Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STRABISMUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/3
Disahkan,
Direktur Utama RSUD Kabupaten Muna
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR OPERASIONAL

PENGERTIAN Suatu keadaan dimana terjadi debais dari sumbu bola mata
Klarifikasi :
a. Strabismus paralitik
b. Strabismus non paralitik

Istilah :
a. Exotropion -> bola mata keluar dalam posisi normal
b. Esotropia -> bola mata ke dalam posisi normal
c. Hipertropia -> bola mata ke atas posisi normal
d. Hipotropia -> bola mata ke bawah posisi normal
e. Incyclo / exyclo
Gambaran klinik :
1. Visus terganggu / tidak
2. Diplopia / (ganda)
3. Kadang disertai adanya gerakan kepala ke arah tertentu
(forticalis)
4. Bola mata berdeviasi kearah tertentu

TUJUAN Diagnosa dan penanganan yang tepat untuk mengurangi gejala

KEBIJAKAN Perlu oenanganan tepat untuk mencegah komplikasi seperti


ambliopia
PROSEDUR 1. Penderita diterima oleh perawat di poli mata
2. Residen mata memeriksa penderita
3. Diagnosis ditegakkan melalui :
- Pemeriksaan visus -> Snellen
- Pemmeriksaan kedudukan / general bola mata ->
Force Duction Test
- Pemeriksaan deviasi bola mata
- Hisberg test -> senter
- Krimsky test -> prisma
- Cover and uncover test
4. Jika pemeriksaan selesai dan dievaluasi strabismus tidak
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STRABISMUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/3
Disahkan,
Direktur Utama RSUD Kabupaten Muna
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR OPERASIONAL

dapat dikoreksi dengan kacamata/ terapu lainnya ->


anjurkan operasi
5. Konsultasi ke interna atau pediatric dan dokter anestesi
dengan melengkapu pemeriksaan dan laboratorium
6. Menjelaskan penyakit dan membuat informed
7. Persiapan operasi dilakukan oleh perawat mata di
bangsal dengan dokter anastesi
8. General anastesi
9. Langkah operasi :
- Pada dasarnya operasi strabismus dilakukan untuk
mengembalikan posisi bola mata kearah normal
(ortgopiria)
- Dilakukan reseksi untuk mengenalu kekuatan otot
bola mata yang hiperaksu
- Dilakukan reseksi untuk menguatkan / menambah
kekuatan otot mata yang lemah
- Setelah penderita dalam keadaan sewal anastesu dan
disinfesi lapangan operasj dengan bethadine /
alkohol
- Dilakukan peritomi konjungtivitis dimana otot yang
mengalamu hiperaksidan hipoaksi
- Otot diklarifikasikan dengan muskle Hook dan
dibuat jahitan pada otot setengah ketebalan pada
kedua penyisir otot
- Pindahkan insersi otot ke arah posterior sesuai
deviasi yang terjadi
- Jika dilakukan resensi maka pemotongan otit sesuai
dengan deviasi yang terjadi dan menjahit tetap pada
tempat unsusu semula
- Peritomi konjungtiva dijahit dengan benang 8,0
- Operasi selesai

UNIT TERKAIT - Radiologi


- Internist
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STRABISMUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3
Disahkan,
Direktur Utama RSUD Kabupaten Muna
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR OPERASIONAL

- Pediatrik
- Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai