Ditetapkan Direktur Utama, Tanggal Terbit PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) 3 Juni 2022
dr. Ronny Novianto, M.Kes
Separasi dari lapisan sensoris retina dari lapisan epitel pigmen retina 1. Pengertian (Definisi) (RPE) yang disebabkan oleh robekan retina dan berakibat akumulasi cairan subretina 1. Gangguan lapang pandang berbentuk aeperti tirai, sifatnya mendadak 2. Penurunan tajam penglihatan mendadak, terutama bila sudah mengena makula 3. Diawali floaters yang semakin bertambah banyak 2. Anamnesis 4. Fotopsia yang bertambah sering 5. Ditanyakan riwayat pemakaian kacamata dengan minus sedang sampai tinggi (≥ -3.00 D), riwayat trauma, riwayat keluarga, dan riwayat retinal detachment atau degenerasi retina perifer pada fellow Eye 1. Pemeriksaan visus terbaik (BCVA) dilakukan dengan snellen chart, bila tidak bisa dengan hitung jari/ lambaian tangan/ lampu senter 2. Pemeriksaan tonometri dengan tonometer Schiotz dilakukan sebelum dilatasi pupil 3. Pemeriksaan segmen anterior dilakukan pada kedua mata dengan slitlamp biomicroscopy 4. Pemeriksaan gangguan lapang pandangan dikerjakan untuk kelengkapan diagnosis, sebagai penunjang bila diperlukan, misalkan didapatkan shallow retinal detachment 5. Dilatasi pupil dengan jalan pemberian tetes mata Tropicamide 0,5% dan/ 3. Pemeriksaan Fisik atau Phenylephrine 10%, dilakukan punctal occlusion pada penderita dengan kelainan kardiovaskular 6. Pemeriksaan pada kedua mata dengan oftalmoskopi direk, oftalmoskopi indirek dengan indentasi sklera dan atau Goldmann 3 mirror : dicari adakah degenerasi retina perifer, kelainan vitreus, retina yang lepas memberikan gambaran retina yang konveks, warna lebih pucat, konfigurasi pembuluh darah retina yang berkelok-kelok serta retina bergoyang jika mata bergerak 7. Melokalisir retina yang robek, dan mencari tipe robekan serta apakah robekan tersebut tunggal atau multipel. 8. Retinal chart (gambar peta retina sesuai hasil pemeriksaan) 4. Kriteria Diagnosis 1. Penurunan visus mendadak, bila makula sudah terkena 2. Gangguan lapang pandangan mendadak 3. Floaters dan atau fotopsia 4. Riwayat miopia sedang-tinggi atau faktor resiko lain (diabetes mellitus, trauma, riwayat operasi intraokuler/ LASIK) 5. Oftalmoskopi direk dan atau indirek : tampak retina yang lepas berbentuk RHEGMATOGENOUS RETINAL DETACHMENT No Dokumen: No Revisi : Halaman 71/PPK/RSLM/2022 00 2 dari 5
konveks, warna lebih pucat, konfigurasi pembuluh darah retina yang
berkelok-kelok serta retina bergoyang jika mata bergerak 6. Goldmann Three Mirror: tampak lokalisasi & luasnya retina yang lepas serta lokasi break/hole (tipe robekan tunggal/ multipel), degenerasi retina perifer/kelainan vitreus
5. Diagnosis Kerja RHEGMATOGENOUS RETINAL DETACHMENT (H 33.0)
1. Posterior Vitreous Detachment
2. Degenerative Retinoschisis 6. Diagnosis Banding 3. Choroidal Detachment 4. ChoroidalTumor 5. Uveal Effusion Syndrome No Pemeriksaan Rekomendasi GR Ref 1 Ultrasonografi Dilakukan pada kasus dengan IIA 6 kecurigaan retinal detachment pada media keruh (ditemukan katarak 7. Pemeriksaan komplikata dan atau obscura corpus Penunjang vitreus seperti pada perdarahan vitreus) 2 Foto Fundus Dilakukan untuk dokumentasi, IIA 8 data preoperative 8. Tata Laksana No Terapi Prosedur (ICD 9 CM) GR Ref 1 Laser Dilakukan pada break tanpa retinal IIA 4 Tindakan Operatif Fotokoagulasi detachment yang ditemukan, dan (14.54) sebagai preventif pada fellow eye Terapi Konservatif dengan anestesi topikal, jika didapatkan degenerasi retina perifer Lama Perawatan terutama bila didapatkan kelainan vitreus demikian juga pada kasus dengan miopia patologis pada kedua mata dengan mata satunya riwayat retinal detachment 2 Pneumatic (14.75) Dilakukan dengan anestesi IIA 2 Retinopexy lokal yaitu dengan menginjeksikan (14.75) expandable gas untuk menutup robekan retina dan menempelkan kembali retina tanpa pemasangan Scleral Buckle, dengan positioning penderita setelah injeksi. Gas yang digunakan dapat berupa SF6 atau C3F8 3 Operasi Pemasangan segmental scleral buckle IA 3 RHEGMATOGENOUS RETINAL DETACHMENT No Dokumen: No Revisi : Halaman 71/PPK/RSLM/2022 00 3 dari 5
(Pemasangan atau encircling; dapat disertai prosedur
Scleral tambahan seperti drainage cairan Buckle) (14.4) subretina, cryotherapy dan pneumatic retinopexy, dapat dilakukan dengan anestesi lokal dan anestesi umum. Sebelumnya disiapkan pemeriksaan laboratorium darah lengkap, pemeriksaan RFT, LFT, profil lipid dan faal hemostasis. Kemudian konsultasi dengan departemen terkait bila diperlukan, misalnya pada spesialis jantung dan anestesi 4 Operasi (Pars Operasi mikro untuk mengevakuasi IA 1 Plana vitreus yang patologis, menghilangkan Vitrectomy) tarikan membran vitreoretina agar (14.72, 14.54, dapat lebih mudah mendekati retina 14.75) untuk melakukan prosedur internal drainage, endolaser, pemberian tamponade atau prosedur lainnya. Dilakukan dengan anestesi lokal, anestesi lokal dengan back up resusitasi oleh tim anestesi reanimasi, atau dengan anestesi umum. Sebelumnya disiapkan pemeriksaan laboratorium darah lengkap, pemeriksaan RFT, LFT, profil lipid dan faal hemostasis. Kemudian konsultasi dengan departemen terkait bila diperlukan, misalnya pada spesialis jantung dan anestesi. Pada anestesi lokal dilakukan persiapan sebagaimana persiapan anestesi umum di atas. Pada saat penderita MRS mulai diberikan antibiotika sistemik profilaksis dan dilanjutkan selama 5 hari, dapat menggunakan golongan ciprofloksasin oral/ cefotaxim i.v. Kemudian pasca operasi, diberikan antibiotika steroid topikal (ditentukan jenisnya) dan dosis pemberiannya. RHEGMATOGENOUS RETINAL DETACHMENT No Dokumen: No Revisi : Halaman 71/PPK/RSLM/2022 00 4 dari 5
Bila diperlukan dapat diberikan anti
nyeri. Bila didapatkan peningkatan TIO dapat diberikan antiglaukoma seperti timolol dan atau acetazolamid oral dan KSR. Pemberian NSAID topikal dan atau dapat diberikan pada keadaan edema palpebradan atau konjungtiva. Penderita yang telah dilakukan rawat inap kurang lebih selama 1 minggu dapat melakukan rawat jalan. Kecuali pada kasus dengan penyerta atau komplikasi yang membutuhkan perawatan lebih lanjut. 1. Menjelaskan bahwa gangguan penglihatan yang terjadi adalah akibat dari lepasnya lapisan saraf mata/ retina yang dapat disebabkan oleh faktor resiko antara lain kelainan minus tinggi, degenerasi retina perifer atau trauma. 9. Edukasi 2. Menjelaskan bahwa terapi dari penyakit ini adalah tindakan operatif yang (Hospital Health bertujuan untuk menempelkan kembali secara anatomis lapisan saraf Promotion) mata/retina yang lepas. 3. Menjelaskan bahwa prognosis visus setelah tindakan dapat membaik terutama pada kasus dengan fresh retinal detachment dan macula on. 1. Quo ad vitam : Dubois ad bonam 2. Quo ad visam dan Quo ad functionam : Dubia Prognosis baik pada kasus fresh retinal detachment terutama yang tidak 10. Prognosis mengenai makula, tidak didapatkan PVR dan segera dilakukan repair Prognosis buruk pada kasus longstanding retinal detachment dan macular detachment disertai PVR berat 11. Tingkat Evidens 1b 12. Tingkat A Rekomendasi 1. Prof. Dr. dr. Gatut Suhendro, SpM(KVR) 2. dr. Moestidjab, SpM(KVR) 3. dr. Wimbo Sasono, SpM(KVR) 13. Penelaah Kritis 4. dr. Muh. Firmansjah, SpM(K) 5. dr. Sauli Ari Widjaja, SpM 6. dr. Ima Yustiarini, SpM 7. dr. Ady Dwi Prakosa, SpM 1. Anatomical reattachment retina 14. Indikator (outcome) 2. Perbaikan tajam penglihatan 3. Perbaikan lapang pandangan RHEGMATOGENOUS RETINAL DETACHMENT No Dokumen: No Revisi : Halaman 71/PPK/RSLM/2022 00 5 dari 5
1. Brazikitos, Periklis, et al., 2005. Primary Pars Plana Vitrectomy Versus
Scleral Buckle for The Treatment of Pseudophakic Retinal Detachment. Volume 25. Pp 957-964. 2. Fabian ID, Kinori M, Efrati M, Alhalel A, Desatnik H, Hai OV, Katz G, Platner E, Moisseiev J, 2013. Pneumatic Retinopexy for The Repair of Primary Rhegmatogenous Retinal Detachment: A 10-year retrospective analysis: JAMA Ophthalmology 131(2): 166-171 3. Falavarjani KG, Alemzadeh SH, Modarres M, Parvaresh MM, Hashemi M, Naseripour M, Khanamiri HM, Askari S, 2015. Scleral buckling surgery for rhegmatogenous retinal detachment with subretinal proliferation: Eye 29: 509-514 4. Gratton I, Gazocchi M, Smonini F, Fattori CM, Citroni M, 2005. Argon laser phoyocoagulation in the management of retinal detachment and predisposing lesions: Laser in Surgery and Medicine 4(4): 337-344 15. Kepustakaan 5. Regillo C.,et al., 2011-2012. Basic and clinical science course : Retina and vitreous. San Fransisco: LEO- American Academy of Ophthalmology section 12. pp 292-299 6. Shinar Z., Chan L., Orlynsky M., 2009. Use of Ocular Ultrasound for the Evaluation of Retinal Detachment. The Journal of Medicine. Los Angeles. Volume 40. pp 53-57 7. Tornambe P. E., Hilton G. F., 1989. Pneumatic Retinopexy. A Multicenter Randomized Controlled Trial Comparing Pneumatic Retinopexy and Scleral Buckling. The Retinal Detachment Study Group. Europe PubMed Central. Pp 772-783. 8. Witmer MT, Kiss S, 2012. The Clinical Utility of Ultra-Wide-Field Imaging: Reviem of Ophthalmology August 2012. 9. Yang S., Jiang T., 2013. Vitrectomy combined with silicone oil tamponade in the treatment of severely traumatized eyes with no visual acuity or light perception. Int J Ophthalmology 2013; 6(2) ; 198-203