurat dan pasien tidak dapat mempertahankan
potensi dari jalan nafasnya (mengakibatkan hilangkangnya sebagian
atau seluruh reflex protektid jalans nafas). Sedasi dalam dapat
berpengaruh terhadap fungsi kerja jantung dan pembuluh darah
terutama pada pasien sakit berat, sehingga tindakan sedasi dalam
membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari seedasi ringan
maupun sedasi moderat.

2. KELEBIHAN TEKNIK SEDASI


a. Obat diberikan secara bertahap
b. Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur
c. Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia

3. KELEMAHAN TEKNIK SEDASI


a. Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
b. sampai 24 jam pasca sediasi pasien tidak dapat diperbolehkan
mengendarai mobil, mengoperasikan mesin dan menandatangani
dokumen penting yang bersifat legal

4. KOMPLIKASI SEDASI
a. Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamika dan
dapat berubah, maka sedasi ringan maupun moderat bisa bergeser
menjadi sedasi dalam
b. Efek samping pasca sedasi dapat berupa: mual/muntah , menggigil
pusing, yang bisa diatasi dengan obat-obatan
c. Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan
hingga berat/fatal
d. Beresiko pada pasien yang tidak puasa, bisa terjadi aspirasi yaitu
masuknya isi lambung ke jalan nafas/paru
e. Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa
pernafasan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah diberikan
informasi informasi di atas dengan jelas dan saya telah mengerti dan menerima
informasi tersebut.

Raha, 20
Jam : WITA

Dokter yang menjelaskan Pihak Yang dijelaskan

(................................................) ( ...........................................)

Anda mungkin juga menyukai