Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KATARAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/3
Disahkan,
Direktur Utama RSUD Kabupaten Muna
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR OPERASIONAL

PENGERTIAN Katarak adalah kekeruhan pada lenda kristaline


Katarak kongenital : katarak yang ditemukan pada saat lahir
Katarak juvenil : katarak pada usia muda <40 katarak senil :
katarak pada usia >40 tahun

TUJUAN Mengurangi angka kebutaan yang disebabkan oleh katarak


KEBIJAKAN - Katarak merupakan penyebaab kebutaan yang paling tiggi
- Bertambahnya jumlah penderita usia lanjut
- Perubahan pola penyakit masyarakat yang lebih kearah
proses degeneratif

PROSEDUR 1. Perawat menerimaa pasien di poli mata


2. Semua penderita yang mengeluh dilakujab seleksi, apakah
karena kelainan refraksi atau karenna sebab lain.
3. Penderita diperiksa oleh dokter residen mata
4. Diagnosa katarak ditegakkan apabila terdapat penurunan
visus disertai kekeruhan lensa.
Pennderita diperiksa :
- Visus dengan optip snellen
- Kekeruhan lensa dengan slit lamp
- Tekanan bola mata dengan tonometer
- Bagian posterior bola mata di evaluasu dengan
funduskopi (kalau masih memungkinkan)
- Kalau perlu USG mata
5. Resideen mata berkonsultasi dengan dokter spesialis lensa
dan vitreo retina
6. Bila dipersiapkan untuk operasi bola kata dilakukan
pemeriksaan tekanan darah, laboratorium sesuai kebutuhan
7. Perawat/ residen memberikan penjelasan kkepada
penderita, keluarga yang menandatangani informed
consent
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KATARAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/3
Disahkan,
Direktur Utama RSUD Kabupaten Muna
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR OPERASIONAL

8. Penderita dirawat/ tidaak dirawat sesuai kebutuhan


9. Perawat memperlihatkan hasil laboratorium
10. Residen melaporkan hasil yang diperlukan termaksud
tekanan darah, tonometri, hasil laboratorium
11. Persiapan bedah oleh perawat bedah dikamar operasi, tetes
midriatik, cukur// potong bulu mata, antiseptikdaerah
operasi
12. Dokter mata melakukan operasu apakah Extra Capsular
Cataract Extraction (ECCE) + IOL atau teknuj
Fakoemulsifikasi + IOL
- Anastesi
- Topikal : Tetrakain 0,5% tetas mata
- Peribukber : Lidokain inj. : markaun inj. = 1: 1
- Retrobulber : idem
- Umum
- Langkah – langkah operasi katarak :
ECCE / ECCE + IOL
- Peritomi konju gtiva, atasi perdarahan konjungtiva
- Grooving insisi korneoskleral 150 derajat, kemudian
kapsulotomi anterior
- Kornea dibuka 120 derajat, dilanjutkan ekspresu
nucleus
- Pasang jahitan kornea,secukupnya, keemudian
dilakukan masa irigasi masaa lensa
- Bila telah direncanakan, dilakukan implatasi IOL
- Tambahan jahitan kornea, kemudian simpul
dibenamkan
- Iridektomi perifer bila diperlukan
- Injeksi antibiotij subkonjungtiva
- Phako + IOL
- Insisi kornea (clear cornea incision) / sclera
- Tembus COA, bentuk dengan viscoeoastik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KATARAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3
Disahkan,
Direktur Utama RSUD Kabupaten Muna
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR OPERASIONAL

- Kapsuloreksis
- Hidrodiseksu, hidrodiliniasi
- Fakoemulsifikasi nucleus, epinukleus
- Irigasi, aspirasu masa lensa (kortek)
- Implatansi IOL
- Pasang jahitan pada luka operasi
13. Pengobatan pasca bedah
a. Antibiotik
b. Antibiotik subkonjungtiva injeksi
c. Tutup mata pelindung
14. Pengawasan pasca bedah (komplikasi)
a. Endoftalmitis
b. Edemaa kornea
c. Distorsi atau terbukanya luka operasi
d. COA dangkal
e. Glaukoma
f. Ubeitis
g. Dislokasi IOL
h. Perdarahan segmen anterior/ posterior
i. Ablasio retina
j. Cystoid macular edema
k. Sida massa lensa
l. Ruptur kapsul posterior
m. Prolaps vitreus

UNIT TERKAIT - Laboratorium


- Anastessi bila diperlukan anastesi umum
- Penyakit dalam (kalau ada hipertensu dan DM)

Anda mungkin juga menyukai